You are on page 1of 18

1

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karuniaNya, kami dapat menyelesaikan makalah MKDU Pendidikan Kewarganegaraan
Identitas Nasional ini tepat pada waktu yang telah ditentukan. Makalah ini akan digunakan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang diampu
oleh Drs.Odang Hermanto,M.Pd.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membutuhkannya.
Namun, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Segala kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan untuk masa yang akan datang.









Palembang, 12 Maret 2014




Kelompok 2


2

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................................... 1
Daftar Isi ............................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 3
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 4
1.4 Manfaat .................................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Identitas Nasional ................................................................................. 6
2.2 Faktor-faktor yang Mendukung Kelahiran Identitas Nasional ................................ 6
2.3 Unsur-unsur Identitas Nasional ................................................................................ 7
2.4 Keterkaitan Identitas Nasional dengan Globalisasi................................................11
2.5 Pancasila sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional...........................................13
2.5 Keterkaitan Identitas Nasiona dengan Integrasi Nasional Indonesia......................15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................16
3.2 Saran........................................................................................................................16
Daftar Pustaka .................................................................................................................... 17





3

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selama ini masyarakat Indonesia masih bingung dengan identitas bangsanya. Agar
dapat memahaminya, pertama-tama harus dipahami terlebih dulu arti identitas nasional
Indonesia. Identitas berarti ciri-ciri, sifat-sifat khas yang melekat pada suatu hal sehingga
menunjukkan suatu keunikkannya serta membedakannya dengan hal-hal lain. Nasional
berasal dari kata nasion yang memiliki arti bangsa, menunjukkan kesatuan komunitas sosio-
kultural tertentu yang memiliki semangat, cita-cita, tujuan serta ideologi bersama. Jadi, yang
dimaksud dengan identitas nasional Indonesia adalah ciri-ciri atau sifat-sifat khas bangsa
Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Uraiannya mencakup
identitas manusia. Manusia merupakan makhluk yang multidimensional, paradoksal dan
monopluralistik. Keadaan manusia yang multidimensional, paradoksal dan sekaligus
monopluralistik tersebut akan mempengaruhi eksistensinya.
Hakikatnya, sebagai warga negara yang baik seharusnya kita mengerti dan memahami
arti serta tujuan dan apa saja yang terkandung dalam identitas nasional. Identitas nasional
merupakan pengertian dari jati diri suatu bangsa dan negara. Selain itu, pembentukan
identitas nasional sendiri telah menjadi ketentuan yang telah di sepakati bersama.
Menjunjung tinggi dan mempertahankan apa yang telah ada dan berusaha memperbaiki
segala kesalahan dan kekeliruan di dalam diri suatu bangsa dan negara sudah tidak perlu di
tanyakan lagi, terutama di dalam bidang hukum.
Seharusnya hal hal yang seperti ini, siapapun orang mengerti serta paham aturan
aturan yang ada di suatu negaranya, tetapi tidak sedikit orang yang acuh dan tidak perduli
seolah olah tidak mempermasalahkan kekeliruan yang terjadi di negaranya, dan yang paling
memprihatinkan seolah olah masyarakat membiarkan. Pernyataan tersebut dapat dibenarkan
dan dilihat dari sikap dan tanggapan masyarakat dari kekeliruan di bidang hukum di dalam
negara tercinta ini.
Maka dari itu, identitas nasional sangatlah penting untuk dipelajari hingga diterapkan
pada kehidupan sehari hari. Agar masyarakat di negara tercinta ini dapat mengubah dan
memperbaiki segala kekeliruan yang terjadi, menjadikan negara tercinta ini lebih baik lagi
dari sebelumnya. Bukanlah orang lain tetapi kita sendiri sebagai masyarakat yang ada di
negara dan bangsa ini yang dapat mengubah segala kekeliruan yang terjadi.
4

Kesimpulan Identitas Nasional Indonesia adalah sifat-sifat khas bangsa Indonesia
yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Indonesia terdiri dari berbagai
macam suku bangsa, agama dan pulau-pulau yang dipisahkan oleh lautan. Oleh karena itu,
nilai-nilai yang dianut masyarakatnya pun berbeda-beda. Nilai-nilai tersebut kemudian
disatupadukan dan diselaraskan dalam Pancasila. Nilai-nilai ini penting karena merekalah
yang mempengaruhi identitas bangsa. Oleh sebab itu, nasionalisme dan integrasi nasional
sangat penting untuk ditekankan pada diri setiap warga Indonesia agar bangsa Indonesia tidak
kehilangan identitas.

1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Identitas Nasional?
2. Apa saja unsur-unsur Identitas Nasional?
3. Apa saja faktor-faktor pendukung kelahiran Idetitas Nasinal?
4. Apa pengertian pancasila sebagai kepribadian dan Identitas Nasional?
5. Apa masalah identitas nasional Indonesia?
6. Apa solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah identitas nasional?

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa memahami identitas nasional dan mengetahui sejarah yang terkandung di
dalam Identitas Nasional Indonesia.
2. Mahasiswa dapat memahami realitas masyarakat yang majemuk dan dapat menempatkan
diri di tengah-tengah masyarakat majemuk itu dengan baik

1.4 Manfaat
1. Untuk megetahui pengertian Identitas Nasional.
2. Untuk mengetahui unsur-unsur Identitas Nasional.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung kelahiran Identitas Nasional.
4. Untuk mengetahui pengertian pancasila sebagai kepribadian dan Identitas Nasional.
5. Mendapatkan Ilmu Pengetahuan baru dalam sisi Identitas Nasional dan Nasionalisme, serta
kandungannya.
6. Dapat mengkaji materi mata kuliah pendidikan kewarganegaraan
5

7. Dapat menyuarakan mengenai pendapat dan pemikiran.

































6

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Identitas Nasional
Istilah identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu
bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Berdasarkan
pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-
sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Demikian
pula hal ini juga sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara
historis. Berdasarkan hakikat pengertian identitas nasional sebagaimana dijelaskan maka
identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau yang
lebih popular disebut sebagai kepribadian suatu bangsa.
Jika kepribadian sebagai suatu identitas dari suatu bangsa, maka persoalannya adalah
bagaimana pengertian suatu bangsa itu. Bangsa pada hakikatnya aalah sekelompok besar
manusia yang mempunyai persamaan nasib dalam proses sejarahnya, sehingga mempunyai
persamaan watak atau karakter yang kuat untuk bersatu dan hidup bersama mendiami suatu
wilayah tertentu sebagai suatu kesatuan nasional.

2.2 Faktor-faktor yang Mendukung Kelahiran Identitas Nasional
Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memilki sifat, ciri khas serta keunikan
sendiri-sendiri, yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas
nasional tersebut. Adapun faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa
Indonesia meliputi (1) faktor objektif, yaitu meliputi faktor geografis, ekologis, dan
demografis, (2) faktor subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang
dimilki bangsa Indonesia.
1

Robert de Ventos mengemukakan teori tentang munculnya identitas nasional suatu
bangsa sebagai hasil interaksi historis antara empat faktor penting, yaitu faktor primer, faktor
pendorong, faktor penarik, dan faktor reaktif.
Faktor pertama, mencakup etnisitas, territorial, bahasa, agama, dan yang sejenisnya.
Bagi bangsa Indonesia yang tersusun atas berbagai macam etnis, bahasa, agama, wilayah
serta bahasa daerah, merupakan suatu kesatuan meskipun berbeda-beda dengan kekhasan
masing-masing.
Faktor kedua, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan
bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan bernegara. Dalam hubungan
ini bagu suatu bangsa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan negara
dan bangsanya juga merupakan suatu identitas nasional yang dinamis.
Faktor ketiga, meliputi kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya
birokrasi, dan pemantapan sistem pendidikan nasional. Bagi bangsa Indonesia unsur bahasa
7

telah merupakan bahasa persatauan dan kesatuan nasional sehingga bahasa Indonesia dipilih
sebagai bahasa resmi negara dan bangsa Indonesia.
Faktor keempat, meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian identitas alternatif
melalui memori kolektif rakyat. Bangsa Indonesia yang hampir tiga setengah abad dikuasai
oleh bangsa lain sangat dominan dalam mewujudkan faktor keempat melalui memori kolektif
rakyat Indonesia.
Faktor-faktor penting bagi pembentukan bangsa Indonesia sebagai berikut
1. Adanya persamaan nasib , yaitu penderitaan bersama dibawah penjajahan bangsa asing
lebih kurang selama 350 tahun,
2. Adanya keinginan bersama untuk merdeka , melepaskan diri dari belenggu penjajahan,
3. Adanya kesatuan tempat tinggal , yaitu wilayah nusantara yang membentang dari Sabang
sampai Merauke,
4. Adanya cita-cita, tujuan dan visi bersama untuk mencapai kemakmuran dan keadilan
sebagai suatu bangsa.

2.3 Unsur-Unsur Identitas Nasional
Unsur-unsur pembentuk identitas yaitu:
1. Suku bangsa: adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir),
yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak
sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialeg bangsa.
2. Agama: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yang
tumbuh dan berkembang di nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha
dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada masa orde baru tidak diakui sebagai agama
resmi negara. Namun sejak pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi
negara dihapuskan.
3. Kebudayaan: adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah
perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh
pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan
digunakan sebagi rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-
benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
4. Bahasa: merupakan unsure pendukung Identitas Nasonal yang lain. Bahsa dipahami
sebagai system perlambang yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur ucapan manusia
dan yang digunakan sebgai sarana berinteraksi antar manusia.
Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut dapat dirumuskan pembagiannya menjadi 3
bagian, sebagai berikut:
Identitas fundamental, yaitu pancasila merupakan falsafah bangsa, dasar negara, dan
ideologi negara.
Identitas instrumental yang berisi UUD 1945 dan tata perundangannya, bahasa Indonesia,
lambang negara, bendera negara, lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Identitas alamiah, yang meliputi negara kepulauan (Archipelago) dan pluralisme dalam
suku, bahasa, budaya, dan agama, serta kepercayaan.
8

Penjabaran serta Penjelasan mengenai Identitas Nasional Indonesia :
1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia
Sebagai mana kita ketahui, setiap negara memiliki bahasa yang berbeda sebagai ciri khas
yang di miliki oleh Negara tersebut. Begitu pula dengan Indonesia, Indonesia memiliki
beragam bahasa hampir setiap wilayah atau daerah memiliki bahasa tersendiri, Seperti jawa,
Madura, papua, batak, sunda, ambon, aceh, dll. Dan bahasa tersebut di gunakan untuk
berkomunikasi dengan orang lain untuk bertukar pikiran maupun mengeluarkan pendapatnya.

2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
Bendera merupakan salah satu lambang yang menjadi Identitas yang dapat di kenali saat
melihat warna serta motif gambar di dalamnya. Setiap Negara pasti memiliki bendera sebagai
ciri dari Negara tersebut. Seperti Indonesia, Bendera Indonesia berwarna Merah dan Putih,
seperti yang sudah tertera dalam UUD 1945 pasal 35 yang menyebutkan bahwa Bendera
Negara Indonesia adalah Sang Merah Putih. Warna Merah dan Putih yang menjadi warna
pilihan yang di pilih untuk melambangkan Indonesia itu memiliki arti Merah artinya Berani
sedangkan Putih artinya Suci, yang diharapkan masyarakat Infdonesia bisa memikili jiwa
Berani dan Suci seperti lambang Bendera Indonesia.

3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya
Lagu kebangsaan Indonesia dipublikasikan pada tahun 1928, yang dikarang oleh Wage
Rudolf Soepratman diciptakan tahun 1924. Pada tahun 1928 Wage Rudolf Soepratman
mengumumkan dan menyatakan bahwa lagu karangannya menjadi atau ditetapkan sebagai
lagu kebangsaan Indonesia yang diberi judul:
Indonesia Raya
Berikut adalah lirik lagu kebangsaan Indonesia
Indonesia tanah airku Tanah tumpah darahku
Disanalah aku berdiri Jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku Bangsa dan Tanah Airku
Marilah kita berseru Indonesia bersatu
Hiduplah tanahku Hiduplah negriku Bangsaku Rakyatku semuanya
Bangunlah jiwanyaBangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya Indonesia Raya
Merdeka Merdeka Tanahku negriku yang ku cinta
Indonesia Raya Merdeka Merdeka Hiduplah Indonesia Raya
9

Indonesia Raya Merdeka Merdeka Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya Merdeka Merdeka Hiduplah Indonesia Raya

4. Lambang Negara yaitu Pancasila
Seperti pada Undang Undang Dasar 1945 yang telah di tetapkan bahwa lambang negara
Indonesia adalah Garuda Pancasila.
Pancasila disini yang dimaksud adalah burung garuda yang melambangkan kekuatan bangsa
Indonesia. Burung garuda sebagai lambang negara Indonesia memiliki warna emas yang
melambangkan kejayaan Indonesia. Sedangkan perisai di tengah melambangkan pertahanan
bangsa Indonesia.
Simbol di dalam perisai masing-masing melambangkan sila-sila dalam pancasila,yaitu:
1. Bintang melambangkan sila ketuhanan Yang Maha Esa (sila ke-1).
2. Rantai melmbangkan sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab (sila ke-2).
3. Pohon Beringin melambangkan Sila Persatuan Indonesia (Sila ke-3).
4. Kepala Banteng melambangkan Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan (Sila ke-4).
5. Padi dan Kapas melambangkan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia (sila
ke-5).

5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
Bhineka Tnggal Ika berisi konsep pluralistik dan multikulturalistik dalam kehidupan yang
terikat dalam suatu kesatuan.
Bhineka Tunggal Ika tidak bersifat sektarian dan eksklusif, hal ini bermakna bahwa dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara tidak dibenarkan merasa dirinya yang paling benar,
paling hebat, dan tidak mengakui harkat dan martabat pihak lain.
Bhineka Tunggal Ika tidak bersifat eormalitas yang hanya menunjukkan perilaku semu.
Bhineka Tunggal Ika dilandasi oleh sikap saling percaya mempercayai, saling hormat
menghormati, saling cinta mencintai dan rukun.

6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila
Pancasila adalah kumpulan nilai atau norma yang meliputi sila-sila Pancasila sebagaimana
yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945,
10

Pada hakikatnya pengertian Pancasila dapat dikembalikan kepada dua pengertian, yakni
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dan Pancasila sebagai dasar Negara
Republik Indonesia.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia sering disebut juga sebagai
pandangangan dunia, pandangan hidup, pedoman hidup, petunjuk hidup yang dapat di artikan
dari segi global atau sekala besar.
Dalam hal ini Pancasila digunakan sebagai pancaran dari sila Pancasila karena Pancasila
sebagai kesatuan tidak bisa dipisah-pisahkan, keseluruhan sila dalam Pancasila merupakan
satu kesatuan organis sehingga berfungsi sebagai cita-cita atau ide yang menjadi tujuan utama
bersama sebagai landasan dasar Negara.
Oleh karena itu, dapat dikemukakan bahwa Pancasila sebagai pegangan hidup yang
merupakan pandangan hidup bangsa, dalam pelaksanaan hidup sehari-hari tidak boleh
bertentangan denagn norma-norma agama, norma-norma sopan santun, dan tidak
bertentangan dengan norma-norma hukum yang sudah ada dan telah ditetapkan atau saat ini
berlaku.

7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945
Disamping pengertian Undang undang dasar, di pergunakan juga istilah lain yaitu
Konstitusi . Istilah konstitusi berasal dari bahasa Inggris Constitution atau dari bahasa
Belanda Constitutie . Terjemahan dari istilah tersebuh adalah Undang undang dasar, dan
hal ini memang sesuai dengan kebiasaan orang belanda dan jerman, yang dalam percakapan
sehari hari memakai kata Grondwet ( Grond = dasar, wet = Undang undang ) yang
keduanya menunjukan naskah tertulis.
Namun pengertian Konstitusi dalam praktek ketatanegaraan umumnya dapat
mempunyai arti:
1. Lebih luas dari pada Undang undang dasar, atau
2. Sama dengan penertian Undang undang dasar.[5]

8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
Yang di maksud dengan Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat adalah Status Negara Indonesia yang Bentuk Negara adalah kesatuan, sedangkan
bentuk pemerintah adalah republik.

9. Konsepsi Wawasan Nusantara
11

Wawasan artinya pandanagan, tinjauan, penglihatan atau tanggap indrawi.
Pengertia wawasan sendiri Selain menunjukkan kegiatan untuk mengetahui arti pengaruh-
pengaruhnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional
Kebudayaan disini di artikan bahwa pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang
isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif
digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan
yang dihadapi dan digunakan sebagi rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk
kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
Disisi lain kebudayaan bisa diartikan sebagai kebiasaan atau tradisi yang sering di lakukan
oleh sebagian besar warga di wilayah tertentu yang sering di sebut dengan istilah Adat.
Menurut sumber lain, disebutkan bahwa:
Satu jati diri dengan dua identitas:
1. Identitas Primordial
Orang dengan berbagai latar belakang etnik dan budaya: jawa, batak, dayak, bugis, bali,
timor, maluku, dsb.
Orang dengan berbagai latar belakang agama: Islam, Kristen, Khatolik, Hindu, Budha, dan
sebagainya.
2. Identitas Nasional
Suatu konsep kebangsaan yang tidak pernah ada padanan sebelumnya.
Perlu diruuskan oleh suku-suku tersebut. Istilah Identitas Nasional secara terminologis
adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa
tersebut dengan bangsa lain.
Eksistensi suatu bangsa pada era globalisasi yang sangat kuat terutama karena pengaruh
kekuasaan internasional. Menurut Berger dalam The Capitalist Revolution, era globalisasi
dewasa ini, ideologi kapitalisme yang akan menguasai dunia.

2.4 Keterkaitan Identitas Nasional dengan Globalisasi
Globalisasi diartikan sebagai suatu era atau zaman yang ditandai dengan perubahan tatanan
kehidupan dunia akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi
informasi sehingga interaksi manusia nienjadi sempit, serta seolah-olah dunia tanpa
ruang. Era Globalisasi dapat berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Era
Globalisasi tersebut mau tidak mau, suka tidak suka telah datang dan menggeser nilai-nilai
12

yang telah ada. Nilai-nilai tersebut, ada yang bersifat positif ada pula yang bersifat negatif.
Semua ini merupakan ancaman, tantangan, dan sekaligus sebagai peluang bagi bangsa
Indonesia untuk berkreasi dan berinovasi di segala aspek kehidupan. Di era globalisasi,
pergaulan antarbangsa semakin ketat. Batas antarnegara hampir tidak ada artinya, batas
wilayah tidak lagi menjadi penghalang. Di dalam pergaulan antarbangsa yang semakin kental
itu, akan terjadi proses akulturasi, saling meniru, dan saling mempengaruhi di antara budaya
masing-masing
Konsekuensi dan implikasinya adalah identitas nasional juga sesuatu yang terbuka, dinamis,
dan dialektis untuk ditafsir dengan diberi makna baru agar tetap relevan dan funsional dalam
kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat.
Krisis multidimensi yang kini sedang melanda masyarakat kita menyadarkan bahwa
pelestarian budaya sebagai upaya untuk mengembangkan Identitas Nasional kita telah
ditegaskan sebagai komitmen konstitusional sebagaimana dirumuskan oleh para pendiri
negara kita dalam Pembukaan, khususnya dalam Pasal 32 UUD 1945 beserta penjelasannya,
yaitu : Pemerintah memajukan Kebudayan Nasional Indonesia yang diberi penjelasan
: Kebudayan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budaya rakyat
Indonesia seluruhnya. Kebudayaan lama dan asli terdapat ebagi puncak-puncak kebudayaan
di daerah-daerah seluruh Indonesia, terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudayaan
harus menuju ke arah kemajuan adab, budaya dan persatuan dengan tidak menolak bahan-
bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya
kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia .
Dengan demikian secara konstitusional, pengembangan kebudayan untuk membina dan
mengembangkan identitas nasional kita telah diberi dasar dan arahnya, terlepas dari apa dan
bagaimana kebudayaan itu dipahami yang dalam khasanah ilmiah terdapat tidak kurang dari
166 definisi sebagaimana dinyatakan oleh Kroeber dan Klukhohn di tahun 1952 Kata
"globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi belum
memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja (working definition), sehingga
tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses
sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan
negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau
kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya
masyarakat.
Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk
diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang
dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap
berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek
kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini
menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi
oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil
pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari
kebudayaan.
13

Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu keseluruh dunia
(sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal
dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat
ke berbagai tempat di dunia ini ( Lucian W. Pye, 1966 ).
Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal ke-20
dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui media menggantikan kontak
fisik sebagai sarana utama komunikasi antarbangsa. Perubahan tersebut menjadikan
komunikasi antarbangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya
perkembangan globalisasi kebudayaan.
Ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan
1. Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.
2. Penyebaran prinsip multikebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses suatu
individu terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.
3. Berkembangnya turisme dan pariwisata.
4. Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain.
5. Berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian, film dan lain lain.
6. Bertambah banyaknya event-event berskala global, seperti Piala Dunia FIFA.
Munculnya arus globalisme yang dalam hal ini bagi sebuah Negara yang sedang berkembang
akan mengancam eksistensinya sebagai sebuah bangsa. Sebagai bangsa yang masih dalam
tahap berkembang kita memang tidak suka dengan globalisasi tetapi kita tidak bisa
menghindarinya. Globalisasi harus kita jalani ibarat kita menaklukan seekor kuda liar kita
yang berhasil menunggangi kuda tersebut atau kuda tersebut yang malah menunggangi kita.
Mampu tidaknya kita menjawab tantangan globalisasi adalah bagaimana kita bisa memahami
dan malaksanakan Pancasila dalam setiap kita berpikir dan bertindak.
Persolan utama Indonesia dalam mengarungi lautan Global ini adalah masih banyaknya
kemiskinan, kebodohan dan kesenjangan sosial yang masih lebar. Dari beberapa persoalan
diatas apabila kita mampu memaknai kembali Pancasila dan kemudian dimulai dari diri kita
masing-masing untuk bisa menjalankan dalam kehidupan sehari-hari, maka globalisasi akan
dapat kita arungi dan keutuhan NKRI masih bisa terjaga.

2.5 Pancasila sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional
Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional, memilki sejarah
serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Tatkala
bangsa Indonesia berkembang menujufase nasionalisme modern, diletakanlan prinsip-prinsip
dasar filsafat sebagai suatu asas dalam filsafat hidup berbangsa dan bernagara. Prinsip-prinsip
dasar itu ditemukan oleh para pendiri bangsa yang diangkat dari filsafat hidup bangsa
Indonesia, yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat Negara yaitu
Pancasila. Jadi, filsafat suatu bangsa dan Negara berakar pada pandangan hidup yang
bersumber pada kepribadiannya sendiri. Dapat pula dikatakan pula bahwa pancasila sebagai
dasar filsafat bangsa dan Negara Indonesia pada hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai
budaya dan keagamaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai kepribadian bangsa.
14

Jadi, filsafat pancasila itu bukan muncul secara tiba-tiba dan dipaksakan suatu rezim atau
penguasa melainkan melalui suatu historis yang cukup panjang. Sejarah budaya bangsa
sebagai akar Identitas Nasional. Menurut sumber lain disebutkan bahwa kegagalan dalam
menjalankan dan medistribusikan output berbagia agenda pembangnan nasional secaralebih
adil akan berdampak negatif pada persatuan dan kesatuan bangsa. Pada titik inilah semangat
Nasionalisme akan menjadi slah satu elemen utama dalam memperkuat eksistensi
Negara/Bangsa. Study Robert I Rotberg secara eksplisit mengidentifikasikan salah satu
karakteristik penting Negara gagal (failed states) adalah ketidakmampuan negara mengelola
identitas Negara yang tercermin dalam semangat nasionalisme dalam menyelesaikan berbagai
persoalan nasionalnya. Ketidakmampuan ini dapat memicu intra dan interstatewar secara
hamper bersamaan. Penataan, pengelolaan, bahkan pengembangan nasionalisme dalam
identitas nasional, dengan demikian akan menjadi prasyarat utama bagi upaya menciptakan
sebuah Negara kuat (strong state). Fenomena globalisasi dengan berbagai macam aspeknya
seakan telah meluluhkan batas-batas tradisional antarnegara, menghapus jarak fisik antar
negara bahkan nasionalisme sebuah negara. Alhasil, konflik komunal menjadi fenomena
umum yang terjadi diberbagai belahan dunia, khususnya negara-negara berkembang.
Konflik-konflik serupa juga melanda Indonesia.
Dalam ulang tahunnya yang ke-62, bangsa Indonesia dihadapkan pada pentingnya
menghidupkan kembali identitas nasional secara nyata dan operatif.Identitas nasional kita
terdiri dari empat elemen yang biasa disebut sebagai konsensus nasional. Konsensus
dimaksud adalah Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika.
Revitalisasi Pancasila harus dikembalikan pada eksistensi Pancasila sebagai ideologi bangsa
dan negara. Karena ideologi adalah belief system, pedoman hidup dan rumusan cita-cita atau
nilai-nilai (Sergent, 1981), Pancasila tidak perlu direduksi menjadi slogan sehingga seolah
tampak nyata dan personalistik. Slogan seperti "Membela Pancasila Sampai Mati" atau
"Dengan Pancasila Kita Tegakkan Keadilan" menjadikan Pancasila seolah dikepung ancaman
dramatis atau lebih buruk lagi, hanya dianggap sebatas instrumen tujuan. Akibatnya,
kekecewaan bisa mudah mencuat jika slogan-slogan itu tidak menjadi pantulan realitas
kehidupan masyarakat.
Karena itu, Pancasila harus dilihat sebagai ideologi, sebagai cita-cita. Maka secara otomatis
akan tertanam pengertian di alam bawah sadar rakyat, pencapaian cita- cita, seperti kehidupan
rakyat yang adil dan makmur, misalnya, harus dilakukan bertahap. Dengan demikian, kita
lebih leluasa untuk merencanakan aneka tindakan guna mencapai cita-cita itu.
Selain perlunya penegasan bahwa Pancasila adalah cita-cita, hal penting lain yang dilakukan
untuk merevitalisasi Pancasila dalam tataran ide adalah mencari maskot. Meski dalam hal ini
ada pandangan berbeda karena dengan memeras Pancasila berarti menggali kubur Pancasila
itu sendiri, namun dari sisi strategi kebudayaan adalah tidak salah jika kita mengikuti alur
pikir Soekarno, jika perlu Pancasila diperas menjadi ekasila, Gotong Royong. Mungkin inilah
maskot yang harus dijadikan dasar strategi kebudayaan guna penerapan Pancasila.
15

Pendeknya, ketika orang enggan menyebut dan membicarakan Pancasila, Gotong Royong
dapat dijadikan maskot dalam rangka revitalisasi Pancasila.

16

2.6 Keterkaitan Identitas Nasional dengan Integrasi Nasional Indonesia

Berbagai peristiwa sejarah di negeri ini telah menunjukkan bahwa hanya persatuan dan
kesatuanlah yang membawa negeri Indonesia ini menjadi negeri yang besar. Besarnya
kerajaan Sriwijaya dan Majapahit tidaklah mengalami proses kejayaan yang cukup lama,
karena pada waktu itu persatuan cenderung dipaksakan melalui ekspansi perang dengan
menundukkan Negara- Negara tetangga.
Sangat berbeda dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 yang sebelum
proklamasi tersebut telah didasari keinginan kuat dari seluruh elemen bangsa Indonesia untuk
bersatu dengan mewujudkan satu cita-cita yaitu bertanah air satu tanah air Indonesia,
berbangsa satu bangsa Indonesia dan menggunakan bahasa melayu sebagai bahasa persatuan
(Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928).
Dilihat dari banyak ragamnya suku, bangsa, ras, bahasa dan corak budaya yang ada membuat
bangsa ini menjadi rentan pergesekan, oleh karena itu para pendiri Indonesia telah
menciptakan Pancasila sebagai dasar bernegara.
Dilihat dari bentuknya Pancasila merupakan pengalaman sejarah masa lalu untuk menuju
sebuah cita-cita yang luhur. Pancasila dilambangkan seekor burung Garuda yang mana
burung tersebut dalam kisah pewayangan melambangkan anak yang berjuang mencari air
suci untuk ibunya, sedangkan pita bertuliskan Bhineka Tunggal Ika berartikan berbeda tetapi
tetap satu. Kemudian tergantung di dada burung tersebut sebuah perisai yang mana biasanya
perisai adalah alat untuk menahan serangan perang pada jaman dulu, jadi kalau diartikan
untuk menjaga integritas bangsa Indonesia baik itu ancaman dari dalam maupun dari luar
yaitu dengan menggunakan perisai yang didalam nya terkandung lima sila.
Dalam pidato bahasa Inggris di Washington Sukarno telah mendapatkan apresiasi yang luar
biasa dari bangsa Amerika yang mana Sukarno pada waktu itu mengenalkan ideologi
Indonesia yaitu Pancasila. Panca berarti Lima dan sila berarti landasan atau dasar yang mana
dasar pertama Negara Indonesia ini dalah berdasar Ketuhanan, kedua berdasar Kemanusiaan,
ketiga persatuan , dan keempat adalah demokrasi, serta kelima adalah keadilan sosial.
Seringkali bangsa kita ini mengalami disintegrasi dan kemudian bersatu kembali konon kata
beberapa tokoh adalah berkat kesaktian Pancasila. Sampai pemerintah juga menetapkan hari
kesaktian pancasila tanggal 1 Oktober. Hal ini menunjukan bahwa sebenarnya Pancasila
hingga saat ini masih kuat relevansinya bagi sebuah ideology Negara seperti Indonesia ini.
Untuk itu dengan perkataan lain, dapat dikatakan bahwa hakikat identitas asional kita sebagai
bangsa di dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah Pancasila yang
aktualisasinya tercermin dalam berbagai penataan kehidupan kita dalam arti luas, misalnya
dalam Pembukaan beserta UUD kita, sistem pemerintahan yang diterapkan, nilai-nilai etik,
moral, tradisi, bahasa, mitos, ideologi, dan lain sebagainya yang secara normatif diterapkan di
dalam pergaulan, baik dalam tataran nasional maupun internasional.
17

BAB III
PENUTUP


3.1 KESIMPULAN

Sekilas kata-kata diatas memang membuat tanda tanya besar dalam memaknainya. Beribu-
ribu kemungkinan yang terus melintas dibenak pikiran, untuk menjawab sebuah pertanyaan
yang membahas tentang identitas nasional.Kendatipun, dalam hidup keseharian yang
mencakup suatu negara berdaulat, Indonesia sendiri sudah menganggap bahwa dirinya
memiliki identitas nasional. Identitas nasional merupakan pandangan hidup bangsa,
kepribadian bangsa, filsafat pancasila dan juga sebagai Ideologi Negara sehingga mempunyai
kedudukan paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Unsur-unsur dari
identitas nasional adalah Suku Bangsa: golongan sosial (askriptif : asal lahir), golongan,umur.
Agama : sistem keyakinan dan kepercayaan. Kebudayaan: pengetahuan manusia sebagai
pedoman nilai,moral, das sein das sollen,dlm kehidupan aktual. Bahasa : Bahasa Melayu-
penghubung (linguafranca). Faktor-faktor kelahiran identitas nasional adalah Faktor-faktor
yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia meliputi faktor subjektif dan
faktor objektif, Faktor primer, mencakup etnisitas, territorial, bahasa, agama, dan yang
sejenisnya. Faktor pendorong, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya
angkatan bersenjata modern dan pembanguanan lainnya dalam kehidupan bernegara. Faktor
penarik, mencakup modifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya birokrasi, dan
pemantapan sistem pendidikan nasional. Faktor reaktif, pada dasarnya tercakup dalam proses
pembentukan identitas nasional bangsa Indonesia yang telah berkembang dari masa sebelum
bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain.

3.2 SARAN

Identitas nasional merupakan suatu ciri yang dimiliki oleh bangsa kita untuk dapat
membedakannya dengan bangsa lain. Jadi, untuk dapat mempertahankan keunika-keunikan
dari bangsa Indonesia itu sendiri maka kita harus menanamkan akan cinta tanah air yang
diwujudkan dalam bentuk ketaatan dan kepatuhan terhadap atura-aturan yang telah ditetapkan
serta mengamalkan nilai-nilai yang sudah tertera dengan jelas di dalam pancasila yang
dijadikan sebagai falsafah dan dasar hidup bangsa Indonesia. Dengan keunikan inilah,
Indonesia menjadi suatu bangsa yang tidak dapat disamakan dengan bangsa lain dan itu
semua tidak akan pernah lepas dari tanggung jawab dan perjuangan dari warga Indonesia itu
sendiri untuk tetap menjaga nama baik bangsanya.



18

DAFTAR PUSTAKA
1. Kohn H. 1984. Nasionalisme: Arti dan Sejarahnya. Jakarta: Erlangga. 11-12.
2. Kaelan, M.S. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Yongyakarta:
Paradigma.
3. Makalah Pendidikan Kewarganegaraan Identitas Nasional. 2013. Disadur dari
http://blog.ub.ac.id/fitria37/2013/01/12/makalah-pendidikan-kewarganegaraan-identitas-
nasional/. 12 Maret 2014.
4. Identitas Nasional. 2010. Disadur dari http://prince-mienu.blogspot.com/2010/01/identitas-
nasional.html. 12 Maret 2014.

You might also like