You are on page 1of 7

LTM 2 - Perancangan Tata Letak (Layout) Pabrik Obat Genetik Sediaan Injeksi Gen VEGF 121

Teknologi Obat dan Kosmetik 1


PERANCANGAN TATA LETAK (LAYOUT) PABRIK OBAT GENETIK
SEDIAAN INJEKSI GEN VEGF121
Kelompok 8 - Anissa Permatadietha Ardiellaputri (1006661203)

Abstrak
Pada pembuatan obat, pengendalian menyeluruh adalah sangat esensial untuk menjamin bahwa
konsumen menerima obat yang bermutu tinggi. CPOB merupakan pedoman yang bertujuan untuk
memastikan agar mutu obat yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan tujuan penggunaan-
nya. Pedoman ini menjadi dasar dari perancangan tata letak setiap komponen pabrik, yang mana
hal ini didasari oleh dua prinsip utama, yakni principle of minimum distance dan zoning system.
Pada prinsip pertama, pola aliran fasilitas pabrik (diagram of facility flow) menjadi dasar analisa
tata letak pabrik, karena disini digambarkan bukan saja dalam bentuk peta aliran proses tetapi juga
layout sebenarnya dari pabrik yang direncanakan. Diagram ini kemudian akan membantu
identifikasi gerakan perpindahan material serta sarana penunjang untuk meningkatkan kualitas
produksi. Di sisi lain pada prinsip zoning, akan dipertimbangkan fasilitas produksi yang dinilai kritis
dari segi karakteristik areanya. Hal ini penting untuk menjaga agar proses produksi terhindar dari
kontaminasi silang yang sering terjadi pada indusri farmasi pada umumnya. Keseluruhan proses
ini akan berpatokan pula pada regulasi-regulasi lain yang akan menjadi standar agar perancangan
mampu melewati proses evaluasi sebelum pabrik ini menerima izin pendirian.

Kata kunci: CPOB, layout, principle of minimum distance, zoning system, diagram of facility flow.


1. Prinsip Dasar Perancangan Tata Letak (Layout) Pabrik

Tata letak pabrik adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Perancangan tata letak
pabrik atau tata letak fasilitas dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas
pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi. Pengaturan tersebut akan memanfaatkan
luas area untuk penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan
perpindahan material, penyimpanan material baik yang bersifat temporer maupun permanen,
personel pekerja, dan sebagainya (Neufert, 2002).

Sebagai bagian dari industri farmasi, pabrik obat genetik sediaan injeksi gen VEGF121 wajib
memebuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Pada persyaratan industri
farmasi yang tercantum dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.245/Menkes/SK/V/1990,
dinyatakan bahwa industri farmasi dalam seluruh aspek dan rangkaian kegiatan pembuatan obat
dan/atau bahan obat wajib menerapkan Pedoman CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) atau
dikenal juga sebagai GMP (Good Manufacturing Practice). Mengacu pada ketentuan tersebut,
perancangan tata letak (layout) pabrik ini kemudian akan berpedoman pada CPOB Edisi Tahun
2006 (edisi terbaru) disebut juga dengan cGMP.

Pada Bab 3 CPOB (BPOM, 2006) mengenai Bangunan dan Fasilitas, tercantum pedoman dasar
terkait dengan tata letak setiap ruangan yang berada di dalam area pabrik. Prinsip dasar dalam
perancangan tata letak (layout) sebuah pabrik obat adalah Bangunan dan fasilitas untuk
pembuatan obat hendaklah memiliki desain, konstruksi dan letak yang memadai, serta disesuaikan
kondisinya dan dirawat dengan baik untuk memudahkan pelaksanaan operasi yang benar. Tata
letak dan desain ruangan harus dibuat sedemikian rupa untuk memperkecil risiko terjadinya
kekeliruan, pencemaran-silang dan kesalahan lain, serta memudahkan pembersihan, sanitasi dan
perawatan yang efektif untuk menghindari pencemaran silang, penumpukan debu atau kotoran,
dan dampak lain yang dapat menurunkan mutu obat.

Terdapat dua prinsip utama yang harus dipertimbangangkan dalam merancang layout bangunan
industri farmasi;
a) Principle of Minimum Distance
Sebelum dibuat layout bangunan industri farmasi harus dipelajari seksama flow of process
dari sediaan obat yang akan diproduksi. Untuk ruang pengolahan dari proses yang
berurutan maka posisinya harus berdekatan pula agar tercapai efisiensi.
LTM 2 - Perancangan Tata Letak (Layout) Pabrik Obat Genetik Sediaan Injeksi Gen VEGF 121

Teknologi Obat dan Kosmetik 2
b) Zoning System
Ruangan-ruangan yang terdapat dalam bangunan produksi harus terkotak-kotak/zoning
agar dapat terpisah mutlak dengan ruang disebelahnya termasuk memiliki supplai siklus
udara bersih yang terpisah sehingga dapat dihindari terjadinya Cross Contamination/
kontaminasi silang.

1.1. Principle of Minimum Distance

Berdasarkan pada Pedoman CPOB (BPOM, 2006), Bab 3 mengenai Bangunan dan Fasilitas,
prinsip jarak minimum dijelaskan lebih detail pada poin 3.12. Pada poin ini dinyatakan bahwa tata
letak area produksi dirancang sedemikian rupa untuk:
memungkinkan kegiatan produksi dilakukan di area yang saling berhubungan anatar satu
ruangan dengan ruangan lain mengikuti urutan tahap produksi dan menurut kelas
kebersihan yang dipersyaratkan;
mencegah kesesakan dan ketidakteraturan yang berdampak pada kontaminasi silang; dan
memungkinakan terlaksananya komunikasi dan pengawasan yang efektif.

Bertolak kepada prinsip tersebut, penulis mengidentifiksi terlebih dahulu flow of process dari pabrik
obat sediaan injeksi gen VEGF 121, yang dapat dilihat pada Gambar 1.


Gambar 1 Diagram of Facility Flow

Berdasarkan Gambar 1, berikut adalah jenis-jenis area yang ada di dalam pabrik obat VEGF121.
Area Penyimpanan
Area ini dkalsifikasikan menjadi dua kategori area. Kategori pertama adalah area
penyimpanan bahan baku (bahan baku obat dan bahan baku pengemas). Kegiatan yang
dilakukan di area ini adalah penerimaan bahan (receiving), penyimpanan bahan awal dan
bahan pengemas serta QC (pengecekan bahan baku). Sedangkan kategori kedua adalah
area penyimpanan produk jadi, dimana pada area ini kegiatan yang terlibat antara lain
karantina produk jadi sebelum memperoleh pelulusan akhir, QC (pengecekan produk jadi),
dan pengiriman produk.
Area Penimbangan
Area ini akan terletak saling bersebelahan dengan area pnyimpanan kategori I. Operator
pada area ini akan bekerja untuk melakukan penimbangan dan penyerahan bahan ke unit
produksi.
LTM 2 - Perancangan Tata Letak (Layout) Pabrik Obat Genetik Sediaan Injeksi Gen VEGF 121

Teknologi Obat dan Kosmetik 3
Area Produksi
Berdasarkan pada Gambar I, area produksi akan dimulai dari manufacturing process
hingga packaging dan labeling. Manufacturing process pada pabrik kami akan dibedakan
menjadi dua bagian, yakni unit preparasi sediaan obat dan unit produksi cairan injeksi.
Detail terkait dengan kedua unit tersebut tidak dijelaskan pada lembar tugas mandiri ini.
Kegiatan lain yang terlibat dalam area produksi adalah penyimpanan (peralatan dan produk
ruahan), QC (pengawasan mutu), serta pengemasan dan labeling yang terdiri dari unit
sterilisasi tabung injeksi dan unit filling (tidak menjadi bagian penjelasan LTM).

Perancangan tata letak (layout) ketiga area utama tersebut akan menggunakan prinsip tata letak
produk/garis (Product/ Line Layout). Produk layout adalah tata letak mesin-mesin atau pengaturan
mesin maupun peralatan produksi disusun berdasarkan urutan proses produksi. Secara teori ,
produk layout akan berhasil secara teknis dan ekonomis pada perusahaan yang memproduksi
satu jenis produk saja (Apple, 1990). Untuk mecapai keberhasilan tersebut, maka pabrik obat ini
akan menetapkan beberapa batasan-batasan umum, yakni:
Volume produk sesuai dengan kapasitas pemakaian mesin dan peralatan.
Permintaan barang yang diproduksi stabil
Penyediaan bahan baku cukup teratur.

Selain ketiga area utama tersebut, pabrik obat genetik ini akan dilengkapi dengan sarana
pendukung, seperti area office, gowning room, ruang istirahat dan kantin, serta ruang teknik dan
maintenance.

Gowning Room

Ruang ganti merupakan jalur yang harus selalu dilalui arus masuk dan keluar pekerja maupun
pengunjung pabrik. Pekerja yang tidak menggunakan pakaian yang sesuai dapat melepaskan
konsentrasi kontaminan yang lebih tinggi ke lingkungan. Oleh sebab itu, suatu ruang ganti harus
didesain dengan pertukaran udara yang baik agar kontaminasi dapat diminimalisasi secara efektif
dan menyeluruh (Graham, 1998).


LTM 2 - Perancangan Tata Letak (Layout) Pabrik Obat Genetik Sediaan Injeksi Gen VEGF 121

Teknologi Obat dan Kosmetik 4

Gambar 2 Denah ruang ganti
(Sumber. http://www.terrauniversal.com, diakses pada 11 Maret 2012, pukul 10.38 PM)

1.2. Zoning System
Zoning adalah pembagian suatu area berdasarkan produk yang dihasilkan, lingkungan,
kontaminasi, dan tipe cleaning yang dperlukan. Zoning diterapkan untuk mencegah kontaminasi
baik mikrobiologi, kimia, dan fisik yang menyebar dari daerah tingkat kontainasi tinggi ke daerah
proses yang critical sehingga produk dihasilkan aman. Area pabrik dibagi menjadi 4 zona dimana
masing-masing zona memiliki spesifikasi tertentu. Empat zona tersebut meliputi:
a. Unclassified Area
Area ini merupakan area yang tidak dikendalikan (Unclassified area) tetapi untuk
kepentingan tertentu ada beberapa parameter yang dipantau. Termasuk didalamnya
adalah laboratorium kimia (suhu terkontrol), gudang (suhu terkontrol untuk cold storage dan
cool room), kantor, kantin, ruang ganti dan ruang teknik.
b. Black Area
Area ini disebut juga area kelas E. Ruangan ataupun area yang termasuk dalam kelas ini
adalah koridor yang menghubungkan ruang ganti dengan area produksi, area staging
bahan kemas dan ruang kemas sekunder. Setiap karyawan wajib mengenakan sepatu dan
pakaian black area (dengan penutup kepala).
c. Grey Area
Area ini disebut juga area kelas D. Ruangan ataupun area yang masuk dalam kelas ini
adalah ruang produksi produk non steril, ruang pengemasan primer, ruang timbang,
laboratorium mikrobiologi (ruang preparasi, ruang uji potensi dan inkubasi), ruang sampling
di gudang. Setiap karyawan yang masuk ke area ini wajib mengenakan gowning (pakaian
dan sepatu grey). Antara black area dan grey area dibatasi ruang ganti pakaian grey dan
airlock.
d. White Area
Area ini disebut juga area kelas C, B dan A (dibawah LAF). Ruangan yang masuk dalam
area ini adalah ruangan yang digunakan untuk penimbangan bahan baku produksi steril,
ruang mixing untuk produksi steril, background ruang filling, laboratorium mikrobiologi
(ruang uji sterilitas). Setiap karyawan yang akan memasuki area ini wajib mengenakan
pakaian antistatik (pakaian dan sepatu yang tidak melepas partikel). Antara grey area dan
white area dipisahkan oleh ruang ganti pakaian white dan airlock.

Kualifikasi ruangan selalu berkaitan dengan kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan (tempat di
mana produk sediaan farmasi dibuat/diproduksi) adalah salah satu faktor yang menentukan
kualitas obat, Kondisi lingkungan yang kritis terhadap kualitas produk, antara lain adalah cahaya,
suhu, kelembaban relatif (RH), kontaminasi mikroba, dan kontaminasi partikel (Signore dan
Jacobs, 2005). Dalam CPOB terkini (cGMP), penentuan kelas ditentukan oleh parameter-
parameter sebagai berikut;
a. Jumlah partikel di udara lingkungan
b. Jumlah mikroba di udara lingkungan dan permukaan objek
c. Jumlah pergantian udara (air exchanger)
d. Kecepatan alir udara (air flow) dan pola aliran udara (air flow pattern)
e. Perbedaan tekanan antar ruang, temperatur (T) dan kelembaban relatif (RH)

LTM 2 - Perancangan Tata Letak (Layout) Pabrik Obat Genetik Sediaan Injeksi Gen VEGF 121

Teknologi Obat dan Kosmetik 5
Berikut adalah tabel pembagian kelas ruangan berdasarkan dengan jumlah partikel.


Table 1 Klasifikasi ruangan berdasarkan jumlah partikel
Hygiene
Zoning
Kelas Jumlah partikel /m
3

ISO
14644-1
FED
STD209E
At Rest In Operational
0,5 (m) 5,0 (m) 0,5 (m) 5,0 (m)
A ISO 5 (UDF) 100 3.520 20 3.520 20
B ISO 5 (Turb) 100 3520 29 352.000 2.900
C ISO 7 10.000 352.000 2.900 3.520.000 29.000
D ISO 8 100.000 3.520.000 29.000 NS NS
E1 UC UC NS NS NS NS
E2 UC UC NS NS NS NS
E3 UC UC NS NS NS NS
(Sumber. CPOB, BPOM 2006)

Antara 2 ruang dengan kelas kebersihan yang berbeda, untuk mencegah terjadinya kontaminasi
silang dari ruangan dengan kelas kebersihan lebih rendah ke ruang dengan kelas kebersihan lebih
tinggi dibutuhkan pengontrolan lebih lengkap, menggunakan sebuah ruangan terpisah yang
digunakan sebagai kunci udara (air lock). Untuk memudahkan pemahaman terkait kontrol ini,
penulis menyajikan controh skenario air lock yang (kemungkinan) akan diterapkan pada pabrik
obat sediaan injeksi gen VEGF 121 ini (Gambar 2).


Gambar 3 Tipe air lock

Pada Gambar 2 terdapat 4 tipe air lock yang dapat diterapkan pada perancangan layout pabrik ini.
Untuk penjelasan penggunaan setiap tipe ruang air lock, dapat dilihat pada Tabel 2.

Table 2 Analisa penggunaan air lock pada pabrik obat sediaan injeksi VEGF 121
Karakteristik
ruangan
Pemilihan
air lock
Fungsi air lock
Hubungan
tekanan relatif
Contoh jenis
clean room
Tekanan positif
Tanpa
kontaminasi
Tidak butuh
kontrol
(a)
Cascading
Mencegah udara clean
room terkontaminasi oleh
udara kotor koridor
Mencegah udara clean
room terkontaminasi dari
ruang sekelilingnya
melalui retakan
Clean room +++
Airlock ++
Koridor +
Ruang
produksi
cairan injeksi
LTM 2 - Perancangan Tata Letak (Layout) Pabrik Obat Genetik Sediaan Injeksi Gen VEGF 121

Teknologi Obat dan Kosmetik 6
Tekanan
negatif
Ada
kontaminasi
dari zat bio
Kendali
dibutuhkan
(b)
Bubble
Mencegah udara clean
room terkontaminasi oleh
udara kotor koridor
Mencegah clean room
melepas zat bio ke koridor
Clean room -
Airlock ++
Koridor +
Ruang
pengemasan
primer (unit
container
sterilisizer dan
unit filling)
Tekanan
negatif
Ada
kontaminasi
dari zat bio
Kendali
dibutuhkan
(c)
Sink
Mencegah udara clean
room terkontaminasi oleh
udara kotor koridor
Mengizinkan clean room
melepas zat bio ke air
lock Tidak ada peralatan
pelindung diri yang
dibutuhkan
Clean room -
Airlock - -
Koridor +
Ruang
preparasi
bahan
eksipien (unit
buffer,
stabilizer, dan
antioksidan)
Tekanan
negatif
Ada
kontaminasi
dari zat bio
Kendali
dibutuhkan
Perlindungan
diri dibutuhkan
(d)
Dual-
compart-
ment
Mencegah udara clean
room terkontaminasi oleh
udara kotor koridor
Mencegah clean room
melepas zat bio ke koridor
Alat proteksi dibutuhkan
(seperti respirator)
Clean room -
Airlock negatif - -
Airlock positif ++
Koridor -
Ruang
preparasi
bahan aktif
(unit rekombi-
nasi gen
VEGF 121,
unit preparasi
vektor adeno-
virus, dan unit
nanopartikel)

2. Regulasi

Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan
Makanan BPOM menjadi pedoman dasar dalam perancangan tata letak (layout) pabrik obat ini.
Regulasi-regulasi lainnya yang juga menjadi standar perancangan antara lain:

ISO 14644-1 : Klasifikasi kebersihan udara
ISO 14644-2 : Spesifikasi testing dan monitoring untuk membuktikan kesesuaian
dengan ISO 14644-1
ISO 14644-3 : Metode uji
ISO 14644-4 : Desain, konstruksi, dan start-up
ISO 14644-5 : Operasi
ISO 14644-6 : Vocabulary
ISO 14644-7 : Peralatan terpisak (clean air hoods, kotak sarung tangan, isolator)
ISO 14644-8 : Klasifikasi kontaminan molekuler udara
ISO 14644-9 : Klasifikasi kebersihan partikel permukaan
NFPA 230 : Standard for the Fire Protection of Storage
NFPA 30 : Flammable and Combustible Liquids Code
NFPA 13 : Installation of Sprinkle System

Kesimpulan

Sasaran layout suatu pabrik obat adalah meminimalkan biaya dan meningkatkan efisiensi dalam
pengaturan segala fasilitas produksi dan area kerja, sehingga proses produksi dapat berjalan
lancar. Untuk mencapai sasaran tersebut, dalam sebuah perancangan, perlu berpedoman kepada
dua prinsip utama yakni, principle of minimum distance serta zoning system. Alur fasilitas pabrik
serta karakteristik kondisi udara menjadi bagian utama dari kedua prinsip tersebut agar layout
yang dirancang mampu menciptakan keadaan dan lingkungan yang aman bagi produk dan pekerja
yang terlibat.

LTM 2 - Perancangan Tata Letak (Layout) Pabrik Obat Genetik Sediaan Injeksi Gen VEGF 121

Teknologi Obat dan Kosmetik 7
Daftar Pustaka

Apple, James M. (1990) .Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Penerbit: ITB Bandung.
Badan POM. (2006). Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik. Badan Pengawas Obat dan
Makanan, Indonesia.
Graham, Cole. (1998). Pharmaceutical Production Facilities - Design and Applications (second
edition). Taylor and Francis: London
ISO, (1999), International Cleanroom Standards ISO 14644 Parts 1 6, Geneva, Switzerland
Neufert, Ernst. (2002). Architects Data 3
rd
edition. Oxford : Blackwell Science.
Signore, Andrew A. dan Terry Jacobs. (2005). Good Design Practices for GMP Pharmaceutical
Facilities. Taylor & Francis Group : United State.
http://www.terrauniversal.com (diakses pada 11 Maret 2013, pukul 10.38 PM).

You might also like