You are on page 1of 33

Laboratorium Klinik Rehabilitasi Medik RSD Mardi Waluyo Blitar PPD UNISMA

Oleh:
Haryanto Pramono 207.121.0026
Islahul Akbar 2071210039


Pembimbing:
dr. Andre Steven Tjahja, Sp.KFR
OSTEOPOROSIS
MENCEGAH DAN MENGATASI

KOMPONEN JARINGAN TULANG

SEL JARINGAN TULANG




MATRIKS TULANG





PERIOSTEUM DAN
ENDOSTEUM
1. Osteoblas
2. Osteosit
3. Osteoklas
1. Organik (30%) - Serat Kolagen (90%)
- Substansia Amorf
( Glkosmainoglikan)
2. Anorganis (65%)- Kristal Hidroksi Apatit
Ca
10
(PO
4
)
6
(OH)
2

- Sitrat, Mg, Na, K
JP Padat Selubung Tulang


DEFINISI
Osteoporosis berasal dari kata osteo
dan porous, osteo artinya tulang, dan
porous berarti berlubang-lubang atau
keropos.
Ditandai dengan menurunnya massa
tulang matriks dan mineral tulang
& kerusakan mikro arsitektur
kekuatan tulang cenderung
tulang mudah patah
Faktor Resiko
Tidak Dapat Dimodifikasi
Usia
Gender.
Genetik
Gangguan hormonal
Dapat Dimodifikasi
Imobilitas
Postur tubuh kurus
Kebiasaan
Asupan gizi rendah.
Kurang terkena sinar matahari
Kurang aktifitas fisik.
Penggunaan obat untuk waktu
lama.
Lingkungan
PATOGENESIS
Berkurangnya
kalsium dalam diet
Tulang
Berkurangnya
absorbsi kalsium
Kadar estrogen
yang rendah
Rangsangan
sekresi PTH
Aktivasi
osteoklas
Reabsorbsi
kalsium
Meningkatnya
sensitivitas osteoklas
terhadap PTH
Terjadinya osteoporosis secara
seluler disebabkan oleh karena
jumlah dan aktivitas sel osteoklas
melebihi dari jumlah dan aktivitas sel
osteoblas
Teori yg mendasari :
Defisiensi estrogen
Faktor sitokin
Pembebanan.

PERAN ESTROGEN

Efek estrogen sebagai stimulasi ditandai dengan E(+), sedangkan efek
inhibisi dengan tanda E(-)


Pembentukan tulang yg baru (osteo genesis)
dan reabsorbsi; terjadi selama hidup dalam
tahun-tahun awal kehidupan
Penambahan massa tulang (osteo genesis)
harus melampaui reabsorbsi; ini untuk
mengikuti fase pertumbuhan dan
keseimbangan yg diperlukan sampai dekade
ke 3.
Mulai dekade ke 4 kerangka tubuh mulai
mengalami erosi, sebagai tanda awal
osteoporosis.
Mekanisme ini masih dalam perdebatan
apakah kelainan ini akibat resorbsi yg
berlebihan, pembentukan tulang yg tidak
adekuat atau kombinasi keduanya.
Osteogenesis dan osteolisis, merupakan
fenomena kompleks di bawah pengaruh
metabolik, nutrisi dan endokrin.
Unsur kalsium merupakan komponen
mineral utama dari tulang yang penting
untuk osteogenesis.
Hilangnya kalsium secara obligat lewat
tinja dan urin, maka masukan dan
absorbsi yang adekuat sangat penting
untuk keseimbangan kalsium yg +.

Vitamin D aktif (1.25-[OH]2D3) dimana peruba
hannya terjadi di tubulus proksimal ginjal oleh
pengaruh ginjal enzim 1/alfa/hidroksilase
Yang diaktifkan oleh parathormon, di samping
hormon ini berpengaruh kuat terhadap osteoklas
untuk meningkatkan reabsorbsi tulang
Yang juga dipotensiasi oleh kekurangan hormon
estrogen.
Absorsi kalsium dari diet dipacu oleh
Absorbsi kalsium tampaknya juga
menurun pada usia lanjut. Mungkin
disebabkan karena menurunnya
produksi vitamin D aktif pada ginjal.

Kedua keadaan tersebut cenderung
menurunkan kadar kalsium di dalam
serum tetapi tidak terjadi
hipokalsemia oleh karena terjadi
mobilisasi kalsium dari tulang di
bawah pengaruh PTH.

Jadi kadar keseimbangan kalsium serum
dipertahankan dengan adanya kalsium yang
berasal dari tulang. hampir 15% penderita
dengan osteoporosis menunjukkan peningkatan
kadar PTH dalam serum, menyokong dugaan
bahwa urutan seperti yang digambarkan di atas
mungkin berhubungan dalam patogenesis
osteoporosis pada penderita ini

Dengan adanya hubungan antara hilangnya
jaringan tulang dengan menopouse, di mana
defisiensi estrogen sebagai kemungkinan
penyebabnya, telah mendapat banyak perhatian
GEJALA OSTEOPOROSIS
Asimptomatis
Tinggi badan berkurang
Bungkuk atau bentuk tubuh berubah
Patah tulang
Nyeri bila ada patah tulang

DIAGNOSA
Merupakan penyakit yang
hening (silent),
Tidak memberikan tanda-
tanda atau gejala sebelum
patah tulang terjadi
Biasanya massa tulang
yang sudah berkurang 30 -
40% baru dapat dideteksi
dengan pemeriksaan X-ray
konvensional
Penentuan massa tulang
secara radiologis, dengan
densitometer DEXA (Dual
Energy X-ray
Absorptiometry).
Pemeriksaan laboratorium
berupa parameter
biokimiawi untuk bone
turnover, terutama
mengukur produk
pemecahan kolagen tulang
oleh osteoklas.

INDIKASI DEXA
Wanita lebih dari 65 tahun dengan faktor risiko.
Pascamenopause dan usia < 65 tahun dengan minimal 1 faktor risiko disamping
menopause atau dengan fraktur.
Wanita pascamenopause yang kurus (Indek Massa Tubuh < 19 kg/m2).
Ada riwayat keluarga dengan fraktur osteoporosis.
Mengkonsumsi obat-obatan yang mempercepat timbulnya osteoporosis.
Menopause yang cepat (premature menopause).
Amenorrhoea sekunder > 1 tahun.
Berkurangnya tinggi badan, atau tampak kiphosis.
Kelainan yang menyebabkan osteoporosis seperti:
- Anorexia nervosa
- Malabsorpsi
- Primary hyperparathyroid
- Post-transplantasi
- Penyakit ginjal kronis
- Hyperthyroid
- Immobilisasi yang lama
- Cushing syndrome


FRAKTUR PADA PASIEN
OSTEOPOROSIS
Fraktur Osteoporosis
Panggul
Prognosis semakin jelek jika operasi
ditunda hingga lebih dari 3 hari
Prognosis pasien fraktur panggul
pasca terapi terkini:
Sepertiga akan tetap di tempat tidur/kursi
roda.
Sepertiga secara fungsional terbatas dan
memerlukan bantuan.
Hanya sepertiganya kembali fungsional
secara penuh.
Fraktur Osteoporosis
Vertebra
Adapun konsekuensi jangka
panjang :
Gangguan fungsi.
Penurunan kualitas hidup
Gangguan pulmoner (paru)

PENATALAKSANAAN OSTEOPOROSIS
Farmakoterapi
Latihan fisik
FARMAKOTERAPI
Antiresobsi :
Estrogen
Kalsitonin
Bisfosfonat
Generasi I :
Etidronat
Klodronat
Generasi II :
Tiludronat
Pamidronat
Alendronat
Generasi III :
Risedronat
Ibandronat
Zoledronat
Kalsium
Vit. D

LATIHAN PEMBEBANAN
Olahraga yang baik adalah dengan pembebanan
dan ditambah latihan latihan kekuatan otot yang
disesuaikan dengan usia dan keadaan individu
masing-masing
Dosis olahraga harus tepat
Terlalu ringan kurang bermanfaat, terlalu berat
justru akan menurunkan densitas tulang
Tujuan : untuk meningkatkan densitas tulang dan
mencegah terjadinya patah tulang
Latihan Fisik Yang Boleh Dilakukan
Jalan kaki secara teratur (sekitar 4,5 km/jam selama 50
menit), lima kali dalam seminggu. Ini diperlukan untuk
mempertahankan kekuatan tulang.
Latihan beban untuk kekuatan otot, yaitu dengan
mengangkat dumbble kecil untuk menguatkan pinggul,
paha, punggung, lengan dan bahu.
Latihan untuk meningkatkan keseimbangan dan kesigapan.
Latihan untuk melengkungkan punggung ke belakang,
dapat dilakukan dengan duduk dikursi, dengan atau tanpa
penahan. Hal ini dapat menguatkan otot-otot yang menahan
punggung agar tetap tegak, mengurangi kemungkinan
bengkok, sekaligus memperkuat punggung.

Berlatih senam tiga kali seminggu(20-60
menit/hari) dikombinasikan dengan olahraga jalan
secara bergantian
Setiap latihan fisik harus diawali dengan
pemanasan untuk :
Menyiapkan otot dan urat agar meregang secara perlahan dan
mantap sehingg mencegah terjadinya cedera.
Meningkatkan denyut nadi, pernapasan, dan suhu tubuh
sedikit demi sedikit.
Menyelaraskan koordinasi gerakan tubuh dengan
keseimbangan gerak dan
Menimbulkan rasa santai.


Lakukan selama 10 menit
Jalan ditempat, gerakan kepala, bahu, siku dan tangan,
kaki, lutut dan pinggul
Kemudian lakukan peregangan selama kira-kira 5 menit
Dimulai dengan peregangan otot-otot lengan, dada,
punggung, tungkai atas dan bawah, serta otot-otot kaki
Latihan inti, 20 menit
Ritmis atau berirama agak cepat. Utamakan gerakan,
tarikan dan tekanan pada daerah tulang yang sering
mengalami osteoporosis, yaitu tulang punggung, tulang
paha, tulang panggul dan tulang pergelangan tangan.
Dilanjut dengan latihan beban bantal pasir, dumbble, atau
apa saja yang dapat digenggam dengan berat 300-1000
gram untuk 1 tangan, mulai dengan beban ringan untuk
pemula, dan jangan melebihi 1000 gram. Beban untuk
tulang belakang dan tungkai sudah cukup memdai dengan
beban dari tubuh itu sendiri.

Latihan Fisik Yang Tidak Boleh Dilakukan
Jangan lakukan latihan fisik yang memberikan benturan dan
pembebanan pada tulang punggung, seperti : melompat,
senam aerobik benturan keras, jogging atau lari.
Jangan membungkukan badan kedepan dari pinggang
dengan punggung melengkung (spinal flexion), karena
bahaya kerusakan pada ruas tulang belakang, seperti: sit-
up, crunch, mendayung, meraih jari jari kaki.
Jangan melakukan latihan fisik atau aktifitas yang mudah
menyebabkan jatuh, seperti : senam dingklik atau trampolin,
atau jangan melakukan latihan pada lantai yang licin.
Jangan melakukan latihan menggerakan tungkai kearah
samping atau menyilang badan dengan memakai beban
(anduksi dan aduksi).

KIE
Asupan kalsium cukup
Paparan sinar matahari
Hindari rokok dan minuman beralkohol
Deteksi dini osteoporosis

You might also like