You are on page 1of 16

KELOMPOK 1

PUSING BERPUTAR
Skenario perempuan 30 tahun diantar keluarganya ke RS dengan keluhan
pusing sejak 2 hari yang lalu. Pusing dirasakan seperti berputar. Keluhan ini
dirasakan muncul tiba-tiba saat pasien berjanjak dari posisi duduk-berdiri.
Pusing kemudian berkurang setelah pasien tidur dan mata ditutup. Pusing
dirasakan kembali sejak 1 hari yang lalu. Pusing dirasakan seperti berputar
secara tiba-tiba saat kepala pasien menoleh terutama ke sebelah kanan dalam
keadaan berbaring. Pusing dirasakan selama10 menit. Pasien mengatakan
ruangan/lingkungan sekitar terasa seperti berputar. Keluhan lain disertai mual,
muntah dan tubuh dirasakan lemas. Muntah tidak menyemprot. Muntahan
berupa makanan dan minuman yang dimakan. BAB dan BAK dalam batas
normal. Keluhan rasa tebal atau kesemutan disekitar bibir disangkal. Pasien
mengaku pernah mengalami keluhan yang sama 1 tahun yang lalu. Riwayat
trauma kepala (+) 1,5 tahun yang lalu, otitis (-), sakit gigi (-)/ gigi berlubang
(-), hipertensi (-), DM (-). Keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan
yang sama dengan pasien. Pasien adalah pekerja yang cukup sibuk dengan jam
kerja 8-10 jam sehari, kebiasaan merokok dan minum alkohol disangkal. Hasil
pemeriksaan vital sign dalam batas normal, pemeriksaan fisik manuver Hallpike
(+), didapatkan nistagmus <2 detik, rombertg test (+).

1. Nistagmus
2. Tes romberg
3. Hallpike manuver
perempuan 30 tahun
Pusing :
sejak 2 hari yang lalu
dirasakan seperti berputar
muncul tiba-tiba saat pasien berjanjak dari posisi duduk-
berdiri
berkurang setelah pasien tidur dan mata ditutup.
Pusing dirasakan kembali sejak 1 hari yang lalu
10 menit.
mual, muntah dan tubuh dirasakan lemas
Riwayat trauma kepala (+) 1,5 tahun yang lalu
Hasil pemeriksaan vital sign dalam batas normal
pemeriksaan fisik manuver Hallpike (+)
didapatkan nistagmus <2 detik
rombertg test (+)

1. Bagaimana mekanisme pusing ?
2. Apa saja jenis pusing ?
3. Bagaimana hubungan mual dengan pusing?


Pusing yang diakibatkan oleh adanya gangguan pada telinga
bersamaan dengan memburuknya fungsi organ pengatur
keseimbangan dan selaput gendang. Yang akan dirasakan adalah
telinga berdenging dan gangguan pendengaran. Contoh dari kasus
ini adalah meniere syndrom dan gangguan pendengaran yang timbul
secara mendadak. Sedangkan jenis pusing yang tidak disertai
gangguan pada pendengaran antara lain BPPV (Benign Paroxysmal
Positional Vertigo) dan radang pada vestibulum.
Sedangkan pusing yang dakibatkan oleh gangguan pada otak
disebabkan karena memburuknya aliran darah pada arteri yang
bertugas untuk mengirim zat gizi dan unsur asam. Hal tersebut
dapat disebabkan oleh stres atau penyempitan pada arteri. Keadaan
ini dapat menjadi penyebab berbagai macam gangguan pada otak,
misalnya perdarahan, infraksi, kanker, dan berbagai macam
penyakit lain yang dapat mengancam keselamatan jiwa.


Type Vestibulair : rasa berputar yang bersifat satu
sisi/unidireksional, yang terjadi akibat gangguan
vestibular perifer unilateral akut (gangguan
labirin/cairan dalam rumah siput didalam rongga
telinga bagian dalam).
Type Nistagmus semisirkularis-okuler : rasa berputar
yang bersifat eksitasi sesuai perjalanan refleks
kanalis semisirkularis-okuler (terowongan saraf
reflek dari saraf bola mata yang berjalan melingkar).
Type Nistagmus sentral : rasa berputar yang berubah
arah pada berbagai arah pandangan (nistagmus
multidireksional, lebih sering ditemukan pada kasus
intoksikasi/keracunan seperti keracunan obat atau
bahan makanan yang mengandung racun).

Reseptor alat keseimbangan yang terdiri dari reseptor mekanik
di vestibulum, cahaya di retina dan propioreseptif akan
menangkap informasi kemudian diteruskan dengan perpindahan
cairan endolimfe di labirin selanjutnya bulu (cilia) dan sel rambut
(hair cell) akan menyebabkan permeabilita membrane sel
berubah sehingga ion kalsium masuk ke dalam sel menyebabkan
terjaid depolarisasi dan merangsang pelepasan neurotransmitter
eksitatorik saraf aferen ke pusat-pusat alat keseimbangan di
otak kecil, korteks serebri hipotalamus dan pusat otonomik.
Rangsangan tersebut kemudian diteruskan di berbagai tmpat di
otak salah satunya pada Chemoreseptor Triger Zone (CTZ) yang
merupakan pusat muntah. Sehingga timbul gejala muntah.
Muntah juga dapat terjadi etika vomite centre diaktifkan oleh
salah satu dari tiga tempat: traktus digestif, mekanisme
keseimbangan di telinga dan otak. Vomit center mengirimkan
pesan ke dua diagram, yang menekan perut dan dinding
abdominal yang menyebabkan perut mengeluarka cairan melalui
esophagus

Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)
merupakan gangguan yang sering terjadi
yang menimbulkan episode-episode singkat
vertigo pada perubahan posisi kepala yan g
menstimulasi kanalis semisirkularis posterior
di telinga bagian dalam.

Benign Paroxysmal Potitional Vertigo (BPPV)
adalah gangguan keseimbangan perifer yang
sering dijumpai, kira-kira 107 kasus per
100.000 penduduk, kasus ini lebih banyak
pada Wanita daripada Pria dan terjadi pada
segala usia namu semakin tua usia (50-70
tahun) resikonya semakin tinggi.
Jarang ditemukan pada orang berusia
dibawah 35 tahun yang tidak memiliki riwayat
cedera kepala.

Primer atau idiopatik (kelompok yang paling banyak
ditemukan), sekitar 50-70% kasus
Trauma kepala (7-17% kasus)
Neurolabirinitis akibat virus
Otitis media
Pembedahan telinga (dalam)
Perubahan degeneratife karena usia tua
Kelainan pembuluh darah
Penyebab yang paling jarang :
Labirinitis virus (15% kasus)
Neuritis vestibuler
Pasca stapedektomi
Fistula perilimfe dan penyakit meniere (5% kasus)

1. Teori Cupulolithiasis
2. Teori Canalithiasis

1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisis


Vestibular Neuritis
Labirintitis
Penyakit Meniere

Penatalaksanaan utama pada BPPV adalah manuver untuk mereposisi debris yang
terdapat pada utrikulus. Yang paling banyak digunakan adalah manuver seperti
yang diperlihatkan pada gambar di bawah. Manuver mungkin diulangi jika pasien
masih menunjukkan gejala-gejala. Bone vibrator bisa ditempatkan pada tulang
mastoid selama manuver dilakukan untuk menghilangkan debris.
Pasien digerakkan dalam 4 langkah, dimulai dengan posisi duduk dengan kepala
dimiringkan 45o pada sisi yang memicu. (1) pasien diposisikan sama dengan
posisi Hall-pike sampai vertigo dan nistagmus mereda. (2) kepala pasien
kemudian diposisikan sebaliknya, hingga telinga yang terkena berada di atas dan
telinga yang tidak terkena berada di bawah. (3) seluruh badan dan kepala
kemudian dibalikkan menjauhi sisi telinga yang terkena pada posisi lateral
dekubitus, dengan posisi wajah menghadap ke bawah. (4) langkah terakhir adalah
mendudukkan kembali pasien dengan kepala ke arah yang berlawanan pada
langkah 1.
Operasi dilakukan pada sedikit kasus pada pasien dengan BPPV berat. Pasien ini
gagal berespon dengan manuver yang diberikan dan tidak terdapat kelainan
patologi intrakranial pada pemeriksaan radiologi. Gangguan BPPV disebabkan oleh
respon stimulasi kanalis semisirkuler posterior, nervus ampullaris, nervus
vestibuler superior, atau cabang utama nervus vestibuler. Oleh karena itu, terapi
bedah tradisional dilakukan dengan transeksi langsung nervus vestibuler dari
fossa posterior atau fossa medialis dengan menjaga fungsi pendengaran.

You might also like