PELATIHAN PEMBUATAN PENGAWET IKAN DARI KUBIS YANG ALAMI DAN AMAN BAGI KESEHATAN TUBUH
BIDANG KEGIATAN: PKM Pengabdian Masyarakat
Diusulkan oleh : Arinda Lailatul K. (4101412109) 2012 Awwalufika Ulya F. (4101412117) 2012 Isna Laili Hikmah (1102412097) 2012 Ratnasari (4301412035) 2012 Siti Nurjanah (4301411108) 2011
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG 2013
2
3
DAFTAR ISI
COVER ......................................................................................................................... 1 HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... 2 DAFTAR ISI ................................................................................................................ 3 RINGKASAN .............................................................................................................. 4 PENDAHULUAN A. JUDUL ................................................................................................. 5 B. LATAR BELAKANG MASALAH ........................................................ 5 C. PERUMUSAN MASALAH .................................................................... 6 D. TUJUAN .................................................................................................. 7 E. LUARAN YANG DIHARAPKAN ....................................................... 7 F. KEGUNAAN PROGRAM .................................................................. 7 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN ............................................. 8 METODE PELAKSANAAN ..................................................................................... 9 RANCANGAN BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ........................................... 12 LAMPIRAN-LAMPIRAN LAMPIRAN 1 : BIODATA KETUA DAN ANGGOTA ............................. 13 LAMPIRAN 2 : JUSTIFIKASI ANGGARAN KEGIATAN....................... 18 LAMPIRAN 3 : SUSUNAN ORGANISASI ................................................. 19 LAMPIRAN 4 : PERNYATAAN KESEDIAAN DARI MITRA ............... 20 LAMPIRAN 5 : GAMBARAN TEKNOLOGI YANG AKAN DITERAPKEMBANGKAN ............................................... 21 LAMPIRAN 6 : SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA ........... 22
4
RINGKASAN
Demi meningkatkan kualitas pangan dan meminimalkan penggunaan pengawet berbahaya pada makanan, kami ingin menyebarluaskan pengetahuan tentang cara mengawetkan hasil laut dengan alami, aman bagi kesehatan tubuh, dan metodenya pun cukup sederhana. Dengan pelatihan pembuatan pengawet alami ini, diharapkan masyarakat Pekalongan dan sekitarnya dapat menghindari pengawet berbahaya seperti formalin dalam mengawetkan makanannya, terutama ikan. Kami menggunakan kubis sebagai sarana pengawet ikan. Berikut ini adalah langkah pembuatan pengawet kubis : 1. Mengiris limbah kubis sepanjang dua sentimeter sebanyak 100 gram 2. Masukkan ke dalam toples yang bagian luarnya ditutup dengan kantong plastik berwarna hitam 3. Menambahkan irisan limbah kubis dengan larutan garam 2,5% dengan konsentrasi limbah kubis 100g/L kemudian diaduk rata dan ditutup rapat 4. Menginkubasi (mendiamkan) selama enam hari pada suhu ruang dan dibiarkan terjadi proses fermentasi dan terbebas dari oksigen 5. Hasil fermentasi disaring sehingga diperoleh larutan fermentasi limbah kubis yang siap digunakan sebagai bahan pengawet. 6. Ikan direndam dalam larutan kubis dalam waktu lima menit, tiga puluh menit, dan satu jam selanjutnya ditutup menggunakan cling warp. 7. Ikan yang telah dikemas menggunakan cling warp langsung disimpan dalam pendingin dengan suhu 5 0 C-10 0 C
5
BAB I. PENDAHULUAN
A. JUDUL Pelatihan Pembuatan Pengawet Ikan dari Kubis yang Alami dan Aman bagi Kesehatan Tubuh. B. LATAR BELAKANG MASALAH Pangan merupakan salah satu faktor yang langsung berpengaruh terhadap kondisi kesehatan manuasia. Pangan yang aman, bermutu dan bergizi dibutuhkan tubuh untuk menunjang aktivitas. Namun sebaliknya, pangan yang tidak memenuhi standar keamanan, mutu dan gizi akan membahayakan kesehatan tubuh. Oleh karena itu, pemilihan pangan sebelum dikonsumsi sangat penting agar terhindar dari produk pangan yang tidak memenuhi standar serta dapat membahayakan kesehatan. Salah satu yang perlu diperhatikan dalam memilih pangan adalah bahan tambahan yang digunakan dalam produk pangan. Pangan yang aman harus menggunakan bahan tambahan yang oleh pemerintah dinyatakan aman untuk digunakan pada pangan. Pedagang yang tidak mengerti atau tidak peduli terhadap keamanan pangan adakalanya menggunakan bahan yang tidak diperbolehkan untuk ditambahkan dalam pangan. Pangan inilah yang perlu diwaspadai dan dihindari untuk dikonsumsi. Salah satu bahan yang dilarang digunakan untuk pangan adalah Formalin. Formalin sangat berbahaya bagi kesehatan, tidak hanya menimbulkan efek jangka pendek, misalnya mual, muntah diare, dsb, namun juga menimbulkan efek jangka panjang, misalnya luka pada ginjal, paru, dan kanker. Formalin dipilih karena memiliki daya pengawetan yang relative lebih lama daripad es batu. Selain itu, harganya juga relative terjangkau sehingga pedagang bisa mendapatkan keuntungan yang lebih. Namun penggunaan formalin ini memiliki dampak negatif jangka panjang terhadap kesehatan 6
manusia apabila dikonsumsi secara langsung oleh tubuh, yaitu melalui bahan pangan. Maraknya penggunaan formalin sebagai pengawet alami memotivasi penulis untuk memberian solusi alternative bahan pengawet yang masih aman bagi tubuh. Dalam hal ini penulis memilih larutan fermentasi limbah kubis sebagai bahan pengawet alami. Kubis (Brassica olerace) merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak tumbuh di daerah dataran tinggi. Jenis kubis ada beberapa macam, diantaranya kubis putih dan kubis hijau. Selama ini kubis dijual hanya sebagai sayuran saja dalam jumlah kecil (Wikipedia, 2011). Pemakaian kubis sebagai sayuran terkadang menghasilkan limbah yang tidak pernah digunakan. Kita dapat menjumpai limbah kubis di pasar. Seringkali produsen membuang lapisan terluar kubis karena tidak layak untuk dikonsumsi akibat faktor kotor dan dapat menurunkan harga jual. Akan tetapi limbah kubis yang biasanya tidak digunakan tersebut masih menyimpan kandungan gizi, terutama karbohidrat untuk dimanfaatkan dalam fermentasi asam laktat untuk menghasilkan bakteri asam laktat Dari beberapa alasan tersebut kami ingin menyebarluaskan informasi dan memberikan pelatihan kepada masyarakat agar tanaman yang sering dianggap kurang berguna ini mempunyai niai tambah, selain itu agar penggunaan formalin dalam produk makanan dapat ditekan.
C. PERUMUSAN MASALAH Pada program kreativitas mahasiswa dalam bidang pengabdian kepada masyarakat ini kami mengangkat rumusan masalah sebagai berikut . a. Bagaimana memberikan informasi tentang bahaya formalin? b. Bagaimana membuat bahan pengawet alami yang aman bagi kesehatan sebagai pengganti formalin dalam mengawetkan bahan pangan? c. Bagaimana memanfaatkan dan meningkatkan daya guna kubis sebagai bahan pengawet alami?
7
D. TUJUAN Program ini bertujuan sebagai berikut . a. Memberikan informasi tentang bahaya formalin b. Memanfaatkan dan meningkatkan daya guna kubis sebagai pengawet alami. c. Melatih masyarakat dalam penggunaan kubis sebagai pengawet ikan yang aman d. Untuk menumbuhkan jiwa kepedulian mahasiswa dan melatih mahasiswa berfikir kritis dalam menghasilkan produk bermutu dan bermanfaat bagi masyarakat. e. Meningkatkan peranan mahasiswa dalam masyarakat, khususnya dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN Luaran yang hendak dicapai dalam program ini adalah. a. Masyarakat paham akan bahaya formalin dan beralih menggunakan pengawet kubis yang lebih aman bagi kesehatan. b. Masyarakat dapat membuat pengawet makanan sendiri dari pengawet kubis c. Meningkatkan kreativitas inovatif mahasiswa dan masyarakat dalam rangka bereksperimen serta menemukan hasil karya yang bermanfaat dan tepat guna.
F. KEGUNAAN PROGRAM Manfaat yang dapat diambil dari program ini dalah sebagai berikut. a. Menambah nilai guna dari kubis b. Mengatasi pencemaran lingkungan dari sampah organik c. Memberi kontribusi terkait masalah kesehatan di Indonesia yang sebagian besar disebabkan oleh bahan makanan yang dikonsumsi 8
d. Memberikan keterampilan baru kepada masyarakat tentang cara pembuatan pengawet alami. BAB II. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Kota Pekalongan merupakan daerah yang berbatasan dengan pantai utara. Mata pencaharian sebagian penduduknya merupakan nelayan. Di Kota ini terdapat pelabuhan perikanan terbesar di pulau Jawa yang sering menjadi transit dan area pelelangan hasil tangkapan laut oleh para nelayan dari berbagai daerah. Di pelabuhan yang sekaligus dikenal sebagai Tempat Pelelangan inilahkami akan melakuan pelatihan pembuatan pengawetalami dari kubis. Pasokan ikan di tempat pelelangan ikan pekalongan tersebut mencapai lebih dari 1 ton tiap harinya. Penjualan ikan akan mengalami fluktuasi pada kondisi tertentu ikan akan terjual habis dan pada kondisi lain ikan akan tersisa, sehingga hal ini akan merugikan pedagang ikan. Untuk itu biasanya para pedagang mengawetkan ikannya dengan cara merendamnya dengan es yang sebenarnya cara tersebut tidak efektif. Hal ini dikarenakan ikan dengan perendaman es hanya mampu bertahan maksimal satu hari. Oleh karena itu pedagang mulai mencari alternatif lain guna menghasilkan keuntungan yang besar. Tak jarang cara-cara yang kurang baikpun ditempuh, salah satunya yaitu dengan menggunakan formalin sebagai pengawet. Dilihat dari segi kesehatan, formalin sangat berbahaya karena dapat menyebabkan berbagai macam penyakit termasuk kanker. Jika hal ini terus dibiarkan maka dikhawatirkan akan berdampak negatif bagi lingkungan sekitar terutama konsumen. Maka dengan menimbang bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan formalin ini, kami ingin memberikan penyuluhan dan pelatihan penggunaan pengawet alternatif yang aman bagi kesehatan. Penyuluhan dan pelatihan tentang pengawet alami ini dipilih karena dilihat dari ketersediaan bahan baku kubis relatif mudah ditemui dan harganyapun relatif murah. Selain itu dengan adanya penyuluhan dan 9
pelatihan ini masyarakat akan mempunyai keterampilan baru dalam pengolahan bahan organik yang sering dianggap kurang berguna. BAB III. METODE PELAKSANAAN
Realisasi pelaksanaan kegiatan pengabdian sesuai dengan program yang diusulkan berupa pelatihan pembuatan pengawet alami dengan bahan kubis kepada pedagang mie dan bakso. Kubis dipilih sebagai bahan karena melimpahnya sayuran ini sedangkan tingkat kebutuhan akan kubis tidak begitu tinggai, akhirnya kubispun menjadi sampah organik yang menimbulkan masalah lingkungan. Pembuatan pengawet alami ini dilakukan dengan metode fermentasi kubis. Hal ini dilakukan karena pada kubis menyimpan kandungan gizi, terutama karbohidrat untuk dimanfaatkan dalam fermentasi asam laktat untuk menghasilkan bakteri asam laktat. Metode pelaksanaan pada program pengabdian masyarakat ini yaitu dengan metode transfer ilmu dari mahasiswa kepada pihak yang diberi penyuluhan. Adapun tahapan pelaksanaan program yaitu sebagai berikut.
1. Persiapan Adapun kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada tahap persiapan yaitu Persiapan Pelaksanaan kegiatan Evaluasi Pembuatan Laporan Gambar 1. Diagram Alir Tahapan Pelaksanaan Program
10
1) Survei tempat pelaksanaan kegiatan 2) Pembuatan proposal dan penyelesaian administrasi perijinan tempat atau lokasi pengabdian masyarakat. 3) Pembuatan modul pelatihan pembuatan pengawet alami berbahan kubis. 4) Pembuatan video tutorial bahaya formalin dan pembuatan pengawet alami berbahan kubis. 5) Perbanyakan modul sesuai dengan jumlah peserta. 2. Pelaksanaan kegiatan Kegiatan pengabdian akan dilaksanakan setelah semua perijinan dan persiapan peralatan sudah selesai dilakukan. Kegiatan akan dilaksanakan di Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak. Dalam pelaksanaanya kegiatan ini akan disosialisasikan langsung ke pedagang ikan setelah sebelumnya berkoordinasi dengan kepala desa setempat. Selain melakukan kegiatan di atas kita juga melakukan penyuluhan dan pelatihan pembuatan pengawet alami dari kubis secara langsung kepada pedagang ikan. Kegiatan pertama yang dilakukan adalah pemberian penyuluhan dengan materi bahaya formalin dan pengawet alternatif yang murah dan aman. Lalu dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan pengawet kubis dengan metode fermentasi. Berikut ini adalah langkah pembuatan pengawet kubis. 1) Mengiris limbah kubis sepanjang dua sentimeter sebanyak 100 gram 2) Masukkan ke dalam toples yang bagian luarnya ditutup dengan kantong plastik berwarna hitam 3) Menambahkan irisan limbah kubis dengan larutan garam 2,5% dengan konsentrasi limbah kubis 100g/L kemudian diaduk rata dan ditutup rapat 11
4) Menginkubasi (mendiamkan) selama enam hari pada suhu ruang dan dibiarkan terjadi proses fermentasi dan terbebas dari oksigen 5) Hasil fermentasi disaring sehingga diperoleh larutan fermentasi limbah kubis yang siap digunakan sebagai bahan pengawet. 6) Ikan direndam dalam larutan kubis dalam waktu lima menit, tiga puluh menit, dan satu jam selanjutnya ditutup menggunakan cling warp. 7) Ikan yang telah dikemas menggunakan cling warp langsung disimpan dalam pendingin dengan suhu 5 0 C-10 0 C
3. Evaluasi Evalusi ini bertujuan untuk melihat perkembangan program yang dilaksanakan, untuk mengetahui kendala yang ada, cara menanganinya sehingga program pengabdian yang dilakukan benar-benar efektif dan maksimal. Evaluasi yang terakhir yaitu berupa praktek pembuatan secara langsung dan mandiri. Selain itu juga dilakukan pemantauan terhadap makanan yang dijajakkan para pedagang.
4. Pembuatan Laporan 1) Pembuatan Laporan Awal Pembuatan laporan awal disesuaikan dengan hasil yang telah dicapai selama melakukan pembinaan terhadap anak panti asuhan Sunan Ampel Malang. 2) Revisi Laporan Revisi laporan dilakukan apabila terjadi kesalahan pada pembuatan laporan awal. 3) Pembuatan Laporan Akhir Pembuatan laporan akhir dilakukan setelah melakukan revisi laporan agar dalam penyusunan laporan akhir diperoleh hasil yang lebih baik. 12
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
A. RANCANGAN BIAYA
1. Peralatan Penunjang PKM Rp. 3.550.000,00 2. Biaya bahan habis pakai Rp. 5.110.000,00 3. Perjalanan Rp. 2.900.000,00 Jumlah Rp. 11.560.000,00
B. JADWAL KEGIATAN Jadwal kegiatan penyuluhan dan pelatiham pembuatan pengawet alami kubis.
Jenis Kegiatan Bulan-ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Persiapan Pelaksanaan Kegiatan
Evaluasi Pembuatan Laporan
13
14
4301411108 15
16
17
18
Lampiran 2 Justifikasi Anggaran Kegiatan
. 1. Bahan Habis Pakai HVS kuarto 2 rim @ Rp. 40.000,- Rp. 80.000,00 Tinta printer 2 buah @ Rp. 35.000,- Rp. 70.000,00 Log Book 1 buah @ Rp. 30.000,- Rp. 30.000,00 Ballpoint tinta 3 buah @ Rp. 10.000,- Rp. 30.000,00 Modul Rp. 500.000,00 Fotokopi dan jilid proposal Rp. 200.000,00 Bahan Baku Rp. 2.500.000,00 Konsumsi selama kegiatan Rp. 1.500.000,00 Dokumentasi Rp. 200.000,00 Jumlah Rp. 5.110.000,00 2. Peralatan penunjang White board Rp. 300.000,00 Hadiah dan sertifikat Rp. 500.000,00 Dekorasi Rp. 500.000,00 Karpet Rp. 800.000,00 Acara seremonial pembukaan Rp. 1.300.000,00 Sewa LCD 1 unit Rp. 150.000,00 Jumlah Rp. 3.550.000,00 3. Perjalanan dan Akomodasi Survei lapangan 1 kali Rp. 200.000,00 Transportasi kegiatan 10 kali Rp. 2 .000.000,00 Penginapan Rp. 700.000,00 Jumlah Rp. 2.900.000,00 4. Rekapitulasi Biaya Bahan habis pakai Rp. 5.110.000,00 Peralatan penunjang Rp. 3.550.000,00 Perjalanan dan Akomodasi Rp. 2.900.000,00 19
Jumlah Rp. 11.560.000,00 Lampiran 3 SUSUNAN ORGANISASI TIM KEGIATAN DAN PEMBAGIAN TUGAS
Ketua : Arinda Lailatul Karimah PJ administrasi : Awwalufika Ulya Faelasuffah PJ Acara : Ratnasari PJ teknologi : Siti Nurjannah Humas : Isna Laili Hikmah
Ketua : bertanggung jawab atas semua kegiatan yang dilakukan, mengkoordinir seluruh anggota, membuat jadwal kegiatan. PJ Administrasi : bertanggung jawab atas data-data, keuangan, dokumentasi. PJ Acara : koordinator atas persiapan susunan acara dan perlengkapan yang dibutuhkan. PJ Teknologi : Koordinator dalam pembuatan teknologi yang akan diterapkan. Humas : bertanggung jawab dalam koordinasi tim dengan pihak TPI.
20
21
Lampiran 5 GAMBARAN TEKNOLOGI YANG DITERAPKEMBANGKAN
Pembuatan pengawet berbahan dasar kubis ini membutuh alat- alat yang sederhana dengan metode yang dapat diterapkan secara mudah di kalangan masyarakat. Gambaran metode yang akan dilaksanakan yaitu 1) Mengiris limbah kubis sepanjang dua sentimeter sebanyak 100 gram 2) Masukkan ke dalam toples yang bagian luarnya ditutup dengan kantong plastik berwarna hitam 3) Menambahkan irisan limbah kubis dengan larutan garam 2,5% dengan konsentrasi limbah kubis 100g/L kemudian diaduk rata dan ditutup rapat 4) Menginkubasi (mendiamkan) selama enam hari pada suhu ruang dan dibiarkan terjadi proses fermentasi dan terbebas dari oksigen 5) Hasil fermentasi disaring sehingga diperoleh larutan fermentasi limbah kubis yang siap digunakan sebagai bahan pengawet. 6) Ikan direndam dalam larutan kubis dalam waktu lima menit, tiga puluh menit, dan satu jam selanjutnya ditutup menggunakan cling warp. 7) Ikan yang telah dikemas menggunakan cling warp langsung disimpan dalam pendingin dengan suhu 5 0 C-10 0 C
22
23
Lampiran 7. Denah Lokasi Mitra Kerja PEKALONGAN UTARA