You are on page 1of 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Gangguan pertumbuhan akibat gizi buruk tidak hanya terjadi di daerah
yang kurang pangan dan keluarga dengan kondisi sosial ekonomi rendah.
Bahkan di daerah penghasil pangan masih terjadi kasus gizi buruk, begitu juga
di perkotaan dan ditengah keluarga dengan kondisi sosial ekonomi menengah.
Penyebab gizi kurang dan gizi buruk dapat dipilah menjadi tiga hal, yaitu
pengetahuan dan perilaku serta kebiasaan makan, penyakit infeksi,
ketersediaan pangan. Prevalensi gizi kurang dan gizi buruk berdasarkan Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) dari tahun 2007 ke 2010, untuk gizi kurang tetap
130 dan untuk gizi buruk, dari 5,4 menjadi 4,9. Puskesmas Sugihmukti
memiliki 3 desa dalam wilayah kerjanya, dengan jumlah RW kurang lebih 50
dan jumlah penduduk kurang lebih 33.007 jiwa, tidak menutup kemungkinan
adanya gizi kurang pada masyarakatnya. Berdasarkan wawancara dengan
masyarakat setempat, diakui adanya gizi kurang akibat kurangnya
pengetahuan mengenai gizi seimbang, perilaku jajan sembarangan terutama
pada anak dan pola makan yang tidak teratur.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi dan Klasifikasi Gizi Kurang dan Gizi Buruk
Gizi Kurang adalah keadaan kurang gizi tingkat sedang pada anak
disebabkan kurangnya asupan gizi. Berat badan per umur <-2 SD s/d -3 SD.
Gizi buruk adalah keadaan kurang gizi tingkat berat pada anak yang
disebabkan kurangnya asupan gizi yang berlangsung lama (kronis). Berat badan
per umur <-3 SD.

Status Gizi berdasarkan Penilaian Tabel Antropometri
Status gizi itu pada dasarnya adalah keadaan keseimbangan antara asupan
dan kebutuhan zat gizi yang diperlukan tubuh untuk tumbuh kembang terutama
untuk anak balita, aktifitas, pemeliharaan kesehatan, penyembuhan bagi mereka
yang menderita sakit dan proses biologis lainnya di dalam tubuh. Ukuran yang
digunakan dalam menentukan status gizi adalah berat badan, bisa juga tinggi
badan yang didasarkan pada umur, ukuran ini biasa disebut dengan ukuran
antropometri dan disajikan dalam bentuk indeks. Oleh karenanya hasil
dimanfaatkan atau digunakan untuk menilai keadaan gizi induvidu ataupun juga
penentuan status gizi masyarakat tentunya dengan menggunakan tabel
antropomteri (bukan KMS). Untuk assesment status gizi individu dengan indeks
BB/U dapat dilihat 4 kategori yaitu gizi lebih, gizi baik, gizi kurang dan gizi
buruk., sedangkan pada KMS yang hanya untuk melihat Naik-Turun/Tetap dan
BGM. Sementara untuk assesmen keadaan gizi masyarakat dapat menentukan
prevalensi gizi lebih, baik, kurang dan buruk.
Kategori Status gizi berdasarkan Indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur)
dipakai untuk melihat status gizi lebih, baik, kurang dan buruk, sedangkan TB/U
(Tinggi Badan menurut Umur) hanya untuk melihat Tinggi atau Pendek ataupun
Normal, bukan gizi kurangnya ataupun buruknya. Selain itu BB/TB (Berat Badan
menurut Tinggi Badan) untuk melihat gemuk atau kurus ataupun normal.
Gizi kurang dan gizi buruk dapat diklasifikasikan sebgai berikut :
1. Dewasa dibagi dalam dua bentuk yaitu Undernutrition (Kurang Zat
Gizi) dan Starvation (Kelaparan)
2. Anak-anak dalam bentuk PEM- Protein Energi Malnutrition
dikelompok menjadi : PEM ringan, PEM sedang dan PEM berat yang
terdiri dari Marasmus, Kwashiorkor dan Marasmus kwashiorkor.
2.2 Mendeteksi Gizi Kurang dan Gizi Buruk
Anak-anak gizi buruk dengan tanda-tanda klinis ini dapat dideteksi
Kekurangan Energi Protein (KEP) melalui :
1. Penimbangan bulanan di Posyandu termasuk upaya-upaya kejar
timbangnya
2. Surveilens gizi/KLB Gizi Buruk
3. Manajemen Terpadu Balita Sakit
4. Poliklinik KIA/Tumbuh Kembang
Cara penilaian :
1. Menimbang berat badan secara teratur setiap bulan . Bila perbandingan
berat badan dengan umurnya dibawah 60% standar WHO-NCHS, maka
dapat dikatakan anak tersebut terkena busung lapar (Gizi Buruk).
2. Mengukur tinggi badan dan Lingkar Lengan Atas (LILA) bila tidak sesuai
dengan standar anak yang normal waspadai akan terjadi gizi buruk.
2.3 Hubungan Status Gizi dengan KMS
KMS hanya dipergunakan untuk pemantauan pertumbuhan perkembangan
balita naik, turun, dan BGM, yang dilakukan tiap bulannya. Sementara Penentuan
status gizi buruk atau Status gizi merupakan penilaian status gizi seseorang
dengan menggunakan tabel antropometri, yang dilakukan sekali setahun.
Walaupun penggunaan indeks sama yaitu Berat Badan menurut Umur (BB/U)
namun tetap tidak bisa di samakan, untuk tabel antropomteri hanya memiliki 4
kategori yaitu Gizi Lebih, Baik, Kurang dan Gizi buruk.
Berat Badan yang berada di Bawah Garis Merah (BGM) pada KMS
merupakan perkiraan untuk menilai seseorang menderita gizi buruk, tetapi bukan
berarti seseorang balita telah menderita gizi buruk, karena ada anak yang telah
mempunyai pola pertumbuhan yang memang selalu dibawah garis merah pada
KMS.
Persamaan antara KMS dan antropometri adalah sebagai Indikator Status
Gizi dengan menggunakan pendekatan Antropomteri atau keduanya
menggunakan hasil penimbangan Berat Badan dan juga umur, termasuk juga
Tinggi Badan.
2.4 Penyebab Masalah Gizi Kurang dan Gizi Buruk
Beberapa hal yang dapat menyebabkan anak menderita gizi kurang dan
gizi buruk antara lain :
1. Karena anak tidak mendapatkan makanan yang bergizi yang berguna bagi
pertumbuhan dan perkembangannya, serta mendapat pelayanan kesehatan
dasar untuk mencegah penyakit dan hidup dalam lingkungan yang aman.
2. Penyebab dari kurang energi protein (KEP) adalah makanan yang tidak
adekuat maksudnya intake makanan yang sangat kurang dari kebutuhan
akan zat gizi tubuh. Walaupun pada dasarnya Kejadian Kurang Energi
Protein (KEP) sangat tergantung dari :
Karakteristik individu (umur, cadangan nutrient)
Waktu dan hebatnya berlangsung defisiensi
Jenis makanan yang tersedia /dikonsumsi
Lingkungan terutama sanitasi lingkungan
Kesehatan perorangan
Dan pada anak sangat tergantung dari pola asuh orang tua yang
diberikan kepada sang anak.
Dari hasil penelitian ahli tumbuh kembang anak, ada empat alasan
mengapa terjadi gagal pertumbuhan yaitu :
1. Bayi tidak cukup mendapat makanan, khususnya makanan pendamping
2. Anak-anak memerlukan kata-kata lembut dan sentuhan-sentuhan penuh
kasih sayang yang dapat merangsang peningkatan hormon pertumbuhan
dan daya tahan tubuh.
3. Bayi bertambah aktif ketika mulai belajar berjalan. Kebutuhan makanan
perlu ditambah, namun banyak ibu tidak memberikan tambahan. Output
tidak sesuai dengan input.
4. Penyakit dan infeksi mempengaruhi penggunaan zat gizi dalam makanan.
Selain itu juga menyebabkan nafsu makan berkurang sehingga zat
makanan yang masuk dalam tubuh sedikit.
2.5 Tanda tanda Klinis Gizi Kurang dan Gizi Buruk
Untuk KEP ringan dan sedang, gejala klinis yang bisa dijumpai pada anak
adalah berupa kondisi badan yang tampak kurus. Sedangkan gejala klinis KEP
berat/gizi buruk secara garis besar bisa dibedakan menjadi tiga tipe yaitu
marasmus, kwashiorkor dan marasmic-kwashiorkor.
Gejala Klinis Kurang Energi Protein (KEP) dari marasmus adalah :
1. Wajah seperti orang tua
2. Cengeng dan Rewel
3. Sering disertai penyakit infeksi (diare, umumnya kronis berulang, TBC)
4. Tampak sangat kurus (tulang terbungkus kulit)
5. Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada
(~pakai celana longgar-baggy pants)
6. Perut cekung
7. Iga gambang

Gejala Klinis Kurang Energi Protein (KEP) dari kwashiorkor adalah :
1. Rambut tipis, merah, rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit,
rontok
2. Edema (bengkak pd kedua punggung kaki, bisa seluruh tubuh)
3. Kelainan kulit (dermatosis)
4. Wajah membulat dan sembab
5. Pandangan mata sayu
6. Pembesaran hati
7. Sering disertai penyakit infeksi akut seperti diare, ISPA dll
8. Apatis & rewel
9. Otot mengecil (hipotrofi)

Gejala Klinis Kurang Energi Protein (KEP) dari Marasmus-kwashiorkor pada
dasarnya adalah campuran dari gejala marasmus dan kwashiorkor, ciri khas yang
dapat terlihat secara klinis yakni :
1. Beberapa gejala klinik marasmus, terlihat sangat buruk dalam hal Berat
Badan (BB/U) berada dibawah < -3 SD dan bila di konfirmasi dengan
BB/TB dikategorikan sangat kurus: BB/TB < 3 SD).
2. Kwashiorkor secara klinis terlihat disertai edema yang tidak mencolok
pada kedua punggung kaki
2.6 Pencegahan
Untuk mencegah terjadinya gizi kurang dan gizi buruk dapat dilakukan
beberapa upaya antara lain:

1. Memberikan ASI eksklusif (hanya ASI) sampai anak berumur 6 bulan.
Setelah itu, anak mulai dikenalkan dengan makanan tambahan sebagai
pendamping ASI yang sesuai dengan tingkatan umur, lalu disapih setelah
berumur 2 tahun.
2. Anak diberikan makanan yang bervariasi, seimbang antara kandungan
protein, lemak, vitamin dan mineralnya. Perbandingan komposisinya:
untuk lemak minimal 10% dari total kalori yang dibutuhkan, sementara
protein 12% dan sisanya karbohidrat.
3. Rajin menimbang dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti program
Posyandu. Cermati apakah pertumbuhan anak sesuai dengan standar di
atas. Jika tidak sesuai, segera konsultasikan hal itu ke dokter.
4. Jika anak dirawat di rumah sakit karena gizinya buruk, bisa ditanyakan
kepada petugas pola dan jenis makanan yang harus diberikan setelah
pulang dari rumah sakit.
Jika anak telah menderita karena kekurangan gizi, maka segera berikan
kalori yang tinggi dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan gula. Sedangkan untuk
proteinnya bisa diberikan setelah sumber-sumber kalori lainnya sudah terlihat
mampu meningkatkan energi anak. Berikan pula suplemen mineral dan vitamin
penting lainnya. Penanganan dini sering kali membuahkan hasil yang baik. Pada
kondisi yang sudah berat, terapi bisa dilakukan dengan meningkatkan kondisi
kesehatan secara umum. Namun, biasanya akan meninggalkan sisa gejala kelainan
fisik yang permanen dan akan muncul masalah intelegensia di kemudian hari.
2.7 Pedoman Gizi Seimbang
2.7.1. Definisi Gizi Seimbang
Gizi seimbang adalah makanan yang dikonsumsi anak balita dalam satu
hari yang beraneka ragam dan mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat
pengatur sesuai dengan kebutuhan :
Gizi seimbang tersebut terdiri dari beberapa komponen gizi antara lain:
1. Zat pembangun (lauk pauk dan susu) untuk pertumbuhan
2. Zat pengatur (sayur dan buah) agar semua bagian tubuh dapat
melaksanakan tugas nya secara teratur
3. Zat tenaga (makanan pokok) diperlukan untuk sumber tenaga
Untuk membantu pemenuhan gizi, beberapa hal yang harus diperhatikan
antara lain:
1. Berikan hanya Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sampai berumur 6
bulan
2. Biasakan memberi makanan yang beraneka ragam sejak usia 6 bulan
Berikan selalu garam beryodium pada makanan balita.
3. Biasakan makan makanan bergizi


2.7.2 Pemberian Nutrisi Berdasarkan Usia
1. ASI Vs Susu Formula
Setiap makhluk memerlukan kandungan gizi yang berbeda (spesifik untuk
masing-masing jenisnya), jadi yang lain cocok untuk bayi manusia adalah ASI.
Keunggulan ASI :
- Zat gizi untuk perkembangan dan pertumbuhan serta zat-zat berguna untuk
otak
- Protein susunya lebih mudah diserap oleh tubuh dibandingkan dengan
protein susu sapi (susu sapi mengandung banyak casein, lebih sulit
dicerna)
- Enzim pencernaan bayi baru sempurna pada usia kurang lebih 5 bulan.
ASI mengandung enzim-enzim yang dapat membantu proses pencernaan,
sedangkan susu formula tidak mengandung enzim pencernaan.
- ASI pertama yang keluar pada awal kelahiran disebut kolostrum,
mengandung kadar protein tinggi untuk membantu pencernaan bayi.
- Mengandung zat yang berguna unuk pertahanan tubuh dari infeksi, dapat
membantu kekebalan bayi, dan mengandung zat yang dapat merangsang
pertumbuhan bakteri baik di susu bayi. Zat ini tidak terkandung dalam
susu formula.
- Cita rasa bervariasi tergantung oleh makanan atau minuman yang
dikonsumsi ibu.
- Pemberian ASI eksklusif pada bayi dapat juga berfungsi sebagai
kontrasepsi alami bagi Ibu.
- Dengan memberikan ASI secara psikologi dapat mempererat ikatan antara
ibu dan anak.
2. Makanan Anak Usia 0-6 bulan
Makanan yang baik dan tepat untuk anak usia 0-6 bulan antara lain
1) Berikan ASI yang pertama keluar dan berwarna kekuningan
(kolostrum)
2) Berikan hanya ASI (ASI eksklusif)
3) Jangan beri makanan/minuman selain ASI
4) Susui bayi sesering mungkin
5) Susui setiap bayi menginginkan, paling sedikit 8 kali sehari.
6) Jika bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan, lalu susui
7) Susui dengan payudara kanan dan kiri secara bergantian
8) Susui sampai payudara terasa kosong, lalu pindah ke payudara sisi
lainnya
3. Makanan Anak Usia 6-8 bulan
Makanan yang baik dan tepat untuk anak usia 6-8 bulan antara lain :
1) Terus berikan ASI
2) Mulai berikan makanan pendamping ASI (MP-ASI), contohnya
bubur susu dan bubur tim yang dilumatkan
3) Berikan MP-ASI secara bertahap sesuai umur
Cara Pemberian MP-ASI Pada Anak Usia 6-8 Bulan :
1) Berikan ASI dulu, kemudian MP-ASI
2) Berikan aneka makanan seperti telur, ayam ikan, tempe, tahu, daging,
sapi, wortel, bayam, santan, kacang hijau, minyak dan buah-buahan
seperti jeruk, pisang, dan pepaya.
3) Jika menggunakan MP-ASI buatan pabrik, baca cara pakainya.
Perhatikan tanggal kadaluarsa.
4) Berikan makanan selingan 2 kali sehari. Contoh nyua bubur kacang
hijau, pisang, biskuit, nagasari, dan kue lain.
5) Ajari anak makan sendiri dengan sendok
6) Ajari juga minum sendiri dengan gelas
7) Perhatikan kebersihan makanan
4. Makanan Anak Usia 9-11 bulan
Makanan yang baik dan tepat untuk anak usia 9-11 bulan antara lain:
1) Terus berikan ASI
2) Berikan MP-ASI yang lebih padat, contohnya bubur nasi, nasi tim, dan
nasi lembek
5. Makanan Anak Usia 1-2 tahun
Tabel 2.1 Makanan untuk anak usia 1-2 tahun
Umur Bentuk Makanan Berapa Kali Sehari
Berapa Banyak Setiap
Kali Makan
12-24
bulan
- Makanan
keluarga

- Makanan yang
- Makanan
keluarga 3-4
kali sehari

- gelas nasi/
penukar (200
cc)
- 1 potong kecil
dicincang atau
dihaluskan
jika
diperlukan
- ASI
- Makanan
selingan 2
kali sehari
- Teruskan
pemberian
ASI
ikan/ daging/
ayam/ telur
- 1 potong kecil
tempe/tahu atau
1 sdm kacang-
kacangan
- gelas sayur
- 1 potong buah
- gelas bubur/1
potong kue/ 1
potong buah


6. Makanan Anak Usia 2-3 tahun
Makanan yang baik dan tepat untuk anak usia 2-3 tahun antara lain:
13-14

1) Lanjutkan beri makan makanan orang dewasa
2) Tambahkan porsinya menjadi piring
3) Beri makanan selingan 2 kali sehari
4) Jangan berikan makanan manis sebelum waktu makan, sebab bisa
mengurangi nafsu makan.
7. Makanan Anak Usia 3-5 tahun
Makanan yang tepat untuk anak usia 3 sampa 5 tahun adalah sebagai
berikut:
14

1) Tambahkan porsinya menjadi piring makanan orang dewasa
2) Beri makanan selingan 2 kali sehari
3) Jangan berikan makanan manis sebelum waktu makan, sebab bisa
mengurangi nafsu makan.
4) Bisa diberikan tambahan susu formula sebagai pelengkap

















BAB III
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

3.1 Prioritas Masalah
1. Masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya
gizi seimbang
2. Para kader yang merupakan teladan bagi masyarakat, masih kurang
termotivasi dan sadar untuk menjalankan gizi seimbang dalam kehidupan
pribadinya sehari hari.

3.2 Metode Intervensi
Penyuluhan dan diskusi berupa tanya jawab dengan para kader di wilayah
kerja Puskesmas Sugihmukti.











BAB IV
PELAKSANAAN

Pelaksanaan program Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat dilakukan melalui
kegiatan penyuluhan mengenai jenis jenis gizi kurang dan gizi buruk,
pencegahan gizi kurang, dan gizi seimbang. Hal ini merupakan salah satu upaya
untuk menyehatkan masyarakat, mencegah timbulnya kasus gizi kurang dan gizi
buruk, dan menurunkan angka gizi kurang dan gizi buruk.

4.1 Judul Penyuluhan
Judul kegiatan penyuluhan yaitu, Gizi Tepat, Anak Sehat

4.2 Waktu dan Tempat Penyuluhan
Waktu dan tempat penyuluhan dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal : Kamis, 19 September 2013
Waktu : 09.00 10.00 WIB
Tempat : Balai Desa Sugihmukti

4.3 Sasaran Penyuluhan
Sasaran penyuluhan ini adalah ibu kader desa Sugihmukti yang berada di
wilayah kerja Puskesmas Sugihmukti sejumlah 25 orang. Diharapkan sekitar 80%
dari jumlah sasaran hadir pada saat penyuluhan.

4.4 Alat dan Bahan Penyuluhan
4.4.1 Alat Bantu (Peraga) Penyuluhan
Peraga yang digunakan pada penyuluhan ini adalah laptop, infocus, dan
power point yang berisi materi penyuluhan. Penggunaan power point dipilih
sebagai alat bantu penyuluhan ini agar dapat menstimulus indera penglihatan dan
pendengaran selama acara berlangsung.

4.4.2 Bahan Penyuluhan
Bahan yang digunakan untuk memberikan materi pengetahuan tentang gizi
Kurang, gizi buruk, penyebab gizi kurang dan gizi buruk, pencegahan gizi kurang
dan gizi buruk, dan gizi seimbang. Multimedia audiovisual ini dipilih sebagai
media penyuluhan ditujukan untuk percepatan transfer pengetahuan kesehatan
secara interaktif kepada segenap lapisan masyarakat. Melalui media ini
diharapkan dapat menyampaikan pesan kesehatan secara lebih nyata dan mudah
diingat sehingga memungkinkan penyampaian materi kesehatan yang lebih
beragam.









4.4.3 Materi Penyuluhan










BAB V
MONITORING DAN EVALUASI

Setelah dilakukan penyuluhan mengenai gizi kurang dan gizi buruk baik
dari segi penyebabnya, gejalanya, pencegahannya, dan mengenai gizi seimbang,
masyarakat diharapkan dapat mengimplementasikan ilmu yang didapat sehingga
angka kejadian gizi kurang maupun gizi buruk dapat ditekan. Anak anak yang
datang ke Puskesmas Sugihmukti baik untuk imunisasi, maupun untuk berobat
diharapkan ditimbang berat badannya, dan dicatat untuk mengetahui
perkembangan berat badan anak.

You might also like