You are on page 1of 7

Analisis Lemak Metode Soxhlet

I. Pendahuluan

Minyak dan lemak tidak berbeda dalam bentuk umum trigliseridanya, tetapi hanya berbeda dalam bentuk
(wujud). Perbedaan ini didasarkan pada perbedaan titik lelehnya. Pada suhu kamar lemak berwujud padat,
sedangkan minyak berwujud cair. Titik leleh minyak dan lemak tergantung pada strukturnya, biasanya
meningkat dengan bertambahnya jumlah karbon. Banyaknya ikatan ganda dua karbon juga berpengaruh.
Trigliserida yang kaya akan asam lemak tak jenuh, seperti asam oleat dan linoleat, biasanya berwujud
minyak sedangkan trigliserida yang kaya akan lemak jenuh seperti asam stearat dan palmitat, biasanya
adalah lemak. Semua jenis lemak tersusun dari asam-asam lemak yang terikat oleh gliserol. Sifat dari lemak
tergantung dari jenis asam lemak yang terikat dengan senyawa gliserol. Asamasam lemak yang berbeda
disusun oleh jumlah atom karbon maupun hidrogen yang berbeda pula. Atom karbon, yang juga terikat oleh
dua atom karbon lainnya, membentuk rantai yang zigzag. Asam lemak dengan rantai molekul yang lebih
panjang lebih rentan terhadap gaya tarik menarik intermolekul, (dalam hal ini yaitu gaya Van der waals)
sehingga titik leburnya juga akan naik.

Trigliserida alami ialah triester dari asam lemak berantai panjang dan gliserol merupakan penyusun
utama lemak hewan dan nabati. Trigliserida termasuk lipid sederhana dan juga merupakan bentuk cadangan
lemak dalam tubuh manusia. Keragaman jenis trigliserida bersumber dari kedudukan dan jati diri asam
lemak. Trigliserida sederhana adalah triester yang terbuat dari gliserol dan tiga molekul asam lemak yang
sama. Contohnya, dari gliserol dan tiga molekul asam stearat akan diperoleh trigliserida sederhana yang
disebut gliseril tristearat atau tristearin.

Asam-asam lemak yang menyusun lemak juga dapat dibedakan berdasarkan jumlah atom hidrogen
yang terikat kepada atom karbon. Berdasarkan jumlah atom hidrogen yang terikat kepada atom karbon,
maka asam lemak dapat dibedakan atas :
1. Asam lemak jenuh
Asam lemak jenuh merupakan asam lemak dimana dua atom hidrogen terikat pada satu atom karbon.
Dikatakan jenuh karena atom karbon telah mengikat hidrogen secara maksimal.
2. Asam lemak tak jenuh
Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang memiliki ikatan rangkap. Dalam hal ini, atom karbon belum
mengikat atom hidrogen secara maksimal karena adanya ikatan rangkap. Lemak yang mengandung satu
saja asam lemak tak jenuh disebut lemah jenuh.

Trigliserida adalah lipid yang ditemukan dalam aliran darah. Lipid adalah senyawa organik minyak yang
tidak larut dalam air. Pola makan kita menentukan tingkat trigliserida dalam tubuh kita. Setiap kalori yang
tidak diperlukan untuk produksi energi, tubuh kita mengubahnya menjadi trigliserida. Trigliserida disimpan di
dalam sel lemak.Sedangkan Trigliserida adalah kalori yang tidak terpakai dan penting untuk produksi energi.
Trigliserida adalah senyawa organik yang dibuat oleh gliserol dan tiga asam lemak.

Parameter yang digunakan untuk menentukan kualitas lemak dan minyak ini sangat banyak. Karena itu
dalam enentukan kualitas harus dilakukan analisa yang sempurna dalam menetukan nilai-nilai parameter
tadi. Analisa lemak dan minyak mencangkup antara lain:
1. Analisa kadar Lemak dan Minyak /Penentuan Kadar Lemak dan Minyak / Uji kadar lemak
dan Minyak
2. Analisa bilangan Asam / Penentuan Angka Asam /
3. Analisa bilangan Penyabunan / Penentuan Angka Penyabunan
4. Analisa bilangan Iodium / Penentuan Angka Yodium
5. Analisa Rancidity / Penentuan Tingkat Ketengikan
6. Analisa kadar free fatty Acid (FFA) / Penentuan Asam Lemak Bebas
7. Analisa titik cair / Penentuan titik Cair
8. Analisa Indeks Bias / Penentuan Indeks Bias / Uji Indeks Bias, dan masih banyak lagi

II.Macam Percobaan

Analisis kandungan lemak pangan metode ekstraksi soxhlet
Dalam analisis lemak, sulit untuk melakukan ekstraksi lemak secara murni. Hal itu
disebabkan pada waktu ekstraksi lemak dengan pelarut lemak, seperti phospholipid, sterol,
asam lemak bebas, pigmen karotenoid, dan klorofil. Oleh karena itu, hasil analisis lemak
ditetapkan sebagai lemak kasar. Terdapat dua metode dalam penentukan kadar lemak suatu
sampel, yaitu metode ekstraksi kering (menggunakan soxhlet) dan metode ekstraksi basah.
Selain itu, metode yang digunakan dalam analisis kadar lemak dapat menggunakan metode
weibull. Prinsip kerja dari metode weubull adalah ekstraksi lemak dengan pelarut nonpolar
setelah sampel dihidrolisis dalam suasana asam untuk membebaskan lemak yang terikat
(Harper et.al, 1979).
Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya
sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin
balik. Soxhlet terdiri dari pengaduk atau granul antibumping, still pot (wadah penyuling,
bypass sidearm, thimble selulosa, extraction liquid, syphon arm inlet, syphon arm outlet,
expansion adapter, condenser (pendingin), cooling water in, dan cooling water out
(Darmasih, 1997).
Ekstraksi dengan Soxhlet memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi karena pada
cara ini digunakan pemanasan yang diduga memperbaiki kelarutan ekstrak. Dibandingkan
dengan cara maserasi, ekstraksi dengan Soxhlet memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi.
Makin polar pelarut, bahan terekstrak yang dihasilkan tidak berbeda untuk kedua macam
cara ekstraksi (Whitaker 1915).

Cara kerja :

1. Labu lemak di oven dan ditimbang.
2. Sampel sebanyak 5 g ditimbang dan dimasukkan ke dalam selongsong kertas
saring.
3. Selongsong dimasukkan ke dalam alat soxhlet 2 jam dan labu lemak yang
telah diketahui bobotnya di pasang pada alat soxhlet.
4. 50 mL hexane dimasukkan ke dalam alat soxhlet.
5. Sampel di ekstrak dengan pelarut hexana.
6. Labu lemak dikeringkan dalam oven 105
0
C selama 30 menit, hingga aroma
hexana tidak tercium.
7. Labu didinginkan dalam desikator selama 15 menit.
8. Labu lemak ditimbang.
9.
Mekanisme Soxhletasi
Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang 5 gram dan kemudian dibungkus
atau ditempatkan dalam thimble (selongsong tempat sampel). Pelarut yang
digunakan adalah hexane dengan titik didih 60-80C. Hexana digunakan karena
lemak larut dalam pelarut organik.
Thimble (selongsong) yang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam soxhlet.
Soxhlet disambungkan dengan labu dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta
kondensor. Alat pendingin disambungkan dengan soxhlet. Air untuk pendingin
dijalankan dan alat ekstraksi lemak mulai dipanaskan (Darmasih, 1997).
Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati soxhlet menuju ke pipa
pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar condenser
mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair, kemudian menetes ke
thimble. Prinsip ini merupakan prinsip kondensasi. Pelarut melarutkan lemak dalam
thimble, larutan sari ini terkumpul dalam thimble dan bila volumenya telah
mencukupi, sari akan dialirkan lewat sifon menuju labu. Proses dari pengembunan
hingga pengaliran disebut sebagai refluks. Proses ekstraksi lemak kasar dilakukan
selama 2 jam. Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut dan lemak dipisahkan melalui
proses penyulingan dan dikeringkan (Darmasih, 1997).
Labu lemak yang akan digunakan, sebelumnya harus di oven terlebih dahulu.
Hal ini bertujuan untuk menghilangkan kadar air atau lemak yang menempel pada
labu. Setelah di oven, labu lemak disimpan didalam desikator yang berisi silika gel.
Silika gel berfungsi sebagai penyerap air dan menyeimbangkan suhu labu lemak agar
dingin ketika penimbangan.
Setelah proses soxhletasi selesai, maka labu lemak harus dikeringkan
didalam oven 105
0
C selama 30 menit hingga aroma hexana tidak tercium. Pada
sampel kuping gajah, lemak yang terbentuk adalah lemak cair dan memiliki aroma
khas lemak.
Berdasarkan perhitungan, diketahui bahwa kadar lemak kue kuping
gajah adalah 20,871 %. Hal ini dapat disebabkan dari bahan dan proses pembuatan
kue kuping gajah yang digoreng, sehingga kadar lemak yang diperoleh besar.
Kadar lemak yang diperoleh dengan yang berdasarkan Nutrition Fact sangat jauh
lebih rendah yaitu sekitar 6,9% (TKPI, 2008) . Hal ini kemungkinan karena proses
ekstraksi yang kurang maksimal, banyaknya sirkulasi 3 kali. Faktor-faktor yang
mempengaruhi laju ekstraksi adalah tipe persiapan sampel, waktu ekstraksi,
kuantitas pelarut, suhu pelarut, dan tipe pelarut.


Daftar pustaka :
http://monicalingga.blogspot.com/2012/09/i.html
http://liayuliasitirohmah.blogspot.com/2012/02/analisis-kadar-lemak-pada-bahan-
pangan.html
http://rahma-alchemist.blogspot.com/2011/05/analisis-minyak-dan-lemak.html
http://diajengsurendeng.blogspot.com/2011/11/analisa-lemak-dan-minyak-
pengujianmutu.html

1.1 Judul Percobaan : Analisis Kadar Lemak Pada Bahan Pangan dengan Metode
Ekstraksi Soxhlet.

1.2 Tujuan Percobaan : Mengetahui kadar lemak pada sampel bahan pangan melalui metode
ekstraksi langsung dengan alat soxhlet.

1.3 Prinsip Percobaan : Lemak bebas diekstraksi dengan pelarut non polar.Metode soxhlet
yaitu lemak yang terekstrasi dalam pelarut akan terakumulasi dalam wadah pelarut (labu
Soxhlet), kemudian dipisahkan dari pelarutnya dengan cara dipanaskan dengan oven 105 . Pelarut
akan menguap sedangkan lemak tidak karena titik didih lemak lebih tinggi dari 105 , sehingga
menguap dan tinggal dalam wadah. Lemak hasil ekstraksi kemudian ditimbang beratnya lalu
dihitung sehingga diperoleh kadar lemak dalam sampel.
1.4 Teori Percobaan :
Lemak
Lipid (dari kata yunani Lipos. Lemak) merupakan penyusun tumbuhan atau hewan yang
dicerikan oleh sifat kelarutannya. Terutama lipid tidak bisa larut dalam air, tetapi larut dalam
larutan non polar seperti eter (Hart, 2003).
Lemak merupakan sekelompok besar molekul-molekul alam yang terdiri atas unsur-unsur
karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemak, malam, sterol, vitamin-vitamin yang larut di
dalam lemak (contohnya A, D, E, dan K), monogliserida, digliserida, fosfolipid, glikolipid,
terpenoid (termasuk di dalamnya getah dan steroid) dan lain-lain. Lemak secara khusus menjadi
sebutan bagi minyak hewani pada suhu ruang, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair, yang
terdapat pada jaringan tubuh yang disebut adiposa (Poedjiadi, 1994).
Minyak/lemak merupakan lipida yang banyak terdapat di alam. Minyak
merupakan senyawa turunan ester dari gliserol dan asam lemak. Dalam berbagai makanan,
komponen lemak memegang peranan penting yang menentukan karakteristik fisik keseluruhan,
seperti aroma, tekstur, rasa dan penampilan.
Struktur umum lemak adalah :

R1,R2, R3 adalah gugus alkil mungkin saja sama atau juga beda. Gugus
alkil tersebut dibedakan sebagai gugus alkil jenuh (tidak terdapat ikanatan rangkap) dan tidak jenuh
(terdapat ikan rangkap).
Lemak adalah makanan sumber energi yang paling efisien. Setiap gram lemak menyediakan
9 kalori energi, sedangkan karbohidrat dan protein memberi 4 kalori.
Kadar lemak total dalam makanan perlu ditentukan karena:
Faktor ekonomi
Aspek legal (mematuhi standar/aturan pelabelan nutrisi)
Aspek kesehatan (perkembangan makanan rendah lemak)
Aspek kualitas (sifat makanan tergantung kadar lemak total)
Faktor proses (kondisi proses tergantung kadar lemak total)


Ekstraksi Soxhlet
Dalam analisis lemak, sulit untuk melakukan ekstraksi lemak secara murni. Hal itu
disebabkan pada waktu ekstraksi lemak dengan pelarut lemak, seperti phospholipid, sterol, asam
lemak bebas, pigmen karotenoid, dan klorofil. Oleh karena itu, hasil analisis lemak ditetapkan
sebagai lemak kasar. Terdapat dua metode dalam penentukan kadar lemak suatu sampel, yaitu
metode ekstraksi kering (menggunakan soxhlet) dan metode ekstraksi basah. Selain itu, metode
yang digunakan dalam analisis kadar lemak dapat menggunakan metode weibull. Prinsip kerja dari
metode weubull adalah ekstraksi lemak dengan pelarut nonpolar setelah sampel dihidrolisis dalam
suasana asam untuk membebaskan lemak yang terikat (Harper et.al, 1979).
Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang
umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya
pendingin balik. Soxhlet terdiri dari pengaduk atau granul antibumping, still pot (wadah penyuling,
bypass sidearm, thimble selulosa, extraction liquid, syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion
adapter, condenser (pendingin), cooling water in, dan cooling water out (Darmasih, 1997).
Ekstraksi dengan Soxhlet memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi karena pada cara ini
digunakan pemanasan yang diduga memperbaiki kelarutan ekstrak. Dibandingkan dengan cara
maserasi, ekstraksi dengan Soxhlet memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi. Makin polar pelarut,
bahan terekstrak yang dihasilkan tidak berbeda untuk kedua macam cara ekstraksi (Whitaker 1915).
















BAB II
ALAT DAN BAHAN

Alat Bahan
Kertas saring
Labu Lemak
Alat Soxhlet
Oven
Neraca analitik
Desikator
krustang
Sampel
Hexane


BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

1. Labu lemak di oven dan ditimbang.
2. Sampel sebanyak 5 g ditimbang dan dimasukkan ke dalam selongsong kertas saring.
3. Selongsong dimasukkan ke dalam alat soxhlet 2 jam dan labu lemak yang telah
diketahui bobotnya di pasang pada alat soxhlet.
4. 50 mL hexane dimasukkan ke dalam alat soxhlet.
5. Sampel di ekstrak dengan pelarut hexana.
6. Labu lemak dikeringkan dalam oven 105
0
C selama 30 menit, hingga aroma hexana
tidak tercium.
7. Labu didinginkan dalam desikator selama 15 menit.
8. Labu lemak ditimbang.


BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

Hasil Pengamatan
% Lemak yang terkandung pada beberapa sampel
Kelompok Sampel % Lemak Jumlah sirkulasi

I = 11.25 11.44
II = 12.25
III = 13.05
1 A 29,17
2 B 22,25
3 C 3,13
4 D 16,29
5 E 3,09
6 F 7,688
7 G 20,871
8 H 9,47


Perhitungan
W sampel = 5,0003 g
W labu kosong = 104,9786 g
W labu + sampel = 106,0222 g

% Lemak =
.




BAB V
PEMBAHASAN

Pada percobaan penentuan kadar lemak dalam suatu bahan pangan ini, digunakan metode
ekstraksi langsung dengan alat soxhlet (soxhletasi). Sampel yang digunakan pada percobaan ini
terdiri dari sampel A; B; C; D; E; F; G; dan H. Sampel pada kelompok 7 yaitu kue kuping gajah
yang termasuk ke dalam kategori kue kering. Lemak yang di analisis merupakan lemak kasar.
Lemak kasar adalah campuran beberapa senyawa yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam
pelarut lemak (ether, petroleum benzene, karbon tetra khlorida dsb). Pelarut yang digunakan harus
bebas dari air agar bahan-bahan yang larut dalam air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak
dan keaktifan pelarut tersebut menjadi berkurang.
Pada praktikum ini dilakukan penetapan kadar lemak pada berbagai jenis sampel yang ada
di pasaran dengan menggunakan metode soxhlet (metode ekstraksi kering). Prinsip soxhlet ialah
ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu
dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik. Soxhlet terdiri dari pengaduk atau
granul anti bumping, still pot (wadah penyuling, bypass sidearm, thimble selulosa, extraction liquid,
syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion adapter, condenser (pendingin), cooling water in,
dan cooling water out (Darmasih, 1997).

Mekanisme Soxhletasi
Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang 5 gram dan kemudian dibungkus atau
ditempatkan dalam thimble (selongsong tempat sampel). Pelarut yang digunakan adalah hexane
dengan titik didih 60-80C. Hexana digunakan karena lemak larut dalam pelarut organik.
Thimble (selongsong) yang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam soxhlet. Soxhlet
disambungkan dengan labu dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor. Alat
pendingin disambungkan dengan soxhlet. Air untuk pendingin dijalankan dan alat ekstraksi lemak
mulai dipanaskan (Darmasih, 1997).

Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati soxhlet menuju ke pipa pendingin. Air dingin
yang dialirkan melewati bagian luar condenser mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke
fase cair, kemudian menetes ke thimble. Prinsip ini merupakan prinsip kondensasi. Pelarut
melarutkan lemak dalam thimble, larutan sari ini terkumpul dalam thimble dan bila volumenya
telah mencukupi, sari akan dialirkan lewat sifon menuju labu. Proses dari pengembunan hingga
pengaliran disebut sebagairefluks. Proses ekstraksi lemak kasar dilakukan selama 2 jam. Setelah
proses ekstraksi selesai, pelarut dan lemak dipisahkan melalui proses penyulingan dan dikeringkan
(Darmasih, 1997).
Labu lemak yang akan digunakan, sebelumnya harus di oven terlebih dahulu. Hal ini
bertujuan untuk menghilangkan kadar air atau lemak yang menempel pada labu. Setelah di oven,
labu lemak disimpan didalam desikator yang berisi silika gel. Silika gel berfungsi sebagai penyerap
air dan menyeimbangkan suhu labu lemak agar dingin ketika penimbangan.
Setelah proses soxhletasi selesai, maka labu lemak harus dikeringkan didalam oven 105
0
C
selama 30 menit hingga aroma hexana tidak tercium. Pada sampel kuping gajah, lemak yang
terbentuk adalah lemak cair dan memiliki aroma khas lemak.
Berdasarkan perhitungan, diketahui bahwa kadar lemak kue kuping gajah adalah20,871 %. Hal ini
dapat disebabkan dari bahan dan proses pembuatan kue kuping gajah yang digoreng, sehingga
kadar lemak yang diperoleh besar.
Kadar lemak yang diperoleh dengan yang berdasarkan Nutrition Fact sangat jauh lebih
rendah yaitu sekitar 6,9% (TKPI, 2008) . Hal ini kemungkinan karena proses ekstraksi yang kurang
maksimal, banyaknya sirkulasi 3 kali. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah tipe
persiapan sampel, waktu ekstraksi, kuantitas pelarut, suhu pelarut, dan tipe pelarut.



BAB VI
KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
Lemak bebas diekstraksi dengan pelarut non polar, melalui metode ekstraksi langsung
dengan alat soxhlet (soxhletasi)
Kadar lemak pada sampel kue kuping gajah adalah 20,871 %.
Sampel A (Roti kering) memiliki kadar lemak yang tertinggi dibandingkan sampel yang lain,
yaitu 29,17%.



BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

Darmasih. 1997. Prinsip Soxhlet. peternakan.litbang.deptan.go.id/user/ptek97-24.pdf. (diakses pada
tanggal 28 Januari 2012).

Harper, V. W Rodwell, P. A Mayes. 1979. Biokimia. Penerbit EGC: Jakarta.

Mahmud, Mien K. 2008. Tabel Komposisi Pangan Indonesia. PT Elex Media Komputindo.

Sudarmadji, S., B. Haryono dan Suhardi. 2010. Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan dan
Pertanian. Liberty, Yogyakarta.

Whitaker, M.C. 1915. The Journal of Industrial and Engineering Chemistry. Easton: Eschenbach Printing
Company
http://liayuliasitirohmah.blogspot.com/2012/02/analisis-kadar-lemak-pada-bahan-
pangan.html

You might also like