You are on page 1of 11

esaunggul.ac.id http://www.esaunggul.ac.

id/article/hukum-demokrasi-dan-pembangunan-ekonomi/
Hukum, Demokrasi Dan Pembangunan
Ekonomi - edit
FOKKY FUAD, SH, MH.
Dosen Fakult as Hukum
Universit as Esa Unggul, Jakart a
Pembangunan ekonomi dalam sebuah negara pada hakikat nya membut uhkan t iga hal: predik-
t ibilit as, f airness, dan ef isiensi. Dalam upaya mencapai t iga hal t ersebut di at as maka hukum
diberdayakan sebagai sebuah sarana yang akan mampu mendorong proses-proses dalam
pembangunan ekonomi. Peran hukum menjadi sangat pent ing ket ika pembangunan
memberikan dampak baik dampak kesejaht eraan ekonomi, dimana pada hal ini pert umbuhan
ekonomi menjadi baromet er keberhasilan sebuah pembangunan ekonomi sebuah negara,
t et api pada sisi lain keberhasilan pembangunan ekonomi yang dilihat dari keberhasilan
pencapaian pert umbuhan ekonomi secara sadar mupun t idak juga berdampak sisi
demokrast isasi. Demokrasi acapkali dianggap menjadi sebuah ancaman at as kesuksesan
sebuah pembangunan ekonomi. Tujuan dari penelit ian ini adalah ingin memperlihat kan kait an
hukum, demokrasi dan pembangunan ekonomi. Adapun met ode yang digunakan dalam
penulisan ini adalah met ode penelit ian hukum normat if . Kesimpulan yang dapat penulis
dapat kan bahwa hukum harus mampu menyeimbangkan ant ara keberhasilan pembangunan
ekonomi dengan proses demokrat isasi dalam sebuah negara.
Pembangunan pada hakikat nya diupayakan dalam rangka unt uk mencapai suat u kesejaht eraan
rakyat sesuai dengan yang diamanat kan dalam Pembukaan UUD 1945, dimana t ujuan dari ber-
dirinya Negara Republik Indonesia adalah mewujudkan sebuah kesejaht eraan bangsa. Imple-
ment asi dari Pembukaan UUD 1945 t ersebut kemu-dian diimplement asikan dalam Pasal 33 ayat
(3) UUD 1945, dimana dalam pasal t ersebut dinyat akan bahwa bumi, air, dan kekayaan alam
yang t erkan-dung di dalamnya dikuasai Negara dan diperguna-kan sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat .
Pembangunan t ersebut menjadi salah sat u cara unt uk menuju pada t ercipt anya sebuah
kesejah-t eraan rakyat . Konsep pembangunan dikembangkan secara mengedepan khususnya
sejak masa orde baru, dimana pada saat it u Orde Baru berupaya unt uk mencapai sebuah
t ingkat perekonomian yang maju. Tingkat perekonomian yang maju t ersebut dilakukan sebagai
salah sat u upaya unt uk mengejar ket ert inggalan ekonomi.
Proses pembangunan sebuah bangsa pada umumnya akan melalui beberapa t ahapan, yait u:
t ahap unif ikasi, yait u pada t ahap ini sebuah bangsa dihadapkan pada masalah int egrasi
nasional dari beberapa kekuat an nasional yang ada. Tahap selan-jut nya adalah t ahap
indust rialisasi dimana pada t ahap ini sebuah Negara berupaya unt uk menerap-kan konsep
indust rialisasi unt uk mengejar laju pem-bangunan. Pada t ahap ket iga sebuah Negara akan
mencapai t ahap social welf are,yait u pada saat ini t ujuan sebuh pembangunan Negara
diharapkan t elah t ercapai yait u mencipt akan sebuah kesejaht eraan rakyat .
Pada dasarnya t elah dan kajian t erhadap hukum dan pembangunan ekonomi sekurang-
kurangnya disebabkan oleh beberapa hal:
Pert ama, bahwa pembangunan sebagai sebuah model unt uk mencapai kesejaht eraan sosial
acapkali mengalami proses pert ent angan, pro dan kont ra dari berbagai aspeknya. Bahwa
pembangunan ekonomi kadangkala dilakukan unt uk mencapai sebuah kese-jaht eraan rakyat ,
akan t et api pembangunan acapkali dianggap sebagai salah sat u sumber munculnya kemiskinan
karena pembangunan acapkali menim-bulkan korban. Pada t it ik krusial inilah maka kajian hukum
dan pembangunan menjadi sangat relevan mengingat bahwa kajian ini diperlukan unt uk meng-
analisis sekaligus menelaah permasalahan pemba-ngunan dari sisi hukum. Hukum menjadi hal
yang sangat ut ama ket ika t unt ut an keadilan at as hasil-hasil pembangunan dipert anyakan oleh
rakyat . Hukum harus menjadi t ulang punggung dalam pem-bangunan yang dilakukan di negeri
ini.
Permasalahan ket idakadilan pada pemba-ngunan yang dilaksanakan pada masa orde baru
menjadi salah sat u penyebab kegagalan pemba-ngunan orde baru yang memunculkan
ref ormasi di Indonesia. Pembangunan pada dasarnya harus mampu mencipt akan keadilan,
dimana pengadilan-pengadilan harus berperan dapat bert indak secara adil t erhadap sengket a-
sengket a yang diajukan oleh masyarakat .
Kedua, bahwa pembangunan yang dilak-sanakan set elah era ref ormasi pada saat ini t idak
memiliki arah sebagaimana pembangunan yang dikembangkan pada masa Orde Baru. Orde
Baru menerapkan konsep pembangunan yang diajukan oleh Rost ow, dimana set iap Negara
unt uk menuju pada sebuah keberhasilan pembangunan harus melalui t ahapan-t ahapan sebagai
halya yang dilakukan oleh Orde Baru dengan Tahapan Pemba-ngunan Lima Tahun (Pelit a).
Pembangunan pada masa Orde Baru walau menimbulkan berbagai kont radiksi akan t et api
pembangunan yang dilak-sanakan cukup t erarah dan t erencana unt uk menca-pai sebuah
keberhasilan pembangunan.
Mengacu pada masa pembangunan orde baru yang menganggap bahwa hukum sebagai
penghambat pembangunan, maka pembangunan pada masa Ref ormasi harus menjadikan
hukum sebagai panglima. Peranan hukum dalam upaya pembangunan ekonomi pada dasarnya
adalah unt uk mencapai predict ibilit y (predikbilit as), f airness (keadilan), and ef f iciency (ef isiensi)
(Erman Rajagukguk, 1999). Pembangunan menunt ut sebuah kepast ian, hukum pada sisi ini
harus mampu memberikan jaminan kepast ian khususnya sisi kepast ian berinvest asi bagi para
pemodal yang ingin menanamkan modalnya.
Ket iga, bahwa analisis t erhadap hukum dan pembangunan di Indonesia khususnya, menjadi hal
yang sangat pent ing mengingat bahwa pemba-ngunan ekonomi pada dasarnya dilakukan oleh
negara-negara yang masuk dalam kat egori develo-ping count ries. Permasalahan hukum dan
pemba-ngunan di Indonesia menjadi krusial ket ika hukum dengan berbagai perannya harus
mengawal pem-bangunan yang sedang dilakukan di negara-negara yang sedang berkembang
sehingga penst udi hukum menjadi sangat pent ing. Hal ini dilakukan meng-ingat negara-negara
sedang berkembang sedang dihadapkan pada kondisi t ransisi dari masyarakat t radiisional
menuju masyarakat modern melalui pembangunan ekonomi (Hikmahant o Juwana, 2006)
Permasalahan
Dari lat ar belakang permasalahan t ersebut di at as, maka set idaknya ada dua hal yang menarik
unt uk dikaji, dimana dalam t ulisan ini kajiannya hanya akan penulis berikan secara singkat saja
mengingat ket erbat asan yang ada. Permasalahan it u adalah:
1. Apakah demokrat isasi dapat meningkat kan pert umbuhan sert a st abilit as ekonomi?
2. Apakah peranan hukum dalam pembangunan ekonomi pada masa t ransisi demokrasi?
Tulisan ini bert ujuan membahas suat u problemat ika yang muncul mengenai bagaimana hukum,
demokrasi dan pembangunan ekonomi saling berkait an sat u sama lainnya dan juga mempu-nyai
f ungsi dan art i yang sangat berharga unt uk dapat dit egakkan. Demokrasi dan pembangunan
ekonomi, t anpa adanya at uran hukum yang mema-dai, maka akan t erjadi kekacauan. Hukum
dan Demokrasi bila t idak diiringi Pembangunan Ekonomi pun akan menjadi lumpuh.
Pembangunan ekonomi t anpa disert ai hukum dan demokrasi maka akan menuju kehancuran.
Selain it u t ulisan ini bert ujuan pula unt uk membahas mengenai Apakah demokrat isasi dapat
meningkat kan pert umbuhan sert a st abilit as ekonomi at u t idak. Kemudian t ujuan lain dari
penelit ian ini adalah unt uk melihat peranan hukum dalam pembanguna ekonomi pada saat
t erja-dinya t ransisi demokrasi.
Penulis menggunakan bent uk penelit ian hukum normat if dalam membuat penelit ian ini, karena
yang dilakukan penulis hanya melaku-kan suat u st udi kepust akaan, menggunakan dat a
sekunder unt uk menganalisis permasalahan yang ada. Sedangkan sif at penelit ian ini adalah
bersif at deskript if . Dikat akan bersif at deskript if karena penulis mencoba unt uk menggambarkan
sehingga pembaca dapat mencit rai at au merasa-kan apa yang penulis lihat dan rasakan,
khusus-nya dalam permasalahan, hukum, demokrasi dan pembangunan ekonomi ini.
Hukum dan Pert umbuhan Ekonomi
Konsep pert umbuhan ekonomi pada dasar-nya mengacu pada konsep pert umbuhan ekonomi
yang dit erapkan f ormulasinya oleh Max Weber. Formula yang dikembangkan oleh Max Weber
membut uhkan hukum sebagai salah sat u landasan pembangunan indust rialisasi di Eropa.
Menurut nya peranan hukum dalam pembangunan set idaknya harus mampu mencipt akan lima
kondisi yait u St abilit y, Predict ibalit y, Fairness, Educat ion, dan The special development abilit ies
of t he lawyers.
Diperlukannya predict ibilit y (predikt ibilit as) adalah ket ika sebuah negara dimana masyarakat nya
berada dalam t ahap memasuki t ahapan pemba-ngunan ekonomi dari masa masyarakat
t radisional. Tahapan ini menunjukkan t erjadinya masa t ransisi masyarakat dari kondisi
masyarakat t radisional menuju masyarakat indust ri. Pada masa ini hukum juga berperan unt uk
menjadi penyeimbang dan harus mampu mengakomodasi kepent ingan para pihak yang
berkompet isi dalam bidang ekonomi.
Aspek f airness dalam hal ini bahwa hukum sangat berperan guna mencipt akan keadilan pada
proses-proses di peradilan. Hukum juga harus berperan dalam menjamin sebuah mekanisme
pasar yang f air dan menjaga dari kekuat an ekses biro-krat is. Peranan ahli hukum unt uk
mendorong pembangunan hukum ekonomi sangat diperlukan, sebagai cont ohnya di Amerika
Serikat peran ahli hukum adalah dalam proses mendiskusikan kebijakan-kebijakan
pembangunan dalam proses di pengadilan.
Pert umbuhan ekonomi pada dasarnya dapat dibedakan dengan pembangunan ekonomi.
Pert um-buhan ekonomi berpokok pada proses peningkat an produksi barang dan jasa dalam
kegiat an ekonomi masyarakat . Pembangunan mengandung makna yang lebih luas, peningkat an
produksi merupakan salah sat u ciri pokok dalam proses pembangunan, salah sat u hal pent ing
yang t erdapat dalam pembangunan adalah meluasnya kesempat an kerja yang bersif at
produkt if (product ive employment ).
Pembangunan ekonomi seharusnya membawa part i-sipasi akt if dalam kegiat an yang bersif at
produkt if oleh semua anggot a masayarakat yang ingin dan yang mampu unt uk berperan sert a
dalam proses ekonomi. Pembagunan merupakan suat u t ransf or-masi dalam art i perubahan
st rukt ural, yait u: peru-bahan dalam st rukt ur ekonomi masyarakat yang meliput i perubahan pada
perimbangan-perimbangan keadaan yang melekat pada landasan kegiat an ekonomi dan bent uk
susunan ekonomi.
Pembangunan dalam art i luas harus meli-put i pert umbuhan (sebagai salah sat u ciri pokok
proses pembangunan). Laju pert umbuhan yait u cepat -lambat nya produksi barang dan jasa
harus cukup t inggi dalam art i melampaui t ingkat pert um-buhan penduduk. Walaupun demikian
konsep pemi-kiran ant ara konsep pert umbuhan dan pembangunan ekonomi keduanya berjalan
secara beriring dan berdampingan. Berdasarkan hal t ersebut diat as maka pert umbuhan
ekonomi dapat dijadikan seba-gai salah sat u paramet er keberhasilan pembangunan ekonomi
sebuah negara.
Salah sat u cara unt uk mencapai pert um-buhan ekonomi yang baik adalah ket ika Negara dapat
membuka lapangan kerja sehingga dapat bekerja dan hidup layak. Kenaikan pert umbuhan
ekonomi 1% pada t ingkat pert umbuhan ekonomi 6% dapat menyerap sekit ar 600.000 t enaga
kerja. Indonesia set idaknya memerlukan dana Rp. 122 Trilyun unt uk mendorong t ingkat
pert umbuhan ekonomi dari semula 5% menuju t ingkat pert um-buhan 6%. (Michael Todaro,
1994)
Tingkat pert umbuhan ekonomi yang diharapkan dapat mengurangi angka pengangguran di
Indonesia sehingga secara langsung maupun t idak langsung dapat mengurangi angka
kemiskinan di Indonesia. Pengangguran di Indonesia pada saat ini diperkirakan mencapai
sebelas juga orang. Pening-kat an angka pengangguran secara langsung akan meningkat kan
angka kemiskinan di Indonesia, oleh karena it u salah sat u upaya unt uk meningkat kan angka
pert umbuhan ekonomi dalam proses pembangunan ekonomi di Indonesia adalah mening-
kat kan jumlah invest asi asing di Indonesia.
Masuknya invest asi asing di Indonesia sangat diperlukan dalam upaya unt uk menaikkan angka
pert umbuhan di Indonesia. Keberadaan peru-sahaan-perusahaan asing unt uk menanamkan
modal-nya di Indonesia akan membawa ef ek kat alisat or at au pert umbuhan selanjut nya dari
perekonomian nasional (Muhammad Sadli, 1969).
Penanaman modal asing dipandang sebagai suat u inst rumen khusus yang menarik dan sebagai
alat unt uk meningkat kan saham-saham invest asi negara berkembang karena penanaman
modal asing jarang meninggalkan negara berkembang bila t erjadi krisis ekonomi dibandingkan
dengan invest asi lain.
Pert umbuhan ekonomi dunia dengan munculnya Cina dan India sebagai kekuat an ekonomi
dunia menjadikan Indonesia perlu segera berbenah unt uk menarik masuknya modal asing guna
mendorong laju pert umbuhan ekonomi sepert i kedua negara t ersebut . Unt uk hal it ulah maka
hukum diperlukan sebagai salah sat u cara unt uk mengat ur kepent ingan pembangunan
ekonomi.
Kemajuan pembangunan ekonomi membawa berba-gai dampak bagi perubahan masyarakat .
Masyarakat Indonesia yang t radisional dengan berbasis sist em agraris dengan masuknya
invest asi asing di Indonesia t urut pula mendorong t ercipt anya moder-nisasi hukum. Beberapa
bent uk masyarakat modern dicirikan sebagai berikut :
membuka diri pada pengalaman-pengalaman yang baru
memiliki t ingkat independensi yang cukup t inggi
sangat meyakini art i dan peran pent ing ilmu dan t eknologi
memiliki ambisi t erhadap pencapaian t ujuan melalui t ingkat pendidikan;
memiliki perencanaan yang t erukur secara jelas unt uk mencapai t ujuan yang diharapkan;
sangat akt if dalam kehidupan sosial dan polit ik (John Ohnesorge, 2007)
Dalam pembangunan yang t erjadi di Indonesia, masyarakat modern Indonesia yang pada
umumnya diwakili oleh kaum muda prof esional cenderung mencoba hal-hal yang baru dalam
hidupnya. Secara posit if hal it u akan menimbulkan sebuah t ant angan baru yang akan
menambah penga-laman dan kemampuannya, akan t et api sisi negat if yang dihasilkan juga
berdampak cukup besar sepert i meningkat nya angka pengguna narkoba di Indonesia.
Masyarakat muda Indonesia memiliki kecenderungan independensi sert a t ingkat indivi-dual yang
t inggi, secara posit if generasi muda akan mampu bekerja secara mandiri, akan t et api secara
negat if proses sosialisasi dan kebersamaan sebagai bagian dari warga masyarakat sert a
kecenderungan unt uk t idak peduli t erhadap sesama juga berjalan seiring
Generasi muda Indonesia juga cenderung unt uk meningkat kan kemampuan ilmu penget ahuan
yang dimilikinya. Hal ini t ent u akan berpengaruh pada peningkat an kualit as warga t erdidik di
Indonesia. Bila hal ini t erjadi maka harapan selan-jut nya adalah ket ika sist em pemerint ahan dan
swast a dipegang dan dikendalikan oleh orang berpendidikan, maka harapan akan masa depan
negara yang lebih baik akan t erwujud. Peningkat an kualit as pendidikan warga Indonesia akan
meng-akibat kan pada pola f ikir yang lebih t erarah dan t erencana dalam mengerakkan
pembangunan di Indonesia.
Masalah ket erbukaan dengan disert ai t ing-kat edukasi yang t inggi juga akan dapat meng-
akibat kan generasi muda t erdidik saat ini memiliki kecenderungan unt uk akt if dalam usaha
kegiat an yang mendorong pada perubahan secara sosial dan polit ik. Hal ini diharapkan dapat
mengerakkan pro-ses t ranf ormasi t erjadi di Indonesia.
Sist em Hukum
Sist em hukum berkait dengan t iga hal, yait u: st rukt ur hukum, subst ansi hukum, dan budaya
hukum. Pert ama, st rukt ur hukum, menurut Friedman:
First many f eat ures of working legal syst em can be called st ruct ural t he moving part s, so speak
of t he machine court s are simple obvious example; t heir st ruct ure can be described; a panel of
such and such size, sit t ing at such and such t ime, which t his or t hat limit at ion on jurisdict ion.
The shape size and power of legislat ure is anot her element of st ruct ure. A writ t en const it ut ion
is st ill anot her import ant f eat ure in st ruct ural landscape of law. It is, or at t empt s t o be, t he
expression or blue print of basic f eat ures of t he count rys legal process, t he organizat ion and
f ramework of government . (Lawrence Friedman, 1984).
Berdasarkan hal t ersebut di at as, maka st rukt ur hukum yang merupakan bagian dari sist em
hukum meliput i inst it usi yang dicipt akan sepert i lembaga hukum, dan organisasi pemerint ah.
Dalam kait an ini maka peran dari pemerint ah dan lembaga-lembaga Negara unt uk mendorong
sebuah proses pembangunan sangat diperlukan. Sebagai cont ohnya adalah pada saat ini perlu
adanya penguat an at as lembaga-lembaga di daerah unt uk mendukung t ercipt anya iklim
invest asi yang kondusif di daerah.
Aparat ur penegak hukum, aparat ur Negara perlu mencipt akan sebuah kondisi yang kondusif
bagi t ercipt anya iklim invest asi d Indonesia. Seba-gai cont ohnya yait u Kabupat en Indramayu
mene-rapkan proses sat u at ap sert a t ransparansi at as proses-proses perizinan bagi
pelaksanaan invest asi di daerahnya. Hal ini perlu didukung mengingat pembangunan
membut uhkan invest asi dalam jum-lah yang besar.
Kedua, subst ansi hukum, Friedman menya-t akan:
t he second t ype of component can be called subst ant ive. These are act ual product of t he
legal syst em-what t he judges, f or example: act ually say and do. Subst ance includes, nat urally,
enough, t hose proposit ion ref erred t o legal rules; realist ically, it is also includes rules which are
not writ t en down, t hose regulat ies of behavior t hat could be reduces t o general st at ement .
Every decision, t oo is subst ant ive product of t he legal syst em, as is every doct rine announced
in court , or enact ed by legislat ure, or adopt ed by agency of government . (Lawrence Friedman,
1984).
Berdasarkan hal t ersebut di at as maka dapat diart ikan sebagai put usan hakim pengadilan juga
produk perat uran perundangan. Pembangunan hukum di negara-negara berkembang umumnya
menduplikasi at au menerapkan at uran hukum yang ada di negara-negara Barat yang not abene
adalah negara bekas penjajahnya. Negara Barat memer-lukan hukumnya unt uk dicangkokkan di
negara-negara berkembang mengingat bahwa t erdapat nya kepent ingan ekonomi indust rialisasi
negara-negara maju at as negara-negara berkembang.
Dalam kait an dengan pembangunan eko-nomi, maka peran perundang-undangan adalah
sangat pent ing dimana Indonesia harus mampu mencipt akan sebuah perat uran perundangan
yang mampu mendorong t ercipt anya peningkat an pemba-ngunan ekonomi. Munculnya UU
No.26 Tahun 2007 t ent ang Penanaman Modal diharapkan mampu mencipt akan iklim
berinvest asi yang kondusif bagi pemodal asing khususnya unt uk bersedia menanam-kan
modalnya di Indonesia.
Ket iga, budaya hukum (legal cult ure). Budaya hukum dimaksudkan sebagai pandangan, sikap,
sert a at au nilai yang menent ukan berjalannya sist em hukum dan menjadi kebudayaan suat u
bangsa. Pandangan dan sikap masyarakat t erhadap hukum sangat bervariasi, dipengaruhi oleh
subkul-t ur, sepert i: et nik, jenis kelamin, pendidikan, ket uru-nan, keyakinan (agama), dan
lingkungan.
Berkait dengan pembangunan ekonomi maka konsep pembangunan dipandang dalam berbagai
sudut pandang, masyarakat akan meman-dang sebuah pembangunan besert a at uran hukum
yang mendukungnya secara berbeda. Masyarakat Indonesia yang beragam kult ur dan et nik
meng-akibat kan munculnya beragam pemahaman t erhadap art i sebuah pembangunan.
Pembangunan yang dilangsungkan di daerah bersent uhan dengan kebu-t uhan riil masyarakat
dan suku t ert ent u. Masuknya invest asi asing perlu diimbangi dengan konsep f ree inf ormed
concent dimana msayarakat diberikan inf ormasi seluas-luasnya t erhadap masuknya pene-t rasi
modal asing ke daerahnya yang bert ujuan menaikkan t araf hidup masyarakat sert a mening-
kat kan jumlah lapangan kerja di daerah sehingga pengangguran di daerah dapat dit ekan.
Demokrasi dan Pembangunan
Perubahan pandangan t erhadap pemba-ngunan muncul ket ika t erjadi krisis ekonomi dan
munculnya polarisasi yang t ajam ant ara Negara-negara Ut ara dan Selat an. Kait an ant ara
demokrasi dengan pembangunan at au secara umum dikat akan ant ara arsit ekt ur polit ik dengan
pembangunan ekonomi t elah menjadi perdebat an yang hangat di Eropa sejak akhir abad ini.
Masalah demokrasi dan pembangunan ini pada awalnya t elah menjadi bahan kajian dari ilmuwan
Islam, Ibnu Khaldun yang menjelaskan sebuah t eori mat erialis pembangunan.
Perdebat an hangat muncul di negara yang menghadapi pembangunan pada yang menghadapi
indust rialisasi dan urbanisasi. Perdebat an ini muncul pasca t erjadinya kolonisasi dimana negara-
negara yang baru merdeka menjalankan pemba-ngunan. Selain it u pula pada saat it u muncul
peranan yang Sangat dominan dari organisasi keuangan int ernasional yang mempunyai
kemam-puan unt uk mempengaruhi kebijakan suat u negara.
Demokrasi
Demokrasi pada awalnya diperkenalkan sebagai sebuah pemahaman negara-negara barat .
Banyak para pemikir barat yang memulai unt uk menekankan nilai-nilai demokrasi, akan t et api
sayangnya met odologi yang digunakan adalah ber-asal dari f aham met odologi barat .
Hubungan ant ara pemerint ah dengan rak-yat yang diperint ah, dapat dikat egorikan dalam dua
bent uk relasi:
1. sist em dikt at or, dimana: (a) publik secara relat if mampu memberikan pengaruh kepada
peme-rint ah, dan/at au (b) t erjadinya t indakan represif t erhadap kaum minorit as;
2. sist em demokrat is, dimana: (a) publik yang t elah dewasa memiliki hak unt uk memilih dan
dipilih dalam pemilu, (b) t erdapat nya pengakuan at as hak-hak kaum minorit as. (Sankhder
& Nagel, 2002).
Beberapa negara akan menerapkan sist em sesuai dengan sejarah dan kebudayaan masing-
masing bangsa. Indonesia sebagai salah sat u negara yang mencoba menerapkan demokrasi
sesung-guhnya dapat dit injau dari f akt or sejarah ket ika Indonesia mengalami proses penjajahan
dimana kit a bersinggungan dengan nilai-nilai kult ural bangsa barat yang memperkenalkan nilai-
nilai demokrasi dan kebebasan individual.
Kesepakat an t erhadap makna demokrasi adalah pembagian kekuasaan (sharing of power)
diant ara beberapa kelompok dalam kehidupan suat u bangsa, dalam hal ini dapat berupa hak-
hak yang mendasar berupa kebebasan unt uk berekspresi, sert a kebebasan unt uk melakukan
persaingan sert a pula mampu mempengaruhi para pengambil keput usan.
Persoalan ut ama yang muncul adalah ket ika makna demokrasi t ersebut berhadapan dengan
berbagai macam kondisi kult ural yang beragam, maka makna demokrasi t idak lagi seragam.
Oleh karena it u mungkinkah dengan beragamnya budaya di dunia ini kit a mampu
mengoperasikan makna dan konsep demokrasi?
Negara-negara t ot alit er yang mengalami proses t ransisi demokrasi acapkali mengalami
beberapa kekerasan sert a konf lik. Indikat or unt uk menen-t ukan keberhasilan sebuah demokrasi
adalah ket ika kebebasan unt uk menyuarakan pendapat (f reedom of speech) sert a dihargainya
kebebasan masyarakat sipil. Munculnya negara-negara yang sedang mela-kukan t ahapan
t ransisi dari negara ot rit er yang didominasi oleh kekuat an milit er menuju pada sebuah negara
yang t unduk pada kekuat an sipil, maka kekuat an ekonomi akan t erkonsent rasi hanya pada
kelompok t ert enu saja.
Indonesia adalah sebuah Negara yang sedang mengalami proses t ransisi demokrasi. Ket ika
kekuat an milit er berhasil dit umbangkan, maka kekuat an pemegang modal mulai mengandalikan
kekuasaan pemerint ahan Negara. Dengan kekuat an modalnya beberapa Penguasa berupaya
unt uk menduduki jabat an-jabat an polit ik di Indonesia, hal ini dapat dibukt ikan dengan beberapa
jabat an Negara mulai dari yang t erendah hingga t ert inggi mampu dikuasai oleh beberapa
pengusaha.
Demokrasi pada kont eks ini menjadikan para pemegang kekuat an ekonomi akan berupaya
unt uk mempengaruhi set iap kebijakan yang ada di negara t ersebut . Hal ini t erjadi di negara-
negara barat ket ika pert ama kali menerima konsep demokrasi.
Demokrasi dan Pembangunan
Demokrasi dan keadilan acapkali saling bert ent angan, dapat kah demokrasi dikondisikan unt uk
mendorong sebuah pembangunan. Sejak dipublikasikannya The Wealt h of Nat ion dua abad
lalu, beberapa ahli hukum berpendapat bahwa desent ralisasi kekuasaan polit ik sert a liberalisasi
pasar mendorong t ercipt anya invest asi dan pert um-buhan ekonomi.
Menjadi sebuah pert anyaan mendasar apakah kekuat an represif yang dilakukan oleh negara
dalam melaksanakan pembangunan lebih diut amakan guna menarik kepent ingan invest or,
at aukah t unt ut an demokrasi rakyat dengan f rekuensi perubahan dan pergant ian kekuasaan
dalam sebuah negara lebih diut amakan? Dalam kait an dengan pembangunan di Indonesia
demokrasi sempat meng-alami pasang surut . Pada masa Orde Baru kekuat an ekonomi lebih
mengedepan dimana pembangunan bert umpu pada masuknya invest asi asing di Indonesia.
Unt uk menjamin masuknya invest asi asing, maka bent uk pembangunan yang seragam dengan
menekan pada st abilit as mengakibat kan beberapa pihak yang berseberangan dengan kebijakan
peme-rint ah mengalami t ekanan secara represif . Pada masa Demokrasi t erpimpin dengan
pemusat an kekuat an di t angan sat u orang yait u Presiden meng-ambil sikap yang berbeda, yait u
ant i modal asing. Dalam hal ini maka pembangunan yang harus dilakukan pada masa Ref ormasi
adalah pemba-ngunan ekonomi yang harus memperhat ikan pula hak-hak masyarakat yang
beragam (plural). Pada sisi lain masyarakat juga harus memahami bahwa masuknya modal asing
akan mampu mendorong t ingkat pert umbuhan ekonomi yang t inggi di Indonesia. Secara riil akan
membuka peluang kesempat an kerja bagi rakyat .
Demokrasi dapat kit a kat akan merupakan hasil dari pembangunan. Demokrasi dan pemba-
ngunan pada hakikat nya dapat saling menguat kan, dalam art ian bahwa kit a t idak
membent urkan ant ara demokrasi pada sat u sisi dengan pembangunan di sisi yang lain.
Perubahan dalam sebuah susunan bangunan masyarakat (Negara) dapat berubah dan
t ergant ikan, yang kaya dapat menjadi miskin demi-kian pula sebaliknya yang miskin dapat
menjadi kaya, dengan demikian t anpa kekuat an f ondasi ekonomi yang kukuh dalam
pembangunan, maka demokrasi akan kehilangan maknanya.
Kesimpulan
Dari hasil kajian penulis, maka pada akhirnya didapat kan sebuah kesimpulan bahwa
demokrat isasi dapat meningkat kan pert umbuhan sert a st abilit as ekonomi. Sepert i t elah
dikemukakan di at as bahwa demokrat is adalah sebuah sist em dimana t erdapat adanya
pengakuan at as hak-hak kaum minorit as. Dengan demikian bila ada kaum minorit as ingin
melakukan kegiat an usaha di Indonesia, dia akan dilindungi hak-haknya oleh hukum. Apabila
pengusaha t ersebut merasa aman dan nyaman dalam melakukan kegiat an usah, sudah barang
t ent u pert umbuhan dan st abilit as ekonomi pun akan semakin membaik.
Sement ara peranan hukum dalam pemba-ngunan ekonomi pada masa t ransisi demokrasi juga
merupakan hal yang pent ing dalam kait an dengan pembangunan ekonomi. Sepert i t elah kit a
ket ahui bersama bahwa demokrasi di Indonesia sempat mengalami pasang surut . Indonesia
sempat berkali-kali bergant i sist em demokrasi, mulai dari demokrasi t erpimpin, demokrasi
Pancasila sampai kepada demokrasi rakyat . Perubahan-perubahan yang sangat cepat ini t ent u
akan membuat khawat ir para pelaku usaha maupun invest or asing. Oleh karenanya peran
perundang-undangan sebagai produk hukum adalah sangat pent ing dimana Indonesia harus
mampu mencipt akan sebuah pera-t uran perundangan yang mampu mendorong t ercip-t anya
peningkat an pembangunan ekonomi. Mun-culnya UU No.26 Tahun 2007 t ent ang Penanaman
Modal diharapkan mampu mencipt akan iklim berin-vest asi yang kondusif bagi pemodal asing
khu-susnya unt uk bersedia menanamkan modalnya di Indonesia. Dengan demikian dapat lah
disimpulkan ant ara hukum dan demokrasi adalah hal yang t idak dapat dipisah-pisahkan apabila
hendak mencapai pembangunan ekonomi di Indonesia.
Ref erensi:
Djojohadikusumo, Sumit ro, Perkembangan Pemi-kiran Ekonomi, Dasar Teori Ekonomi
Pert umbuhan dan Ekonomi Pemba-ngunan, LP3ES, Jakart a, 1994.
Emmerson, Donald K, Indonesia Beyond Soehart o, Penerbit : Gramedia, 2001.
Friedman, Lawrence M, Int roduct ion t o American Law, WW Nort on and Company, New York,
1984.
Juwana, Hikmahant o, Penegakan Hukum dalam Kajian Law and Development , Problem dan
Fundamen Bagi Solusi di Indonesia, Pidat o Ilmiah pada Dies Nat alies Universit as Indonesia ke-
56, 2006.
Ohnesorge, John, Developing Development Theory: Law and Development Ort hodo-xies and
The Nort heast Asian Expe-rience, Universit y of Pennsylvania Journal of Int ernat ional
Economic Law, Pennsylvania, 2007.
Rajagukguk, Erman, Agenda Pembaharuan Hukum Ekonomi Indonesia, t ulisan dalam Krit ik
Sosial dalam Wacana Pembangunan, UII Press, Jakart a, 1999.
Sadli, Muhammad, Indonesian Economic Development . Conf erence, Board Record, Vol.6,
1969.
Sankhder & Nagel, Capit alism, Socialism, and Democracy, Combining f or Welf are, Just ice, and
Equit y, New Perspect ives in Polit ical Theory, Deep & Deep Publicat ions, 2002.
SK Dat e-Bah, Facilit at ing and Regulat ing Privat e Invest ment in a Developing Economy, Penn
St at e Int ernt ional Law Review, Vol.22, 2003.
Theberge, Leonard J, Law and Economic Development , Journal of Int ernat ional Law and
Policy, 2003.
Todaro, Michael, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ket iga, Penerbit Erlangga, Jakart a, 1994.

You might also like