You are on page 1of 8

3.

1 Rencana asuhan keperawatan teoritis


NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN & KRITERIA
HASIL
INTERVENSI RASIONAL
1. Gangguan persepsi sensori-
perseptual penglihatan
berhubungan dengan gangguan
penerimaan sensori/status organ
indera.
Setelah dilakukan askep selam
3x24 jam klien diharapkan
tidak terjadi perubahan visual,
dengan kriteria hasil :
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 3 X 24
jam maka persepsi sensori
kembali normal.
Kereteria Hasil:
Mempertahankan
lapang ketajaman
penglihatan tanpa
kehilangan lebih lanjut.
Tentukan ketajaman
penglihatan, catat
apakah satu atau kedua
mata terlibat.

1. Orientasikan pasien
terhadap lingkungan,
staf, orang lain di
areanya.
2. Letakkan barang
yang
dibutuhkan/posisi bel
pemanggil dalam
jangkauan.
3. Dorong klien untuk
mengekspresikan
perasaan tentang
kehilangan/kemungk
inan kehilangan
penglihatan.
4. Lakukan tindakan
untuk membantu
pasien untuk
menangani

keterbatasan
penglihatan, contoh,
atur perabot/mainan,
perbaiki sinar suram
dan masalah
penglihatan malam
5. Ketajaman
penglihatan dapat
digunakan untuk
mengetahui :
gangguan penglihatan
yang terjadi
Orientasi akan
mempercepat
penyesuaian diri pasien
di lingkungan baru
Mempermudah
pengambilan barang
jika dibutuhkan
2. defisit pengetahuan berhubungan
tentang prognosis, pengobatan
bergubungan dengan kurang
Setelah dilakukan askep selam
2x24 jam klien mengerti akan
informasi seputar katarak
1. Kaji informasi tentang
kondisi indivindu,
prognosis, tipe
1. Meningkatkan
pemahaman dan
meningkatkan
terpajan informasi, keterbatasan
kognitif.
dengan KH :
- menyatakan pemahaman
kondisi/proses penyakit dan
pengobatan.
- Melakukan dengan prosedur
benar dan menjelaskan alas
an tindakan.
prosedure/lensa.
2. Tekankan pentingnya
evaluasi perawatan rutin.
Beri tahu untuk
melaporkan .penglihatan
berawan.
3. Informasikan pasien
untuk mrnghindari tetes
mata yang dijual bekas
4. Diskusikan kemungkinan
efek/interasi antara obat
mata dan masalah medis
pasien.ajarkan metode
yang tepat memasukkan
obat tetes untuk
menimalkan efek sitemik.
5. Anjurkan pasien
menghindari membaca,
berkedip ; mengangkat
berat, mengejan saat
defekasi, membongkok
pada panggul, meniup
hidup; penggunaan sprei,
bedak bubuk. Merokok
(sendiri/oranglain)
kerjasama dengan
program pacaoperasi.
2. Pengawasan periodik
menurunkan risiko
komplikasi serius.
3. Dapat bereaksi
silang/campur dengan
obat yang diberikan.
4. Pengguanaan obat
mata topical,
contohnya agen
simpatomimetik,
penyekat beta, dan
agen antikolinergik
dapat menyebabkan
TD meningkat pada
hipertensi, pencentus
dispnea pada pasien
PPOM ; gejala krisis
hipolikemik pada
diabetes terganung
pada insulin. Tindakan
benar dapat
membatasi absorpsi
dalam sirkulasi
sistemik,
meminimalkan
masalah seperti
interaksi obat dan efek
sistemik tak
diinginkan.
5. Aktivitas yang
menyebabkan mata
lelah/regang,
maneuver valsalva,
atau meningkatkan
TIO dapat
mempengaruhi hasil
bedah dan
mencetuskan
perdarahan.
3. Ansietas berhubungan procedure
penatalaksanaan/ rencana
tindakan pembedahan.

Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 2x24 jam,
klien diharapkan ansietas dapat
teratasi.
KH:
Klien tampak rileks
- Ansietas (-)
1. Kaji tingkat ansietas,
derajat pengalaman dan
pengetahuan kondisi saat
ini.
2. Berikan informasi yang
akurat dan jujur..
diskusikan kemungkinan
bahwa pengawasan dan
pengobatan dapat
mencegah kehilangan
penglihatan tamabahan.
3. Dorong pasien untuk
mengakui masalah dan
mengekspresikan
perasaan.
4. Identifikasi sumber
orang/orang yang
1. Faktor ini
mempengaruhi
persepsi pasien
terhadap ancaman
diri, potensial siklus
ansietas dan dapat
mempengaruhi upaya
medik untuk
mengontrol TIO.
2. Menurunkan ansietas
sehubungan dengan
ketidaktahuan/harapa
n n yang akan dating
dan memberikan
dasar fakta untuk
membuat pilihan
informasi tentamg
menolong.
5. Jelaskan rutinitas
perioperatif.
- Preoperatif : tingkat
aktivitas, pembatasan diet,
obat-obatan.
- Intraoperatif : pentingnya
berbaring diam selama
pembedahan atau
memberi peringatan
kepada ahli bedah ketika
terasa akan batuk atau
akan berganti posisi.
Muka ditutup dengan
kain, dan diberikan O.
Suara bising dan peralatan
yang tak biasa.
Pemantauan, termasuk
pengukuran tekanan darah
yang sering.
- Pasca operasi : pemberian
posisi,pembalutan, tingkat
pengobatan.
3. Memberikan
kesempatan untuk
pasien tidak sendiri
dalam menghadapi
masalah.
4. Memberikan
keyakinan bahwa
pasien tidak sendiri
dalam menghadapi
masalah.
5. Pasien yang telah
mendapat informasi
banyak informasi
lebih mudah
menerima penaganan
dan mematuhi
intruksi.
6. Isolasi sosial dan
waktu luang yang
terlalu lama dapat
menimbulkan
aktivitas , pentingnya
bantuan untuk
ambulasi sampai stabil
dan adekuat secara visual
- Dorong partisipasi dalam
aktivitas sosial dan
pengalihan bila
memungkinkan (
pengunjung, radio,
rekaman audio, TV)


perasaan negatif.
4. Resiko cedera berhubungan
dengan kerusakan fungsi sensori
penglihatan kehilangan vitreus,
pandangan kabur.
Setelah dilakukan askep
selama 2x 24 jam klien
diharapkan tidak terjadi cidera
atau gangguan visual akibat
jatuh, dengan kriteria hasil :
klien mampu
mengidentifikasi hal yang
dapat meningkatkan risiko
cidera.
Klien mampu menyingkirkan
benda yang berbahaya dari
lingkungan. Dapat
melaporkan tidak mengalami
cidera.
1. Diskusikan apa
yangterjadi pada
pascaoperasi tentang
nyeri, pembatasan
aktivitas, penampilan,
balutan mata.
2. Beri pasien posisi
bersandar, kepala tinggi,
atau miring kesisi yang
tak sakit sesuai
keinginan.
3. Batasi aktivitas seperti
menggerakkan kepala
tiba-tiba, menggaruk
mata, membengkok.
1. Membantu
mengurangi rasa takut
dan meningkatkan
kerja sama dalam
pembatsan yang
diperlukan.
2. Istirahat hanya
beberapa menit
sampai beberapa jam
pada bedah rawat jalan
atau menginap
semalam bila terjadi
komplikasi.
Menurunkan tekanan
pada mata yang sakit,
4. Ambulasi dengan
bantuan ; berikan kamar
mandi khusus bila
sembuh dari anestesi.
5. Dorong napas dalam,
batuk untuk bersihan
paru.
6. Anjurkan untuk
menggunakan teknik
manajemn stress contoh ;
bimbingan imajinasi,
visualisasi, napas dalam
dan latihan relaksasi.
7. Pertahankan
perlindungan mata sesuai
indikasi
8. Minta pasien untuk
membedakan antara
ketidaknyamanan dan
nyeri mata tajam tiba-
tiba,
menimalkan risiko
perdarahan atau stress
pada jahitan terbuka.
3.Menurunkan stress
pada area
operasi/menurunkan
TIO.
4. Memerlukan sedikit
regangan dari pada
penggunakan pispot,
yang dapat
meningkatkan TIO.
5. Batuk meningkatkan
TIO.
6. Meningkatkan
relaksasi dan koping,
menurunkan TIO.
7. Digunakan untuk
melindungi dari
cedera kecelakaan
dan menurunkan
gerakan mata.
8. Ketidaknyamanan
memungkinkan
karena pembedahan
nyeri akut
menunjukkan TIO
dan/atau perdarahan.

You might also like