You are on page 1of 22

Tahapan Pelaksanaan Bendungan Page 1

TAHAP-TAHAP PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN BENDUNGAN PUNGGELAN, BANJARNEGARA
Oleh Johny Sihmadi E W

Bendungan Punggelan di Kab. Banjarnegara adalah merupakan bendungan
dengan tipe rockfill dam dengan timbunan dibagi dalam zona-zona material
dengan inti tegak.
Tahapan pelaksanaan Bendungan Punggelan dapat diuraikan secara umum
adalah sebagai berikut:
1. Perkerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Awal
3. Pekerjaan Utama, meliputi:
3.1 Bangunan Pengelak (Diversion Tunnel)
3.2 Bendungan Pengelak Utama (Main Cofferdam)
3.3 Bendungan Utama (Main Dam), meliputi:
3.3.1 Boring Grouting
3.3.2 Penyiapan Pondasi di daerah Core/Inti
3.3.3 Penyiapan Pondasi di luar Core/Inti
3.3.4 Pelaksanaan Timbunan Core/Inti
3.3.5 Pelaksanaan Timbunan Filter
3.3.6 Pelaksanaan Timbunan Transisi
3.3.7 Pelaksanaan Timbunan Rockfill
3.3.8 Pemasangan Batu Rip-rap
3.3.9 Pemasangan Instrumentasi
3.3.10 Perkerasan Crest Dam
3.4 Bangunan Pelimpah (Spillway)
4. Pekerjaan Akhir

Berikut tahapan dalam pelaksanaan konstruksi untuk Bendungan Punggelan
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pekerjaan Persiapan
1.1 Mobilisasi personil dan peralatan untuk melaksanakan pekerjaan
persiapan.
1.2 Melaksanakan survey di lapangan :
- Memeriksa Bench Mark (BM)
- Membuat peta topografi secara akurat dengan skala sama dengan peta
yang diberikan oleh Pemilik Proyek/Konsultan.

Tahapan Pelaksanaan Bendungan Page 2

- Klarifikasi hasil pemetaan tersebut dengan peta topografi dari Pemilik
Pekerjaan/Konsultan meliputi as bendungan, lokasi bangunan-
bangunan pelengkap seperti bangunan pengelak, bangunan
pengambilan dan bangunan pelimpah.




Gambar 1. Kegiatan pengukuran lokasi tapak bendungan


1.3 Kalau semua hasil pemetaan sudah sesuai dengan dengan peta topografi
dari Pemilik Proyek/Konsultan, langsung dibuat cross section (potongan
melintang) dari semua rencana lokasi bangunan untuk MC-0.
1.4 Kalau ternyata hasil pemetaan tidak sama dengan peta yang diberikan oleh
Pemilik Pekerjaan/Konsultan maka dibuatkan usulan kepada Pemilik
Pekerjaan/Konsultan untuk diadakan Review Design.
1.5 Dari peta topografi tersebut mulai direncanakan gambar/denah lokasi
bangunan-bangunan fasilitas seperti perkantoran, gudang, laboratorium,
bengkel, motor pool, crushing dan batching plant, jalan-jalan hantar,
borrow area di sekitar bendungan, tempat-tempat pembuangan hasil galian
(disposal area/spoil bank), tempat-tempat penimbunan sementara (stock
pile), lokasi power supply, lokasi water supply, serta bangunan sementara
untuk para karyawan dan pegawai (mess, dapur umum dan bedeng-
bedeng kerja).
1.6 Merencanakan struktur organisasi disesuaikan dengan kebutuhan dan
tahap-tahap pelaksanaan proyek.

Tahapan Pelaksanaan Bendungan Page 3

1.7 Merencanakan/menyiapkan construction schedule (Jadwal Waktu
Pelaksanaan )
1.8 Merencanakan mobilisasi peralatan konstruksi dan tenaga kerja.
1.9 Memproses perijinan untuk pengadaan, penggunaan dan penyimpanan
bahan peledak ke pihak berwajib.

2. Pekerjaan Awal
2.1 Mobilisasi peralatan konstruksi dan tenaga kerja disesuaikan dengan
kebutuhan, termasuk tenaga-tenaga keamanan.
2.2 Mulai mengajukan gambar-gambar kerja (shop drawing) kepada Pemilik
Pekerjaan dan Konsultan untuk bangunan-bangunan yang akan dikerjakan
secara bertahap.
2.3 Melaksanakan pekerjaan clearing & grubbing yang meliputi :
- Daerah rencana lokasi bangunan-bangunan fasilitas
- Daerah rencana inlet dan outlet dari bangunan pengelak
- Daerah sepanjang as bendungan untuk persiapan pekerjaan boring
grouting pada pondasi bendungan.
- Daerah borrow area/rencana pengambilan batu (quarry)
2.4 Melaksanakan pembangunan bangunan fasilitas, termasuk bangunan-
bangunan di quarry (gudang bahan peledak, tanggul pengaman dan pagar,
kantor, pos penjagaan, tempat penyampuran).


Gambar 2. Kegiatan Clearing & Grubbing

Tahapan Pelaksanaan Bendungan Page 4




Gambar 3. Penyiapan Base Camp dan peralatan kerja

2.5 Melaksanakan grouting test pada as bendungan.
2.6 Menentukan mix design untuk bermacam-macam mutu beton.
2.7 Merencanakan eksploitasi quarry (pekerjaan quarrying) dan melaksanakan
eksploitasinya.
2.8 Setelah bahan peledak siap ditempat dan disimpan dalam gudang bahan
peledak, dilaksanakan test peledakan di quarry.
2.9 Melaksanakan penyelidikan dan tes material timbunan, terutama untuk
timbunan inti bendungan (lapisan kedap air) di daerah sekitar rencana
waduk yang telah ditetapkan dalam Tender Dokumen. Untuk mengetahui
baik kuantitas maupun kualitas.
2.10 Melaksanakan penyelidikan di borrow area yang telah ditentukan untuk
material beton (daerah pengambilan pasir dan kerikil), untuk mengetahui
baik kualitas maupun kuantitasnya.

3. Pekerjaan Utama
3.1 Bangunan Pengelak (Diversion Tunnel)
- Galian terbuka di bagian inlet dan outlet.
- Menyiapkan jaringan power supply

Tahapan Pelaksanaan Bendungan Page 5

- Menyiapkan water supply untuk pengeboran/tandon air di atas
Terowongan.
- Menyiapkan air compressor untuk pengeboran
- Menyiapkan mesin bor/leg drill
- Menyiapkan steel support/steel legging
- Menyiapkan peralatan untuk spray mortar/gunite dan rock anchor
- Menyiapkan peralatan untuk hasil peledakan seperti rock shovel, lorry,
locomotif, rail, wheel loader, dump truck
- Menyiapkan peralatan penghisap hasil peledakan (blower). Memasang
penahan longsoran di bagian depan inlet dan outlet terowongan
- Menentukan drilling patern, dalamnya lubang bor, jumlah lubang bor,
jumlah dynamite masing-masing lubang bor dan nomer-nomer detonator
untuk masing-masing lubang bor
- Melaksanakan pengalian terowongan dengan cara dan urut-urutan sebagai
berikut: pengeboran dan pembersihan lubang bor, pengisian dinamit dan
detonator, menyambung kabel-kabel detonator, meledakkan dengan mesin
peledak (blasting machine), mempercepat pengeluaran gas hasil peledakan
dengan menyemprot memakai angin dari air compressor dan blower,
mengeluarkan hasil galian, memasang steel support. Demikian seterusnya
sampai selesai pekerjaan penggalian.


Gambar 4. Kegiatan untuk Diversion Tunnel


Tahapan Pelaksanaan Bendungan Page 6


Gambar 5. Pekerjaan pembersihan di dalam Diversion Tunnel

- Kalau terowongan sudah agak dalam + >10 m dipasang penerangan, kabel
listrik diikatkan pada penyangga (steel support).
- Kalau terdapat sumber-sumber air, dibuat saluran pengering/ pengumpul air
kemudian dipompa keluar memakai submersible pump atau pompa listrik
yg kecil 2" lewat air hose/pipa diameter 2"
- Setelah selesai penggalian terowongan, dilaksanakan pembetonan dinding
terowongan, biasanya dimulai dari bagian dalam ke arah inlet dan outlet
(mundur). Sekali pembetonan sepanjang 6.0 m - 9.0 m tergantung dari
diameter terowongan. Pembetonan bisa sekaligus untuk dinding terowongan
dan invert (lantai), bisa juga diselesaikan dinding terowongan 2-3 seksi,
disusul dengan lantai/invert.
- Peralatan pembetonan meliputi center form untuk form setting, concrete
pump lengkap dengan pipa-pipanya untuk penyaluran beton, serta agitator
truck untuk mengirimkan beton dari batching plant ke concrete pump
- Setelah pembetonan selesai dilaksanakan pekerjaan grouting yaitu backfiil
grouting dan consolidation grouting, melalui lubang-lubang yang telah
disiapkan selama pekerjaan pembetonan, yaitu dengan jalan menanam pipa-
pipa dalam dinding beton baik di bagian atas maupun samping. Peralatan
grouting dimasukkan dalam terowongan.


Tahapan Pelaksanaan Bendungan Page 7


Gambar 6. Pekerjaan Boring Grouting di dalam Diversion Tunnel



3.2 Bendungan Pengelak Utama (Main Cofferdam)

- Setelah selesainya bangunan pengelak, aliran sungai di belokkan lewat
bangunan pengelak dengan membuat primary cofferdam di depan lokasi
main cofferdam. Kemudian dilanjutkan dengan pembangunan main
cofferdam baik di bagian hulu bendungan maupun di bagian hilir bendungan
(bila diperlukan). Fungsi dari cofferdam bersama saluran pengelak baik
terowongan maupun open channel adalah melindungi lokasi bendungan
utama dari banjir selama penimbunan/pembangunan bendungan utama.
- Main cofferdam di upstream bendungan bisa berdiri sendiri (diluar tubuh
bendungan) dan bisa juga merupakan bagian dari upstream tubuh
bendungan utama.
- Penimbunan main cofferdam dilaksanakan setelah penggalian pondasi baik
di dasar sungai maupun di kanan-kiri tebing sungai mencapai batuan yang
keras. Tidak ada treatment khusus seperti pondasi bendungan utama. Cara
pemadatannyapun sama dengan pemadatan bendungan utama. Pada
umumnya pembangunan cofferdam baik upstream maupun downstream
harus diselesaikan dalam satu musim kering.

3.3 Bendungan Utama (Main Dam)

3.3.1 Pekerjaan Boring Grouting


Tahapan Pelaksanaan Bendungan Page 8

- Pelaksanaan grouting pada bendungan tipe urugan biasanya dilakukan di
daerah sepanjang as bendungan di bawah lapisan kedap air/inti
bendungan/cIay core.
- Ada 2 macam grouting yaitu curtain grouting yang berfungsi menahan
rembesan air/seepage yang berasal dari waduk dan blangket grouting yang
berfungsi memperbaiki bagian atas pondasi dari retakan-retakan di seluruh
contact core area.
- Kedalaman curtain grouting tergantung dari kedalaman air waduk yg
menimbulkan "hydrostatic pressure. Secara empiris ditentukan ditentukan
dengan dengan rumus : d - 0.4S - 0.60 H, atau d= 0,5H+C tergantung dari
kondisi geologi batuan pondasi dan hasil grouting test dan water pressure
test/permeability test. Jarak curtain grouting antara 0.75 - 1.25 m dan
biasanya terdiri dari 2-3 baris dengan jarak baris antara 1.0 - 1.50 meter.
dimungkinkan adanya tambahan lubang grouting hingga mencapai
permeabilitas yang direncanakan.
- Blanket grouting dilaksanakan dengan kedalaman sekitar 5.0 - 6.0 meter
dengan jarak antara 2.50 -3.0 meter di seluruh contact core area.
- Material grouting terdiri dari campuran semen dan air dengan perbandingan
berat mulai dari 1 : 5 sampai 1:1. Untuk daerah yang permeabilitasnya masih
tinggi kekentalan injeksi : 1 ; 0.8 - 1 : 0.6.
- Curtain grouting dilaksanakan dengan cara stage grouting dengan
kedalaman 5 m setiap tahap/stage. Sedangkan untuk blanket grouting
dilaksanakan dalam 1 stage/tahap. Pelaksanaan pengeboran curtain grouting
dilaksanakan langsung dari grout cap (terutama untuk di dasar sungai) atau
memakai perancah untuk daerah sepanjang tebing sungai.

3.3.2 Penyiapan Pondasi di daerah Core/Inti

- Untuk daerah di palung sungai penyiapan pondasi dimulai begitu aliran
sungai sudah dibelokkan lewat bangunan pengelak, bersamaan dengan
pembersihan dasar sungai untuk pembangunan cofferdam.
- Setelah pembersihan dilanjutkan dengan galian cut-off sedalam sesuai
rencana kemudian dilanjutkan dengan pembetonan dasar sungai, yang
berfungsi sebagai concrete cap untuk pelaksanaan grouting. Lebar dasar
sungai yang dibeton sesuai dengan lebar dasar rencana timbunan core &
(contact core area) sepanjang dari tebing kiri-kanan sungai.
- Kalau di dasar sungai dijumpai adanya palung yang cukup dalam, maka
palung tersebut dibersihkan dari timbunan/endapan lumpur dan pasir
sampai menampakkan lapisan batuan yang keras. Kemudian palung
ditutup/diisi dengan beton yang biasa untuk concrete cap.
- Untuk perbaikan pondasi di daerah tebing sungai kanan-kiri dilaksanakan
setelah pekerjaan grouting selesai, kemudian dilanjutkan dengan penggalian
dan pembersihkan. Pada bagian yang tidak rata dan banyak cekungan

Tahapan Pelaksanaan Bendungan Page 9

ditutup dengan dental concrete atau dengan slush grout/gunite. Pada bagian
yang terdapat tonjolan-tonjolan dipotong untuk diratakan. Ini semua
dilaksanakan agar terjadi contact yang rapat antara core material dengan
permukaan pondasi untuk menghindari terjadinya rembesan di daerah core
contact area tersebut.
- Pada saat pembersihan dasar sungai kadang-kadang dijumpai sumber air
yang besar baik di daerah contact core area maupun diluar contact core area,
baik di bagian upsteam maupun downstream.
- Untuk mengatasi sumber air ini, cara yang bisa ditempuh adalah membuat
sump-pit (tempat berkumpulnya air) kemudian dipasang buis beton
berdiameter 80 cm 100 cm dan dipasang pompa (biasanya submersible
pump). Selama pekerjaan pondasi air yang terkumpulkan di dalam buis
beton tersebut dipompa dan dibuang ke arah downstream.
- Kalau pembersihan pondasi selesai dan siap dilaksanakan penimbunan,
maka air yang terkumpul tersebut tidak perlu dipompa dan tingginya buis
beton terus ditambah sejalan dengan tingginya timbunan. Kalau sewaktu-
waktu air dalam buis beton tesebut tidak bertambah, ini berarti airnya sudah
seimbang, maka buis beton tersebut ditimbun dengan pasir dan batu
kemudian digrouting.
- Treatment tersebut terutama dilaksanakan di bagian core area maupun di
bagian upstream. Untuk daerah downstream core contact area, cukup air
dialirkan ke bagian luar downstream slope bendungan.


Gambar 7. Pembersihan lokasi di area core bendungan


Tahapan Pelaksanaan Bendungan Page 10


Gambar 8. Penyiapan lokasi di area core bendungan



3.3.3 Penyiapan Pondasi di luar Core/Inti

- Setelah penggalian dan pembersihan, pada umumnya tidak ada special
treatment untuk daerah di luar core contact area, termasuk di dasar sungai
maupun di tebing kanan-kiri sungai.
- Baik di daerah timbunan filter, timbunan transisi maupun daerah timbunan
rockfill dan riprap tidak diperlukan perbaikan khusus, kecuali penggalian
dan pembersihan untuk menghilangkan tanah-tanah yang lunak, rerumputan
dan pepohonan.
- Perbaikan dan pembersihan di daerah tebing sungai dilaksanakan sesuai
dengan kemajuan timbunan, kecuali kalau terdapat patahan atau retakan.
Kalau dijumpai patahan atau retakan di daerah tebing sungai, maka daerah
tersebut dikupas/digali sampai mendapatkan lapisan yang masif. Patahan
atau retakan ini dijumpai/diketahui setelah dilaksanakan striping
(pengupasan) lapisan tanah di bagian pondasi.
3.3.4 Pelaksanaan Timbunan Core/Inti
- Sebelum dilaksanakan penimbunan untuk tubuh bendungan dilaksanakan
trial embankment di suatu tempat untuk menentukan tebalnya lapisan,
kepadatan dan permeabilitasnya, termasuk jumlah lintasan pemadatan guna
mencapai kepadatan yang direncanakan.

Tahapan Pelaksanaan Bendungan Page 11

- Tergantung dari tersedianya material di sekitar proyek/di sekitar bendungan
serta karakteristiknya. Core material biasa terdiri dari natural core (tanah asli)
atau campuran tanah dengan pasir yang disebut blended core.
- Kalau diperlukan blended core, maka untuk mencampur diperlukan stock
pile yg terdiri dari lapisan pasir dan tanah liat dengan perbandingan 1 pasir
dan 4 tanah liat atau 1 : 3 tergantung dari hasil tes yang memenuhi syarat
sesuai dengan yang direncanakan.
- Bilamana natural core sudah memenuhi persyaratan maka hasil galian dari
borrow area lagsung diangkut dengan dump truck dan dihampar di tempat
penimbunan, diratakan dengan bulldozer LGP/swamp dozer pada
ketebalan.

- Sekitar 20-25 cm dan dipadatkan dengan compactor/shee foot roller menjadi
15 cm. Demikian pula bila diperlukan blended core, maka pada tempat
pencampuran dimuat dengan back hoe atau power shovel, di angkut dengan
dump truck ke tempat penimbunan, dihampar dengan swamp dozer dan
dipadatkan dengan shee foot roller. Baik nature core maupun blended core
pelaksanaan penimbunan dilakukan pada musim kering saja, ini berkaitan
dengan dengan optimum rnoister content yang diijinkan. Kalau sewaktu
penghamparan dan pemadatan kondisi core terlalu kering dan sukar
dipadatkan, maka dilaksanakan penyiraman sehingga mencapai moisture
content yang diijinkan.
- Setelah pemadatan dan sebelum ditimbun lapisan berikutnya, dilaksanakan
pengambilan sample secara echo sonder untuk dilakukan tes di laboratorium.
- Untuk diperhatikan bahwa penimbunan core pada lapisan pertama di atas
concrete pad perataan dan pemadatannya tidak boleh menggunakan
bulldozer, tetapi menggunakan whell loader dan atau tire roller untuk
mencegah rusaknya dasar sungai/concrete pad.
- Karena pemadatannya menggunakan tire roller, maka setiap kali
penimbunan untuk layer berikutnya, maka permukaan layer pertama perlu
dikasarkan menggunakan rake dari motor grader, untuk mendaparkan
ikatan yang kuat antara layer lama dengan yang baru.
- Timbunan pada bagian abutment dilaksanakan harus dengan hati-hati dan
dijaga agar terjadi kontak yang rapat untuk mencegah terjadinya rembesan
(seepage) dengan jalan pemadatannya menggunakan tire roller dari wheel
loader, atau menggunakan tamping rammer dengan ketebalan 1.0 m dari
abutment dengan ketebalan layer antara 15cm20cm. Biasanya menggunakan
bahan clay core yang agak plastis.


Tahapan Pelaksanaan Bendungan Page 12



Gambar 9. Pelaksanaan penimbunan material core


Gambar 10. Pemadatan material core di tubuh bendungan


Tahapan Pelaksanaan Bendungan Page 13


Gambar 11. Pemadatan material core di lapangan


Gambar 12. Perataan material timbunan

3.3.5 Pelaksanaan Penimbunan Filter
- Filter material biasanya terdiri dari pasir alam yang gradasinya telah
memenuhi syarat. Sample diambil dari lokasi yang telah ditentukan pada
saat pelaksanaan survey dan investigasi. Ditinjau dari tersedianya pasir alam,
bilamana di suatu daerah terdapat sumber pasir lain, misal pasir dari laut

Tahapan Pelaksanaan Bendungan Page 14

yang biasanya lebih halus, bisa dilaksanakan campuran dan dites di
laboratorium untuk perbandingan tertentu.
- Ketebalan lapisan pasir/filter disesuaikan dengan lapisan core material.
Dipadatkan dengan smooth drum roller kecil (baby roller). Penimbunan filter
selapis lebih tinggi dari lapisan core, untuk menjaga lapisan core tidak
melebar melebihi batas. Penghentian penimbunan filter disamakan dengan
penimbunan core, jadi penimbunan filter selalu mengikuti penimbunan core
dan dilaksanakan pada musim kering saja.
3.3.6 Pelaksanaan Penimbunan daerah Transisi
- Material transisi mempunyai gradasi peralihan dari filter ke rockfiil. Lebar
lapisan transisi berkisar antara < (10-20) x lebar lapisan filter dan
menyambung langsung dengan lapisan rockfill.
- Ketebalan lapisan transisi berkisar 25 50 m, jadi biasanya lebih tinggi sekitar
24 50 cm dari lapisan filter core.
- Penghentian penimbunan lapisan transisi mengikuti penghentian lapisan
filter dan core.
- Material transisi berupa rockfil diambil dari quarry dengan ukuran dari pasir
sampai boulder berukuran 50 cm.
- Pemadatan daerah transisi cukup dengan menggunakan spreading
equipment saja yaitu bulldozer 20 30 ton.
3.3.7 Pelaksanaan Penimbunan daerah Rock Fill
- Material untuk timbunan rockfill bisa langsung diambil dari quary atau juga
bisa diambil langsung dari stock pile, yaitu timbunan sementara dari hasil
galian batu pada penggalian pondasi bendungan ataupun dari penggalian
bangunan-bangunan pelengkap lainnya seperti dari galian spillway atau
galian inlet dan outlet bangunan pengelak. Ukuran boulder batu untuk
timbunan rockfill ini disesuaikan dengan syarat-syrat ketebalan lapisan
timbunan rickfill, biasanya sekitar 1.0 1.50 meter.
- Untuk perataan/spreading menggunakan bulldozer berukuran 20 30 ton,
sekaligus juga berfungsi untuk pemadatan dengan beberapa kali lintasan.
Ada pula persyaratan bahwa pemadatan daerah rockfill dan transisi
disamping menggunakan spreading equipment ditambah beberapa lintasan
menggunakan vibrating roller kapasitas 10 15 ton.
3.3.8 Penimbunan/Pemasangan Riprap
- Riprap adalah berfungsi sebagai slope protection pada upstream dan
downstream slope dari maindam dan main cofferdam. Tebalnya berkisar
antara 2.0 meter 5.0 meter, terdiri dari boulder berukuran > 1.0 meter
dikunci dengan boulder kecil-kecil.

Tahapan Pelaksanaan Bendungan Page 15

- Pemasangan Riprap bersamaan dengan timbunan rockfill, peralatan yang
digunakan adalah bulldozer untuk mendorong boulder yang besar-besar dan
diatur oleh back hoe termasuk mengisi rongga-rongga diantara boulder yang
besar dengan boulder yang lebih kecil. Tebal lapisan penimbunan mengikuti
tebalnya lapisan rockfill.
- Untuk mengatur Riprap supaya kelihatan rapi dan merata diperlukan
operator back hoe yang sudah terampil dan berpengalaman. Di beberapa
bendungan pemasangan Riprap ini ada yang menggunakan crane. Batu-batu
besar yang akan dipasang di tempat Riprap diikat dengan wire, kemudian
diangkat dengan crane (crawler crane/truck crane) serta dibantu banyak
tenaga untuk mengikat dan melepaskan wire tersebut.



Gambar 13. Pemasangan Rip-rap


Tahapan Pelaksanaan Bendungan Page 16


Gambar 14. Rip-rap yang sudah selesai dilaksanakan
3.3.9 Pemasangan Dam Instrumentation
- Bersamaan dengan akan dimulainya penimbunan clay core perlu
dilaksanakan pemasangan peralatan monitoring untuk mengikuti dan
mengetahui tingkah laku dari bendungan dan keadaan pondasi serta besar
kecilnya seepage/rembesan setelah pengisian waduk.
- Diantara peralatan-peralatan yang dipasang adalah :
Multi layer settlement point ditanam pada permukaan pondasi dan dalam
imbunan untuk mengetahui terjadinya settlement/penurunan pondasi
dan timbunan.
Piezometer yang dipasang dalam timbunan clay core (inti bendungan)
dan dalam pondasi untuk mengetahui besarnya Void pressure" dan
rembesan (seepage) dalam tubuh bendungan dan pondasi.
Surface settlement point dan Crest settlement point untuk mengukur
settlement pada puncak bendungan dan slope/lereng dari bendungan.
V-Notch untuk mengukur debit rembesan yang dipasang di kaki
bendungan.


Tahapan Pelaksanaan Bendungan Page 17


Gambar 15. Pemasangan peralatan instrumentasi

3.3.10 Perkerasan/Penyelesaian Puncak Bendungan (Crest Dam)

- Puncak bendungan biasanya dipergunakan untuk jalan inspeksi maka
penyelesaiannya adalah seperti pada pembuatan jalan, yaitu ditimbun
dengan base corse dan sub-base corse dan dilapisi dengan asphalt (Hot Mix).
- Sebagai pelindung di kanan-kiri dipasang hand-rail/parapet dilengkapi
dengan trotoar (walkway) dan tiang-tiang listrik dan jaringannya untuk
penerangan.

Tahapan Pelaksanaan Bendungan Page 18


Gambar 16. Pembuatan Parapet dan walk-way

3.4 Pelimpah
Konstruksi Pelimpah menggunakan tipe pelimpah samping (side channel
spillway) dengan kosntruksi beton bertulang. Konstruksi Pelimpah ini dibagi
menjadi 4 area diantaranya:
- Saluran Pelimpah
- Saluran Transisi
- Saluran Peluncur
- Kolam Olak

Pelaksanaan konstruksi Pelimpah dilaksanakan dari dua arah; yaitu dari atas ke
bawah dan juga berbarengan dari bawah ke atas. Konstruksi Pelimpah ini
dilaksanakan dengan memakai mutu beton K-175.


Tahapan Pelaksanaan Bendungan Page 19


Gambar 17. Pengecoran tembok penahan saluran transisi



Gambar 18. Penampang dari konstruksi Pelimpah


Tahapan Pelaksanaan Bendungan Page 20

4. Pekerjaan Akhir
Pada akhir tahapan pelaksanaan akan dilaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang
bersifat bangunan fasilitas bendungan seperti:
- Lansekap
- Pos Jaga
- Gardu Pandang
- Rumah Petugas O&P dan lainnya




Tahapan Pelaksanaan Bendungan Page 17


Tahap Penimbunan Bendungan Urugan













Gambar 19. Penampang Bendungan Tipe Urugan

Tahapan Pelaksanaan Bendungan Page 18

You might also like