Senin, 16 November 2009 BMKG Gempa bumi Bencana Gempa bumi di Indonesia Konsep Mitigasi Gempabumi Peta zonasi gempabumi di Indonesia Upaya mitigasi gempa bumi Penutup/ Kesimpulan Umum
GEMPABUMI Gempabumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi didalam bumi secara tiba- tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.
Akumulasi energi penyebab terjadinya gempabumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik.
Energi yang dihasilkan dipancarkan kesegala arah berupa gelombang gempabumi sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi. Gempa yang paling/sangat merusak ..
Gempa Tektonik terjadi karena ada pelepasan stress energi yang tertimbun di dalam batuan- batuan dan terjadinya penimbunan tegangan tersebut karena pergerakan di dalam bumi Permukaan bumi terdiri dari kurang lebih 12 lempeng Lithosphere yang terpisah-pisah dan mengambang di atas cairan pekat Asthenosphere.
Pada perbatasan antar lempengan, terdapat tiga macam interaksi, yaitu saling menjauh (divergent margins), saling mendekat (convergent margins), atau saling melewati/berpapasan dengan menggeser (transform margins).
Inilah yang menyebabkan terjadinya gempa.
Indonesia is located in the convergence zone of 3 major tectonic plate: Highly active tectonic zone
BENIOFF ZONE 8 PEMEKARAN DASAR SAMUDRA Gempab umi
Hiposentrum Gempa Dangkal GARIS-GARIS PATAHAN
BATAS-BATAS LEMPENGAN KULIT BUMI TEMPAT TERJADINYA PELEPASAN ENERGI GEMPA Karena berada pada daerah pertemuan lempeng- lempeng kerak bumi yang begerak/ dinamik India-Australian Plate Eurasian Plate Pacific Plate 5-6 cm/yr 12 cm/yr Kondisi Tektonik Indonesia DEPUTI SISDATIN:/C/rizkita/TSUNAMI_WARNING_SYSTEM_ALL_indonesian_versi.ppt PETA SEISMISITAS INDONESIA PERIODE 1973-2008 DEPUTI SISDATIN:/C/rizkita/TSUNAMI_WARNING_SYSTEM_ALL_indonesian_versi.ppt Peta Seismisitas 3D (1973 2008 ) DESTRUCTIVE EARTHQUAKES AND TSUNAMI PERIOD : 1991 - 2009 Liwa 94 Banggai 00 Mataram 04 Simeulue 02 Kerinci 95 Majalengka 01 Alor 91 Manokwari 03 Nabire 04, 04 EARTHQUAKE DAN TSUNAMI Earthquake Mentawai 05/09 Earthquake : 30 x Tsunami : 14 x > 1 more year Each 2 year Yogyakarta 06 P. Buru 06 Alor, 04 Flores 92 Biak, 96 Molucca 98 Banyuwangi 94 Aceh 04 Tasikmalaya 09 Nias 05 Madina 06 Padang 07 Bengkulu 07 Situbondo 07 BMG Bengkulu 00 Mnk wari 09 Talaud 09 Pangandarann 06
16 Aceh 04 Simeulue 02 Nias 05 Kerinci 95 Bengkulu 00 Liwa 94 Majalengka 01 Pangandaran 06 Jogyakarta 06 Banyuwangi 94 Mataram 04 Flores 92 Alor, 04 Alor 91 Toli-Toli 01 Banggai 00 Halmahera 98 Buru 06 Manokwari 03 Biak, 96 Gempa Merusak dan Tsunami Gempa Merusak Gempabumi : 24 x Tsunami : 10 x > 1 / Tahun 1/ 2 Tahun Palu 05 Padang 07 Nabire 04 Bengkulu 07 GEMPABUMI MERUSAK DAN TSUNAMI PERIODE 1991-2007 JAWA TENGAH
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Berlangsung dalam waktu sangat singkat, Lokasi kejadian tertentu, Akibatnya dapat menimbulkan bencana, Berpotensi terulang lagi, Belum dapat diprediksi, Tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi. Ground Faulting : Pergerakan patahan akibat gempa. Pergerakan dapat vertikal maupun horizontal. Ground Shaking : adalah gerakan tanah akibat gempa yang merupakan unsur utama penyebab keruntuhan struktur. Liquifaction : Kehilangan strength pada pasir yang jenuh air akibat pembebanan siklik. Kondisi ini menyebabkan penurunan dan pergerakan lateral dari pondasi. Landslide Sering kali terjadi sebagai akibat dari terjadinya gempa. Perlu dihindari pembangunan diatas lereng atau dikaki dari lereng. Tsunami : Gelombang laut yang sangat besar akibat pergerakan tiba-tiba dari permukaan dasar laut naik atau turun (patahan naik / turun) yang disebabkan gempabumi bawah laut.
Kebakaran
Meningkatnya kegiatan gunung Api.
BESARAN GEMPA KEDALAMAN GEMPA JARAK EPISENTRUM GEMPA LAMA GETARAN GEMPA KONDISI TANAH SETEMPAT KONDISI BANGUNAN ITU SENDIRI DLL.
FAKTOR-FAKTOR YANG MENGAKIBATKAN KERUSAKAN AKIBAT GEMPABUMI Ground Shaking amplitude, duration, and damage increases in poorly consolidated rocks 24 DAMPAK GEMPABUMI TERHADAP ALAM 25
Adalah tindakan - tindakan untuk mengurangi atau meminimalkan dampak dari suatu bencana gempa bumi terhadap masyarakat.
Daerah yang dekat dengan episenter. Daerah-daerah yang rentan terhadap kegagalan tanah ground-failure Semua daerah yang rentan terhadap tanah longsor. Retakan tanah dan likuifaksi ( bekas endapan sungai, danau pantai dan tanah urugan ). Kawasan pemukiman, daerah pembangunan, bendungan dan jembatan, tanah pertanian merupakan lokasi-lokasi yang akan terancam goncangan gempabumi. Kepadatan penduduk Waktu gempabumi terjadi. Kesiapan penduduk menghadapi / penghayatan bencana gempabumi Tingkat sosial budaya masyarakat.
Peta zonasi bahaya goncangan gempabumi dapat dibuat berdasarkan kontur gaya berat gravitasi atau persen dari nilai gaya berat bumi sebesar 980 cm/detik kuadrat. Sedangkan untuk menyetarakan harga percepatan gempabumi dengan nilai MMI dapat digunakan rumusan Kawasumi. (a = 0.91 exp.0.308 MMI). Dari rumusan contoh tsb telah dihitung percepatan dan intensitas gempabumi di Indonesia didapat. 1. Resiko Tinggi (nilai goncangan > 0.25 g atau > VIII MMI) meliputi Papau tengah, Lengan timur Sulawesi, Kep. Sangir- Talaud, Halmahera, Ambon, Buru, Timor, Sumba, Denpasar, Ujung Kulon, Pantai barat Sumatera, Pantai barat Kep. Mentawa Peg. Bukit Barisan, lampung, pantai Selatan Kep Mentawai, Banten, Jawa barat Selatan, Banyuwangi, Nusatenggara, Sulawesi Tengah-Utara, Sorong, Banggai.
2. Menengah (0.200.25) g atau (VIVII) MMI meliputi Pantai utara Jawa Barat, Yogyakarta, Pantai selatan Jawa Timur, Pantai utara Bali, Pantai barat Halmahera. 3. Rendah (0.150.20)g atau (IV-V) MMI meliputi Pantai utara Jawa Tengah, pantai Timur Halmahera atau teluk Kao. 4. Sangat Rendah < 0.15 g atau < IV MMI meliputi Pantai Timur Sumatera, pantai utara Jawa Timur, Sulawesi Selatan, pantai Timur Kalimantan, Bagian Timur Kalimantan Selatan, Papua Selatan. Sangat Rendah Rendah Tinggi Antisipasi Masyarakat & Pemerintah Daerah Di Daerah Rawan Gempabumi Dalam sejarah kejadiannya MMI > VIII Bebas membangun sarana dan prasarana permukiman Berpotensi terjadi gempabumi Bangunan harus tahan gempa
Jika terpaksa membangun bangunan vital & strategis harus benar benar bangunan tahan gempabumi
PETA INTENSITAS GEMPABUMI Dalam sejarah kejadiannya MMI VI - VII Dalam sejarah kejadiannya MMI IV - V Dalam sejarah kejadiannya MMI < IV Bebas membangun sarana dan prasarana permukiman dengan Tahan goncangan gempabumi Menengah PEMETAAN ZONA RAWAN GEMPABUMI
PEMANTAUAN SESAR AKTIF SOSIALISASI TANGGAP DARURAT GEMPABUMI UPAYA MITIGASI GEMPABUMI Jika suatu wilayah pernah terjadi gempabumi maka pasti ada terjadi lagi di kemudian hari namun kapan dan berapa besar daya rusaknya tidak dapat di ramalkan.
Strategi mitigasi: identifikasi tingkat kerentanan terjadi gempabumi dan siapkan masyarakat guna mengantisipasi kejadian bencana. Geologi (Morfologi, Litologi, Struktur Geologi) Intensitas Gempa (Skala MMI) Kegempaan (Epi dan Hiposenter)
Percepatan Amplifikasi (bila ada) Titik grid & perhitungan scoring Pengkonturan & Penentuan zonasi PETA KRB GEMPABUMI INPUT Kajian-kajian yang telah dilakukan sebelumnya Peta rawan bencana gempabumi Catatan yang lain dimiliki oleh instansi terkait. Pengetahuan penduduk atau cerita-cerita rakyat Survey Lapangan Kepedulian yang masih rendah terhadap mitigasi bencana gempabumi pada masyarakat maupun pemerintah.
Kesiapaan yang rendah dalam menghadapi bencana gempabumi
Belum terintegrasinya konsep mitigasi bencana gempabumi khususnya dalam perencanaan dan pembangunan wilayah dan kota.
Belum adanya policy yang terstruktur dalam menghadapi bencana gempabumi
PENUTUP/ KESIMPULAN UMUM
1. Gempa Bumi adalah siklus alam yang : Tidak dapat dihindari/dicegah Sampai saat ini belum dapat diprediksi. Bisa terjadi sewaktu-waktu tanpa diduga - tanpa peringatan (!!!! ) Dampak terhadap kota :
Bangunan-infra struktur kota dan perlengkapannya rusak-roboh Bila terjadi pada jam-jam sibuk karyawan, murid dan masyarakat lainnya bisa cedera atau meninggal Pelayanan terganggu (life-lines: air bersih, listrik dsb) Kegiatan perkantoran dll. terhenti Masyarakat kota panik,traumik-dramatik .penjarahan ?? !!! dsb.
2.Bencana akibat gempa bumi dapat dikurangi dengan jalan memahami karakter bahaya yang kita hadapi.
Penurunan kerentanan kota (fisik bangunan, penempatan peralatan, tata letak,open space tetap ada, kepadatan/jumlah penduduk dsb) Peningkatan kemampuan kota untuk menghadapi bencana gempa (pelatihan masyarakat, guru/murid bagaimana melindungi diri, kesiapan P3K, peningkatan kemampuan membangun kembali, dsb)
Penelitian gempabumi data gempa Evaluasi bencana gempa Perencanaan Tata ruang yang mengindahkan daerah rawan bencana gempa bumi Kode bangunan tahan gempa yang memadai Kesiapan infrastruktur dan manajemen Pendidikan masyarakat
BIDANG MITIGASI GEMPABUMI DAN TSUNAMI
JL. ANGKASA I NO. 2 KEMAYORAN JAKARTA PUSAT INDONESIA riyadi@bmg.go.id Nomor-nomor Telepon Penting :
BMKG Pusat Informasi Gempa (021) 65867045, 6546316 BASARNAS (021) 352111 BNPB (021) 3458400 PMI (021) 7992325 ext 402 66 Tsu = Pelabuhan Nami = Gelombang Jadi, Tsunami Berarti Gelombang yang menyerang Pelabuhan atau daratan
Menjadi bagian bahasa dunia, setelah gempa besar 15 Juni 1896, yang menimbulkan tsunami besar melanda kota pelabuhan Sanriku (JEPANG) dan menewaskan 270.000 orang serta merusak pantai barat Honshu sepanjang 280 km. Tsunami berasal dari kata : 67 Gelombang laut yang disebabkan oleh terjadinya gangguan didasar laut sehingga gelombang tsunami dapat mencapai pantai
Gangguan di dasar laut dapat berupa : Gempa bumi Letusan gunung api dasar laut Longsoran di dasar laut MEKANISME TERJADINYA TSUNAMI 69 Penjalaran kecepatan TSUNAMI didalam dasar laut. Vt (m/s) = (g x h)
Kecepatan penjalaran di dasar laut yang dangkal lebih lambat dari kecepatan Tsunami di dasar laut yang lebih dalam, sehingga membuat gelombang menjadi lebih besar dan dinamakan dengan TSUNAMI.
Japan Radio Co. h= 5000m 800km/h h= 500m 250km/h h= 100m 100km/h h= 10m 36km/h 70 PENYEBAB TSUNAMI DI DUNIA Data Tsunami di dunia antara tahun 1790 - 1990 Gunung Berapi Tanah Longsor Gempabumi courtesy : Latif and Guisakof
Tsunami di Indonesia adalah tipe lokal, artinya sumbernya dekat dengan tempat pemukiman masyarakat pesisir tidak banyak waktu untuk menghitung resiko tsunami secara cepat tidak banyak waktu untuk menyampaikan peringatan dan melakukan penyelamatan dengan baik Indonesia mempunyai lebih dari 17 ribu pulau pantai sepanjang 81 ribu kilometer, lebih dari setengahnya rawan tsunami penduduk pesisir: 20 juta 132,000 meninggal 37,000 hilang 572,000 kehilangan tempat tinggal 1.3 juta rumah dan bangunan hancur 8 dermaga rusak 85% jaringan air bersih dan 92% sistem sanitasi tidak bisa dipakai lagi 120 km jalan dan 18 jembatan utama hancur Total Kerugian Rp. 45 trilyun, courtesy : Menristek DAMPAK TSUNAMI ACEH
Gempabumi dengan kekuatan 9 Skala Richter, dangkal dengan pusat di laut Tanah bergetar hebat selama 4 menit Tsunami dengan ketinggian gelombang di pantai antara 4 30 m Masyarakat tidak pernah melihat kejadian seperti itu sehingga timbul kepanikan Tidak ada peringatan courtesy : Menristek Yang tersisa courtesy : Menristek Citra Satelit Sebelum dan Sesudah Terjadi Tsunami Aceh 26 Desember 2004 Images DigitalGlobe 17 July 2006 Earthquake source 70 mm/year Tsunami Pangandaran 17 Juli 2006 DAMPAK TSUNAMI PANGANDARAN courtesy : Menristek Penyebabnya.
Gempabumi dengan kekuatan 7 Skala Richter dengan pusat di laut Masyarakat tidak merasakan gempanya Tsunami terjadi pada saat air surut sehingga masyarakat tidak mengetahui surutnya laut sebagai pertanda awal tsunami Tinggi tsunami cukup besar, mencapai 7 m Daerah bencana umumnya landai Tsunami terjadi pada sore hari, sehingga pertolongan pertama sulit diberikan secara maksimum karena hari sudah gelap Tidak ada peringatan courtesy : Menristek MODEL NUMERIK TSUNAMI GEMPABUMI PANGANDARAN 17 JULI 2006 Dampak Tsunami Pangandaran AIR LAUT SURUT SECARA MENDADAK (DENGAN ATAU TIDAK DIDAHULUI OLEH TERASANYA GEMPABUMI KUAT)
TERDENGAR SUARA GEMURUH KERAS SEPERTI LEDAKAN
BURUNG LAUT TERBANG KE ARAH DARATAN
TAMPAK GELOMBANG SEPERTI TEMBOK HITAM MENDEKATI PANTAI BMG - 1. BILA ANDA BERADA DISEKITAR PANTAI & MERASAKAN GEMPABUMI YANG SANGAT KUATLIHAT : APAKAH AIR LAUT SURUT DENGAN TIBA-TIBA
2. BILA TIDAK : WASPADA JAUHI PANTAI
3. BILA YA : LARI KE TEMPAT YANG LEBIH TINGGI IKUTI PETUNJUK YANG TELAH ADA; BILA ADA DI GEDUNG BERTINGKAT DAN GEDUNG TIDAK RUSAK : NAIK KETINGKAT YANG LEBIH TINGGI
4. BILA ANDA BERADA DI TEMPAT YANG RELATIF TINGGI (> 50M ) DIATAS PERMUKAAN LAUT TETAP BERADA DI RUMAH ANDA, JANGAN IKUT LARI 1. KENALI LINGKUNGAN; TEMPAT TINGGAL, JARAK TERHADAP PANTAI, LOKASI YANG TINGGI (5-30 M DARI PERMUKAAN LAUT) JALUR MENUJU TEMPAT YANG TINGGI
2. APABILA MENGENALI ADANYA TANDA-TANDA TSUNAMI, SELAMATKAN DIRI DAN KELUARGA MENUJU TEMPAT YANG TINGGI
3. PIMPIN DAN SELAMATKAN KELOMPOK KELUARGA, TETANGGA MENUJU TEMPAT YANG TINGGI
4. MELAPORKAN KEADAAN KE INSTANSI TERKAIT; LURAH, CAMAT, ATAU BUPATI (BILA MUNGKIN)
5. IKUTI BERITA DARI BMG, PEMDA, KEPOLISIAN, TNI (KORAMIL/KOREM)
BAKOSURTANAL BPPT LAPAN LIPI BMG DKP ESDM BAPPENAS KOMINFO DEPLU BAKORNAS PBP ITB DEPDAGRI TNI POLRI INSTITUSI YANG TERLIBAT
MENGGESER POLA PIKIR PENANGGULANGAN DARI SESUDAH KE SEBELUM BENCANA
ADANYA PERBEDAAN KECEPATAN RAMBAT ANTARA GELOMBANG TSUNAMI DENGAN GELOMBANG GEMPA BUMI : GELOMBANG GEMPA BUMI Vp = 6-8 km/detik DALAM 1 menit menempuh jarak 360 480 km dari sumber sementara kecepatan tsunami lebih rendah DARI SELANG WAKTU ANTARA KEJADIAN GEMPABUMI DAN TSUNAMI MEMUNGKINKAN MENDETEKSI GEMPA BUMI LEBIH AWAL sebagai parameter awal dalam memberikan WARNING TSUNAMI
SEBELUM TERJADI TSUNAMI BIASANYA DIDAHULUI DENGAN PREKURSOR ATAU GEJALA PENDAHULUAN 0 10 20 30 40 50 60 0 100 200 300 400 500 JARAK (KM) W A K T U
( M E N I T ) V_Tsunami V_Gempa PERBANDINGAN KECEPATAN GELOMBANG GEMPABUMI DAN TSUNAMI 1. GEMPA BUMI : EPICENTER DI LAUT DANGKAL MAGNITUDE BESAR TERJADI DEFORMASI VERTIKAL DI DASAR LAUT
2. AIR LAUT SURUT DENGAN TIBA-TIBA
3. TERDENGAR SUARA GEMURUH ATAU LEADAKAN 160 BROADBAND SEISMOMETER 80 TIDE GAUGES 22 BUOYS 1 NATIONAL CENTER FOR WHOLE SYSTEM 1 NATIONAL CENTER FOR BUOYS 1 NATIONAL CENTER FOR TIDE GAUGES AND GPS 10 REGIONAL SEISMIC CENTER BMG Seismograph Accelorograph Untuk mengetahui informasi awal terjadinya gempabumi dan tsunami Tide Gauge Untuk mengetahui pasang surut air laut Citra Satelit Untuk penginderaan rupa bumi jarak jauh Dart - Buoys Untuk mengetahui terjadinya tsunami di dasar laut GPS Land Station Untuk mengukur deformasi tanah 95 - 78 Seismic Sensor - Distance between sensors 300 km - 10 RC and 1 NC - Processing Time 10 minutes
- 130 Seismic Sensors113 Accelerograph - Distance between sensors +/- 140 km - 10 RC and 1 NC - Processing Time 7 minutes REG. CENTER 7 REG. CENTER 8 REG. CENTER 9 REG. CENTER 4 REG. CENTER 10 REG. CENTER 6 REG. CENTER 1 RC 3 REG. CENTER 5 NATL. CENTER REG. CENTER 2
JARINGAN SEISMIK SAMPAI AKHIR 2008
JARINGAN SEISMIK YANG DIGUNAKAN UNTUK PENENTUAN PARAMETER GEMPABUMI SISTEM PENGOLAHAN PARAMETER GEMPABUMI DI PUSAT GEMPABUMI NASIONAL JARINGAN BUOYS SAMPAI AKHIR 2008 Bottom pressure gauge Buoy Lempeng Tektonik Samudera Hindia Satellite Seismograph (Daerah) Tide gauge GPS BMG Pusat ??? Sumber : LIPI - Mod 3. Data Tinggi Muka Laut Sinyal Sirine TSUNAMI SEI SMOGRAPH
ACCELEROGRAPH 1. AUTOMATIC PROCESSING
- Location, - Time, - Magnitude - Depth
3. DATA BASE - Tsunami History - Pra-Calculation/ Tsunami Simulati on 2. PROCESSING CROSS CHECK - Magnitude? - Location ? - Tsunami ? RISTEK, Universitas, Institusi Riset) -Pemodelan -Pembangunan Database -PEnelitian dan Pengembangan - PUSKODAL POLRI - PUSKODAL TNI - PEMDA I & II - BAKORNAS - SATKORLAK - STA TV - RADIO - RADIO PANTAI - ADPEL - PROVIDER GSM/CDMA (RISTEK, Depdiknas, LIPI) -Public Education -Preparadness -Evacuation ofi Tsunami Training - DATA PROCESSING DISEMINASI INFO Capacity Building Disaster Education SEA WAVE MONITORING - Tide Gauge (Bakosurtanal) - GPS Buoys (BPPT) EARTH CRUST DEFORMATION - GPS (Bakosurtanal)
Transportasi (Dep. Hub) Komunikasi (Depkominfo.) Jalan, Tenda (Dep. PU) Makanan & Air Bersih (Kementerian Kesra, Depsos) Kesehatan, Sanitasi (Depkes) Manajemen Resiko (Dephankam) Lain-lain (BAKORNAS)
MITIGATION, REHABILITATION EMERGENCY RESPONSE SENSOR INSTALLED DAN SEISMIC WAVE MONITORING Earthquake Information Tsunami Warning Sistem Pengambilan Keputusan
Informasi Gempabumi : Waktu Pusat gempa Magnitude Kedalaman
Informasi Gempabumi dan Peringatan Tsunami Tipe Berita Peringatan Dini Tsunami AWAS atau WASPADA Estimasi waktu datang tsunami di pantai tertentu dan parameter gempa Informasi Tsunami (tinggi tsunami dan waktu datang) berdasarkan observasi dan pareameter gempa Pembatalan warning, keadaan sudah aman Proses Automatis
Sistem Diseminasi Informasi: - Fax - SMS - Web GIS - Alarm - Voice Pengumpulan Data Verifikasi secara manual Tsunami Modelling Dart-Bouy Tide Gauge GPS Land Station Sistem Kontrol Pengiriman Berita 104 ALUR OPERASIONAL SISTEM PERINGATAN DINI TSUNAMI INSTALASI SENSOR
MONITORING
PENGOLAHAN
ANALISIS
INFORMASI
33 GUBERNUR 11 STA. TV RADIO/RRI RADIO PANTAI 7 PROVIDER GSM/CDMA ADPEL BAKORNAS terestrial line Radio link terestrial line satelite satelite POLDA/POLRES KOORD. DEPKOMINFO BUPATI / WALIKOTA/ CAMAT VSAT DEPDAGRI VPN BMG Fiber optic wlan INDONESIA INTERNET EXCHANGE CSM PSN
PROVIDER VSAT TELKOM CSM IP VPN MPLS INDOSAT IP VPN MPLS TELKOM INSTITUSI INTERFACE CSM = Citra Sari Makmur PSN = Pasific Satelit Nusantara BMG
S.. O. P POLRI S.O.P BAKOR NAS S.O.P S.O.P SATKORLAK POLSEK S. O. P POLDA /POLRES S. O. P BUPATI / W.KOTA PROVIDER GSM TELKOMSEL INDOSAT MABES TNI -POLRI
Masyarakat BMG SOP BMG S. O.P GUB SATKORLAK / SATLAK KOORD. DEPDAGRI
Established Sept 2006 TNI POLRI DEPDAGRI BAKORNAS PBP 11 TV Broadcast DEPKOMINFO RADIO / RRI Radio Pantai 7 Provider GSM/CDMA BMG PUSAT Internet Leased Line Server 5 in 1 Server 5 in 1 Institusi Interface SMS, Fax, Alarm, Voice, Web GIS Earthquake & Tsunami Warning Weather Forecast FDRS Climate Forecast Satelit Asia Star BMG Pusat Medan, Padangpanjang, Denpasar Sistem Pengendali Sirine Sirine 106 SISTEM DISEMINASI INFORMASI BMG Ikut mengamankan peralatan deteksi bencana yang ada di wilayahnya Menyiapkan peta resiko (peta genangan) beserta skenario penyelamatan Menyiapkan tempat evakuasi beserta peta pencapaiannya Memasang rambu-rambu petunjuk / arah evakuasi Membangun pusat krisis / pusat komando Melakukan latihan-latihan evakuasi tsunami (tsunami-drill) secara berkala Membangun sirine Membangun atau menentukan gedung penyelamat (escape building/tsunami shelter) Memasukkan pertimbangan kebencanaan dalam penyusunan tata-ruang Memasukkan pendidikan kebencanaan dalam muatan lokal kurikulum sekolah courtesy : Menristek Seismomete r Akseleromet er Tide-gauge DART-Buoy courtesy : Menristek Lokasi Tinggi Gelombang (meter) Waktu Tiba (menit) Jimbaran 7,9 42 Bandara 6,0 40 Kuta 5,7 44 Nusa Dua 5,8 28 Sanur 5,5 35 Courtesy: Hamzah Latief, et. al., 2006
Contoh Bali courtesy : Menristek TEMPAT EVAKUA SI courtesy : Menristek Contoh di Bali courtesy : Menristek Contoh: Pusat Krisis di Jakarta courtesy : Menristek Padang, 26 Desember 2005 Bali, 26 Desember 2006 2007: Banten courtesy : Menristek Sirine BMG di Bali Lokasi Sirine Telkomsel Tempat- tempat yang memerlukan sirine courtesy : Menristek courtesy : Menristek courtesy : Menristek courtesy : Menristek
BENCANA ALAM GEMPABUMI DAN TSUNAMI TIDAK DAPAT DIHINDARI NAMUN DAMPAK YANG DIAKIBATKAN DAPAT DIMINIMALISIR MELALUI UPAYA-UPAYA MITIGASI
PENGETAHUAN, KEPEDULIAN DAN KESIAPSIAGAAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SANGAT DIPERLUKAN DALAM MENGHADAPI GEMPABUMI DAN TSUNAMI
SISTEM PEMANTAU GEMPABUMI DAN SISTEM ANALISIS YANG HANDAL UNTUK MEMPEROLEH PARAMETER GEMPABUMI DENGAN CEPAT DAN AKURAT SITEM PENDUKUNG SEPERTI TSUNAMI MODELING, SISTEM PEMANTAU MUKA LAUT DAN SISTEM PENDUKUNG LAINNYA SEBAGAI KONFIRMASI UNTUK MENGELUARKAN PERINGATAN TSUNAMI SISTEM PENYEBARAN PERINGATAN DINI HINGGA KE MASYARAKAT PANTAI KEPEDULIAN DAN KESIAPSIAGAAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT PANTAI DALAM MENGHADAPI BAHAYA TSUNAMI
12 0 BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA JL. ANGKASA I NO. 2 KEMAYORAN JAKARTA PUSAT INDONESIA TEL/ FAX. 62 21 4246321/ 4246703 http://www.bmg.go.id