6.1. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kasus trauma mata paling banyak terjadi pada kelompok usia dewasa madya yaitu 41-60 tahun. Trauma mata juga paling banyak dialami oleh golongan laki-laki sebesar 60,3%. 2. Penyebab terbanyak trauma mata didapati 64,4% yang disebabkan oleh benda tumpul. Trauma tumpul pada mata lebih sering disebabkan oleh trauma yang berasal dari benda tumpul seperti pukulan, benturan. 3. Rata-rata jenis trauma yang dialami pasien 93,2% atau 68 kasus merupakan trauma tertutup. Trauma tertutup adalah luka pada dinding bola mata (sklera atau kornea) dan luka ini tidak merusak bagian dari intraokuler. 4. Berdasarkan lateralisasi, dijumpai trauma mata sebesar 45,2% pada masing-masing mata, tercatat area mata yang paling sering terlibat adalah kornea sebesar 69,9% atau 51 kasus. 5. Dari analisa data, Kasus trauma mata paling sering terjadi di rumah yaitu sebesar 46,6% dan Pekerjaan yang paling berhubungan dengan trauma mata yaitu pada wiraswasta sebesar 49,3%. 6. Didapati sebanyak 61 kasus atau 83,6% pasien datang berobat diatas 24 jam dan diterapi dengan medikamentosa sebanyak 82,2% atau 60 kasus.
6.2. Saran Beberapa hal yang dapat direkomendasikan dari hasil penelitian ini diantaranya: 1. Perlu dilaksanakan lebih banyak penelitian mengenai karakteristik trauma mata pada dewasa mengingat banyaknya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi trauma mata guna mengidentifikasi lebih jauh faktor lain yang turut mempengaruhi trauma mata serta untuk mengetahui faktor yang paling dominan yang mempengaruhi trauma mata. 2. Dapat dilakukan penelitian lanjutan kasus trauma mata pada dewasa dengan penambahan beberapa variabel diantaranya nilai visus pada pasien trauma mata pre-trauma dan post- trauma, komplikasi yang sering terjadi pada pasien trauma mata. 3. Perlu dilakukan pengklasifikasian dan pengkajian data rekam medik yang lengkap guna menghindari terjadinya bias dan pengeksklusian data-data yang bermanfaat. 4. Perlu dilakukan edukasi terhadap pasien-pasien dengan faktor resiko mengalami trauma mata dan juga keluarga dari pasien yang mengalami trauma mata.