Menekan batuk dengan mengurangi iritasi lokal di reseptor iritan perifer dengan cara anestesi langsung atau secara tidak langsung mempengaruhi lendir saluran napas
Obat: Obat-obat anastesi lokal Obat anastesi yang diberikan secara topikal Demulcent Obat anastesi lokal
Cth: benzokain, benzilalkohol, fenol, dan garam fenol
Fungsi: mengurangi batuk akibat rangsang reseptor iritan di pharing, tetapi hanya sedikit manfaatnya untuk mengatasi batuk akibat kelainan saluran napas bawah
Obat anastesi yang diberikan secara topikal
Cth: lidokain, tetrakain, kokain
Fungsi: menghambat batuk akibat prosedur pemeriksaan bronkoskopi Demulcents
Fungsi: melapisi mukosa faring dan mencegah kekeringan selaput lendir, dipakai sebagai pelarut antitusif lain atau sebagai lozenges yang mengandung madu, akasia, gliserin dan anggur Antitusif yang Bekerja di Sentral menekan batuk dengan meninggikan ambang rangsang yang dibutuhkan untuk merangsang pusat batuk
Golongan narkotik (opiat): Kodein Hidrokodon
Golongan non-narkotik (non-opiat): Dekstrometorfan Butamirat sitrat Noskapin Difenhidramin
Fungsi: analgesik, antitusif, sedatif, menghilangkan sesak karena gagal jantung kiri, anti diare, mengurangi efek pembersihan mukosilier dengan menghambat sekresi kelenjarmukosa bronkus dan aktivitas silia
Efek samping: penekanan pusat napas, konstipasi, kadang-kadang mual dan muntah, serta efek adiksi, terjadinya bronkospasme karena penglepasan histamin Golongan narkotik (opiat): Kodein
Dosis tunggal orang dewasa: 20 60 mg atau 40 160 mg per hari Keuntungan: hanya sedikit menimbulkan ketergantungan Efek samping: pada dosis agak besar dapat timbul mual, muntah, konstipasi, pusing, sedasi, palpitasi, gatal-gatal, banyak keringat dan agitasi Hidrokodon
Efek samping: sedasi, penglepasan histamin, konstipasi dan kekeringan mukosa. Obat ini tidak lebih unggul dari kodein Golongan non-narkotik (non-opiat) Dekstrometorfan Tidak mempunyai efek analgesik dan ketergantungan, Efektif bila diberikan dengan dosis 30 mg setiap 4 8 jam. Dosis dewasa 10 20 mg, setiap 4 jam Anak-anak umur 6 11 tahun 5 -10 mg Anak-anak umur 2 6 tahun 2,5 5 mg setiap 4 jam Butamirat sitrat Bekerja secara sentral dan perifer. Pada sentral obat ini menekan pusat refleks dan di perifer melalui aktivitas bronkospasmolitik dan aksi antiinflamasi. Ditoleransi dengan baik oleh penderita dan tidak menimbulkan efek samping konstipasi, mual, muntah dan penekanan susunan saraf pusat. Mempunyai efektivitas yang sama dengan kodein dalam menekan batuk. Dapat digunakan dalam jangka panjang tanpa efek samping dan memperbaiki fungsi paru yaitu meningkatkan kapasitas vital (KV) dan aman igunakan pada anak-anak Dosis dewasa adalah 3 x 15 ml Dosis anak-anak umur 6 - 8 tahun 2 x 10 ml Anak berumur lebih dari 9 tahun dosisnya 2 x 15 ml. Noskapin
Tidak memiliki efek adiksi Efek samping: pusing, mual, rinitis, alergi akut dan konjungtivitis. Dosis dewasa 15-30 mg setiap 4- 6 jam, dosis tunggal 60 mg aman dalam menekan batuk paroksismal. Anak berumur 2 - 12 tahun dosisnya 7,5 - 15 mg setiap 3 - 4 jam dan tidak melebihi 60 mg per hari Difenhidramin Termasuk golongan antihistamin, dapat mengurangi batuk kronik pada bronkitis. Efek samping: mengantuk, kekeringan mulut dan hidung, menimbulkan perangsangan susunan saraf pusat. Dosis sebagai obat batuk ialah 25 mg setiap 4 jam tidak melebihi 100 mg/hari untuk dewasa. Dosis untuk anak berumur 6-12 tahun ialah 12,5 mg setiap 4 jam dan tidak melebihi 50 mg/hari Dosis anak 2 - 5 tahun ialah 6,25 mg setiap 4 jam dan tidak melebihi 25 mg/hari ASMA BRONKIAL DEFINISI Peningkatan respon trakea dan bronkus terhadap berbagai stimulus dan terjadi karena penyempitan jalan napas secara luas. Tanda-tanda klinis asma : Batuk Napas pendek Rasa sesak di dada Susah bernapas
Perubahan patologis : Kontraksi otot polos jalan napas Penebalan mukosa karena edema Infiltrasi seluler Pengentalan mukus tidak normal
Patogenesis asma Antigen + antibodi (IgE) permukaan sel mastosit granul sel mastosit membebaskan mediator, ex : histamin, triptase, dll difusi ke dinding saluran napas HIPERREAKTIVITAS kontraksi otot, edema, infiltrasi seluler dan perubahan sekresi mukus. Pengobatan asma Methylxantine Menghambat enzim fosfodiesterase agonis Merelaksasikan otot polos dan meningkatkan cAMP. Antikolinergik (parasimpatolitik) Obat antimuskarinik anti inflamasi dan kortikosteroid OBAT METILXANTIN Teofilin Efektifitas tinggi. Teobromin Kafein
Sumber utama = minuman (teh, kopi, coklat). Mekanisme kerja
ATP Teofilin Perangsangan beta Fosfodiesterase Adenililsiklase 5-AMP cAMP Bronkodilatasi, vasodilatasi, penghambatan pelepasan mediator - - Farmakodinamik SSP Kafein meningkatkan kewaspadaan dan memperlambat kelelahan. Kardiovaskuler Saluran cerna Merangsang sekresi asam lambung Ginjal Efek diuteril lemah Otot polos Bronkodilatasi dan menghambat pembebasan histamin dari jaringan yang diinduksi antigen Otot rangka Memperkuat kontraksi otot rangka OBAT SIMPATOMIMETIK Fungsi agonis adrenoseptor : Relaksasi otot polos saluran napas Menghambat pembebasan zat bronkokonstriksi sel mastosit Meningkatkan transpor mukosiliar, mempengaruhi komposisi sekresi mukus
Contoh : epinefrin, efedrin, isoproterenol dan obat 2 selektif.
Epinefrin Bronkodilator efektif, maksimal dicapai 15 menit setelah inhalasi dan berakhir setelah 60-90 menit. Efek samping : takikardia, aritmia, dsb. Efedrin Masa kerja lebih lama, jarang digunakan. Isoproterenol Bronkodilator kuat, mengakibatkan aritmia jantung. Agonis selektif 2 Short acting (3-6 jam) : Metaproterenol, albuterol, terbutalin dan bitolterol inhalasi. Long acting(>12 jam) : formoterol dan salmoterol. Kelarutan dalam lemak lebih tinggi.
ANTAGONIS MUSKARINIK Mekanisme kerja Antagonis muskarnik menghambat efek asetilkolin di reseptor muskarinik menghambat kontraksi otot polos dan meningkatkan sekresi mukus Penggunaan klinis Atropin KROMOLIN DAN NEDROKOMIL Profilak Efektif menghambat asma yang diinduksi oleh antigen dan asma akibat latihan fisik Pemakaian menahun (4x sehari) dapat mengurangi derajat reaktivitas bronkial Namun tidak berefek pada tonus otot polos saluran napas Tidak efektif dalam pemulihan bronkospasme asmatik Harus diberikan secara topikal = krna sangat sulit diabsorpsi dri saluran cerna Inhalasi dan oral : diabsorpsi kurang di 10 % MUKOLITIK Adalah obat untuk mengencarkan sekret saluran nafas
Cara Kerja: Memecah benang-benang mukoprotein dan mukopolisakarida dari sputum Contoh mukolitik: Bromheksin Ambroksol Asetilsistein
Bromheksin Ialah derivat sintetik dari vasicine, suatu zat aktif dari adhota vasica Digunakan sbg mukolitik pada bronkitis atau kelainan saluran nafas yang lain. Efek samping: mual dan peninggian transaminase Dosis: 3 kali sehari 4-8 mg sehari AMBROKSOL Merupakan suatu metabolit bromheksin, cara kerja danggunaanya sama dengan bromheksin Obat ini sedang diteliti tentang kemungkinan manfaatnya pada keratokonjungtivitas sika dan sebagai perangsang produksi surfaktan pada anak baru lahir prematur dengan sindrom pernapasan. ASETILSISTEIN Di berikan secara semprotan (nebulization) atau obat tetes hidung Cara kerja: menurunkan viskositas sekret paru pada pasien radang paru dg melepaskan ikatan disulfidanya Efek samping:spasme bronkus (pada pasien asma),mual, muntah, stomatitis, pilek, hemoptisis, dan terbentuknya sekret berlebihan. Obat ini tidak boleh diberikan tanpa penyedot lendir napas. KORTIKOSTEROID Merelaksasi otot polos saluran napas Mengurangi obtruksi saluran napa dengan mempotensiasi efek agonis reseptror beta Memodifikasi respon peradangan dalam saluran napas - dengan cara menghambat pembebasan asam arakidonat Penggunaan klinik Efek samping berat bila diberikan secara kronis kortikosteroid per oral bagi pasien yg tidak mengalami perbaikan adekuat dgn bronkodilator Pengobatan dimulai dengan prednison per oral dengan dosis 30-60 mg/hari atau dengan metilprednisolon intravena 1mg/kg BB tiap 6 jam Setelah ada perbaikan obstruksi sal napas dosis diturunkan berangsur angsur Dosis harian : 2 semprotan 4x sehari / 4 semprotan 2x sehari sama efektifnya dengan kosrtikosteroid oral Steroid inhalasi dosis tinggi efek sistemik, tapi efek lebih kecil dibanding prednison per oral Kortikosteroid topikal inhalasi kandidiasis orofaringeal Resiko dapat dikurangi dengan berkumur dengan air dan meludahkan setiap kali habis inhalasi
Penggunaan kosrtikosteroid secara menahun efektif menguragi gejala dan memperbaiki fungsi paru pada apsien asma ringan Penggunaan koertikosteroid inhalasi secara menahun dapat mengurangi reaktivitas bronkial (setelah 2-4 minggu) Mengurangi efek samping : pemberian secara aerosol kosrtikosteroid yg larut lipid yaitu beklometason, triamsinolon, budesonid, dan flunisolid efektif membebaskan koertikosteroid ke sal napas dengan absorbsi dan efek samping minimum