You are on page 1of 8

I.

Klarifikasi istilah
1. Komunitas: sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi
lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan yang sama.
2. Populasi: kumpulan data yang mempunyai karakteristik yang sama dan menjadi
objek inferensi statistika.
3. Puskesmas: organisasi pelayanan kesehatan masyarakat, dimana menjadi tempat
bagi masyarakat untuk curahan pertama kali tentang kesehatannya.
4. DHF ( dengue hemoragic fever ): penyakit yang disebabkan oleh virus dongue
famili flavivirdae dengan genus flavivirus.
5. Mantri: nama jabatan tertentu untuk melaksanakan tugas atau keahlian khusus
(juru kesehatan)
6. Pustu (puskesmas pembantu): UPTD kesehatan yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
7. Briket batubara: sebuah blok bahan yang dapat dibakar di gunakan sebagai bahan
bakar untuk membuat api, yang berasar dari batubara.
8. PM10: padatan atau liquid di udara dalam bentuk asap, debu dan uap yang dapat
tinggal di atmosfer dalam waktu lama dengan diamter 10mikrometer.
9. Kebutuhan domestic: kebutuhan yang digunakan pad atempat hunian pribadi
(kebutuhan sehari-hari).

II. Identifikasi masalah
1. Desa mjt terletak dipinggir jalan raya lintas Sumatera OI terdiri atas 500KK
dengan populasi 2000 orang. Mata pencaharian utama pertanian (padi sawah dan
karet alam) dan pertukangan.
2. Rumah penduduk dari kayu dan dari semen ada yang berlantai tanah. Sebagian
besar tidak memakai alas kaki.
3. Sumber air utama sungai ogan, air rawa dari sawah sebagian besar menggunakan
memiliki sumur sendiri namun, kering di musim kemarau.
4. Sumber energi adalah listrik. Untuk masak sebagian besar menggunakan kayu
bakar sebagian kecil dengan kompor minyak tanah. Karena minyak tanah langka,
maka masyarakat hanya sebagian kecil gunakan lpg atau menggunakan briket
batubara.
5. September- Desember terdapat kabut asap sampai berminggu-minggu.
6. Terdapat pustu di desa , namun Puskesmas terletak 15km dari desa.
7. Petugas kesehatan ada mantri dan bidan desa, namun kelahiran masih ditolong
oleh dukun.
8. Pengolahan sampah masih dilakukakn oleh masing-masing keluarga, tidak ada
organisasi desa yang mengurus dan sampah dibuang di rawa sekitar desa.
9. Laporan tahunan Puskesmas 10 besar penyakit.
10. Tahun 2010-2011 dua kali alami keracunan pada hajatan perkawanian yang
melibatkan banyak orang.
11. Kualitas air minum
12. Kualitas udara
13. Ventilasi dapur tidak baik, kualitas udara rumah tidak baik dan kadar debu halus
(pm10) tinggi.
14. Kecelakan lalu lintas tinggi dan budaya minuman keras dan narkoba.

III. Analisis masalah
1. Desa mjt terletak dipinggir jalan raya lintas Sumatera OI terdiri atas 500KK
dengan populasi 2000 orang. Mata pencaharian utama pertanian (padi sawah dan
karet alam) dan pertukangan.
a. Berapa jumlah populasi ideal untuk desa?
b. Apa risiko dari:
i. Letak desa di pinggir jalan
ii. Populasi
iii. Mata pencaharian 4
Pekerjaan pertanian dan pertukangan meningkatkan risiko penyakit
malaria, filariasis, atau penyakit lain yang disebabkan serangga,
hewan pengerat atau hewan buas yang sering berada di sawah atau di
hutan. Misalnya pada karet alam terdapat banyak nyamuk atau ular
berbisa, sedangkan di sawah terdapat banyak lumpur yang
menugkinkan adanya lintah

2. Rumah penduduk dari kayu dan dari semen ada yang berlantai tanah. Sebagian
besar tidak memakai alas kaki.
a. Bagaimana kriteria rumah sehat?
b. Apa risiko dari dinding dan lantai rumah pada kasus ini serta kebiasaan
tidak memakai alas kaki?
3. Sumber air utama sungai ogan, air rawa dari sawah sebagian besar menggunakan
memiliki sumur sendiri namun, kering di musim kemarau.
a. Bagaimana syarat sumber air yang baik? (sungai, rawa, sumur)
b. Apa risiko dari penggunaan sumber air pada kasus?
Sumber air utama masyarakat di desa adalah sungai Ogan dimana
berisiko tinggi terpapar terhadap mikroba, polutan kimia anorganik,
polutan organic, pestisida, dan desinfektan yang mengacam kesehatan
masyarakat. Di desa sungai biasnya dijadikan MCK umum yang
menyebabkan banyaknya kotoran manusia yang terlarut pada sungai
tersebut.
Sumber air utama masyarakat juga berasal dari air rawa dan sumur.
Air rawa di desa ini telah tercemar sampah dimana dari hasil pengujian air
sumur didapatkan hasilnya :
Kontaminasi E.coli dan koliform yang melebihi ambang batas
dapat menyebabkan meningkatnya risiko penyakit gastrointestinal
dan diare.
Arsen yangmelebihi batas maksimum menyebabkan risiko
penyakit GIT / keracunan saluran pencernaan, kardiorespirasi, dan
sistem saraf
4. Sumber energi adalah listrik. Untuk masak sebagian besar menggunakan kayu
bakar sebagian kecil dengan kompor minyak tanah. Karena minyak tanah langka,
maka masyarakat hanya sebagian kecil gunakan lpg atau menggunakan briket
batubara.
a. Apa risiko penggunaan sumber energi pada kasus?
i. Kayu bakar
ii. Minyak tanah
iii. Briket batubara
iv. Elpiji
Pemasangan elpiji yang tidak benar atau tidak sesuai dengan aturan
operasional yang diberikan oleh prosusen, elpiji memiliki resiko
kebocoran gas. Kebocoran dapat menyebabkan keracunan udara
dan ledakan yang dapat membahayakan peghuni rumah. Jika
terjadi ledakan dan terdapat orang di dalam rumah maka resiko
kematian tidak dapat dihindari
5. September- Desember terdapat kabut asap sampai berminggu-minggu.
a. Apa risiko kabut asap terhadap kesehatan masyarakat sekitar?
b. Apa penyebab terjadinya kabut asap pada september-desember?
6. Terdapat pustu di desa , namun Puskesmas terletak 15km dari desa.
a. Apa perbedaan dan jelaskan mengenai pustu dan puskesmas? (struktur,
fungsi layanan, tenaga kesehatan, wilayah kerja, tanggung jawab, dsb)
b. Apa risiko dari puskesmas yang letaknya jauh?
Pada desa ini hanya terdapat pustu dengan pelayan kesehatan
berupa mantri dan bidan. Untuk kasus-kasus gawat darurat diperlukan
bantuan dar puskesmas yang memiliki fasilitas, alat dan pelayan kesehatan
yang lebih baik dari pada pustu. Jika Jarak Puskesmas jauh, maka untuk
kasus-kasus gawat darurat akan sulit untuk di pindahkan untuk
mendapatkan pengobatan yang lebih baik
7. Petugas kesehatan ada mantri dan bidan desa, namun kelahiran masih ditolong
oleh dukun.
a. Bagaiamana idealnya petugas pelayanan kesehatan di desa?
b. Apa risiko dari persalinan yang masih ditolong oleh dukun?
8. Pengolahan sampah masih dilakukakn oleh masing-masing keluarga, tidak ada
organisasi desa yang mengurus dan sampah dibuang di rawa sekitar desa.
a. Bagaimana pengolahan sampah yang ideal?
b. Apa risiko pengolahan oleh rumah tangga dan pembuangan sampah pada
kasus ini?
Sampah tidak dikelola dan hanya dibuang di rawa-rawa dimana air
rawa tersebut dipakai untuk air minum tanpa diolah terlebih dahulu
sehingga mengancam kesehatan masyarakat yang telah terbukti adanya
keracunan makanan pada hajatan perkawinan.
Air rawa yang terkontaminasi tersebut juga meresap ke aliran
sungai tanah / air tanah sehingga berisiko terhadap kesehatan masyarakat.
Penumpukan sampah juga dapat meningkatkan resiko terhadap
banjir. Banjir dapat menyebakan penyakit kulit dan infeksi yang
berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Banjir juga dapat memrusak
barang-barang pribadi milik masyarakat

9. Laporan tahunan Puskesmas 10 besar penyakit.
a. Apa hubungan antara penyakit yang timbul dengan kesehatan lingkungan
di desa Mjt?
10. Tahun 2010-2011 dua kali alami keracunan pada hajatan perkawanian yang
melibatkan banyak orang.
a. Apa saja penyebab keracunan makanan?
b. Apa hubungan keracunan makanan dengan kesehatan lingkungan pada
kasus ini?
11. Kualitas air minum (lampiran)
a. Bagaimana kriteria kualitas air minum yang baik?
Kualitas Air harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan
mikrobiologi, fisika, kimia dan radioaktif. Berikut persyaratan kualitas air minum
menurut Permenkes NO.492/Menkes/Per/IV/2010.



b. Interpretasi dan dampak dari hasil pengujian kualitas air minum
12. Kualitas udara
a. Bagaiamana kriteria kualitas air minum yang baik?
b. Interpretasi dan dampak dari hasil pengujian kualitas air minum
13. Ventilasi dapur tidak baik, kualitas udara rumah tidak baik dan kadar debu halus
(pm10) tinggi.
a. Bagaimana ventilasi yang baik? 4
b. Bagaimana kualitas udara ruangan yang baik?
c. Apa risiko dari ventilasi yang tidak baik dan kadar debu halus yang tinggi?
14. Kecelakan lalu lintas tinggi dan budaya minuman keras dan narkoba.
a. Apa dampak dari kecelakaan lalu lintas dan kejadian miras dan narkoba
yang tinggi?
15. Bagaimana nasihat spesifik untuk setiap risiko yang terjadi pada desa ini? 4
Masalah kesehatan
desa Mjt
Nasehat spesifik untuk masyarakat
Kondisi demografis
dan geografis
Edukasi mengenai bahaya lalulintas
Edukasi menetapkan prioritas dalam membelanjakan
pendapatan untuk kebutuhan primer (sandang, pangan,
dan papan) terlebih dahulu seperti memperbaiki lantai
dan ventilasi
Dianjurkan pemakaian alas kaki dan hindari kontak
langsung dengan tanah terutama saat bekerja
Tokoh masyarakat menjadi contoh warga untuk
berumah dan berperilaku sehat
Edukasi terhadap kesadaran dan taat berlalu lintas yang
benar
Sumber air bersih Memperhatikan sumber air yang layak untuk digunakan
dan dikonsumsi yang sebaiknya bukan dari air rawa
atau sumur tercemar
Memperhatikan cara pengolahan air minum. Sebaiknya
ditampung terlebih dahulu, diendapkan atau disaring,
kemudian dimasak agar mikroorganisme yang terlarut
di dalamnya mati
Perlu diperhatikan bentuk dan lokasi penggalian sumur
terhadap sumber pencemaran
Membuat mandiri penyaringan air untuk menyaring air
dari sungai jika musim kemarau tiba
Melakukan pengelolaan sampah
Kualitas udara yang
buruk
Ventilasi dapat berupa cerobong asap dapur sekurang-
kurangnya 40% dari luas lantai
Memakai masker pada saat serangan kabut asap
Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor
Disarankan menggunakan LPG untuk memasak
Pengelolaan sampah Pembersihan rutin lingkungan desa
Himbauan untuk membuang sampah pada tempatnya
dan tidak membuang sampah ke rawa atau sumber air
bersih
Pembentukan tempat pembuangan akhir sampah khusus
desa Mjt
Memperkerjakan Tukang Sampah untuk membantu
masyarakat yang sulit untuk membuang sampah di
pembuangan akhir
Kondisi pelayanan
kesehatan yang tidak
memadai
Himbauan kepada masyarakat untuk berkunjung ke
Puskesmas
Menambah petugas kesehatan yang ada di desa
Mendiskusikan kepada masyarakat mengena
pembangunan puskesmas di sekitar desa


16. Bagaimana tindakan yang dilakukan pihak puskesmas untuk mengatasi masalah
kesehatan lingkungan pada desa ini?
17. Bagaimana nasihat yang diberikan untuk Dinas kesehatan dan Pemerintah daerah
setempat untuk menangani kasus pada desa ini?
18. Apa saja rekomendasi pelatihan khusus untuk pemuka masyarakat dan petuga
kesehatan dalam menanggulangi kasus di desa ini?
19. Bagaimana inventarisasi peraturan perundangan terkait untuk mengatasi masalah
di desa ini? 4
UU no 32 tahun 1999
a. Peraturan Perundangan Terkait Kualitas air
Kualitas Air harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan
mikrobiologi, fisika, kimia dan radioaktif. Berikut persyaratan kualitas air minum
menurut Permenkes NO.492/Menkes/Per/IV/2010.
b. Peraturan Perundangan Terkait Kualitas udara
Peraturan pemerintah republik Indonesia, Nomor : 41 tahun 1999, Tanggal:
26 mei 1999 tentang Baku mutu udara ambien nasional.
c. Masalah sampah dan limbah
Peraturan Pemerintah mengenai pembuangan limbah dan pembuangan tinja.
1) UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
2) UU No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup
3) UU No. 24 tahun 1992 tentang Penataan ruang
4) UU No. 5 tahun 1990 tentang konservasi sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya
5) PP No. 27 tahun 1999 tentang analaisis mengenai dampak lingkungan
(AMDAL)
6) PP No. 18 tahun 1999 tentang pengolahan limbah bahan berbahaya dan
beracun
7) PP No. 20 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran air
8) Keppres Mo. 77 tahun 1994 tentang bedan pengendalian dampak lingkungan
(BAPEDAL)
9) Keputusan Menteri negara lingkungan Hidup (KEP-39/MENLH/11/1996
tentang jenis usaha atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL
10) Keputusan Menteri negara lingkungan Hidup (KEP-50/MENLH/11/1996)
tentang baku tingkat kebauan
d. Peraturan Perundangan Terkait Makanan
1) Kepmenkes : 715/Menkes/SK/V/2003 tentang Persaratan Higiene Sanitasi
Jasaboga.
Kepmen 715/03 mengatur:
ii. Ketentuan umum
iii. Penggolongan
iv. Laik Higiene Sanitasi
v. Persaratan Higiene Sanitasi
vi. Pembinaan Pengawasan
vii. Sanksi.
2) Kepmenkes No. 942/MENKES/SK/VII/2003 tentang pedoman persyaratan
hygien sanitasi makanan jajanan
3) Kep BPPOM No. HK. 00.05.5.1641 tentang pedoman pemeriksaan sarana
produksi pangan industri rumah tangga (IRT)
4) PP no 28 tahun 2004 tentang keamanan, mutu dan gizi pangan
e. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1997 Tentang Narkotika
f. Keputusan Presiden RI Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengawasan dan
Pengendalian Minuman beralkohol

IV. Hipotesis
Desa Mjt yang terletak di pinggir jalan raya lintas Sumatera OI dengan populasi 2000
orang mengalami masalh lingkungan yaitu rumah yang tidak sehat, kebiasaan buruk,
sanitasi air yang buruk, kualitas udara yang kurang baik, pelayanan kesehatan yang
tidak memadai dan pengolahan sampah yang tidak baik.
V. LI
a. Kesehatan lingkungan 1
b. Sanitasi air 2
c. Sanitasi udara 3
d. Sanitasi makanan 4
e. Puskesmas dan Pustu 1
f. Pengolahan sampah 2
VI. Kerangka konsep

Kelompok
1. fatty, anggun, bella
2. Zha, kevin, okta
3. Firman, Ridhya, agung
4. Risha, riedho, herdwin, kinanti
Maaf terlambat teman-teman. Jawaban di umpul di koor masing-masing ya (koor yang nama
dibold) diketik rapi ya, soalnya scenario kita kali ini panjang. Makasih banyak.

You might also like