MOLA HIDATIDOSA DI RUANGAN PERAWATAN NIFAS- RSUD ATAMBUA OLEH: MARIA NINING KEHI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
Mola hidatidosa merupakan kehamilan abnormal yg menjadi salah satu penyebab perdarahan pada ibu hamil serta mengambil peran penting dalam meningkatkan angka kematian ibu di dunia. Berbeda dengan kehamilan normal, pada mola ditemukan hampir seluruh villi korialisnya mengalami perubahan hidropik yang tumbuh berganda membentuk gelembung yg banyak mengandung cairan Mola Hidatidosa (hamil anggur) ini belum diketahui penyebab pastinya namun disinyalir faktor predisposisinya berupa multiparitas dan kondisi gizi kurang pada ibu hamil. Akibat kondisi itu fertilisasi terjadi pada telur (ovum)yg hilang. Gambaran kliniknya berupa 3 bagian:keluhan utama,perubahan yg menyertai & penyulit. Dampak bahaya Perdarahan, syok dan kematian Ekspulsi mendadak Potensi keganasan Tindakan konservatif evakuasi jaringan mola histerektomi dan sitostatika profilaksis Berdasarkan penelitian oleh DiSaida prevalensi Mola lebih tinggi di ASIA, AFRIKA & AMERIKA LATIN RSCM (Jakarta) Tercatat satu kasus dari setiap 31 persalinan dan dari 49 kehamilan RS. Luat A Siregar (Surabaya ) Pada tahun 1982 terjadi 11-16 kasus dari setiap 1000 kehamilan RS Dr Soetomo (Surabaya) tercatat 1 kasus pada setiap 80 persalinan RS. Djamhoer Martaadis oebrata (Bandung) tercatat 9-21 kasus dari setiap 1000 kehamilan Berdasarkan RM RSUD ATB diperoleh data molahidatidosa 3 thn berturut2, (2009) sebanyak 4 org, (2010) sebanyak 3 org dan (2011) 1 org (jan-sept) Biasanya dijumpai lebih sering pada umur reproduktif (13-45 tahun) dan pada multipara mengingat semakin meningkatnya angka kejadian Mola hidatidosa, maka perlu dilakukan tindakan pencegahan & upaya perbaikan demi mengurangi angka kejadiannya. Dengan perbaikan nutrisi ibu hamil dan pengawasan ANC dengan melibatkan banyak sektor seperti pemerintah dengan upaya deteksi dini dan sistem pelayanan rujukan yang terjangkau. Berdasarkan fenomena kejadian Mola Hidatidosa yang terjadi dan dampak yang ditimbulkannya maka penulis tertarik untuk melakukan studi kasus dengan Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Mola Hidatidosa di Ruang Perawatan Nifas RSUD Atambua
BAB II TINJAUAN TEORITIS Mola hidatidosa adalah kelainan vili korionik yang terdiri dari proliferasi trofoblas dengan derajat bervariasi dan edema stroma vilus (Cunningham, 2005:931) Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh villi koralisnya mengalami perubahan hidropik (Wiknosastro, 2007:342). Jadi, Mola hidatidosa dapat didefenisikan sebagai suatu kehamilan abnormal dimana terjadi penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan dengan degenerasi dan perubahan hidrofik seluruh villi korialisnya.
ETIOLOGI (belum diketahui hingga saat ini) FAKTOR OVUM SOSIAL EKONOMI RENDAH GIZI MULTIPARITA S UMUR GENETIK Patofisiologi Teori missied abortion Teori neoplasma dari Park Studi dari Hertig pathway BAB III TINJAUAN KASUS PENGKAJIAN MRS: Selasa/5 juni 2012, pukul 22.30 WITA Tgl pengkajian:Rabu/6 juni 2012 pukul 06.05 WITA Diagnosa medik masuk: G 2
P 1001 A 000 + Mola hidatidosa Data subyektif (istri&suami) Nama : Ny.T.N.M/Tn.I Umur : 21 thn/27thn Alamat :Beirafu Pekerjaan :IRT/ped.tahu Agama :k.protestan Suku/bgsa:dawan/INA Status perkawinan:syah Pend.akhir: SD
Keluhan Utama: MRS: sakit bagian perut & pinggang Pengkajian: sakit sekali pd perut bgian bawah disertai pengeluaran darah kadang sedikit kadang banyak dengan gelembung darah merah kecoklatan mambuat tidak nyaman, mual&muntah terus- menerus Sifat keluhan: perut terasa mules dan sakit seperti tertusuk-tusuk, nyeri yg dirasakan diwakilkan dengan skala nyeri 9 (Ny.Berat) ekspresi wajah meringis memegang daerah perut bwah dan lama keluhan 30 menit
Riwayat penyakit keluarga: Adik sepupu klien pernah menderita Mola
Riwayat psikososial Reaksi emosional setelah didiagnosa : awalnya kaget karena kx sebenarnya tidak hamil tapi menderita Mola (H.anggur)namun karena sepupu kx pernah menderita p.ini kx mengatkan takut pada tindkan operasinya saja&sering bertanya ttg tindakan tersebut pada perawat. Nutrisi Walaupun sering mual dan muntah nafsu makan klien sangat baik karena ingin cepat sembuh namun kx kurang minum air
Pola elminasi BAK 4-5 kali/hari dengan urine pekat seperti warna teh Pola hygiene Kx mengatakan daerah vag.sllu basah dan lembab karena perdarahan terus, wlpun slalu dibersihkan dgn tissue
KEADAAN UMUM KLIEN kx tampak lemah, sedikit pucat dan terbaring dgn posisi sims dgn fleksi paha ke arah abdomen, ekspresi wajah meringis ksakitan. Pemeriksaan penunjang: Tes kehamilan (+), USG gambaran snowstorm (+) dan pemeriksaan Lab.dalam batas normal ANALISA DATA Kekurangan vol cairan&elektrolit, etio: hipersekresi sal.GI mual dan muntah S: kx mengatakan sering mual,muntah serta mengalami perdarahan terus menerus, O: keadaan umum lemah, mukosa bibir kering, pecah2, turgor kulit jelek, dan kulit tampak kering, klien mual dan muntah 2-3 kali, minum air 1-2 gelas/hari, BAK sedikit warna kuning pekat (teh), TTV,suhu meningkat, penurunan TD dan peningkatan frek.nadi Resti Infeksi, etio: perdarahan abnormal, kondisi vulva hygiene kurang S: kx mengatakan darah keluar sedkit2 kdang bnyak, tetap basah&lembab walau sllu dibersihkan dgn tissue O:keadaan vulva kotor, basah dengan gumpalan darah bercampur cairan keputihan berwarna putih kental, kemerahan disekitar vagina akibat garukan, TTV:peningkatan suhu, WBC (N) Kecemasan, etio:prognosis penyakit dan perubahan status kesehatan S: kx sgt kaget saat diberitahu dokter kalau dirinya sebenarnya tdk hamil namun menderita Mola, kx takut dengan tindakan yg akan dilakukan padanya (curretage) O: raut wajah kx tampak tegang&gelisah saat menceritakan ttg riwayat penyakitx saat ini, kx fokus pada diri sendiri dan cenderung sering byk bertanya ttg tindakan yg akan dihadapi serta bgaimana kondisinya nanti (ansietas ringan-menghadapi pembedahan/op), TTV:peningkatan frek.denyut nadi 103x/menit Continue AD: Gangguan rasa nyaman; Nyeri etio:penekanan otot2 rahim oleh perkembangan abnormal villi korionik dan dilatasi serviks S: kx mengeluh sakit sekali pada perut bagian bawah dan pinggangnya O: ekspresi wajah mringis kesakitan, posisi tidur Sims dgn fleksi paha ke arah abdomen sambil memegang daerah perut bagian bawah,sedikit menolak saat akan dipalpasi abdomen, terdapat nyeri tekan pd daerah suprapubik dan tegang tonus otot pda daerah tsb,TTV:penurunan TD,peningkatan frek.nadi & hasil pengkajian PQRST Resiko perubahan perfusi jaringan perifer, etio: perdarahan pasif pervaginam (fluks mola), tdk tersedianya saluran darah maternal&kondisi hipovolemia S:kx mengatakan darah keluar sedikit2 & kdang banyak dr kemaluanx O: wajah tampak agak pucat, tampak pengeluaran darah intermitten memenuhi pembalut(50cc), CRT 2 detik, tanpa cianosis,dan tanpa keluhan nyeri kepala/pusing, akral teraba dingin, hasil Lab: Hb (N), TTV:peburunan TD, peningkatan frek.nadi dan RR meningkat. Diagnosa Keperawatan Prioritas Resiko perubahan perfusi jaringan perifer Resti Infeksi Kecemasan Kekurangan vol.cairan & elektrolit Gangguan rasa nyaman:Nyeri BAB IV PEMBAHASAN TEORI FAKTA (KASUS) PENGKAJIAN DIAGNOSA PERENCANAAN IMPLEMENTASI EVALUASI
Pengkajian yg di kaji identitas, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwat kehamilan,persalinan yg lalu,kesehatan yg lalu,riwayat KB, status psikososial, pemeriksaan penunjang. Diagnosa ada 5 diagnosa, 3 diagnosa aktual dan 2 diagnosa potensial, Perencanaan kep. Sesuai masalah yg muncul pada pasien dengan menetapkan tujuan dan kriteria hasil. Pelaksanaan tindakan sesuai rencana kep, dan dilaksanakan baik secara mandiri maupun kolaborasi. Evaluasi menggunakan metode SOAP/SOAPIE. Semua tindakan mulai dari pengkajian-evaluasi dicatat dalam dokumentasi keperawatan. A.Kesimpulan B. Saran 1. Bagi Rumah Sakit 2. Bagi Institusi 3. Bagi penulis Thanks for your attention