You are on page 1of 35

ASUHAN KEPERAWATAN DIARE CAIR AKUT DENGAN NANDA, NOC,

NIC
Diposkan oleh Rizki Kurniadi

1. Pengertian Diare
Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal ( > 3 kali/hari ), serta
perubahan isi/volume ( > 200 gr/hari) dan konsistensi feces cair (Brunner & Suddarth, 2002).
Diare adalah peningkatan jumlah, volume, keenceran dan frekuensi buang air besar
(medistore.com)

2. Klasifikasi Diare sbb :
a. Diare akut
Diare akut merupakan penyebab awal penyakit pada anak dengan umur < 5 tahun, dehidrasi
dapat terjadi dan dapat mengakibatkan kefatalan kira-kira pada 400 anak tiap tahun di
Amerika Serikat ( Kleinman, 1992 dalam Wholey & Wong's, 1994).
Diare akut adalah BAB dengan frekuensi meningkat > 3 kali /hari dengan konsistensi tinja
cair, bersifat mendadak dan berlangsung dalam waktu kurang dari 1 minggu. Diare akut lebih
banyak disebabkan oleh agent infectius yang mencakup virus, bakteri dan patogen parasit.
b. Diare Kronik
Kondisi dimana terjadi peningkatan frekuensi BAB dan peningkatan konsistensi cair dengan
durasi 14 hari atau lebih ( Wholey & Wong's, 1994)

3. Penyebab Diare , Penyakit diare dapat disebabkan oleh :
a. Infeksi oleh karena Penyebaran kuman yang menyebabkan diare
Terdiri atas : Virus (rotavirus), Bakteri ( E.colli, Salmonella, Shigella, Vibrio,
Campylobacter jejuni, dll) dan penyebab lain seperti parasit (Entamuba hystolitica).
Kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui fecal oral antara lain melalui makanan /
miniman yang tercemar tinja dan atau kontak langsung dengan tinja penderita.
b. Malabsorsi : Gangguan dalam pencernaan makananan
c. Alergi makanan dan keracunan makanan
d. Imunodefisiensi / imunosupresi(kekebalan menurun)
Keadaan ini biasanya berlangsung sementara setelah infeksi virus (campak) dan mungkin
berlangsung lama seperti pada penderita AIDS
e. Faktor lingkungan dan perilaku

4. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Usia
Anak dengan umur lebih muda mempunyai kemungkinan terjadi diare lebih besar dan
kemungkinan diare berat juga lebih besar. Diare lebih banyak pada usia infant.
2. Penurunan status kesehatan
Anak dengan kondisi yang lemah lebih tinggi kemungkinan terjadi diare dan lebih banyak
diare berat.
3. Lingkungan
Diare lebih banyak terjadi dimana kondisi sanitasi kurang, fasilitas kesehatan kurang
memadai, persiapan dan penyajian makanan, pendidikan tentang perawatan kesehatan tidak
adekuat.

5. PATOFISIOLOGI
Mikroorganisme masuk GIT
Berkembang biak setelah berhasil melewati swar asam lambung
Membentuk toksin (endotoksin)
Rangsangan untuk membuang mikroorganisme / makanan tersebut

DIARE

Peningkatan cairan intra luminal menyebabkan terangsangnya usus secara mekanis karena
meningkatnya volume, sehingga motilitas usus meningkat. Sebaliknya bila waktu henti
makanan di usus terlalu cepat akan menyebabkan waktu sentuh makanan dengan mukosa
usus sehingga penyerapan elektrolit, air dan zat-zat lain terganggu. Sehingga transport cairan
dan elektrolit intestinal tidak normal.

6. GEJALA & MANIFESTASI KLINIS DIARE.
Gejala Klinis :
Anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu makan berkurang sampai tidak ada
sama sekali.
Tinja/ feces menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah.
Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare.
Bila sudah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, maka timbulah dehidrasi bahkan syok
hipovolemik.

Manifestasi Klinis
No Agen Penyebab Karakteristik
1 Viral agent
a. Rotavirus


b. Norwalk


Fever 38 atau lebih
Nausea, vomiting
Abdominal pain
Diare bisa lebih dari 1 minggu
Fever, loss of apetit
Abdominal pain
Diare dan malaise.
2. Bacterial agent
a. E. Colli


b. Salmonella group gram positif




c. S. Thypi


d. Shigella group gram negatif




e. Campylobacter jejuni

f. Vibrio cholera group

Diare cair disertai mukus dan darah
Vomiting, abdominal distention, diare
dqn fever.
Nausea, vomiting, colic abdominal,
diare disertai darah dan mukus.
Fever, hiperaktif peristaltic and mild
abdominal tenderness.
Headache and cerebral manifestation.
Ireguler fever, headache, malaise,
letargi, fatigue, abdominal pain,
anoreksia, weight loss develop.
Fever 40 derajat and cramping,
abdominal pain, konvulsi, headache,
delirium, diare disertai mukus bisa
bercampur darah, abdominal pain,
inright lower quadrant, vomiting.
Fever, abdominal cramping
periumbilical, diare disertai darah,
vomiting
Diare cair dengan cramp, iritasi anal,
feces disertai darah dan mukus.
3 Food Poisoning
a. Staphylococcus


b. Clostridium perfringens

c. Clostridium botulinum


Nausea, vomiting, severe abdominal
cramps, shok dapat terjadi pada kasus
berat, demam ringan.
Moderate to severe crampy, mid
epigastric pain.
Nausea, vomiting, diare, dry mouth dan
disfagia.

7. KOMPLIKASI
Kehilangan air dan elektrolit: dehidrasi, asidosis metabolik, hipoklasemia dan syok
Masalah gizi : maldigesti, malabsorbsi, kehilangan zat gizi langsung katabolisme
Aritmia jantung

8. DIAGNOSIS
Diagnosis didasarkan pada definisi di atas, akan tetapi perlu dilakukan pengkajian tentang
a. Riwayat diare sekarang
Meliputi: lama kurang dari 1 mg, frekuensi, konsistensi, muntah, demam, BAK 6 jam
terakhir, tindakan yang telah dilakukan.
b. Riwayat diare sebelumnya
c. Riwayat penyakit penyerta saat ini
d. Riwayat Imunisasi
e. Riwayat makanan sebelum diare
f. Pemeriksaan laboratorium
- Specimen feces : Plymorfonuklear leukosit sebagai gambaran infeksi
- ELISA : untuk mengkonfirmasi infeksi parasit
- pH < 6 dan penurunan substansi menunjukan malabsorbsi KH dan deficiency laktose
sekunder.
- Test urine : menentukan dehidrasi
- Peningkatan Hmt, Hb, creatinin dan BUN umumnya ditemukan pada DCA.

9. PEMERIKSAAN FISIK
Tanda-tanda vital
Berat badan dan panjang badan untuk menentukan status gizi
Tanda-tanda dehidrasi
Pemeriksaan chepalo caudal : ubun-ubun besar pada bayi, turgor kulit, kelembaban mukosa,
air mata, konjungtiva, dada : jantung dan paru, abdomen ; persitaltik usus, integritas kulit area
perianal dll
Kemungkinan komplikasi lain

10.TATALAKSANA PEMBERIAN MAKANAN
Makanan sangat penting untuk penderita diare. Makanan diberikan sesegera mungkin
termasuk susu, susu buatan khusus ( rendah lactose ) hanya diberikan atas indikasi yang jelas.
Prinsip pemberian makanan untuk penderita diare antara lain:
ASI tidak dihentika seoptimal mungkin
Kualitas dan kuantitas mencukupi
Mudah diabsorbsi
Tidak merangsang
Diberikan dalam porsi kecil tapi sering
11.TATALAKSANA DIARE
Dasar-dasar penatalaksanaan terdiri atas 5 D:
Dehidrasi
Diagnosis
Diit
Defisiensi disakarida
Drugs
Management terapeutik langsung untuk koreksi keseimbangancairan dan elektrolit dan
mencegah terjadinya malnutrisi. Untuk infant dan anak dengan DCA disertai dehidrasi, yang
pertama harus dilakukan adalah ORT (Oral Rehidrasi Therapy). Pada kasus dehidrasi berat
dan syok diberikan caiaran parenteral.

12. DEHIDRASI
Akibat dari diare yang terus menerus adalah kekurangan cairan ( dehidrasi ).
Tanda-tanda Dehidrasi Berat :
- Letargis atau tidak sadar dan Mata cekung
- Tidak bisa minum atau malas minum
- Cubitan kulit perut kemblinya sangat lama.
Tanda-tanda Dehidrasi ringan/sedang :
- Gelisah,rewel/mudah marah
- Mata cekung
- Haus,minum dengan lahap
- Cubitan kulit perut kembalinya lambat
Tanpa dehidrasi : tidak ditemukan tanda-tanda seperti diatas
Penanganan Dehidrasi Ringan :
a. Beri cairan tambahan (sebanyak anak mau)
- ASI tetap diberikan bagi anak yang masih menyusu
- Oralit
- Larutan gula garam
- Cairan makanan( air tajin,kuah sayur atau air matang)
b. Lanjutkan pemberian makan
c. Pergi ke pusat pelayanan kesehatan

Penanganan Dehidrasi Sedang/Ringan:
a. Pemberian cairan tambahan seperti penanganan dehidrasi ringan
b. Pemberian Oralit secara intensif selama periode 3 jam
c. Ulangi penilaian dan klasifikasikan derajat dehidrasinya.
Penanganan Dehidrasi Berat :
- Rujuk segera ke pusat pelayanan kesehatan untuk pengobatan IV / lanjutan

13.REHIDRASI
Dasar-dasar rehidrasi:
a. Jumlah cairan yang hilang
Dehidrasi ringan : 0 5 % atau rata-rata 25 ml/kg BB
Dehidrasi sedang : 5 10 % atau rata-rata 75 ml/kg BB
Dehidrasi berat: 10- 15 % atau rata-rata 125 ml/ kg BB
b. Tonisitas caiaran
Isotonis : Kadar Na + : 131 150 mEq/L
Hipertonis : Kadar Na+ : > 150 mEq/L
Hipotonik : < 131 mEq/L
Oral Rehidrasi Solution (ORS) diberikan pada kasus lebih lanjut misalnya pada infant dengan
dehidrasi isotonik, hipotonik dan hipertonik. Nutrient based solution ini dapat menurunkan
vomiting, penurunan kehilangan volume cairan (Wong, 1994). Komposisi ORS tampak pada
tabel-2. Setelah rehidrasi pada infant, ORS dapat digunakan selama mempertahankan terapi
cairan dan sebagai solution alternative dengan cairan rendah sodium seperti ASI dan susu
formula bebas lactose.
Setiap kali BAB diganti dengan 1:1 ORS. Jika feces tidak diketahui, perkiraan ORS adalah
10 ml/kgBB atau 0,5 sampai 1 gelas ORS setiap kali BAB. ORS berguna untuk kasus
dehidrasi dan muntah. Seorang anak dengan muntah harus diberikan tambahan cairan 1
sendok kecil atau 5 10 cc setiap 1-5 menit, lebih jelasnya tampak pada tabel 3.
Tabel-2
Formula Na+ K+ Cl- Base Glukose
(mEq/L) (mEq
/L)
(mEq/L) (mEq/L) (g/L)
Pedialyte (Ross) 45 20 35 30 (citrate) 25
Rehydralyte 75 20 65 30 25
Infalyte (M.Johnson) 50 25 45 34 (citrat) 30
WHO 90 20 80 30
(bikarbonat)
20
Tabel-3
DEGREE OF
DEHYDRATIO
N
SIGN -
SYMPTOM
REHYDRATIO
N THERAPY
REPLACEMEN
T OF STOOL
LOSSES
MAINTENANC
E THERAPY
Mild (5-6%) Peningkatan
rasa haus
ORS 50ml/kgBB
Selama 4 jam
ORS 10ml/kgBB
(for infant)/150-
250ml(for older
children
ASI,formula
bebas lactosa
Moderate (7-9%) Penurunan
turgor kulit,
membrane
mukosa
kering, mata
cekung
ORS
100ml/kgBB
selama 4 jam
ORS
10ml/kgBB(for
older children)
setiap x BAB
ASI, formula
bebas lactosa
Severe (>9%) Tanda sm dg
moderat
dehydrasi
di+
peningkatan
nadi,
sianosis, RR,
lethargy,com
a
Intravena fluit
(RL)
40ml/kgBB?hr
smp nadi normal,
kmd 50-
100ml/kgBB
ORS
10ml/kgBB(for
infant)/ 150-
250ml(for older
children) setiap x
BAB
ASI,formula
bebas lactosa

14. PENCEGAHAN DIARE
a. Meningkatkan pemberian ASI
b. Memperbaiki pemberian makanan pendamping ASI
c. Menggunakan air bersih yang cukup
d. Mencuci tangan dengan sabun
e. Menggunakan jamban yang benar
f. Membuang tinja bayi dan anak-anak yang tepat
g. Imunisasi campak

15. PRINSIP PENATALAKSANAAN DIARE
a. Mencegah terjadinya dehidrasi
Mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah dengan memberikan
minuman lebih banyak cairan rumah tangga yang dianjurkan, bila tidak mungkin berikan air
matang
b. Mengobati Dehidrasi
Bila terjadi Dehidrasi (terutama pada anak), penderita harus segera dibawa ke petugas
kesehatan atau sarana kesehatan untuk mendapatkan pengobatan yang cepat dan tepat

c. Memberi makanan
Berikan makanan selama serangan diare untuk memberikan gizi pada penderita terutama
anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya berat badan. Anak yang
masih minum ASI harus lebih sering diberi ASI. Anak yang minum susus formula diberikan
lebih sering dari biasanya. Anak usia 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang telah
mendapatkan makanan padat harus diberikan makanan yang mudah dicerna sedikit-sedikit
tetapi sering. Setelah diare berhenti,pemberian ekstra makanan diteruskan selama 2 minggu
untuk membantu memulihkan berat badan anak
d. Mengobati masalah lain
Apabila diketemukan penderita diare disertai dengan penyakit lain, maka diberikan
pengobatan sesuai indikasi, dengan tetapmengutamakan rehidrasi. Tidak ada obat yang aman
dan efektif untuk menghentikan diare.

RENPRA DCA

No Diagnosa Tujuan Intervensi
1 Deficit volume
cairan b/d diare
Setelah dilakukan
askep .. jam terjadi
peningkatan
Manajemen cairan
Monotor diare, muntah
Awasi tanda-tanda hipovolemik (oliguri, abd.
keseimbangan cairan
dg KH:
Urine 30 ml/jam
V/S dbn
Kulit lembab dan
tidak ada tanda-tanda
dehidrasi
Pain, bingung)
Monitor balance cairan
Monitor pemberian cairan parenteral
Monitor BB jika terjadi penurunan BB drastis
Monitor td dehidrasi
Monitor v/s
Berikan cairan peroral sesuai kebutuhan
Anjurkan pada keluarga agar tetap
memberikan ASI dan makanan yang lunak
Kolaborasi u/ pemberian terapinya

2 Ketidak
seimbangan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
b/d intake nutrisi
inadekuat b.d faktor
biologis
Setelah dilakukan
askep .. jam terjadi
peningkatan status
nutrisi dg KH:
Mengkonsumsi
nutrisi yang adekuat.
Identifikasi
kebutuhan nutrisi.
Bebas dari tanda
malnutrisi.
Managemen nutrisi
Kaji pola makan klien
Kaji kebiasaan makan klien dan makanan
kesukaannya
Anjurkan pada keluarga untuk meningkatkan
intake nutrisi dan cairan
kelaborasi dengan ahli gizi tentang kebutuhan
kalori dan tipe makanan yang dibutuhkan
tingkatkan intake protein, zat besi dan vit c
monitor intake nutrisi dan kalori
Monitor pemberian masukan cairan lewat
parenteral.

Nutritional terapi
kaji kebutuhan untuk pemasangan NGT
berikan makanan melalui NGT k/p
berikan lingkungan yang nyaman dan tenang
untuk mendukung makan
monitor penurunan dan peningkatan BB
monitor intake kalori dan gizi

3 Risiko infeksi b/d
penurunan imunitas
tubuh, prosedur
invasive,
penyakitnya

Setelah dilakukan
askep jam infeksi
terkontrol, status
imun adekuat dg
KH:
Bebas dari tanda
dangejala infeksi.
Keluarga tahu tanda-
tanda infeksi.
Angka leukosit
normal.
Kontrol infeksi.
Batasi pengunjung.
Bersihkan lingkungan pasien secara benar
setiap setelah digunakan pasien.
Cuci tangan sebelum dan sesudah
merawat pasien, dan ajari cuci tangan yang
benar.
Lakukan dresing infus tiap hari
Anjurkan pada keluarga untuk selalu menjaga
kebersihan klien dan menjaga pantat selalu
kering u/ hindari iritasi.
Tingkatkan masukkan gizi yang cukup.
Tingkatkan masukan cairan yang cukup.
Anjurkan istirahat.
Berikan therapi antibiotik yang sesuai, dan
anjurkan untuk minum sesuai aturan.
Ajari keluarga cara menghindari infeksi serta
tentang tanda dan gejala infeksi dan segera
untuk melaporkan keperawat kesehatan.
Pastikan penanganan aseptic semua daerah IV
(intra vena).

Proteksi infeksi.
Monitor tanda dan gejala infeksi.
Monitor WBC.
Anjurkan istirahat.
Ajari anggota keluarga cara-cara menghindari
infeksi dan tanda-tanda dan gejala infeksi.
Batasi jumlah pengunjung.
Tingkatkan masukan gizi dan cairan yang
cukup

4 Kurang
pengetahuan
keluarga
berhubungan
dengan kurang
paparan dan
keterbatasan
kognitif keluarga

Setelah dilakukan
askep jam
pengetahuan
keluarga klien
meningkat dg KH:
Keluarga
menjelaskan
tentang penyakit,
perlunya
pengobatan
dan memahami
perawatan
Keluarga
kooperativedan mau
kerjasama saat
dilakukan tindakan

Mengajarkan proses penyakit
Kaji pengetahuan keluarga tentang proses
penyakit
Jelaskan tentang patofisiologi penyakit dan
tanda gejala penyakit
Beri gambaran tentaang tanda gejala penyakit
kalau memungkinkan
Identifikasi penyebab penyakit
Berikan informasi pada keluarga tentang
keadaan pasien, komplikasi penyakit.
Diskusikan tentang pilihan therapy pada
keluarga dan rasional therapy yang diberikan.
Berikan dukungan pada keluarga untuk
memilih atau mendapatkan pengobatan lain
yang lebih baik.
Jelaskan pada keluarga tentang persiapan /
tindakan yang akan dilakukan
5 Cemas
berhubungan
dengan krisis
situasional,
hospitalisasi
Setelah dilakukan
askep jam
kecemasan terkontrol
dg KH: ekspresi
wajah tenang , anak /
keluarga mau
bekerjasama dalam
tindakan askep.
Pengurangan kecemasan
Bina hubungan saling percaya.
Kaji kecemasan keluarga dan identifikasi
kecemasan pada keluarga.
Jelaskan semua prosedur pada keluarga.
Kaji tingkat pengetahuan dan persepsi pasien
dari stress situasional.
Berikan informasi factual tentang diagnosa
dan program tindakan.
Temani keluarga pasien untuk mengurangi
ketakutan dan memberikan keamanan.
Anjurkan keluarga untuk mendampingi
pasien.
Berikan sesuatu objek sebagai sesuatu simbol
untuk mengurang kecemasan orangtua.
Dengarkan keluhan keluarga.
Ciptakan lingkungan yang nyaman.
Alihkan perhatian keluarga untuk mnegurangi
kecemasan keluarga.
Bantu keluarga dalam mengambil keputusan.
Instruksikan keluarga untuk melakukan teknik
relaksasi.

6 PK: hipovolemia Setelah dilakukan
askep jam
perawat akan
mengurangi
terjadinya
hipovolemia
Pantau status cairan (oral, parenteral)
Pantau balance cairan
Pantau td syok ( v/s, urine <30 ml/jam,
gelisah, penurunan kesadaran, peningkatan
respirasi, haus, penurunan nadi perifer, akral
dingin, pucat, lembab)
Kolaborasi pemberian terapinya
Batasi aktivitas klien

7 PK;
Ketidakseimbangan
elektrolit
Setelah dilakukan
askep jam
perawat akan
mengurangi episode
ketidakseimbangan
elektrolit
Pantau td hipokalemia (poli uri, hipotensi,
ileus, penurunan tingkat kesadaran,kelemahan,
mual, muntah, anoreksia, reflek tendon
melemah)
Dorong klien u/ meningkatkan intake nutrisi
yang kaya kalium
Kolaborasi u/ koreksi kalium secara parenteral
Pantau cairan IV














MATERI KEPERAWATAN
Beranda
Rabu, 29 Februari 2012
ASKEP DIARE

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Diare adalah kehilangan cairan dan ekolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali
atau lebih BAB dengan tinja yang encer atau cair.
Diare dapat disebabkan oleh berbagai infeksi, selain penyebab lain seperti malabsorbsi. Diare
sebenarnya merupakan salah satu gejala dari penyakit pada system gastrointestinal atau penyakit
lain di luar saluran pencernaan. Tetapi sekarang lebih dikenal dengan penyakit diare karena
dengan sebutan penyakit diare akan mempercepat tindakan penanggulangan. Penyakit diare
terutam pada bayi perlu mendapatkan tindakan secepatnya karena dapat membawa bencana bila
terlambat.
Walaupun penyakit diare tidak semua menular misalnya karena faktor malabsorbsi, tetapi
perlu perawatan di kamar yang terpisah dengan perlengkapan cuci tangan untuk mencegah infeksi
serta tempat pakaian kotor tersendiri. Masalah pasien diare yang perlu diperhatikan ialah resiko
terjadi gangguan sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko terjadi komplikasi, gangguan rasa aman
dan nyaman, kurangnya pengetahuan mengenai penyakit.
Penyakit diare dapat menyerang siapa saja mulai dari anak, dewasa maupun orang tua
(lansia) dan penyakit diare ini biasanyakebanyakan disebabakan oleh infeksi. Oleh karena itu penulis
merasa tertarik untuk menerapkan asuhan keperawatan diare pada pasien S.






B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk dapat memperoleh gambaran nyata atau informasi tentang asuhan keperawatan pada pasien
diare.

2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mampu menyusun asuhan keperawatan yang terdiri dari pengkajian, membuat
diagnosa keperawatan, menyusun rencana keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan
melakukan evaluasi keperawatan pada pasien diare.

C. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini ditulis dengan metode deskriptif dengan teknik
pengumpulan data, wawancara dan pemeriksaan fisik.
















BAB II
PEMBAHASAN

A. Dasar Teori
1. Pengertian
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena
frekuensi satu kali atau lebih BAB dengan bentuk tinja yang encer atau cair.
Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak atau berlangsung singkat dalam beberapa
jam sampai 7 atau 14 hari.

2. Etiologi
a. Infeksi (virus, bakteri dan parasit)
b. Non Infeksi
Alergi makanan : susu, protein
Gangguan metabolic atau mal-absorbsi
Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan
Penyakit gangguan endokrin
Emosional atau stress
Menurunnya daya tahan tubuh
Kekurangan gizi
Obat-obatan : antibiotika

3. Patofisisologi
Meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan akibat dari gangguan
absorbsi dan ekskresi cairan dan elektrolit yang berlebihan.
Cairan sodium, potassium dan bikarbonat berpindah dari rongga ekrtraseluler ke dalam tinja,
sehingga mengakibatkan dehidrasi dan dapat terjadi asidosis metabolic.
Transportasi aktif akibat rangsangan taksin bakteri terhadap elektrolit ke dalam usus halus. Sel
dalam mukosa intestinal mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit.
Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal sehingga menurunkan area
permukaan intestinal, perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan
elektrolit.
Peradangan akan terjadi penurunan kemampuan intestinal untuk mengabsorbsi cairan dan elektrolit
serta bahan-bahan makanan.
Menurunnya pemasukan atau hilangnya cairan akibat :
- Muntah - Demam
-Diare -Hiperventilasi


Cairan ekstraseluler Hilang dengan cepat


Ketidakseimbangan elektrolit


Hilangnya cairan dalam intraseluler


Disfungsi selulere


Syok hipovolemik


Kematian


4. Tanda dan Gejala
Naunesa
Muntah
Nyeri perut
Demam
Diare
Haus
Lidah kering
Tulang pipi menonjol
Anoreksia
Lemah
Turgor kulit menurun
Seara menjadi serak
Frekuensi nafas cepat
Tekanan darah menurun
Gelisah
Pucat
Ekstrimitas dingin
Siagnosis
Anuria

Derajat Dehidrasi
1. Dehidrasi berat
Terdapat dua atau lebih dari tanda-tanda berikut ini
Latergi atau tidak sabar
Mata cekung
Tidak bisa minim atau malas minum
Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat
2. Dehidrasi dingin
Gelisah, mudah marah

Mata cekung
Haus, banyak minum
Cubitan kerut kembalinya sangat lambat
3. Tanpa Dehidrasi
Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat atau ringan/ sedang

5. Pemeriksaan Diagnostic
pemeriksaan darah tepi lengkap
pemeriksaan AGD, elektrolit, ureum, kreatinin dan berat jenis plasma
pemeriksaan urine lengkap
pemeriksaan tinja, PH, leukosit, glukosa dan adanya darah
pemeriksaan biakan empedu bila demam tinggi dan dicurigai infeksi sistemik
riwayat alergi pada obat-obatan dan makanan

6. Penatalaksanaan
a. Dehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan
4 hal penting yang perlu diperhatikan
1) Jenis cairan
Oral : pedialyte atau oralit
Parental : NaCl, isotonic, infus
2) Jumlah cairan
Jumalh cairan yang diberikan sesuai dengan cairan yang dikeluarkan
3) Jalan masuk atau cara pemberiaan
Oral atau parental
4) Jadwal pemberian cairan
Diberikan 2 jam pertama, selanjutnya dilakukan penilaian kembali status hidrasi untuk menghitung
kebutuhan cairan

b. Identifikasi penyebab diare
c. Terapi simtematik
Obat anti diare, obat anti motilitas dan sekresi usus, antiemetik
d. Terapi definitive
Sebagai langkah pencegahan seperti hygiene peroranan, sanitasi lingkungan

B. TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
Nama pasien : S
Umur : 65 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku bansa : Jawa/ Indonesia
Alamat : Sawalan
Tgl masuk : -
Pekerjaan : Tidak bekerja
Keluhan utama : Pada saat pengkajian ps mengeluh / mengatakan badannya lemas
dan diare
Riwayat kesehatan sekarang: Ps mengatakan diare tanggal 3 Februari 2006 setelah makan siang.
Ps mengatakan makan sesuai menu seperti biasa. Ps mengatakan belakangan ini di kamarnya
banyak terdapat lalat. Ps BAB lebih dari 5 kali dengan kensistensi encer. Ps tidak menatakan
kondisinya kepada keluarganya, akhirnya sore tanggal 3 Februari 2006 Ps diberikan perawatan
khusus
Riwayat kesehatan dahulu : Ps menyatakan dulu pernah diare tapi hanya 2 hari setelah minum
obat anti diare Ps langsung sembuh. Ps pernah masuk rumah sakit karena kecelakaan.
Riwayat kesehatan : Didalam keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit menular.

Genogram :























Keterangan :
: Laki-laki



: Perempuan



: Pasien












2. Pola Kebiasaan
a. Pola Nutrisi
Sebelum sakit ps mengatakan biasa makan 3x sehari dengan menu pagi bubur, satu gelas kopi dan kue.
Siang dan malam nasi, lauk, sayur dan kadang buah, makan habis satu porsi tiap makan. Minum 6-7
gelas/ hari
Saat sakit pasien mengatakan selalu lapar tapi nafsu makan berkurang. Ps hanya makan setengah porsi
dari biasanya, minum 6-7 gelas/ hari.
b. Pola Tidur/ Istirahat
Sebelum sakit pasien mengatakan biasa tidur dari pukul 22.00 sampai 05.00. ps terbiasa tidur siang
selama 2 jam
Saat sakit ps mengatakan tidur sering terjaga karena merasa kurang nyaman dengan keadaannya. Ps
mengatakan mulai dapat tidur pukul 20.00 sampai04.00 ps sering terbangun dimalam hari.
c. Pola Aktifitas
Sebelum sakit dan saat sakit pasien mengatakan aktifitasnya tidak begitu terganggu. Ps masih bisa
memenuhi kebutuhannya secara mandiri seperti mandi, makan, hanya pada saat sakit ps
mengatakan kebanyakan istirahat.
d. Pola Eliminasi
Sebelum sakit ps mengatakan biasa BAB satu kali sehari dengan konsistensi feses lembek, warna
kuning. BAK 4-5 kali sehari dengan warna kuning, bau pesing
Saat sakit pasien mengatakan diare dengan konsistensi encer, bau, warna kakuningan. Lendir tidak
ada, darah tidak ada Ps mengatakan BAB kurang lebih sudah 5 kali sehari. BAK tidak mengalami
perubahan 4-5 kali sehari.



e. Pola Koping
sebelum sakit ps mengatakan tidak pernah menceritakan masalahnya dengan orang lain, ps berusaha
mengatasi sendiri tanpa bantuan orang lain
saat sakit ps menatakan selalu menceritakan masalahnya dengan orang lain (keluarga). Dalam
mengatasi masalahnya ps meminta bantuan keluarga
f. Pola kognitif
Ingatan pasien menurun. Bila ditanya sesuatu pasien berusaha keras mengingatnya kembali
g. Konsep diri
Sebelum sakit ps selalu tampak ceria, dapat memenuhi kebutuhannya dengan mandiri seperti
mandi, makan, pasien banyak bicara (cerewet) tapi pada saat sakit pasien lebih banyak diam,
mengurung diri di kamar. Ps mengetakan tidak percaya diri, merasa tidak berguna dengan kondisi
seperti ini.
h. Pola reproduksi
Pasien mengatakan empat orang anak, dua perempuan dan dua laki-laki. Ps mengatakan tidak
menstruasi lagi (menopause) ps sudah memiliki 5 orang cucu.
i. Hubungan dengan masyrakat
Hubungan ps dengan masyarakat baik.
j. Pola kepercayaan (spiritual)
Pasien beragama Hindu dan bisa biasa sembahyang setiap hari pada pagi hari. Saat sakit pasien
hanya berdoa di tempat tidur
3. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
Kesadaran : Compos mentis
TB/ BB : 160 Cm / 59 Kg


b. Vital Sign
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 72x/mnt
Pernafasan : 20 x/ mnt
Suhu : 36.7
0
C
4. Pemeriksaan Penunjang : Tidak ada

5. Analisa Data
No Data subyektif Data obyektif Kesimpulan
1.



2.



3.

Pasien mengatakan diare lebihb
dari 5 kali, konsistensi feses
encer

Ps mengatakan lemas nafsu
makan kurang


Ps mengatakan makan habis
setengah porsi
Ps mengatakan sering terbangun
di malam hari
Ps tampak pucat
Mukosa bibir kering

Ps tampak lemas
Perut tampak cekung

Ps tampak gelisah
Muka pucat
Kekurangan volume cairan


Gangguan kabutuhan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

Gangguan pola tidur

6. Rumusan Masalah
a) kekurangan volume cairan
b) gangguan kebutuhan nutrisi kurang
c) gangguan pola tidur




2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pohon masalah



























1. Diare b/d malabsorbsi kekurangan Volume cairan b/d Diare (BAB encer) d/d ps mengatakan diare
lebih dari 5 kali, konsistensi feses encer. Ps tampak pucat, mukosa bibir kering. Karena volume cairan
b/d kehilangan volume cairan secara aktif.
2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dair kebutuhan tubuh b/d pola makan terganggu d/d ps
mengatakan makanan habis setengah porsi, nafsu maka berkurang, ps tampak lemas, perut cekung.
Keseimbangan nutrisi : dari kebutuhan b/d ketidakmampuan mengabsorbsi makanan.
3. Gangguan pola tidur b/d nyeri d/d ps mengatakan cemas dengan keadaannya. Ps mengatakan sering
terbangun di malam hari. Ps tampak gelisah dan muka pucat. Gangguna pola tidur b/d mual.

3. INTERVENSI
Rencana Keperawatan Pada Ps RY
Dengan Diare Akut Tanpa Dehidrasi
Di Klinik Sosial Tresna Wredha Wana Seraya Dps
Tgl 3 5 Februari 2006
Hari/Tgl
No.
Dx
Tujuan Tindakan Rasional
Sabtu 3/2/06
Pk. 13.00










Dx I









Setelah diberikan askep selama
2x24 jam diharapkan
keseimbangan volume cairan
terpenuhi dengan kriteria hasil :
Ps mengatakan diare berkurang
dengan kosistensi feses lembek



Ps tidak pucat lagi

Mukosa bibir lembab
Observasi dan catat frekuensi,
karakteristik, dan jumlah
Kaji status hidrasi intake dan
output

Monitor tanda vital dan observasi
keadaan umum



Pemberian obat anti diare

Dapat diketahui berat ringannya
diare dan status dehidrasi
Dapat diketahui keseimbangan
cairan

Hipotensi, takikardi, demam dapat
menunjukkan respon/efek
kehilangan cairan

Dapat menunjukkan kehilangan
cairan





Sabtu 3/2/06
Pk. 13.00









Sabtu 3/2/06
Pk. 13.00





Dx II










Dx
III


Setelah diberi askep selama
2x24 jam diharapkan
kebutuhan nutrisi terpenuhi
sesuai kebutuhan tubuh dengan
kriteria hasil :
Ps tidak lemas
Ps mengatakan nafsu makan
meningkat
Makan habis satu porsi


Setelah diberi askep selama
2x24 jam diharapkan
tidur/istirahat teratur (tidak
terganggu) dengan kriteria
hasil:
Ps mengatakan tidak cemas
Ps mengatakan tidur nyenyak
Ps tampak tenang



Kaji intake dan output makanan
Beri makanan yang mengandung
nilai gizi tinggi
Beri makanan yang disukai, makan
lunak dan rendah serat




Kaji kebutuhan ps dapat istirahat
Ciptakan suasana yang nyaman
saat tidur
Anjurkan ps untuk cuci tangan dan
kaki dengan air hangat
Anjurkan ps untuk berdoa sebelum
tidur.



Diketahui intake dan output
makanan
Kebutuhan nutrisi sesuai kebutuhan

Dengan makan yang disukai ps
dapat lebih banyak makan an
makan rendah serat untuk
menurunkan peristaltic usus

Diketahui waktu istirahat terpenuhi
Dengan suasana nyaman ps dapat
tidur nyenyak
Dapat membuat ps merasa segar
dan nyaman
Dengan berdoa dapat merasa lebih
tenang










4. IMPLEMENTASI
Rencana Keperawatan Pada Ps RY
Dengan Diare Akut Tanpa Dehidrasi
Di Klinik Sosial Tresna Wredha Wana Seraya Dps
Tgl 3 5 Februari 2006
HariTgl No. Dx Tindakan Evaluasi Paraf
Jumat
3/2/06
Pk. 14.00



Pk. 15.00




Dx I




Dx I




Mengobservasi dan mengkaji
frekuensi BAB, jumlah dan
karakteristik


Mengukut tanda vital





Ps mengatakan masih diare dengan
konsistensi feses encer, BAB
lebih dari 5 kali

Tekanan Darah
125
/
70
mmHg
RR : 20
x
/
mnt

Nadi : 72
x
/
mnt

Suhu : 36.8
0
C

Ps mengatakan makan habis
setengah porsi, nafsu makan

Mhs




Mhs





Pk. 15.00





Pk. 16.30




Pk. 18.00





Sabtu 4/2/06
Pk. 08.30

Pk. 09.00


Dx II





Dx II




Dx III






Dx I



Mengkaji intake dan output
makanan




Mengajurkan untuk makan
makanan yang bergizi tinggi
dan disukai ps.

Mengkaji kebutuhan ps dapat
istirahat




Pembrian obat anti diare
diaform


Mengukur tanda vital


menurun, ps tampak pucat,
mukosa bibir kering.

Ps mengatakan nafsu makan
menurun



Ps mengatakan tidak dapat tidur
dengan nyenyak, ps merasa
cemas dengan keadaannya

Obat sudah diminum oleh ps.


Tekanan darah
130
/
80
mmHg RR : 22
x
/
mnt

Nadi : 72
x
/
mnt

Suhu : 36.7
0
C

Ps mengatakan sudah makan bubur
dan habis

porsi, ps tidak lemas


lagi, perut agak buncit.

Pasien mengatakan cemas
brkurang, istirahat sudah agak


Mhs





Mhs




Mhs





Prwt







Pk. 11.00




Pk. 12.30




Pk. 16.00




Pk. 19.00



Dx I




Dx II




Dx III




Dx I




Dx III




Menganjurkan untuk makan
makanan yang rendah serat
dan gizi


Menciptakan suasana yang
nyaman saat ps tidur (istirahat)


Mengkaji status hidrasi intake
dan output



Mengajurkan ps untuk cuci
tangan dan kaki dengan air
hangat



Mengajurkan ps untuk berdoa
sebelum tidur

tenang

Ps mengatakan masih diare dengan
konsistensi feses sudah agak
lembek.

Ps mengatakan merasa segar dan
nyaman, dapat istirahat dengan
tenang
Ps mengatakan cemas bekurang

Ps mengatakan tidak khawatir lagi
dengan kondisinya, ps dapat
tidur dengan tenang



Ps mengatakan tidak diare lagi

Tekanan Darah
130
/
80
mmHg RR : 20
x
/
mnt

Nadi : 72
x
/
mnt

Suhu : 36.5
0
C

Ps mengatakan nafsu makan
normal, makan habis satu porsi.
Prwt




Prwt




Prwt





Prwt



Prwt




Pk. 19.30





Minggu
5/2/06
pk. 08.00

Pk. 09.30




Pk. 11.30








Dx III






Dx I


Dx I




Dx II








Mengkaji status hidrasi intake
dan output

Mengukur tanda vital




Mengkaji intake dan output
makanan




Mengkaji kebutuhan ps dapat
istirahat
Ps tidak pucat, mukosa bibir
lembab

Ps mengatakan dapat tidur dengan
nyenyak, tidak pernah terbangun
dimalam hari karena tidak cemas
lagi.



Prwt






Prwt


Prwt




Prwt




Pk. 13.00


Dx III

Prwt



5. EVALUASI
Rencana Keperawatan Pada Ps RY
Dengan Diare Akut Tanpa Dehidrasi
Di Klinik Sosial Tresna Wredha Wana Seraya Dps
Tgl 3 5 Februari 2006
Hari/Tgl
Dx Keperawatan Evaluasi
Minggu
5/2/06





Minggu
5/2/06


DX I






DX II



S : Ps mengatakan tidak diare lagi
konsistensi lembek
O : Ps tidak pucat, mukos bibir
lembab
A : Masalah teratasi
P : -

S : Ps mengatakan nafsu makan
meningkat, makan habis satu
porsi
O : Ps tidak lemas lagi, perut buncit




Minggu
5/2/06




DX III
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi


S : Ps mengatakan dapat tidur
dengan nyenyak, tidak pernah
rasa khawatir dengan
keadaannnya
O : Ps tampak tenang
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi



BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa :
4. Diare adalah kehilangan cairan dan elekrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali
lebih BAB dengan bentuk tinja yang encer atau cair.
5. Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak atau berlangsung singkat dalam beberapa jam
sampai 7 atau 14 hari.
6. Diare dapat disebabkan oleh infeksi baik virus maupun bakteri dan tanpa infeksi (non infeksi)
7. Pada Ps S setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam ps mengatakan tidak diare lagi,
semua masalah ps dapat teratasi.

B. Saran
1. Kepada Pasien
Agar tetap menjaga kebersihan baik kebersihan diri maupun kebersihan lingkungan, makan-
makanan yang mengandung gizi tinggi, istirahat yang cukup. Menjaga kondisi tubuh agar tetap segar.



DAFTAR PUSTAKA


Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. EGC : Jakarta.

You might also like