You are on page 1of 37

Kurikulum 2013

1
CEP BUDHI DARMA M., S. Pt.
6/1/2014
Perkembangan Kurikulum di Indonesia
1947
Rencana Pelajaran
Dirinci dalam Rencana
Pelajaran Terurai
1964
Rencana
Pendidikan
Sekolah Dasar
1968
Kurikulum
Sekolah Dasar
1973
Kurikulum Proyek
Perintis Sekolah
Pembangunan
(PPSP)
1975
Kurikulum
Sekolah Dasar
1984
Kurikulum 1984
1994
Kurikulum 1994
1997
Revisi Kurikulum 1994
2004
Rintisan
Kurikulum
Berbasis
Kompetensi
(KBK)
2006
Kurikulum
Tingkat Satuan
Pendidikan
(KTSP)
1945 1965 2015 1955 1975 2005 1985 1995

2013 Kurikulum
2013

2
Apa Urgensi Pengembangan Kurikulum 2013?
1
3
100 tahun kemerdekaan
"Bonus Demografi"
Bonus Demografi Sebagai Modal
SDM
Usia Produktif
Melimpah
Kompeten
Tidak Kompeten
Beban
Pembangunan
Modal
Pembangunan
Transformasi Melalui Pendidikan
-Kurikulum
- PTK
-Sarpras
-Manajemen
4
Mempersiapkan Generasi Emas 100 Tahun Indonesia Merdeka
45.93
43.55
41.20
38.34
30.57
20.01
10.75
5.43
1.58
0.28
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00
0-9
10-19
20-29
30-39
40-49
50-59
60-69
70-79
80-89
90+
K
e
l
o
m
p
o
k

u
m
u
r

Jumlah Penduduk (juta)
Generasi 100 thn Merdeka
(Usia pada tahun 2045)
Strukutur Penduduk Indonesia
Tahun 2010
45-54 tahun
35-44 tahun
Periode Bonus Demografi
2010-2035
Paudisasi
Pendidikan Dasar berkualitas dan merata
Pendidikan karakter
Memastikan semua penduduk usia sekolah bersekolah
Pendidikan Menengah Universal
Pendidikan Tinggi yang berkualitas dan berdaya saing
Pendidikan Dasar berkualitas dan merata
Pendidikan karakter
Memastikan semua penduduk usia sekolah bersekolah
Strategi
Pembangunan
Pendidikan
Generasi yang
cerdas komprehensif: a.l
produktif, inovatif, damai dlm
interaksi sosialnya, sehat dan
menyehatkan dalam
interaksi alamnya, dan
berperadaban unggul
Sasaran Kelompok
Strategis
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011
23.6
22.3
20.5
19.3
15.4
10.3
5.2
2.4
0.7
0.1
22.3
21.3
20.7
19.0
15.2
9.7
5.6
3.1
0.9
0.2
30 20 10 0 10 20 30
0-9
10-19
20-29
30-39
40-49
50-59
60-69
70-79
80-89
90+
Laki-laki Perempuan
5
-Rehab Gedung Sekolah
-Penyediaan Lab dan
Perpustakaan
-Penyediaan Buku
Kurikulum 2013
-BOS
-Bantuan Siswa Miskin
-BOPTN/Bidik Misi (di PT)
Manajemen Berbasis Sekolah
-Peningkatan Kualifikasi & Sertifikasi
-Pembayaran Tunjangan Sertifikasi
-Uji Kompetensi dan Pengukuran
Kinerja
Reformasi Pendidikan Mengacu Pada 8 Standar
Sedang Dikerjakan
Telah dan terus
Dikerjakan
6
Mengapa Harus Ada
Pengembangan Kurikulum 2013?
2
7
Alasan Pengembangan Kurikulum
Tantangan Masa Depan
Globalisasi: WTO, ASEAN Community, APEC,
CAFTA
Masalah lingkungan hidup
Kemajuan teknologi informasi
Konvergensi ilmu dan teknologi
Ekonomi berbasis pengetahuan
Kebangkitan industri kreatif dan budaya
Pergeseran kekuatan ekonomi dunia
Pengaruh dan imbas teknosains
Mutu, investasi dan transformasi pada sektor
pendidikan
Hasil TIMSS dan PISA

Kompetensi Masa Depan
Kemampuan berkomunikasi
Kemampuan berpikir jernih dan kritis
Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu
permasalahan
Kemampuan menjadi warga negara yang
bertanggungjawab
Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran
terhadap pandangan yang berbeda
Kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal
Memiliki minat luas dalam kehidupan
Memiliki kesiapan untuk bekerja
Memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya
Memiliki rasa tanggungjawab terhadap lingkungan
Fenomena Negatif yang Mengemuka
Perkelahian pelajar
Narkoba
Korupsi
Plagiarisme
Kecurangan dalam Ujian (Contek, Kerpek..)
Gejolak masyarakat (social unrest)
Persepsi Masyarakat
Terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif
Beban siswa terlalu berat
Kurang bermuatan karakter
8
Hanya 21% siswa Indonesia yang dapat mengerjakan soal-soal dalam katagori tinggi dan
advance [memerlukan reasoning], sedangkan 71% siswa Korea sanggup. Dalam perspektif lain,
78% siswa Indonesia hanya dapat mengerjakan soal-soal dalam katagori rendah [hanya
memerlukan knowing, atau hafalan], Perlunya mengembangkan kurikulum yang menuntut
penguatan reasoning
Refleksi dari Hasil TIMSS 2007
Knowing
Applying
Reasoning
9
10
11
12
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Refleksi dari Hasil PISA 2009
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Level 6
Level 5
Level 4
Level 3
Level 2
Level 1
Below Level 1
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Level 6
Level 5
Level 4
Level 3
Level 2
Level 1b
Level 1a
Hampir semua siswa Indonesia hanya
menguasai pelajaran sampai level 3 saja,
sementara negara lain banyak yang sampai
level 4, 5, bahkan 6. Dengan keyakinan
bahwa semua manusia diciptakan sama,
interpretasi dari hasil ini hanya satu, yaitu:
yang kita ajarkan berbeda dengan tuntutan
zaman penyesuaian kurikulum
Matematika
IPA
Bahasa
13
Pembelajaran dan Inovasi
Kreatif dan inovasi
Berfikir kritis menyelesaikan masalah
Komunikasi dan kolaborasi
Informasi, Media and
Teknologi
Melek informasi
Melek Media
Melek TIK
Kehidupan dan Karir
Fleksibel dan adaptif
Berinisiatif dan mandiri
Keterampilan sosial dan budaya
Produktif dan akuntabel
Kepemimpinan&tanggung jawab
Sumber: 21st Century Skills, Education, Competitiveness. Partnership for 21st Century, 2008
Kerangka Kompetensi Abad 21
Kerangka ini menunjukkan
bahwa berpengetahuan
[melalui core subjects] saja
tidak cukup, harus dilengkapi:
-Berkemampuan kreatif - kritis
-Berkarakter kuat [bertanggung
jawab, sosial, toleran,
produktif, adaptif,...]
Disamping itu didukung dengan
kemampuan memanfaatkan
informasi dan berkomunikasi
Partnership: Perusahaan, Asosiasi Pendidikan, Yayasan,...
14
Apa Lingkup Utama Perubahan Kurikulum 2013?
3
15

16
6 9 12
0 SD SMP
Wajar Dikdas 9 Tahun
SM
PMU
Efektivitas
Pembelajaran
(Kurikulum,
Guru, ....)
Mulai 2013 Periode 1994-2012
Pembelajaran
siswa aktif
berbasis
kompetensi
Strategi Peningkatan Capaian Pendidikan
17
Rasionalitas Penambahan Jam Pelajaran
18
No Rasionalitas
1
Perubahan proses pembelajaran [dari siswa diberi tahu menjadi
siswa mencari tahu] dan proses penilaian [dari berfokus pada
pengetahuan melalui penilaian output menjadi berbasis
kemampuan melalui penilaian proses dan output] memerlukan
penambahan jam pelajaran
2 Kecenderungan akhir-akhir ini banyak negara menambah jam
pelajaran [KIPP (Knowledge Is Power Program) dan MELT
(Massachusetts Extended Learning Time) di AS, Korea Selatan]
3 Perbandingan dengan negara-negara lain menunjukkan jam
pelajaran di Indonesia relatif lebih singkat
4 Walaupun pembelajaran tatap muka di Finlandia relatif singkat,
tetapi didukung dengan pembelajaran tutorial
C
h
i
l
e

A
u
s
t
r
a
l
i
a

I
s
r
a
e
l

B
e
l
g
i
u
m

(
F
r
.
)
3

N
e
t
h
e
r
l
a
n
d
s

I
t
a
l
y

S
p
a
i
n

M
e
x
i
c
o

F
r
a
n
c
e

C
a
n
a
d
a

I
r
e
l
a
n
d

L
u
x
e
m
b
o
u
r
g

P
o
r
t
u
g
a
l

E
n
g
l
a
n
d

I
c
e
l
a
n
d

B
e
l
g
i
u
m

(
F
l
.
)

T
u
r
k
e
y

O
E
C
D

a
v
e
r
a
g
e

A
u
s
t
r
i
a

D
e
n
m
a
r
k

J
a
p
a
n

S
l
o
v
a
k

R
e
p
u
b
l
i
c

G
e
r
m
a
n
y

G
r
e
e
c
e

N
o
r
w
a
y

P
o
l
a
n
d

H
u
n
g
a
r
y

I
n
d
o
n
e
s
i
a

S
w
e
d
e
n
2

K
o
r
e
a

C
z
e
c
h

R
e
p
u
b
l
i
c
1

S
l
o
v
e
n
i
a

R
u
s
s
i
a
n

F
e
d
e
r
a
t
i
o
n

F
i
n
l
a
n
d

E
s
t
o
n
i
a

0
1 000
2 000
3 000
4 000
5 000
6 000
7 000
8 000
9 000
10 000
T
o
t
a
l

n
u
m
b
e
r

o
f

i
n
t
e
n
d
e
d

i
n
s
t
r
u
c
t
i
o
n

h
o
u
r
s
Ages 12 to 14
Ages 9 to 11
Ages 7 to 8
1. Minimum number of hours per year.
2. Estimated because breakdown by age is not available.
3. "Ages 12-14" covers ages 12-13 only.
Countries are ranked in descending order of the total number of intended instruction hours.
Source: OECD. Table D1.1. See Annex 3 for notes (www.oecd.org/edu/eag2012).
= 15%
19
Jumlah Jam Belajar di Sekolah Negeri untuk Usia 7-14 Tahun

20

21
22
Proses Pembelajaran yang Mendukung Kreativitas
Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Bus. Review:
2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui
pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik.
Kebalikannya berlaku untuk kemampuan intelijensia yaitu: 1/3
dari pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik.
Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:
- Observing [mengamati]
- Questioning [menanya]
- Associating [menalar]
- Experimenting [mencoba]
- Networking [Membentuk jejaring]
Personal
Inter-personal
Perlunya merumuskan kurikulum yang mengedepankan pengalaman personal
melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba [observation based
learning] untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Disamping itu, dibiasakan
bagi peserta didik untuk bekerja dalam jejaringan melalui collaborative learning
22
23
Proses Penilaian yang Mendukung Kreativitas
Sharp, C. 2004. Developing young childrens creativity: what can we
learn from research?:
Guru dapat membuat peserta didik berani berperilaku kreatif melalui:
tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban tertentu yang benar
[banyak/semua jawaban benar],
mentolerir jawaban yang nyeleneh,
menekankan pada proses bukan hanya hasil saja,
memberanikan peserta didik untuk mencoba, untuk menentukan sendiri yang
kurang jelas/lengkap informasinya, untuk memiliki interpretasi sendiri terkait
dengan pengetahuan atau kejadian yang diamatinya
memberikan keseimbangan antara yang terstruktur dan yang spontan/ekspresif
Perlunya merumuskan kurikulum yang mencakup standar penilaian yang mencakup
pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal, memberi nilai bagi jawaban
nyeleneh, menilai proses pengerjaannya bukan hanya hasilnya, penilaian
spontanitas/ekspresif, dll
23
24
Membentuk Kemampuan Pikir Order Tinggi Sejak Dini
Center on the Developing Child, Harvard University [2011]. Building
the Brain ATC System: How Early Experiences Shape the
Development of Executive Function.
Arsitektur otak dibentuk berdasarkan lapisan-lapisan yang berisi jaringan-
jaringan neuron yang terkait satu sama lain
Jejaringan tersebut terbentuk mulai masih anak-anak, walaupun masih
berkembang sampai umur 30 tahun tetapi penambahannya tidak secepat pada
saat anak-anak
Kompleksitas jaringan tersebut menentukan tingkat kemampuan berfikir
seseorang [low order of thinking skills untukpekerjaan rutin sampai high order
of thinking skills untuk pekerjaan pengambilan keputusan eksekutif ]
Untuk itu diperlukan sistem pembelajaran yang dapat membangun kemampuan
high order thinking skill tersebut [melalui mencari tahu bukan diberi tahu] sejak
dini melalui pemberian kebebasan untuk menentukan apa yang harus dilakukan
Perlunya merumuskan kurikulum yang mengedepankan proses mengamati,
menanya, menalar, menyimpulkan sampai memutuskan sehingga peserta didik
sejak kecil sudah terlatih dalam berfikir tingkat tinggi yang nantinya diperlukan
untuk pengambilan keputusan
24
Apa Saja Yang Berubah Pada Kurikulum 2013?
4
25
Elemen Perubahan pada Kurikulum 2013
Elemen Perubahan
26
Ruang Lingkup SKL
Dunia (Peradaban) Global
Negara
Sosial-Ekonomi-Budaya
S
a
t

P
e
n
d
i
d
i
k
a
n

K
e
l
u
a
r
g
a

Peserta
Didik
Faktual
Konseptual
Prosedural
Meta-
kognitif
SD
SMP
SMA/K
PT
SD
SMP
SMA/K
PT
27
DOMAIN Elemen
SD SMP SMA-SMK



SIKAP
Proses
Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati +
Mengamalkan
Individu
BERIMAN, BERAKHLAK MULIA (JUJUR, DISIPLIN, TANGGUNG JAWAB, PEDULI,
SANTUN), RASA INGIN TAHU, ESTETIKA, PERCAYA DIRI, MOTIVASI INTERNAL
Sosial
TOLERANSI, GOTONG ROYONG, KERJASAMA, DAN MUSYAWARAH
Alam
POLA HIDUP SEHAT, RAMAH LINGKUNGAN, PATRIOTIK, DAN CINTA PERDAMAIAN


KETERAMPILAN
Proses
Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar +
Mencipta
Abstrak
MEMBACA, MENULIS, MENGHITUNG, MENGGAMBAR, MENGARANG
Konkret
MENGGUNAKAN, MENGURAI, MERANGKAI, MEMODIFIKASI, MEMBUAT, MENCIPTA


PENGETAHUAN
Proses
Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa + Mengevaluasi
Obyek
ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, SENI, DAN BUDAYA
Subyek
MANUSIA, BANGSA, NEGARA, TANAH AIR, DAN DUNIA
Gradasi antar Satuan Pendidikan memperhatikan;
1. Perkembangan psikologis anak
2. Lingkup dan kedalaman materi
3. Kesinambungan
4. Fungsi satuan pendidikan
5. Lingkungan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) - RINCI
28
Elemen Perubahan
Elemen Deskripsi
SD SMP SMA SMK
Kompetensi
Lulusan
Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang
meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
Kedudukan
mata pelajaran
(ISI)
Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran berubah menjadi
matapelajaran dikembangkan dari kompetensi.
Pendekatan
(ISI)
Kompetensi dikembangkan melalui:
Tematik
Integratif dalam
semua mata
pelajaran
Mata
pelajaran
Mata pelajaran
wajib dan
pilihan
Mata
Pelajaran
wajib,
pilihan, dan
vokasi
29
Elemen Perubahan
Elemen
Deskripsi
SD SMP SMA SMK
Struktur
Kurikulum
(Mata
pelajaran
dan
alokasi
waktu)
(ISI)
Holistik dan
integratif berfokus
pada alam, sosial,
dan budaya)
Pembelajaran
dilaksanakan
dengan
pendekatan sains
Jumlah
matapelajaran
dari 10 menjadi 6
Jumlah jam
bertambah 4
JP/minggu akibat
perubahan
pendekatan
pembelajaran
TIK menjadi
media semua
matapelajaran
Pengembangan
diri terintegrasi
pada setiap
matapelajaran
dan
ekstrakurikuler
Jumlah
matapelajaran
dari 12 menjadi
10
Jumlah jam
bertambah 6
JP/minggu akibat
perubahan
pendekatan
pembelajaran
Perubahan
sistem: ada
matapelajara
n wajib dan
ada
matapelajara
n pilihan
Terjadi
pengurangan
matapelajara
n yang harus
diikuti siswa
Jumlah jam
bertambah 2
JP/minggu
akibat
perubahan
pendekatan
pembelajaran
Penyesuaian jenis
keahlian
berdasarkan
spektrum
kebutuhan saat ini
Penyeragaman
mata pelajaran
dasar umum
Produktif
disesuaikan
dengan tren
perkembangan
Industri
Pengelompokkan
mata pelajarn
produktif sehingga
tidak terlau rinci
pembagiannya
30
30
Elemen Perubahan
Elemen
Deskripsi
SD SMP SMA SMK
Proses
pembelajaran
Standar Proses yang semula terfokus pada Eksplorasi, Elaborasi, dan
Konfirmasi dilengkapi dengan Mengamati, Menanya, Mengolah, Menalar,
Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta.
Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah
dan masyarakat
Guru bukan satu-satunya sumber belajar.
Sikap tidak hanya diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan
Tematik dan
terpadu
IPA dan IPS
masing-
masing
diajarkan
secara
terpadu
Adanya mata
pelajaran wajib
dan pilihan
sesuai dengan
bakat dan
minatnya
Kompetensi
keterampilan yang
sesuai dengan standar
industri
31
Elemen
Deskripsi
SD SMP SMA SMK
Penilaian hasil
belajar
Penilaian berbasis kompetensi
Pergeseran dari penilain melalui tes [mengukur kompetensi pengetahuan
berdasarkan hasil saja], menuju penilaian otentik [mengukur kompetensi
sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil]
Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar
didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal
(maksimal)
Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL
Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen
utama penilaian
Ekstrakurikuler Pramuka (wajib)
UKS
PMR
Bahasa Inggris
Pramuka (wajib)
OSIS
UKS
PMR
Dll
Perlunya ekstra kurikuler partisipasi aktif siswa dalam
permasalahan kemasyarakatan (menjadi bagian dari
pramuka)
Elemen Perubahan
32

33

34

35

36

37

You might also like