You are on page 1of 104

1

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa - masa remaja adalah masa yang paling indah dan paling berkesan
di sepanjang hidup tiap manusia. Remaja dalam bahasa aslinya disebut
dengan adolescence, yang berasal dari bahasa Latin adolescere yang artinya
tumbuh untuk mencapai kematangan . Secara psikologis, remaja adalah suatu
usia di mana seseorang berpaling ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia
dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang
lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar dengan yang
lainnya. Fase remaja merupakan fase perkembangan yang tengah berada pada
masa amat potensial, baik dilihat dari aspek kognitif, emosi maupun fisik.
Remaja ini adalah ajang untuk mencari jati dirinya. Setelah sekian lama
mereka selalu dikekang oleh otoriter orangtua, secara perlahan mereka akan
menuntut keinginan mereka sendiri agar mandiri (Hadi, 2010).
Remaja adalah kenangan yang tak akan terlupakan sebaik atau seburuk
apapun keadaannya pada saat itu. Karena dimasa inilah, perubahan sangatlah
nampak, dari anak - anak menuju kedewasaan. Biasanya orang - orang yang
sudah melalui masa remajanya, tetap ingin berharap kembali ke masa - masa
itu lagi. Disaat ini, kita dapat merasakan adanya perubahan dalam bentuk fisik
ataupun psikis. Tetapi, tidak hanya senang - senangnya saja. Disaat manusia
menjadi sesosok remaja, ia juga mengalami permasalahan - permasalahan
yang terus kerap datang. Permasalahan itu sendiri tidak sedikit yang
2

2

terpengaruhi dari lingkungan sekitar remaja tersebut. Oleh karena itu, beban
berat yang selalu dan harus dilalui oleh seorang remaja sangatlah sulit, karena
apabila salah melangkah, maka remaja tersebut akan jatuh ke jurang yang
sangat dalam misalnya kebiasan minum beralkohol (Hadi, 2010)
Kebiasaan minum-minuman keras di kalangan remaja merupakan
fenomena yang sering sekali terjadi di Indonesia. Banyak faktor-faktor yang
menyebabkan mereka menghabiskan waktu luangnya untuk minum-minuman
keras. Berbagai resiko dan permasalahan akan senantiasa menghadang
kalangan remaja yang seharusnya mendapatkan kontrol dari orang tua
maupun masyarakat. Semakin banyaknya remaja yang minum-minuman keras
apabila dibiarkan tentunya akan menghambat keperibadian seseorang dan
yang lebih jauh lagi perkembangann bangsa Indonesia. Karena kalangan
remaja merupakan generasi penerus bangsa dan aset bangsa yang akan
melanjutkan dan mengisi pembangunan bangsa Indonesia (Musa, 2012)
Seperti apapun kondisi kesejahteraan keluarga yang diukur dari tingkat
keuangan, pada akhirnya bisa menjadi pemicu para remaja untuk melakukan
kebiasaan tidak sehat. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa faktor
perekonomian keluarga, baik kaya ataupun miskin berisiko membuat para
remaja menjadi pecandu alkohol bahkan sejak usia mereka baru menginjak
angka 13 tahun. Hasil penelitian, seperti dilansir Parentdish menunjukkan
hasil yang membuat miris. Para peneliti University of Bristol, Inggris mencari
tahu hubungan antara kebiasaan meminum minuman beralkohol dan
kebiasaan menghisap rokok pada remaja dan hubungannya dengan tingkat
3

3

kesejahteraan ekonomi orang tua mereka. Peneliti mengambil data dari 5.837
remaja usia 13 tahun. Berdasarkan hasil yang dikumpulkan, peneliti
menemukan bahwa remaja usia 13 tahun dengan orang tua yang memiliki
pendapatan yang tinggi lebih banyak menikmati minuman beralkohol
dibandingkan remaja yang memiliki orang tua dengan tingkat penghasilan
rendah. Sebaliknya, remaja dengan orang tua berpenghasilan rendah sudah
mencoba untuk menghisap rokok daripada minum minuman beralkohol
(David Nutt, 2010).
Alkohol adalah racun yang bisa membunuh sel, misalnya saja
mikroorganisme. Oleh karena itu alkohol telah dipercaya selama puluhan
tahun sebagai cairan ampuh untuk mensterilkan peralatan kedokteran. Tubuh
manusia terdiri dari milyaran sel, mengonsumsi alkohol sama saja dengan
bunuh diri. Kadar racun dari alkohol yang dikonsumsi semakin berbahaya
karena tubuh akan membersihkan zat racun tersebut dengan mengubahnya
menjadi asetaldehida, suatu zat yang lebih beracun dari alkohol. Inilah alasan
mengapa alkohol tidak dapat diterima karena memperburuk kesehatan (David
Nutt, 2010).
Tampaknya pola kebiasan yang tidak sehat ini juga mulai merebak
sampai ke pelosok desa terpencil sekalipun tanpa membedakan strata sosial,
ekonomi, ras dan agama. Dampak dari kebiasaan minuman-minuman
beralkohol tidak hanya menyebabkan masalah kesehatan bagi penggunanya
akan tetapi juga berdampak pada masalah sosial bahkan digolongkan dalam
penyakit patologi sosial. Bahkan yang lebih menggenaskan perilaku buruk ini
4

4

telah merenggut nyawa baik bagi pengguna maupun orang lain. Hampir setiap
hari media menyajikan perkelahian, pembunuhan atau kematian akibat
keracunan minuman keras. Di sisi lain upaya penaggulangannya masih belum
optimal. Selama ini pendekatan yang paling sering digunakan untuk
mengatasinya adalah pendekatan hukum tetapi hasilnya belum seperti yang
diharapkan.
Melihat fenomena yang tidak sehat ini, perlu adanya pengawasan yang
ketat bagi para orang tua, kebiasaan remaja adalah apa yang dicontohkan
orang tua, sehingga bila orang tua memiliki koleksi minuman beralkohol,
pastikan buah hati tidak memiliki akses untuk ikut menikmatinya. Demikian
juga dengan peran guru dan promosi kesehatan dari tenaga kesehatan dan
peran serta masyarakat secara keseluruhan khususnya tokoh agama. Jadi
masalah kebiasan minum-minuman keras sudah merupakan masalah bersama.
Melihat fenomena yang tidak sehat ini, perlu adanya pengawasan yang ketat
bagi para orang tua, baik orang tua yang memiliki penghasilan tinggi ataupun
rendah.
Kondisi yang sama juga banyak terjadi pada remaja di desa Batusitanduk
Kecamatan Walenrang Kabupaten Luwu kecamatan Walenrang. Jumlah
penduduk usia remaja 13-18 tahun sebanyak 102 atau 4.76 % dari total
pendudukan desa Batusitanduk sebanyak 2.143 jiwa. Pola kebiasaan minuman
beralkohol pada kelompok remaja dengan mudah dijumpai bahkan oleh
kalangan masyarakat sudah dianggap meresahkan. Hasil penelusuran
literature dan pendapat pakar kesehatan serta besarnya dampak kebiasaan
5

5

minum-minum alkohol di masyarakat mendorong penulis untuk melakukan
penelitian tentang kebiasaan mengkomsumsi alkohol pada remaja.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka diperlukan suatu penelitian
deskriptif untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu bagaimanakah
kebiasaan mengkomsumsi minuman alkohol pada remaja di desa Batusitanduk
Kecamatan Walenrang Kabupaten Luwu tahun 2013?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran karakteristik remaja yang memiliki
kebiasaan mengkomsumsi minuman alkohol di desa Batusitanduk
Kecamatan Walenrang Kabupaten Luwu tahun 2013.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya gambaran karakteristik remaja yang memiliki kebiasaan
mengkomsumsi minuman alkohol di desa Batusitanduk Kecamatan
Walenrang Kabupaten Luwu berdasarkan jenis kelamin.
b. Diketahuinya gambaran karakteristik remaja yang memiliki kebiasaan
mengkomsumsi minuman alkohol di desa Batusitanduk Kecamatan
Walenrang Kabupaten Luwu berdasarkan umur.
c. Diketahuinya gambaran karakteristik remaja yang memiliki kebiasaan
mengkomsumsi minuman alkohol di desa Batusitanduk Kecamatan
6

6

Walenrang Kabupaten Luwu berdasarkan status sosial ekonomi
keluarga.
d. Diketahuinya gambaran karakteristik remaja yang memiliki kebiasaan
mengkomsumsi minuman alkohol di desa Batusitanduk Kecamatan
Walenrang Kabupaten Luwu berdasarkan pola penggunaan.
e. Diketahuinya gambaran karakteristik remaja yang memiliki kebiasaan
mengkomsumsi minuman alkohol di desa Batusitanduk Kecamatan
Walenrang Kabupaten Luwu berdasarkan kebiasaan dalam keluarga.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi pendidikan
Diharapkan dapat menjadi bacaan ilmiah berkaitan dengan masalah
kesehatan remaja khususnya penanganan patologi sosial minuman keras.
2. Bagi Puskesmas
Hasil penelitian dapat menjadi sumber informasi dalam melakukan
penyuluhan kesehatan pada kelompok remaja.
3. Bagi Remaja dan Masyarakat
Diharapkan dapat menjadi informasi dampak negatif dari kebiasaan
mengkomsumsi alkohol.
4. Bagi Peneliti
Memberikan pengalaman pemecahan masalah kesehatan remaja
dengan menggunakan pendekatan ilmiah melalui penelitian dan sebagai
data bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan hasil penelitian ini.

7

7

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Konsep Remaja
a. Pengertian
Remaja dalam bahasa aslinya disebut dengan adolescence, yang
berasal dari bahasa Latin adolescere yang artinya tumbuh untuk
mencapai kematangan. Remaja berlangsung antara umur 11 tahun
20 tahun bagi perempuan dan 12 tahun 21 tahun bagi laki-laki
(Musa, 2012). Remaja (adolescent) adalah individu yang berkembang
dari masa kanak-kanak menuju kedewasaan (Duta Sekolah, 2009).
WHO pada 1979 dalam Duta Sekolah (2009) mengemukakan definisi
remaja adalah individu yang berkembang dari saat pertama kali ia
menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia
mencapai kematangan seksual, individu yang mengalami
perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak
menuju dewasa, dan individu yang mengalami peralihan dari
ketergantungan sosial ekonomi menuju suatu kemandirian.
Dalam penelitian ini batasan umur remaja yang digunakan
adalah usia 13-18 tahun. Rentang usia individu sebagai remaja
berbeda-beda. Menurut Papaliat dkk (2004) dalam Prihyugiarto, T.Y.,
(2008) individu pada masa remaja berusia antara 11 tahun sampai
8

8

dengan 20 tahun. Menurut Dirgagunasa (2000) usia remaja yakni
antara 12 tahun sampai dengan 21 tahun Prihyugiarto, T.Y., (2008).
Secara psikologis, remaja adalah suatu usia di mana seseorang
berpaling ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak
merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua
melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar dengan yang
lainnya. Fase remaja merupakan fase perkembangan yang tengah
berada pada masa amat potensial, baik dilihat dari aspek kognitif,
emosi maupun fisik. Remaja ini adalah ajang untuk mencari jati
dirinya. Setelah sekian lama mereka selalu dikekang oleh otoriter
orangtua, secara perlahan mereka akan menuntut keinginan mereka
sendiri agar mandiri. Sedangkan psikologi remaja yaitu ilmu yang
mempelajari remaja, baik mengenai tingkah laku dan proses mental
seperti perasaan, persepsi, pikiran maupun segi biologisnya
Prihyugiarto, T.Y., (2008)
b. Perkembangan Remaja
Perkembangan Biopsikososial selama masa remaja :
1) Tahap Biologik
Dimana seorang anak yang telah melalui pubertas. Yang
ditandai dengan adanya menstruasi pada perempuan dan
perubahan suara pada laki laki. Pubertas tersebut menjadikan
seorang anak memiliki kemampuan untuk bereproduksi.
Pertumbuhan tersebut meliputi perubahan progresif yang bersifat
9

9

internal maupun eksternal. Perubahan internal meliputi, perubahan
ukuran alat pencernaan makanan, bertambah besar dan berat
jantung dan paru parunya. Sedangkan perubahan eksternal
meliputi, bertambahnya tinggi dan berat badan, besarnya ukuran
organ seks, tumbuhnya tanda tanda kelamin sekunder. Bentuk
fisik mereka akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan
akan membawa mereka kepada dunia remaja
2) Tahap Kognitif atau Intelektual
Pada tahap ini, biasanya para remaja sudah dapat memiliki
pola pikir sendiri dalam usaha untuk memecahkan permasalahan
yang kompleks dan abstrak. Karena kemampuan berpikir remaja
berkembang sehingga mereka dengan mudah membayangkan jalan
keluar untuk menyelesaikan masalah individu mereka. Mereka
juga sudah dapat memproses semua informasi yang datang dari
luar atau lingkungan dan akan diadaptasikan oleh pemikiran
mereka masing-masing.
3) Tahap Moral
Pada tahap ini, remaja sudah tidak lagi menerima hasil
pemikiran yang kaku,sederhana dan absolut yang telah diberikan
kepada mereka selama in tanpa bantahan apapun. Remaja mulai
memikirkan keabsahan dari pemikiran yang telah ada dan
mempertimbangkan lebih banyak alternatif lainnya. Mereka juga
sudah dapat melakukan sikap labih kritis dengan melakukan
10

10

pengamatan keluar dan membandingkannya dengan hal hal yang
selama ini diajarkan dan ditanamkan pada dirinya.
Moral sendiri merupakan kaidah norma atau pranata yang
mengatur perilaku individu dalam hubungannya dengan kelompok
sosial dan masyarakat. Sedangkan moralitas adalah aspek
kepribadian yang diperlukan seseorang dalam kaitannya dengan
kehidupan sosial secara harmonis, adil dan seimbang. Perilaku
moral diperlukan demi terwujudnya kehidupan yang damai penuh
keteraturan, ketertiban dan keharmonisan.
Kemampuan berpikir dalam dimensi moral pada remaja
berkembang karena mereka mulai melihat adanya kejanggalan dan
ketidakseimbangan antara yang mereka percayai dahulu dengan
kenyataan yang ada disekitarnya. Mereka lalu merasa perlu
mempertanyakan dan merekonstruksi pola pikir dengan
kenyataan yang baru. Perubahan inilah yang seringkali
mendasari sikap pemberontakan remaja terhadap peraturan
atau otoritas yang selama ini diterimanya. Dan pada masa inilah,
mereka akan mempertanyakan mengapa dunia sekelilingnya
membiarkan alkohol merajalela bahkan sangat mungkin jika
alkohol itu dinilai baik dalam suatu kondisi tertentu. Hal kecil
tersebut jugs dapat mempengaruhi perkembangan pola berpikirnya
para remaja. Apalagi jika peran pendidik seperti orangtua dan
lainnya tidak dapat memberikan alasan yang sangat logis untuk
11

11

para remaja itu sendiri. Maka jiwa mereka akan memberontak
sehingga ada kemungkinan bahwa mereka tidak akan
mempercayai lagi semua hal yang telah ditanamkan pada diri
mereka, baik hal yang positif atau negatif. Karena cepat atau
lambat, hanya waktu dan lingkungan yang dapat meyakini mereka.
Oleh karena itu, peran orangtua dalam mendidik moral seorang
anak sangatlah penting
4) Tahap Psikologis
Remaja adalah individual yang sangat kompleks. Baik
dilihat dari segi fisik atau biologisnya, kognitif atau cara
berpikirnya, atau bahkan tingkahlakunya. Dengan demikian juga
remaja mempunyai sisi psikologisnya yang tidak jauh pentingnya
dari ketiga hal tersebut. Saat saat remaja adalah saat yang
memiliki banyak perubahan, dan penuh juga dengan gejolak
gejolak. Pada masa ini, suasana hati atau yang biasa disebut
dengan mood, bisa berubah kapanpun juga dan sangat cepat.
Perubahan mood yang drastis tersebut pada remaja ini seringkali
disebabkan karena berbagai hal masalah yang menimpa dirinya.
Perubahan mood yang cepat terlebih jika sedang mengalami
masalah sering kali mengalahkan logika berpikirnya sehingga
cenderung untuk mengikuti perasannya. Contohnya, masalah
dengan pacarnya, pekerjaan yang menumpuk, konflik yang
menimpanya, dan sebagainya. Tetapi, walaupun mood seringkali
12

12

berubah ubah dengan cepat, hal tersebut belum tentu merupakan
gejala atau masalah psikologis. Dan dalam hal kesadaran diri, pada
masa remaja para remaja mengalami perubahan yang dramatis
dalam kesadaran diri mereka (self-awareness). Mereka sangatlah
rentan terhadap pendapat orang lain karena, mereka menganggap
bahwa orang lain sangat mengagumi atau selalu mengkritik
mereka seperti mereka mengagumi atau mengkritik diri mereka
sendiri. Remaja juga cenderung untuk menganggap diri mereka
sangat unik, bahkan tak sedikit pula dari mereka yang
menganggap bahwa dengan keunikan di dalam diri mereka dapat
membawa remaja tersebut pada suatu ketenaran tersendiri.
Contohnya pada remaja putri, mereka akan bersolek berjam jam
didepan cermin, dan meyakini didalam diri mereka, kalau lawan
jenisnya akan tertarik padanya. Demikian pula yang dialami
remaja putra, mereka akan menggunakan semua keunikan dalam
dirinya dan kehebatan yang akan memikat lawan jenisnya.
Pada usia 15 tahun merupakan tahap awal dalam badai
kepribadian dan mengalami puncak pada usia 17 tahun yang
sangat rentan mengalami berbagai penyimpangan perilaku. Pada
rentang usia tersebut mereka mencari identitas diri dengan
menghubungan dengan perilaku kelompoknya. Anggapan remaja
bahwa mereka selalu diperhatikan oleh orang lain kemudian
menjadi tidak berdasar. Pada saat inilah, remaja mulai dihadapkan
13

13

dengan realita dan tantangan untuk menyesuaikan impian dan
angan-angan mereka dengan kenyataan (Musa, 2012). Seiring
berjalannya waktu, semakin banyak pula masalah yang akan
menimpa seseorang tidak terkecuali terhadap seorang remaja.
Mereka juga harus dapat mencari jalan keluar dari masalahnya
tersebut, janganlah menjadi orang yang lari dari masalah.
Tindakan tindakan impulsif sering dilakukan, sebagian karena
tidak memprediksikan akibat dari tindakannya tersebut.
Remaja yang diberikan kesempatan untuk mempertanggung
jawabkan tindakan mereka, akan tumbuh menjadi orang yang
bersikap dewasa yang lebih berhati hati, lebih percaya diri dan
mampu bertanggungjawab. Sikap inilah yang sangat dibutuhkan
remaja untuk mencari jati diri yang positif dikemudian hari.
Kembali ke tahap moral, dimana bimbingan dari orang yang lebih
tua sangat dibutuhkan oleh seorang remaja dan sebagai acuan
bagaimana menghadapi masalah itu dengan memberikan berbagai
nasihat dan cara cara menyelesaikannya. Didunia remaja,
mereka juga sudah dapat mencoba coba hal baru, seperti
mencoba peran baru dalam dirinya. Baik peran sosial ataupun
perbuatan. Tetapi apabila remaja tidak menemukan hal yang pas
atau cocok dalam peran tersebut, maka mereka akan mencoba
peran baru lagi sampai ia menemukan peran yang pas pada
14

14

dirinya. Perbuatan ini merupakan proses pembentukan jati diri
yang normal pada remaja (Musa, 2012).
Pada tahun-tahun awal masa remaja, penyesuaian diri
dengan kelompok masih tetap penting bagi anak laki-laki maupun
perempuan, lambat laun mereka mulai mendambakan identitas diri
dan tidak puas lagi dengan menjadi sama dengan teman dalam
segala hal, seperti sebelumnya (Musa, 2012).
5) Perilaku Sosial Remaja
Menurut Prihyugiarto, T.Y., (2008) membagi karakteristik
perilaku sosial remaja yaitu:
a. Setia kepada teman sebaya. Remaja terikat sangat erat dengan
kelompok teman sebaya. Dia berupaya keras untuk
bergabung dengan mereka dan berjuang untuk mengokohkan
kedudukannya di sana, serta mengadopsi nilai-nilai perilaku
yang dipegang oleh kelompoknya dengan sepenuh jiwa,
perasaan, dan kesetiaannya. Itu karena remaja, di tengah
teman-temannya merasakan adanya persamaan dan kesatuan
tujuan dan perasaan.
b. Keinginan untuk menegaskan jati diri. Seiring perkembangan
remaja, perilakunya memperlihatkan keinginan untuk
menegaskan jati diri. Dalam pandangannya, dia bukan lagi
seorang anak kecil yang tidak dibolehkan untuk berbicara
atau mendengar. Remaja, pada pertengahan fase remaja,
15

15

berusaha memiliki kedudukan di tengah kelompoknya. Dan
agar kelompok tersebut mengakui jati dirinya, dia selalu ingin
melakukan aksi-aksi yang memancing perhatian orang
kepadanya.
c. Keinginan untuk melawan otoritas. Salah satu ciri khas
perilaku remaja adalah keinginan untuk melawan kekuasaan.
Ada sebab-sebab yang mendorong remaja memberontak
terhadap otoritas keluarga, sekolah, dan masyarakat umum.
2. Konsep Minuman alkohol
a. Pengertian
Minuman beralkohol atau minam keras bukan berarti
bentuknya yang keras, melainkan dampak yang ditimbulkan.
Minuman keras adalah minuman yang mengandung alkohol yang bila
dikonsumsi secara berlebihan dan terus- menerus dapat merugikan
dan membahayakan kesehatan baik jasmani dan rohani maupun bagi
kepentinga perilaku dan secara berpikir kejiwaan (David Nutt, 2010).
Alkohol adalah racun yang bisa membunuh sel, misalnya saja
mikroorganisme. Oleh karena itu alkohol telah dipercaya selama
puluhan tahun sebagai cairan ampuh untuk mensterilkan peralatan
kedokteran. Tubuh manusia terdiri dari milyaran sel, mengonsumsi
alkohol sama saja dengan bunuh diri. Kadar racun dari alkohol yang
dikonsumsi semakin berbahaya karena tubuh akan membersihkan zat
racun tersebut dengan mengubahnya menjadi asetaldehida, suatu zat
16

16

yang lebih beracun dari alkohol. Inilah alasan mengapa alkohol tidak
dapat diterima karena memperburuk kesehatan (David Nutt, 2010).
b. Jenis-jenis Minuman Keras
Beberapa jenis-jenis minuman keras alkohol dengan kadar
etanol yang dimilikinya
1) Bir 3-5%
2) Wine 9-18%
3) Anggur obat 9-18%
4) Liqor Min. 24
5) Whisky Min.30
6) Genever Min.30
7) Cognac Min.35
8) Gin Min.38
9) Rum Min.38
10) Arak Min.38
11) Vodka Min.4
Berdasarkan Kepres No.3 Tahun 1997 tentang Pengawasan dan
Pengendalian Minuman Beralkohol. Minuman keras terbagi dalan 3
golongan yaitu :
1) Gol. A berkadar Alkohol 1%-05%
2) Gol. B berkadar Alkohol 5%-20%
3) Gol. C berkadar Alkohol 20%-50%

17

17

c. Dampak Minuman keras
Secara umum dampak minuman keras sebagai berikut :
1) Gangguan Fisik : meminum minuman beralkohol banyak, akan
menimbulkan kerusakan hati, jantung, pangkreas dan peradangan
lambung, otot syaraf, mengganggu metabolisme tubuh, membuat
penis menjadi cacat, impoten serta gangguan seks lainnya.
2) Gangguan Jiwa : dapat merusak secara permanen jaringan otak
sehingga menimbulkan gangguan daya ingatan, kemampuan
penilaian, kemampuan belajar dan gangguan jiwa tertentu.
3) Gangguan Kamtibmas: perasaan seorang tersebut mudah
tersinggung dan perhatian terhadap lingkungan juga terganggu,
menekan pusat pengendalian diri sehingga yang bersangkutan
menjadi berani dan agresif dan bila tidak terkontrol akan
menimbulkan tindakan-tindakan yang melanggar norma-norma
dan sikap moral yang lebih parah lagi akan dapat menimbulkan
tindakan pidana atau kriminal.
4) Menimbulkan gangguan kesehatan jasmani dan rohani, merusak
fungsi organ vital tubuh: otak, jantung, ginjal, hati dan paru-paru
samapi kepada kematian sia-sia yang tak patut ditangisi.
5) Menimbulkan biaya yang sangat besar baik untuk membeli
narkoba yang harganya sangat mahal, maupun untuk biaya
perawatannya yang juga sangat mahal, sehingga dapat membuat
keluarga orang tua bangkrut dan menderita.
18

18

Dampak bagi pengguna :
1) Menimbulkan berbagai masalah kesehatan fisik, gangguan mental
organic seperti gangguan proses pikir, alam perasaan dan perilaku.
2) Menimbulkan gangguan terhadap ketertiban, ketentraman
keamanan masyarakat.
3) Menimbulkan kecelaan diri yang bersangkutan dan orang lain
4) Perbuatan melanggar hukum yang dapat menyeret pelakunya ke
penjara.
5) Memicu tindakan tidak bermoral, tindakan kekerasan dan tindak
kejahatan.
6) Menurunkan sampai membunuh semangat belajar adalah
perbuatan menghancurkan masa depan.
7) Merusak keimanan dan ketakwaan, membatalkan ibadah agama
karena hilangnya akal sehat.
Bagi orang tua dan keluarga:
1) Menimbulkan beban mental, emosional, dna sosial yang sangat
berat
2) Menimbulkan beban biaya yang sangat tinggi yang dapat
membuat bangkrutnya keluarga.
3) Menimbulkan beban penderitaan berkepanjangan dan hancurnya
harapan tentang masa depan anak.


19

19

Bagi masyarkat dan bangsa:
1) Menimbulkan beban ekonomi yang tinggi bgai program
pencegahan, penegeakan hukum dan perawatan serta pemulhan
penderita ketergantungan narkoba
2) Menimbulkan gangguan terhadap ketertiban, ketentraman, dan
keamanan masyarakt.
3) Menghancurkan kualitas dan daya saing bangsa serta membunuh
masa depan dan kejayaan bangsa.
4) Berkaitan dengan peningkatan tindak kejahatan termasuk
kerusuhan, separatisme dan terorisme.
d. Penyebab Timbulnya Perilaku Minum Minuman Keras (MIRAS)
1) Faktor internal adalah faktor yang bersumber pada diri seseorang,
baik itu gen,keadaan psikologos yang tertekan, penyimpangan
kepribadian, ataupun keadaanrendahnya tingkat rohani seseorang.
2) Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yangberasal dari
lingkungan individu itu sendiri, baik itu kerena keadaan
ekonomi,pendidikan, budaya, latar belakang kehidupan, maupun
kerana kurangnya pengaruh kontrol sosial masyarakat.
Tampaknya miras ini sulit apabila harus dibasmi/dihilangkan
sama sekali. Mungkin dari sisi agama masalah miras tidak ada
toleransi, namun kita perlu juga melihatnya dari sisi lain yaitu
kepentingan dapat dan kepentingan Pariwisata. Dengan demikian
20

20

yang penting bukan membasmi miras, tapi memperhatikan perangkat
hukum untuk mengaturnya dan kemudian menegakkan peraturannya.
Distributor dan pengedar minuman keras harus diatur dengan
peraturan daerah. Kendatipun dalam KUHP khususnya pasal
536,537,538 dan 539 secara eksplisit sudah mengatur tentang miras
ini, namun kelihatannya pasal-pasal tersebut perlu direvisi kembali
karena banyak yang kurang tegas dan kurang mengenai substansi
(masih bias ) tentang miras itu sendiri, sehingga menyulitkan aparat
keamanan untuk mengambil tindakkan tegas.
Distributor dan pengedar harus memilki izin, demikian juga
penjualnya. Tempat-tempat tertentu seperti hotel, diskotek, karaoke
dan took khusus penjual miras harus diatur oleh peraturan daerah. Izin
untuk menjadi distributor, pengedar dan penampung miras harus ketat.
Artinya agar mereka tidak terlalu gampang melakukan bisnis miras
dengan tanpa melihat usia konsumennya.
Penyalah gunaan terhadap izin dan peraturan Daerah tentang
miras ini harus ditindak tegas dengan cara menghukum pelakunya,
bukan memusnahkan mirasnya. Legalisasi dan lokalisasi miras ini
tentunya akan menambah penghasilan asli daerah ( PAD ). Razia rutin
harus dilakukan untuk mengontrol apakah para distributor, penjual
dan penampung tetap konsisten pada peraturan yang ada dan sesuai
dengan izin yang diberikan kepada mereka.

21

21

B. Kerangka Konsep
Kebiasaan minum-minuman keras di kalangan remaja merupakan
fenomena yang sudah menjadi kebiasaan sehari-hari, bahkan pada usia remaja
awal sekalipun. Fenomena ini sudah selayaknya mendapatkan perhatian dari
semua pihak karena remaja adalah generasi masa depan bangsa. Banyak
faktor-faktor yang menyebabkan mereka menghabiskan waktu luangnya
untuk minum-minuman keras. Masa remaja merupakan masa pembentukan
jati diri dimana kekuatan pengaruh luar sangat kuat dapat mempengaruhinya.
Masa ini dikenal sebagai masa badai dalam kepribadian ditandai dengan
prilaku trial and eror yaitu senang berksprimen atau mencoba.
Berbagai resiko dan permasalahan akan senantiasa menghadang kalangan
remaja yang seharusnya mendapatkan kontrol dari orang tua maupun
masyarakat. Semakin banyaknya remaja yang minum-minuman keras apabila
dibiarkan tentunya akan menghambat keperibadian seseorang dan yang lebih
jauh lagi perkembangan bangsa Indonesia.
Remaja usia dini dengan orang tua yang memiliki pendapatan yang tinggi
lebih banyak menikmati minuman beralkohol dibandingkan remaja yang
memiliki orang tua dengan tingkat penghasilan rendah, demikian juga dengan
pola kebiasaan dalam keluarga. Anak belajar dari perilaku yang diadopsi
dalam keluarga, jika dalam keluarga ada anggota keluarga yang minum
minuman beralkohol akan dipersepsikan anak bahwa minuman keras itu baik
dan boleh dilakukan.
22

22

Berdasarkan kerangka teori yang ada, maka kerangka konsep yang
digunakan sebagai berikut:









Keterangan :



Gambar 3.1 Bagan Kerangka Konsep Penelitian





Umur

Sosial ekonomi
Pola Penggunaan
Kebiasaan keluarga
Kebiasaan remaja
minum-minuman
beralkohol

Jenis kelamin

Pendidikan
Hukum

: Variabel independen yang diteliti
: Variabel dependen

: Variabel independen yang tidak diteliti
23

23

BAB III
METODOLOGI PENELITlAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi deskriptif yaitu penelitian yang
bertujuan untuk menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian yang
terjadi berdasarkan karakteristik atau mendeskripsikan seperangkat peristiwa
atau kondisi populasi saat itu (Alimul, 2007), dalam penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui kebiasaan remaja mengkomsumsi minuman alkohol.
B. Populasi, Sampel dan Sampling Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang memenuhi
kriteria yang ditetapkan (Nursalam, 2009). Populasi target adalah seluruh
usia remaja yang berusia 13 18 tahun yang memiliki kebiasan
mengkomsumsi minuman alkohol di desa Batusitanduk Kecamatan
Walenrang Kabupaten Luwu. Alasan peneliti menggunakan batas umur
remaja 13-18 tahun karena pada usia ini merupakan kelompok usia
sekolah yang paling rentan terhadap pengaruh lingkungan sosial.
Berdasarkan data yang diperoleh kantor Desa Batusitanduk jumlah
penduduk usia 13-18 tahun sebanyak 102 atau 4.76 % dari total
pendudukan desa Batusitanduk sebanyak 2.143 jiwa.


24

24

2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah usia remaja yang berusia 13 18
tahun yang memiliki kebiasan minum-minuman keras di desa
Batusitanduk Kecamatan Walenrang Kabupaten Luwu yang bersedia
menjadi responden dan memenuhi kriteria inklusi.
Kriteria sampel penelitian ini adalah :
a. Kriteria Inklusi :
1) Remaja usia 13 18 tahun yang berdomisili di desa Batusitanduk
Kecamatan Walenrang Kabupaten Luwu
2) Memiliki kebiasaan mengkomsumsi minuman beralkohol
3) Bersedia menjadi responden.
b. Kriteria Eksklusi :
1) Berusia kurang 13 tahun atau lebih 18 tahun
2) Pernah berpartisipasi dalam penelitian yang sama.
3. Sampling
Penarikan sampel dengan metode bola salju (Snowball Sampling).
Pertama kali ditentukan satu atau beberapa remaja yang memenuhi
krieria inklusi untuk diwawancarai, sehingga berperan sebagai titik awal
penarikan sampel. Responden selanjutnya ditetapkan berdasarkan
petunjuk dari responden sebelumnya (Iwan AY, 2011). Cara ini dipilih
mengingat responden jumlah populasinya tidak diketahui dengan pasti.


25

25

C. Variabel Penelitian
Variabel menurut Soeprapto (2000) dalam Nursalam (2009: 97) adalah
perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu
(benda, manusia, dan lain-lain). Variabel independen dalam peneltian ini
adalah karakteristis remaja usia 13 18 tahun yaitu jenis kelamin, usia, sosial
ekonomi keluarga, pola penggunaan dan kebiasaan dalam keluarga,
sedangkan variabel dependen adalah kebiasan remaja usia 13 18 tahun
mengkomsumsi miniman alkohol.
D. Defenisi Operasional
1. Minuman keras adalah minuman yang mengandung alkohol yang bila
dikonsumsi secara berlebihan dan terus-menerus dapat merugikan dan
membahayakan kesehatan baik jasmani dan rohani maupun bagi
kepentinga perilaku dan secara berpikir kejiwaan.
2. Kebiasan minum-minuman keras adalah frekuensi mengkomsumsi
minuman beralkohol dalam kehidupan sehari-hari. Hasil pengukuran
dikategorikan menjadi :
a. Mengkomsumsi setiap hari
b. Mengkomsumsi minimal 3 kali seminggu
c. Mengkomsumsi minimal sekali dalam seminggu.
3. Jenis kelamin adalah pengelompokkan berdasarkan perbedaan gender
yang dikategorikan menjadi :
a. Laki-laki
b. Perempuan
26

26

4. Remaja pengelompokkan umur pada remaja dalam penelitian ini adalah
usia 13-18 tahun yang memiliki kebiasaan minum-minuman keras.
5. Status sosial ekonomi adalah tingkat pendapatan keluarga dalam ukuran
nominal dan dikategorikan dalam :
a. Cukup : jika pendapatkan keluarga > 1.200.000 perbulan
b. Kurang : jika pendapatkan keluarga 1.200.000 perbulan
6. Pola penggunaaan adalah alasan remaja usia 13-18 tahun mengkomsumsi
minuman keras, yang dikategorikan dalam :
a. Rekreasi/kesenangan
b. Mekanisme koping saat menghadapi masalah : saat diputuskan
pacarnya
c. Ingin mendapat pengakuan dari kelompok
d. Meningkatkan percaya diri
7. Kebiasan dalam keluarga adalah ada atau tidaknya anggota keluarga yang
serumah dengan remaja 13-18 tahun yang memiliki kebiasaan
mengkomsumsi minuman keras. Hasil pengukuran dikategorikan menjadi :
a. Ada
b. Tidak ada
E. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di desa Batusitanduk Kecamatan Walenrang
Kabupaten Luwu.


27

27

F. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan selama tiga minggu pada tanggal 12 Juli s.d
2 Agustus 2013.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah kuesioner berupa pertanyaan tersebut
diberikan kepada sekelompok responden, kemudian pertanyaan tersebut
diberi skor atau nilai jawaban masing-masing sesuai dengan sistem penelitian
yang tetap ditetapkan.
Instrumen dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu data demografi dan
kuesioner kebiasaan remaja (13-18 tahun) minum minuman keras . Kuesioner
A adalah data demografi, bagian ini meliputi data jenis kelamin dan umur
dari responden. Kuesioner B digunakan untuk mengukur kebiasan
mengkomsumsi minuman alkohol. Bagian ini berisi tentang pernyataan-
pernyataan yang mengidentifikasi pola kebiasaan minum minuman keras
pada remaja usia 13-18 tahun dengan menggunakan skala Gutman yaitu Ya
(skor 1) atau Tidak (Skor 0)
H. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data akan dilakukan setelah peneliti menerima surat ijin
dari institusi pendidikan Akper Sawerigading Pemda Luwu. Setelah itu
peneliti melakukan pengumpulan data penelitian, dengan mendatangi
responden pada saat berada di kampus dan kemudian meminta kesediaan
responden untuk mengikuti penelitian. Peneliti menjelaskan tentang tujuan,
manfaat dan prosedur pengisian kuisioner pada calon responden. Calon
28

28

responden yang bersedia, diminta untuk menandatangani informed consent
(surat persetujuan). Selanjutnya peneliti akan meminta responden untuk
mengisi kuesioner dengan tetap didampingi oleh peneliti, waktu yang
dibutuhkan untuk mengisi kuesioner adalah 10-20 menit.
I. Pengolahan Data
Setelah data yang diperlukan dalam penelitian ini terkumpul melalui alat
ukur kuesioner, maka dilakukan pengolahan data melalui beberapa tahap:
1. Editing
Memeriksa kembali semua data yang telah dikumpulkan melalui
kuisioner. Hal ini untuk mengecek kembali apakah semua kuisioner
telah diisi dan bila ada ketidakcocokan, meminta responden yang
sama untuk mengisi kembali data yang kosong .
Hal hal yang dilakukan dalam editing :
a. Kelengkapan dan kesempurnaan data yaitu dengan mengecek
kelengkapan identitas pengisi.
b. Kejelasan tulisan atau tulisan mudah dibaca
c. Responden sesuai
2. Coding
Coding adalah memberikan kode jawaban secara angka atau kode
tertentu sehingga lebih mudah dan sederhana. Responden memilih
jawaban yang disediakan dengan cara memberikan tanda check ( )
pada jawaban yang dipilih.

29

29

3. Tabulating
a. Transfering
Memindahkan jawaban atau kode tertentu ke dalam master tabel.
b. Skoring
Setelah data terkumpul, pengolahan data dilakukan dengan
pemberian skor penilaian. Skoring ini dilakukan setelah semua
jawaban terkumpul. Penilaian cara siswa mengatasi stres dalam
aktivitas belajar dengan menggunakan hasil pengukuran dengan
deskripsi dalam bentuk nilai mean dan standar deviasi.
J. Analisa Data
Setelah pengolahan data, selanjutnya data-data tersebut di interpretasi
menjadi dasar untuk membuat kesimpulan. Dilihat dari sifatnya, analisis data
bersifat objektif, asli dan untuk menginterpretasi data peneliti mengaitkan
temuan dan data dengan teori yang dibangun di awal. Selanjutnya berikan
konteks, makna, atau implikasi data temuan tersebut dengan kondisi dan
situasi atau setting penelitian secara lebih luas. Setelah analisis dan
interpretasi data selanjutnya peneliti menyusun kesimpulan dan rekomendasi
(Alimul, 2007).

K. Etika Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip etik
meliputi:

30

30

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity).
Subjek memiliki hak asasi dan kebebasan untuk menentukan pilihan
ikut atau menolak penelitian (autonomy). Tidak boleh ada paksaan atau
penekanan tertentu agar subjek bersedia ikut dalam penelitian. Subjek
dalam penelitian juga berhak mendapatkan informasi yang terbuka dan
lengkap tentang pelaksanaan penelitian meliputi tujuan dan manfaat
penelitian, prosedur penelitian, resiko penelitian, keuntungan yang
mungkin didapat dan kerahasiaan informasi.
Prinsip ini tertuang dalam informed consent yaitu persetujuan untuk
berpartisipasi sebagai subjek penelitian setelah mendapatkan penjelasan
yang lengkap dan terbuka dari peneliti tentang keseluruhan pelaksanaan
penelitian.
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek (respect for privacy and
confidentiality).
Peneliti perlu merahasiakan berbagai informasi yang menyangkut
privasi subjek yang tidak ingin identitas dan segala informasi tentang
dirinya diketahui oleh orang lain. Prinsip ini dapat diterapkan dengan cara
meniadakan identitas seperti nama dan alamat subjek kemudian diganti
dengan kode tertentu.
3. Menghormati keadilan dan inklusivitas (respect for justice inclusiveness).
Prinsip keterbukaan dalam penelitian mengandung makna bahwa
penelitian dilakukan secara jujur, tepat, cermat, hati-hati dan dilakukan
secara profesional. Sedangkan prinsip keadilan mengandung makna bahwa
31

31

penelitian memberikan keuntungan dan beban secara merata sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan subjek.
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing
harm and benefits).
Prinsip ini mengandung makna bahwa setiap penelitian harus
mempertimbangkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi subjek penelitian
dan populasi dimana hasil penelitian akan diterapkan (beneficience).
Kemudian meminimalisir resiko/dampak yang merugikan bagi subjek
penelitian (nonmaleficience). Prinsip ini yang harus diperhatikan oleh
peneliti ketika mengajukan usulan penelitian untuk mendapatkan
persetujuan etik dari komite etik penelitian. Peneliti harus
mempertimbangkan rasio antara manfaat dan kerugian/resiko dari
penelitian.









32

32

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Gambaran lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di desa Batusitanduk Kecamatan
Walenrang Kabupaten Luwu kecamatan Walenrang. Jumlah penduduk
usia remaja 13-18 tahun sebanyak 102 atau 4.76 % dari total pendudukan
desa Batusitanduk sebanyak 2.143 jiwa.
Desa Batusitanduk merupakan wilayah kerja puskesmas Walenrang
yang bertanggungjawab terhadap pembinaan dan upaya-upaya kesehata
masyarakat termasuk pembinaan kesehatan remaja. Bentuk program
kegiatan yang telah dilakukan adalah pembinaan kesehatan usia sekolah
melalui program UKS yang diselenggarakan terintegrasi dengan sekolah,
termasuk upaya pendidikan kesehatan pada remaja melalui pemasangan
lifleat atau pamphlet berkaitan dengan dampak narkoba, rokok dan
masalah kesehatan lainnya.
2. Analisi Univariat
Penetapan sampel metode metode Bola Salju (Snowball Sampling)
yang memenuhi kriteri inklusi. Melalui metode tersebut hingga sampai
pada responden terakhir mengalami kejenuhan sehingga jumlah sampel
yang diperoleh adalah 42 responden. Sampel penelitian adalah remaja
usia 13 18 tahun yang berdomisili di desa Batusitanduk Kecamatan
33

33

Walenrang Kabupaten Luwu dan memiliki kebiasaan mengkomsumsi
minuman beralkohol.
Gambaran karakteristik remaja yang memiliki kebiasaan
mengkomsumsi minuman alkohol di desa Batusitanduk berdasarkan jenis
kelamin di jelaskan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
di Desa Batusitanduk Kecamatan Walenrang Kabupaten Luwu
Tahun 2013

Jenis Kelamin F %
Laki-Laki 35 83.3
Perempuan 7 16.7
Total 42 100.0
Sumber : data primer 2013
Pada tabel 4.1 diketahui dari 42 responden mayoritas responden
adalah laki-laki yaitu 35 atau 83.3 % sedangkan perempuan hanya 7 atau
16.7 %.
Karakteristik remaja yang memiliki kebiasaan mengkomsumsi
minuman alkohol di desa Batusitanduk Ke berdasarkan umur di jelaskan
pada tabel 4.2.
Tabel 4.2. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di Desa
Batusitanduk Kecamatan WalenrangKabupaten Luwu Tahun
2013
Umur F %
13 tahun 4 9.5
14 tahun 3 7.1
15 tahun 18 42.9
16 tahun 4 9.5
17 tahun 11 26.2
18 tahun 2 4.8
Total 42 100.0
Sumber : data primer 2013
34

34

Pada tabel 4.2 diketahui responden sebagian besar berumur 15 tahun
sebanyak 18 atau 42.9 %, kemudian umur 17 tahun sebanyak 11 atau
26.2%, usia 13 tahun dan 16 tahun masing-masing 4 atau 9.5 %, usia 14
tahun sebanyak 7.1 % dan yang paling sedikit adalah usia 18 tahun hanya
2 atau 4.8 %.
Gambaran karakteristik remaja yang memiliki kebiasaan
mengkomsumsi minuman alkohol di desa Batusitanduk Kecamatan
Walenrang Kabupaten Luwu berdasarkan status sosial ekonomi keluarga
dijelaskan pada tabel 4.3.
Tabel 4.3. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Sosial
Ekonomi Keluarga di Desa Batusitanduk Kecamatan
Walenrang Kabupaten Luwu Tahun 2013

Tingkat Sosial Ekonomi F %
Cukup 34 81.0
Kurang 8 19.0
Total 42 100.0
Sumber : data primer 2013
Pada tabel 4.3 diketahui mayoritas responden memiliki penghasilan
keluarga kategori cukup yaitu 34 atau 81 % dan hanya 8 atau 19 % dari
keluarga berpenghasilan kurang.
Gambaran karakteristik remaja yang memiliki kebiasaan
mengkomsumsi minuman alkohol di desa Batusitanduk Kecamatan
Walenrang Kabupaten Luwu berdasarkan pola penggunaan dijelaskan
pada tabel 4.4.

35

35

Tabel 4.4. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pola
Penggunaan di Desa Batusitanduk Kecamatan Walenrang
Kabupaten Luwu Tahun 2013

Pola Penggunaan F %
Rekreasi/kesenangan 4 9.5
Mekanisme koping 5 11.9
Ingin mendapat pengakuan dari
kelompok
30 71.4
Meningkatkan percaya diri 3 7.1
Total 42 100.0
Sumber : data primer 2013
Pada tabel 4.4 diketahui sebagain besar pola penggunaan minuman
beralkohol dengan alasan ingin mendapat pengakuan dari kelompok
sebanyak 30 atau 71.4 %, sebanyak 5 atau 11.9 % dengan sebagai
mekanisme koping atas permasalahan yang di hadapi, terdapat 4 atau 9.5%
dengan alasan sebagai rekreasi atau mendapatkan kesenangan dan 3 atau
7.1 % dengan tujuan meningkatkan kepercayaan diri.
Gambaran karakteristik remaja yang memiliki kebiasaan
mengkomsumsi minuman alkohol di desa Batusitanduk Kecamatan
Walenrang Kabupaten Luwu berdasarkan kebiasaan dalam keluarga,
dijelaskan pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Kebiasaan
Dalam Keluarga di Desa Batusitanduk Kecamatan Walenrang
Kabupaten Luwu Tahun 2013

Kebiasaan Dalam keluarga F %
Ada 23 54.8
Tidak ada 19 45.2
Total 42 100.0
Sumber : data primer 2013
36

36

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa lebih banyak remaja yang
mengkomsumsi minimal alkohol pada keluarga yang juga memiliki
kebiasaan mengkomsumsi alkohol yaitu 23 atau 54.8 % dan 19 atau 45.2%
dari keluarga yang tidak memilikim kebiasaan mengkomsumsi alkohol.
B. Pembahasan
Dalam penelitian ini batasan umur remaja yang digunakan adalah usia
13-18 tahun yang memiliki kebiasaan mengkomsumsi alkohol. Minuman
keras adalah minuman yang mengandung alkohol yang bila dikonsumsi secara
berlebihan dan terus- menerus dapat merugikan dan membahayakan kesehatan
baik jasmani dan rohani maupun bagi kepentinga perilaku dan secara berpikir
kejiwaan (David Nutt, 2010).
Fase remaja merupakan fase perkembangan yang tengah berada pada
masa amat potensial, baik dilihat dari aspek kognitif, emosi maupun fisik.
Remaja ini adalah ajang untuk mencari jati dirinya. Setelah sekian lama
mereka selalu dikekang oleh otoriter orangtua, secara perlahan mereka akan
menuntut keinginan mereka sendiri agar mandiri Prihyugiarto, T.Y., (2008).
Karakteristik remaja yang sering mendapat pengamatan dalam penelitian
penyimpangan perilaku adalah jenis kelamin, umur, tingkat sosial ekonomi
keluarga dan kebiasaan dalam keluarga. Karakteristik ini merupakan
determinan penting dalam perilaku remaja mengingat remaja merupakan fase
pengalihan menuju kedewasaan. Sehingga terjadi ambivalen antara
ketergantungan pada keluarga dengan keinginan untuk mandiri dan bebas dari
aturan-aturan keluarga.
37

37

1. Gambaran karakteristik remaja yang memiliki kebiasaan mengkomsumsi
minuman alkohol di desa Batusitanduk Kecamatan Walenrang Kabupaten
Luwu berdasarkan jenis kelamin.
Hasil penelitian menemukan dari 42 responden mayoritas responden
adalah laki-laki yaitu 35 atau 83.3 % sedangkan perempuan hanya 7 atau
16.7 %.
Fenomena yang patut di cermati adalah kebiasaan mengkomsumsi
minuman alkohol pada remaja perempuan meskipun proporsinya kecil,
akan tetapi stigma yang selama ini melekat bahwa minuman alkohol
identik dengan penyimpangan perilaku remaja laki-laki mulai terkikis.
Femomena ini menggambarkan bahwa emansipasi kaum remaja
wanita tidak hanya pada keinginan berkompetisi dengan kaum laki-laki
dalam aktivitas yang bersifat positif akan tetapi secara perlahan mulai
kearah hal-hal yang bersifat negatif.
Impikasi penelitian ini adalah hendaknya para orang tua maupun
guru sudah selayaknya melakukan pengawasan terhadap remaja
perempuan untuk mencegah terjadinya penyimpangan perilaku misalnya
terjerumus mengkomsumsi alkohol.
2. Gambaran karakteristik remaja yang memiliki kebiasaan mengkomsumsi
minuman alkohol di desa Batusitanduk Kecamatan Walenrang Kabupaten
Luwu berdasarkan umur
Hasil penelitian menemukan sebagian besar berumur 15 tahun
sebanyak 18 atau 42.9 %, kemudian umur 17 tahun sebanyak 11 atau
38

38

26.2%, pada usia 13 tahun, dan 16 tahun masing-masing 4 atau 9.5 %, usia
14 tahun sebanyak 7.1 % dan yang paling sedikit adalah usia 18 tahun
hanya 2 atau 4.8 %. Berdasarkan hasil penelitian menggambarkan bahwa
kebiasaan mengkomsumsi alkohol banyak dilakukan pada remaja awal.
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Musa (2012) bahwa pada usia
15 tahun merupakan tahap awal dalam badai kepribadian dan mengalami
puncak pada usia 17 tahun yang sangat rentan mengalami berbagai
penyimpangan perilaku. Pada rentang usia tersebut mereka mencari
identitas diri dengan menghubungan dengan perilaku kelompoknya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
dilansir Parentdish University of Bristol, Inggris bahwa pecandu alkohol
terjadi sejak usia mereka baru menginjak angka 13 tahun (David Nutt,
2010).
Pada tahun-tahun awal masa remaja, penyesuaian diri dengan
kelompok masih tetap penting bagi anak laki-laki maupun perempuan,
lambat laun mereka mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi
dengan menjadi sama dengan teman dalam segala hal, seperti sebelumnya.
Keinginan untuk lepas dari norma dan atura keluarga, mereka lalu merasa
perlu mempertanyakan dan merekonstruksi pola pikir dengan kenyataan
yang baru. Perubahan inilah yang seringkali mendasari sikap
pemberontakan remaja terhadap peraturan atau otoritas yang selama ini
diterimanya.
39

39

Implikasi hasil penelitian ini adalah pembinaan dan pengawasan
remaja harus di mulai pada usia dini. Pola pengasuhan pada anak remaja
harus menyesuaikan dengan tahap perkembangan karena setiap fase
perkembangan memiliki ciri tersendiri. Hal penting mendapat perhatian
orang tua karena jika tidak memahami dengan baik maka remaja akan
melarikan diri dengan mengadopsi perilaku kelompoknya. Jika
kelompoknya adalah kelompok yang berperilaku menyimpang remaja
tersebut akan beresiko tinggi mengadopsinya dan mengabaikan norma-
norma dalam keluarga.
3. Gambaran karakteristik remaja yang memiliki kebiasaan mengkomsumsi
minuman alkohol di desa Batusitanduk Kecamatan Walenrang Kabupaten
Luwu berdasarkan status sosial ekonomi keluarga
Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden memiliki
penghasilan keluarga kategori cukup yaitu 34 atau 81 % dan hanya 8 atau
19 % dari keluarga berpenghasilan kurang.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilansir Parentdish University of Bristol, Inggris menyebutkan bahwa
faktor perekonomian keluarga, baik kaya ataupun miskin berisiko
membuat para remaja menjadi pecandu alkohol, peneliti menemukan
bahwa remaja usia 13 tahun dengan orang tua yang memiliki pendapatan
yang tinggi lebih banyak menikmati minuman beralkohol dibandingkan
remaja yang memiliki orang tua dengan tingkat penghasilan rendah.
(David Nutt, 2010).
40

40

Penjelasan peneliti bahwa fenomena diatas secara logis dapat
diterima karena untuk dapat mengkomsumsi minuman beralkohol
membutuhkan uang untuk membeli, akan tetapi dengan cirri kohesivitas
remaja dengan kelompoknya remaja yang tidak mampu membeli dapat
menikmatinya dari remaja yang lebih mampu secara ekonomi.
Implikasi dari hasil penelitian diatas bahwa sudah selayaknya orang
tua dalam memberikan fasilitas khususnya dalam bentuk uang pada anak
remaja harus mengontrol penggunannya dengan menyesuaikan dengan
kebutuhan remaja secara realistis.
4. Gambaran karakteristik remaja yang memiliki kebiasaan mengkomsumsi
minuman alkohol di desa Batusitanduk Kecamatan Walenrang Kabupaten
Luwu berdasarkan pola penggunaan
Hasil penelitian menemukan sebagian besar pola penggunaan
minuman beralkohol dengan alasan ingin mendapat pengakuan dari
kelompok sebanyak 30 atau 71.4 %, sebanyak 5 atau 11.9 % dengan
sebagai mekanisme koping atas permasalahan yang di hadapi, terdapat 4
atau 9.5% dengan alasan sebagai rekreasi atau mendapatkan kesenangan
dan 3 atau 7.1 % dengan tujuan meningkatkan kepercayaan diri.
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Prihyugiarto, T.Y.,
(2008) bahwa cirri-ciri perilaku sosial remaja yaitu setia kepada teman
sebaya. Remaja terikat sangat erat dengan kelompok teman sebaya, remaja
berupaya keras untuk bergabung dengan mereka dan berjuang untuk
mengokohkan kedudukannya di sana, serta mengadopsi nilai-nilai perilaku
41

41

yang dipegang oleh kelompoknya dengan sepenuh jiwa, perasaan, dan
kesetiaannya, hal ini karena remaja, di tengah teman-temannya merasakan
adanya persamaan dan kesatuan tujuan dan perasaan.
Remaja yang mengalami masalah dalam kehidupan juga rentan
terhadap penyimpangan perilaku, jika kekuatan nilai atau iman yang di
internalisasi dari norma keluarga dan agama lebih rendah ia akan mudah
menggunakan pola yang menyimpang misalnya mengkomsumsi alkohol.
Hal ini sesuai dengan pendapat Musa (2012) bahwa pada masa remaja
suasana hati atau yang biasa disebut dengan mood, bisa berubah kapanpun
juga dan sangat cepat, perubahan mood yang drastis tersebut pada remaja
ini seringkali disebabkan karena berbagai hal masalah yang menimpa
dirinya. Perubahan mood yang cepat terlebih jika sedang mengalami
masalah sering kali mengalahkan logika berpikirnya sehingga cenderung
untuk mengikuti perasannya,
Implikasi dari hasil penelitian diatas adalah orang tua penting untuk
mengetahui dan mengontrol pergaulan anaknya dan berusaha membuat
remaja memiliki kedekatan hubungan dengan anggota keluarga dengan
pola pengasuhan demokratis, bersabahat serta mengakui keunikannya
sehingga anak akan senang hati menginternalisasi nilai-nilai moral yang
dianut oleh keluarga. Hal ini penting dilakukan mengingingat salah satu
ciri khas perilaku remaja adalah keinginan untuk melawan kekuasaan
memberontak terhadap otoritas keluarga, sekolah, dan masyarakat umum.
42

42

5. Gambaran karakteristik remaja yang memiliki kebiasaan mengkomsumsi
minuman alkohol di desa Batusitanduk Kecamatan Walenrang Kabupaten
Luwu berdasarkan kebiasaan dalam keluarga
Hasil penelitian menemukan bahwa lebih banyak remaja yang
mengkomsumsi minimal alkohol pada keluarga yang juga memiliki
kebiasaan mengkomsumsi alkohol yaitu 23 atau 54.8 % dan 19 atau 45.2%
dari keluarga yang tidak memilikim kebiasaan mengkomsumsi alkohol.
Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa pola kebiasaan remaja
mengkomsumsi alkohol adalah hasil belajar dari internalisasi kebiasaan
dalam keluarga. Jika keluarga mengkomsumsi alkohol maka nilai belajar
yang diperoleh anak adalah bahwa ia juga boleh mengkomsumsinya.
Sering orang tua mengeluh anaknya sulit diatur di beri label nakal,
pembangkang tetapi sering tidak disadari bahwa pola perilaku tersebut
adalah hasil dari apa yang dilihat dari perilaku orang tua. Hal ini sesuai
dengan pendapat Musa (2012) bahwa pada masa remaja, mereka akan
mempertanyakan mengapa dunia sekelilingnya membiarkan alkohol
merajalela bahkan sangat mungkin jika alkohol itu dinilai baik dalam suatu
kondisi tertentu. Hal tersebut juga dapat mempengaruhi perkembangan
pola berpikirnya para remaja. Apalagi jika peran pendidik seperti orangtua
dan lainnya tidak dapat memberikan alasan yang sangat logis untuk para
remaja itu sendiri. Maka jiwa mereka akan memberontak sehingga ada
kemungkinan bahwa mereka tidak akan mempercayai lagi semua hal yang
telah ditanamkan pada diri mereka, baik hal yang positif atau negatif.
43

43

Implikasi dari hasil penelitian ini adalah para orang tua hendaknya
dapat menjadi panutan yang baik bagi remaja. Orang tua seharusnya
menselaraskan antara nilai baik yang di ajarkan kepada anak dengan
perilakunya. Jika orang tua tidak ingin anaknya mengkomsumsi alkohol
maka hendaklah ia tidak mengkomsumsinya.
C. Keterbatasan penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah :
1. Pengumpulan data dengan kuesioner dapat dipengaruhi oleh perasaan dan
harapan-harapan pribadi sehingga bersifat subyektif dan kurang mewakili
secara kualitatif.
2. Penelitian bersifat deskriptif sehingga aplikasinya sangat terbatas karena
tidak memberikan kausalitas antar variabel.










44

44

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang gambaran karakteristik remaja yang
memiliki kebiasaan mengkomsumsi minuman alkohol di desa Batusitanduk
Kecamatan Walenrang Kabupaten Luwu tahun 2013, maka kesimpulan dan saran
penelitian ini sebagai berikut :
A. Kesimpulan
1. Mayoritas remaja yang memiliki kebiasaan mengkomsumsi minuman
alkohol adalah laki-laki yaitu 35 atau 83.3 % sedangkan perempuan hanya
7 atau 16.7 %.
2. Sebagian besar remaja yang memiliki kebiasaan mengkomsumsi minuman
alkohol berumur 15 tahun sebanyak 18 atau 42.9 %, kemudian umur 17
tahun sebanyak 11 atau 26.2%, kemudian umur 17 tahun sebanyak 11 atau
26.2%, usia 13 tahun dan 16 tahun masing-masing 4 atau 9.5 %, usia 14
tahun sebanyak 7.1 5 dan yang paling sedikit adalah usia 18 tahun hanya 2
atau 4.8 %.
3. Mayoritas remaja yang memiliki kebiasaan mengkomsumsi minuman
alkohol berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi yang cukup
yaitu 34 atau 81 % dan hanya 8 atau 19 % dari keluarga berpenghasilan
kurang.
4. Sebagian besar pola penggunaan minuman beralkohol dengan alasan ingin
mendapat pengakuan dari kelompok sebanyak 30 atau 71.4 %, sebanyak 5
atau 11.9 % dengan sebagai mekanisme koping atas permasalahan yang di
45

45

hadapi, terdapat 4 atau 9.5% dengan alasan sebagai rekreasi atau
mendapatkan kesenangan dan 3 atau 7.1 % dengan tujuan meningkatkan
kepercayaan diri.
5. Lebih banyak remaja yang mengkomsumsi minuman alkohol pada
keluarga yang juga memiliki kebiasaan mengkomsumsi alkohol yaitu 23
atau 54.8% dan 19 atau 45.2% dari keluarga yang tidak memilikim
kebiasaan mengkomsumsi alkohol.
B. Saran-Saran
1. Bagi Institusi pendidikan
Diharapkan dapat melakukan kegiatan kepada masyarakat berkaitan
dengan penanganan masalah kesehatan remaja khususnya penanganan
patologi sosial minuman beralkohol.
2. Bagi Puskesmas
Diharapkan melakukan penyuluhan kesehatan tentang dampak
alhokol pada kelompok remaja khususnya melalui kunjungan ke sekolah.
3. Bagi Remaja, Orang Tua dan Masyarakat
a. Bagi remaja yang memiliki kebiasaan mengkomsumsi alkohol kiranya
dapat mengubah perilaku tidak sehat tersebut dengan mengaktifkan
diri pada kegiatan positif, dan menjauhkan diri memilih teman
kelompok yang memiliki kebiasaan mengkomsumsi alkohol dan
penyimpangan perilaku lainnya.
46

46

b. Bagi orang tua diharapkan mengontrol aktivitas anak diluar rumah,
mengembangkan pola pengasuhan yang lebih demokratis dan
berhasabat dan menjadi role model yang baik bagi remaja.
4. Bagi Peneliti
Bagi peneliti yang ingin melanjutkan hasil penelitian ini kiranya
mengembangkan metode yang lebih analitik serta pengembangan variabel
sehingga aplikasi penelitian dapat digunakan lebih luas.
















47

47

DAFTAR PUSTAKA


Duta Sekolah, (2009), Meraih Prestasi Tanpa Narkoba, Dibuka pada tanggal 19
Juni 2013 dari http/www.yahoo,com
Prihyugiarto, T.Y., (2008), Psikologi Remaja, Edisi Revisi., Jakarta: PT Raja
Grafindo.
Alimul, Azis (2007), Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisa Data.
Salemba. Jakarta
Nursalam, (2009), Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Pedoman Skripsi, Tesis, Dan Instrumen Penelitian. Salemba
Medika: Jakarta
Program Studi D.III Keperawatan (2013), Buku Panduan Penulisan Skripsi,
Akper Sawerigading Pemda Luwu (Tidak Dipublikasikan)
Cholichul Hadi. (2010),Bagaimana Lebih Memahami Seorang Diri Remaja,
Dibuka pada tanggal 19 Juni 2013 dari http/www.yahoo,com
Musa, (2012)., Minuman Keras Ancaman bagi Remaja Http://Digilib.Uin-
Suka.Ac.Id/Id/Eprint/6009
David Nutt, (2010), Jauhkan Alkohol! Masih Banyak Bahan Makanan Alami Yang
Bisa Dijadikan Sumber Nutrisi Yang Baik Untuk Kesehatan
Http://M.Vemale.Com/Kesehatan//7739-Minum-Alkohol-Bikin-Sehat-
Hanya-Mitos.Html
Iwan A.Y, (2011), Bahas Tuntas Langkah-Langkah Penelitian Survei, Pusat
Kajian Media dan Budaya Populer (PKMBP) dan Pemantau Regulasi dan
Regulator Media (PR2MEDIA)Yogyakarta, Dibuka pada tanggal 19 Juni
2013 dari http/www.yahoo,com








48

48

ABSTRAK


WIYATI. (NIM. 2010.178). Gambaran Kebiasaan Minum Minuman
Beralkohol Pada Remaja Di Desa Batusitanduk Kecamatan Walenrang
Kabupaten Luwu Tahun 2013.
(ix, 47 Halaman, 5 Tabel, 6 Lampiran)

Kebiasaan minum-minuman keras di kalangan remaja merupakan fenomena
yang sering sekali terjadi di Indonesia. Tampaknya pola kebiasan yang tidak sehat
ini juga mulai merebak sampai ke pelosok desa terpencil sekalipun tanpa
membedakan strata sosial, ekonomi, ras dan agama. Dampak dari kebiasaan
minuman-minuman beralkohol tidak hanya menyebabkan masalah kesehatan bagi
penggunanya akan tetapi juga berdampak pada masalah sosial bahkan
digolongkan dalam penyakit patologi sosial
Desain penelitian adalah survei deskriptif yang bertujuan mengetahui
gambaran karakteristik remaja yang memiliki kebiasaan mengkomsumsi minuman
alkohol di desa Batusitanduk Kecamatan Walenrang Kabupaten Luwu tahun
2013. Penelitian ini melibatkan 42 remaja yang berusia 13 18 tahun yang
memiliki kebiasan mengkomsumsi minuman alkohol yang diperoleh melalui
metode metode bola salju (Snowball Sampling). Pengumpulan data menggunakan
keusioner data dianalisa dengan statistik deskriptif.
Hasil penelitian menemukan mayoritas remaja yang memiliki kebiasaan
mengkomsumsi minuman alkohol adalah laki-laki (83.3 %) sedangkan
perempuan (16.7 %), sebagian besar berumur 15 tahun (42.9 %), berasal dari
keluarga dengan status sosial ekonomi yang cukup (81%) pola penggunaan
minuman beralkohol dengan alasan ingin mendapat pengakuan dari kelompok
(71.4 %), pada remaja dari keluarga yang juga memiliki kebiasaan
mengkomsumsi alkohol (54.8%).
Saran penelitian adalah orang tua diharapkan mengontrol aktivitas anak
diluar rumah, mengembangkan pola pengasuhan yang lebih demokratis dan
berhasabat dan menjadi role model yang baik bagi remaja dan bagi remaja untuk
mengaktifkan diri pada kegiatan positif, dan menjauhkan diri memilih teman
kelompok yang memiliki kebiasaan mengkomsumsi alkohol dan penyimpangan
perilaku lainnya.

Kata Kunci : Kebiasaan,Minuman Beralkohol, Remaja
Daftar Pustaka : 8 (2007-2013)




49

49

Lampiran 1
I NFORMED CONSENT
GAMBARAN KEBIASAAN MINUM MINUMAN ALKOHOL PADA
REMAJA DI DESA BATUSITANDUK KECAMATAN WALENRANG
KABUPATEN LUWU TAHUN 2013


Saya Wiyati adalah mahasiswa Akper Sawerigading Pemda Luwu. Saya akan
melakukan penelitian sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas
akhir Program Studi Diploma III keperawatan.
Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi kebiasaan minum minuman
alkohol pada remaja di Desa Batusitanduk Kecamatan Walenrang Kabupaten
Luwu.
Saya mengharapkan partisipasi Saudara (i) untuk memberikan tanggapan /
jawaban dari pertanyaan yang diberikan. Tanggapan / jawaban bersifat bebas dan
tanpa paksaan. Saya akan menjamin kerahasiaan pendapat dan identitas saudara.
Jika Saudara (i) bersedia menjadi peserta penelitian, silahkan menandatangani
kolom dibawah ini dan mengisi kuesioner yang tersedia.


Tanda Tangan : .....
Tanggal :..
No. Responden : .













50

50

No. responden : ..
Tanggal pengisian : ..

KUESIONER
GAMBARAN KEBIASAAN MINUM MINUMAN ALKOHOL PADA
REMAJA DI DESA BATUSITANDUK KECAMATAN WALENRANG
KABUPATEN LUWU TAHUN 2013

Kuesioner 1: Data Demografi
Petunjuk pengisian
1. Jawablah semua pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda checklist

2. Setiap satu pertanyaan diisi dengan satu jawaban
3. Bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti
Kode *) (diisi oleh peneliti)
IDENTITAS RESPONDEN
Nomor Responden :...................*)

1.Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan
2.Umur : .tahun
3. Pendidikan : 1. Tidak sekolah 2. SD 3.SMP 4. SMA

Kueisioner 2 : Kebiasaan Mengkomsumsi minuma alkohol

No Pertanyaan Kode
1 Kebiasan/ frekuensi anda minum-minuman keras :
1. Mengkomsumsi setiap hari
2. Mengkomsumsi minimal 3 kali seminggu
3. Mengkomsumsi minimal sekali dalam seminggu

2. Berapa pendapatan keluarga anda sebulan :
a. > 1.200.000 perbulan
b. 1.200.000 perbulan

3. Alasan mengkomsumsi minum minuman keras :
1. Rekreasi/kesenangan
2. Mekanisme koping saat menghadapi masalah
3. Ingin mendapat pengakuan dari kelompok
4. Meningkatkan percaya diri
5. Lainnya :
.

4 Apakah dalam keluarga saudara ada yang juga mengkomsumsi
minum minuman keras :
1. Ada
2. Tidak ada




51

51

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat
petunjuk dan RahmatNya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini
dengan judul Gambaran Kebiasaan Minum Minuman Beralkohol Pada Remaja
Di Desa Batusitanduk Kecamatan Walenrang Kabupaten Luwu Tahun 2013
sebagai salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan pendidikan di
program Diploma III Keperawatan pada AKPER Sawerigading Pemda Luwu.
Selesainya penyusunan skripsi ini adalah berkat bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada:
1. Bapak H. Syaiful Alam. SE.,MM,selaku ketua Yayasan Pendidikan Batara
Guru Luwu ,
2. Ibu HJ. Mahriani Mahmud, S.Sit M.Kes, selaku Direktur Akper Sawerigading
Pemda Luwu.
3. Bapak Djusmadi Rasyid.A.Kep.M.Kes selaku pembantu direktur I
4. Ibu Hj. Warda.A.Kep.M.Kes selaku pembantu direktur II
5. Ibu Juspin Landung, SKM.M.Kes, selaku pembimbing pertama yang memberi
masukan dan bimbingan selama penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Azwar Sjarief, S.Kep.Ns, sebagai pembimbing kedua yang telah
memberikan bimbingan, dan dukungan terbaik selama penyusunan penelitian
ini.
7. Ibu Hj. Warda, A.Kep.M.Kes selaku penguji III yang telah memberikan saran
konstruktif dalam penelitan ini.
52

52

8. Para Staf Pengajar Akper Sawerigading Pemda Luwu, yang telah banyak
memberikan ilmu dan pengalaman belajar yang sangat bermanfaat.
9. Para Staf Administrasi & Staf Akademik Akper Sawerigading Pemda Luwu,
yang telah banyak membantu dan mempermudah penulis dalam
menyelesaikan pendidikan
10. Orang Tuaku tercinta dan saudara-saudaraku, berkat Doa dan kasih
sayangmu, sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan.
11. Semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu.
Penulis menyadari skripsi ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan
olehnya diharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi perbaikan dan
penyempurnaannya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan pahala
atas segala amal yang telah diberikan.

Palopo, Juli 2013

Penulis







53

53

PENGESAHAN SKRIPSI


Skripsi dengan Judul : Gambaran Kebiasaan Minum Minuman Beralkohol
Pada Remaja Di Desa Batusitanduk Kecamatan Walenrang Kabupaten
Luwu Tahun 2013.


WIYATI. NIM. 2010.178, Tahun 2013


Telah diuji dan sudah disahkan dihadapan Dewan Penguji Skripsi
Akademi Keperawatan Pemda Luwu

Pada Hari : Jumat, 26 Juli 2013



PENGUJI I
Nama : JUSPIN LANDUNG,SKM.M.Kes :
NIDN : 0922086001


PENGUJI II
Nama : AZWAR SJARIEF,S.Kep.Ns :
NIDN : 0915117001



PENGUJI III
Nama : Hj. WARDA.M.A.Kep M.Kes :
NIDN : 0909117302




Palopo, ... Juli 2013


Direktur
Akademi Keperawatan Sawerigading Pemda Luwu



Hj. MAHRIANI MAHMUD,S.Sit,.M.Kes
NIDN : 0927126302
54

54

GAMBARAN KEBIASAAN MINUM-MINUMAN BERALKOHOL
PADA REMAJA DI DESA BATUSITANDUK KECAMATAN
WALENRANG KABUPATEN LUWU TAHUN 2013



SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan (A.Md.Kep) Pada Program
Studi Diploma (D.III) Keperawatan Akper Sawerigading Pemda Luwu








DISUSUN OLEH :

W I Y A T I
NIM: 2010.178








PROGRAM STUDI D.III KEPERAWATAN
AKADEMI KEPERAWATAN SAWERIGADING
PEMDA LUWU
2013
55

55


LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR HASIL PENELITIAN


Gambaran Kebiasaan Minum Minuman Beralkohol Pada Remaja Di Desa
Batusitanduk Kecamatan Walenrang Kabupaten Luwu Tahun 2013



SKRIPSI

Disusun Oleh:

W I Y A T I
NIM. 2010.178


Hasil Penelitian ini Telah Disetujui
Tanggal ....... Agustus 2013



Pembimbing I,




Juispin Landung.SKM.M.Kes
NIDN. 0922017301
Pembimbing II,




Azwar Sjarief,S.Kep.Ns
NIDN. 0915117001






Mengetahui,
Pembantu Direktur I
Akademi Keperawatan Sawerigading PEMDA Luwu



DJUSMADI RASYID, A.Kep., M.Kes.
NIDN : 0922017301


56

56

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................. iii
RIWAYAT HIDUP PENULIS ................................................................................. iv
KATA PENGANTAR .............................................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 5
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 5
D. Manfaat Penulisan .............................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN TEORITIS ........................................................................... 7
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................................ 7
1. Konsep Remaja ............................................................................................ 7
2. Konsep Minuman Alkohol ........................................................................... 15
B. Kerangka Konsep ............................................................................................... 19
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 23
A. Jenis Penelitian ................................................................................................... 23
B. Populasi, Sampel dan Sampling .......................................................................... 23
C. Variabel Penelitian ............................................................................................. 25
D. Defenisi Operasional .......................................................................................... 25
E. Tempat Penelitian................................................................................................ 26
F. Waktu Penelitian ................................................................................................ 27
G. Instrumen Penelitian ........................................................................................... 27
H. Prosedur Pengumpulan Data .............................................................................. 27
57

57

I. Pengolahan Data ................................................................................................. 28
J. Analias Data ....................................................................................................... 29
K. Etika Penelitian .................................................................................................. 29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 32
A. Hasil ................................................................................................................... 32
B. Pembahasan ........................................................................................................ 36
C. Keterbatasn penelitian ........................................................................................ 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 45
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 45
B. Saran ................................................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 47
Lampiran















58

58

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di
Desa Batusitanduk Kecamatan Walenrang Kabupaten Luwu
Tahun 2013 ............................................................................................ 33

Tabel 4.2. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di Desa
Batusitanduk Kecamatan WalenrangKabupaten Luwu Tahun 2013 .... 33

Tabel 4.3. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Sosial
Ekonomi Keluarga di Desa Batusitanduk Kecamatan Walenrang
Kabupaten Luwu Tahun 2013 ............................................................... 34

Tabel 4.4. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pola Penggunaan di
Desa Batusitanduk Kecamatan Walenrang Kabupaten Luwu Tahun
2013 ....................................................................................................... 35

Tabel 4.5 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Kebiasaan
Dalam Keluarga di Desa Batusitanduk Kecamatan
Walenrang Kabupaten Luwu Tahun 2013 ............................................ 35

















59

59

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian................................................................ 22




























60

60

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Informed Concern ................................................................... 1
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian ............................................................................. 2
Lampiran 2. Izin penelitian ...................................................................................... 3
Lampiran 3. Master Tabel ........................................................................................ 4
Lampiran 4. Out Put Pengolahan Data ..................................................................... 5
Lampiran 5. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian .................................... 6























61

61

SKRIPSI

GAMBARAN PERSEPSI MAHASISWA SEMESTERAKHIR TENTANG
PENERAPAN UJIAN KOMPETENSI
PERAWAT INDONESIA DI AKPER
SAWERIGADING PEMDA
LUWU TAHUN 2013




















Oleh :

CITRA SARI
NIM.2010.049


62

62






PROGRAM STUDI D.III KEPERAWATAN
AKADEMI KEPERAWATAN SAWERIGADING
PEMDA LUWU
PALOPO
2013
GAMBARAN PERSEPSI MAHASISWA SEMESTERAKHIR TENTANG
PENERAPAN UJIAN KOMPETENSI
PERAWAT INDONESIA DI AKPER
SAWERIGADING PEMDA
LUWU TAHUN 2013


SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan (A.Md.Kep) Pada Program
Studi Diploma (D.III) Keperawatan Akper Sawerigading Pemda Luwu










63

63









Oleh :

CITRA SARI
NIM.2010.049






PROGRAM STUDI D.III KEPERAWATAN
AKADEMI KEPERAWATAN SAWERIGADING
PEMDA LUWU
PALOPO
2013
PENGESAHAN SKRIPSI


Skripsi dengan Judul : Gambaran Persepsi Mahasiswa Semester Akhir
Tentang Penerapan Ujian Kompetensi Perawat Indonesia Di Akper
Sawerigading Pemda Luwu Tahun 2013.


64

64

CITRA SARI. NIM.2010.049. Tahun 2013


Telah diuji dan sudah disahkan dihadapan Dewan Penguji Skripsi
Akademi Keperawatan Pemda Luwu

Pada Hari : Jumat , 19 Juli 2013




PENGUJI I
Nama : SYAMSUDDIN, S.Kep.M.Kes :
NIDN : 0910017002


PENGUJI II
Nama : AZWAR SJARIEF.S.Kep.Ns :
NIDN : 0915117001


PENGUJI III
Nama : WARDA, S.Kep.M.Kes :
NIDN : 091116304




Palopo, ... Juli 2013


65

65

Direktur
Akademi Keperawatan Sawerigading Pemda Luwu



Hj. MAHRIANI MAHMUD,S.Sit,.M.Kes
NIDN : 0927126302
























66

66

RIWAYAT HIDUP PENULIS








A. Biodata Penulis

1. Nama : Wiyati. A.Md.Kep
2. Tempat/tgl Lahir : Tokuning, 11 November 1991
3. Nama Panggilan : Yati
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Alamat : Lamasi Kabupaten Luwu
B. Riyawat Pendidikan :

1. Tamat SD Islam Madrasah Wasponda Kec. Nuha Kabupaten Luwu Timur,
Tahun 2004
2. Tamat SMP Islam Madrasah Tsanawiah Kec. Nuha Kabupaten Luwu
Timur, Tahun 2006
3. Tamat SMA PGRI Walenrang, Kecamatan Walenrang Kabupaten Luwu
Tahun 2010
4. Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan pada Akper
Sawerigading Pemda Luwu Tahun 2013.

C. Pesan :
Keberhasilan adalah akibat. Anda harus menjadi sebab bagi yang Anda
cita-citakan. Memang tidak mudah, tapi sangat mungkin

Menyampaikan kejujuran yang membuatnya menangis, lebih baik daripada
membuatnya tersenyum dengan dusta.





67

67




PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesajarnaan di suatu perguruan
tinggi,dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah dan disebut dalam daftar pustaka.

Palopo, Juli 2013

Citra Sari
NIM.2010.049




Lampiran : output pengolahan data

Frequency Table

distribusi jenis kelamin

Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid laki-laki 35 83.3 83.3 83.3
perempuan 7 16.7 16.7 100.0
Total 42 100.0 100.0


distribusi umur

Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 13 4 9.5 9.5 9.5
14 3 7.1 7.1 16.7
68

68

15 18 42.9 42.9 59.5
16 4 9.5 9.5 69.0
17 11 26.2 26.2 95.2
18 2 4.8 4.8 100.0
Total 42 100.0 100.0


distribusi pendidikan

Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid SMP 25 59.5 59.5 59.5
SMA 17 40.5 40.5 100.0
Total 42 100.0 100.0


distribusi frekuensi mengkomsumsi

Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid setiap hari 5 11.9 11.9 11.9
3 x seminggu 29 69.0 69.0 81.0
1 kali seminggu 8 19.0 19.0 100.0
Total 42 100.0 100.0


distribusi sosek keluarga

Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid > 1.200.000 perbulan 34 81.0 81.0 81.0
Kurang Rp.1.200.000
perbulan
8 19.0 19.0 100.0
Total 42 100.0 100.0


distribusi pola penggunaan

Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid rekreasi 4 9.5 9.5 9.5
Mekanisme koping 5 11.9 11.9 21.4
Ingin mendapat
pengakuan dari kelompok
30 71.4 71.4 92.9
69

69

Meningkatkan percaya
diri
3 7.1 7.1 100.0
Total 42 100.0 100.0


distribusi kebiasaan keluarga

Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ada 23 54.8 54.8 54.8
tidak ada 19 45.2 45.2 100.0
Total 42 100.0 100.0















SKRIPSI

GAMBARAN PERSEPSI MAHASISWA SEMESTER AKHIR
TENTANG PENERAPAN UJIAN KOMPETENSI PERAWAT
INDONESIA DI AKPER SAWERIGADING
PEMDA LUWU TAHUN 2013






70

70



Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan (A.Md.Kep) Pada Program
Studi Diploma (D.III) Keperawatan Akper Sawerigading Pemda Luwu



Oleh :

CITRA SARI
NIM: 2010.049










PROGRAM STUDI D.III KEPERAWATAN
AKADEMI KEPERAWATAN SAWERIGADING
PEMDA LUWU
2013
ABSTRAK


CITRA SARI. (NIM. 2010.049).Gambaran Persepsi Mahasiswa Semester Akhir
Tentang Penerapan Ujian Kompetensi Perawat Indonesia Di Akper Sawerigading
Pemda Luwu Tahun 2013.

Anak usia prasekolah (3-5 tahun) merupakan kelompok yang menunjukkan
pertumbuhan badan yang pesat namun kelompok ini merupakan kelompok
tersering yang menderita kekurangan gizi . Peran keluarga sangatlah penting bagi
anak usia pra sekolah, terutama terhadap status gizi mereka. Adapun perannya
adalah sebagai pendidik dan penyedia.
71

71

Desain penelitian adalah Deskriptif yang bertujuan mengetahui peran
keluarga terhadap status gizi anak usia pra sekolah (3-5 tahun) di desa Balo-Balo
Kecamatan Belopa Kabupaten Luwu. Penelitian ini melibatkan 33 ibu dan abak
usia prasekolah dengan jenis Non probability Sampling yaitu metode Sampling
Jenuh. Pengumpulan data menggunakan keusioner data dianalisa dengan statistik
deskriptif.
Peran keluarga dalam pemenuhan kebutuhan gizi anak prasekolah sebagain
besar cukup yaitu 60.6% ,keluarga lebih banyak yang kurang menjalankan
perannya sebagai pendidik yaitu 39.4 %, dan menjalankan perannya sebagai
penyedia dalam pemenuhan kebutuhan gizi yaitu 48.5 %. Status gizi anak usia
prasekolah mayoritas dengan status gizi normal yaitu 81.8 % dan status gizi
kurang (18.2 %), keluarga yang menjalankan perannya dengan baik maupun yang
cukup mayoritas status gizi anaknya normal dan keluarga yang kurang
menjalankan perannya lebih banyak dengan status gizi anak usia prasekolah
kategori kurang
Ibu dan keluarga hendaknya selalu berusaha meningkatkan perannya dengan
berupaya lebih memahami metode pemenuhan kebutuhan gizi anak sehingga anak
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai usianya.
Kata Kunci : Pengetahuan, Kolaborasi Perawat-Dokter
Daftar Pustaka : 16 (1995-2012)

















LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR HASIL PENELITIAN


Gambaran Peran Keluarga Terhadap Status Gizi Anak Prasekolah
(3-5 Tahun) Di Desa Balo-Balo Kecamatan Belopa
Kabupaten Luwu Tahun 2012



SKRIPSI

72

72

Disusun Oleh:

W I Y A T I
NIM. 2010.024


Hasil Penelitian ini Telah Disetujui
Tanggal ....... Oktober 2012



Pembimbing I,




Hj.Zaimah Lajeppu.SKM.MM
Pembimbing II,




Hardianto, SKM.M.Kes




Mengetahui,
Pembantu Direktur I
Akademi Keperawatan Sawerigading PEMDA Luwu



DJUSMADI RASYID, A.Kep., M.Kes.
NIDN : 0922017301












PERSETUJUAN UJIAN PROPOSAL PENELITIAN


73

73

Proposal penelitian dengan judul : Gambaran Kebiasaan Minum Minuman
Keras Pada Remaja Di Desa Batusitanduk Kecamatan Walenrang Kabupaten
Luwu Tahun 2013 telah disetujui untuk diujikan dalam ujian sidang proposal
penelitian.


Wiyati, NIM. 2010.024


Telah disetujui untuk diuji dihadapan Tim Penguji Proposal Penelitian Akademi
Keperawatan Sawerigading Pemda Luwu


Pada Hari Selasa, Tanggal 25 Juni 2013





Pembimbing I,




Juspin Landung.SKM.M.Kes
Pembimbing II,




Azwar Sjarief. S.Kep.Ns







Mengetahui,
Pembantu Direktur I
Akademi Keperawatan Sawerigading PEMDA Luwu



DJUSMADI RASYID, A.Kep., M.Kes
Nip. 19730122 199503 1 002


74

74






BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
D. Hasil
1. Gambaran lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kampus Akper Sawerigading Pemda
Luwu Jl.Kh.M. Razap Palopo, dibawah naungan Yayasan Pendidikan
Batara Guru milik Pemerintah Kabupaten Luwu Kampus dengan izin
peyelenggaraan Dikti No : 18/D/O/2006, dan telah terakreditasi dari BAN
dengan strata C. Visi Akper Sawerigading Pemda Luwu adalah
Mewujudkan Akper Sawerigading Pemda Luwu Yang Unggul Dan
Berdaya Saing Di Kawasan Timur Indonesia.
Penyelenggaraan pendidikan didukung oleh Sumber Daya Manusia
(SDM) sebanyak 27 orang terdiri dari tenaga edukasi sebanyak 14 orang
dengan berbagai latar belakangan kualifikasi pendidikan dan sebagian
besar berstarata pendidikan S2, dan tenaga administrasi sebanyak 13
orang.
75

75

Sarana dan prasarana yang dimiliki terdiri dari ruang kelas teori 10
ruangan, laboratorium keperawatan : medikal bedah, keperawatan dasar,
anak dan maternitas, laboratorium anatomi fisiologi, laboratorium
keperawatan komunitas dan keluarga serta laboratorium bahasa Inggris,
ruang perpustakaan, ruang direktur, ruangan dosen dan staf.
Untuk mendukung proses pembelajaran kampus telah menyediakan
jaringan Hot Spot Area yang memungkinkan civitas akademik termasuk
mahasiswa mengakes berbagai informasi dan perkembangan ilmu dan
teknologi keperawatan.
2. Data demografi
a. Distribusi jenis kelamin
Tabel 4.1
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Di Akper Sawerigading Pemda Luwu, Tahun 2012
(n = 96)
Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
Laki-laki
26 27.1
Perempuan
70 72.9
Total 96 100.0
Sumber : data primer 2012
Pada 4.1 diketahui dari 96 responden sebagain besar adalah
mahasiswa perempuan sebanyak 70 atau 72.9 % dibandingkan
mahasiswa laki-laki hanya 26 atau 27.1 %.
b. Distribusi usia
Tabel 4.2
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Di Akper Sawerigading Pemda Luwu, Tahun 2012
(n = 96)
76

76

Umur Jumlah Persentase (%)
17-19 tahun 82 85.4
20-21 tahun 14 14.6
Total 96 100.0
Sumber : data primer 2012
Pada 4.2 diatas diketahui dari 96 responden mayoritas berumur
17-19 tahun sebanyak 82 atau 85.4 % dan 14 atau 14.6 % berumur 20-
21 tahun.

3. Analisa Univariat
a. Pengetahuan remaja akhir (17-21 tahun) tentang pencegahan
HIV/AIDS di Akper Sawerigading Pemda Luwu
Tabel 4.3
Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Pencegahan HIV/AIDS
Di Akper Sawerigading Pemda Luwu, Tahun 2012
(n = 96)
Pengetahuan Jumlah Persentase (%)
Baik 11 11.5
Cukup 81 84.4
Kurang 4 4.2
Total 96 100.0
Sumber : data primer 2012
Pada 4.3 diatas menunjukkan bahwa sebagain besar responden
cukup mengetahui tentang pencegahan HIV/AIDS yaitu 81 atau
84.4%, sebanyak 11 atau 11.5 % yang mengetahui dengan baik dan 4
atau 4.2 % yang kurang mengetahui.
b. Sikap remaja akhir (17-21 tahun) tentang pencegahan HIV/AIDS di
Akper Sawerigading Pemda Luwu
Tabel 4.4
Distribusi Sikap Responden Tentang Pencegahan HIV/AIDS
77

77

Di Akper Sawerigading Pemda Luwu, Tahun 2012
(n = 96)
Sikap Jumlah Persentase (%)
Positif 81 84.4
Negatif 15 15.6
Total 96 100.0
Sumber : data primer 2012
Pada 4.4 diatas menunjukkan bahwa sebagain besar responden
bersikap positif terhadap pencegahan HIV/AIDS sebanyaak 81 atau
84.4 % dan 15 atau 15.6 % yang bersikap negatif.
c. Tabulasi Silang Antara Jenis Kelamin Dengan Pengetahuan Remaja
Akhir (17-21 tahun) tentang pencegahan HIV/AIDS di Akper
Sawerigading Pemda Luwu
Tabel 4.5
Distribusi Tabulasi Silang Jenis Kelamin Dengan Pengetahuan
Tentang Pencegahan HIV/AIDS Di Akper Sawerigading Pemda
Luwu, Tahun 2012 (n = 96)

Jenis Kelamin
Pengetahun
Total
Baik Cukup Kurang
F % F % F % F %
Laki-laki 7 26.9 17 65.4 2 7.7 26 100
Perempuan 4 5.7 64 91.4 2 2.9 70 100
Total 11 11.5 81 84.4 4 4.2 96 100
Sumber : data primer 2012
Pada 4.5 diatas menunjukkan bahwa dari 26 responden laki-laki
sebagian besar cukup mengetahui tentang pencegahan HIV/AIDS
yaitu 17 atau 65.4 %, sebanyak 7 atau 26.9 % yang mengetahui
dengan baik dan hanya 2 atau 7.7 % yang kurang mengetahui. Dari 70
responden perempuan mayoritas cukup mengetahui yaitu 64 atau
78

78

91.4%, sebanyak 4 atau 5.7 % mengetahui dengan baik dan 2 atau 2.9
% yang kurang mengetahui tentang pencegahan HIV/AIDS.
d. Tabulasi Silang Antara Jenis Kelamin Dengan Sikap remaja akhir (17-
21 tahun) tentang pencegahan HIV/AIDS di Akper Sawerigading
Pemda Luwu
Pada 4.6 diatas menunjukkan bahwa dari 26 responden laki-laki
mayoritas bersikap positif terhadap pencegahan HIV /AIDS yaitu 23
atau 88.5 % dan 3 atau 11.5 % yang bersikap negatif. Dari 70
responden perempuan mayoritas bersikap negatif yaitu 58 atau 82.9 %
dan sebanyak 12 atau 17.1 % yang bersikap negatif.
Tabel 4.6
Distribusi Tabulasi Silang Jenis Kelamin Dengan Sikap Tentang
Pencegahan HIV/AIDS Di Akper Sawerigading Pemda Luwu,
Tahun 2012 (n = 96)
Jenis Kelamin
Sikap Total
Positif Negatif F %
F % F % F %
Laki-laki 23 88.5 3 11.5 26 100
Perempuan 58 82.9 12 17.1 70 100
Total 81 84.4 15 15.6 96 100
Sumber : data primer 2012
e. Tabulasi Silang Antara Pengetahuan Dengan Sikap remaja akhir (17-
21 tahun) tentang pencegahan HIV/AIDS di Akper Sawerigading
Pemda Luwu
Tabel 4.7
Distribusi Tabulasi Silang Pengetahuan Dengan Sikap Tentang
Pencegahan HIV/AIDS Di Akper Sawerigading Pemda Luwu,
Tahun 2012 (n = 96)
Pengetahuan
Sikap Total
Positif Negatif F %
79

79

F % F % F %
Baik 9 81.8 2 18.2 11 100
Cukup 71 87.8 10 12.3 81 100
Kurang 1 26.0 3 75.0 4 100
Total 81 84.4 15 15.6 96 100
Sumber : data primer 2012
Pada 4.7 diatas menunjukkan bahwa dari 11 responden yang
mengetahaui dengan baik mayoritas bersikap positif terhadap
pencegahan HIV/AIDS, dari 81 responden yang cukup mengetahui
juga mayoritas bersikap positif sebanyak 71 atau 87.8 % dan 1012.3%
yang bersikap negatif, sedangkan yang kurang mengetahui sebagian
besar bersikap negatif yaitu 3 atau 75 %.
B. Pembahasan
1. Pengetahuan remaja akhir (17-21 tahun) tentang pencegahan HIV/AIDS di
Akper Sawerigading Pemda Luwu
Menurut Notoatmojo (2010) pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting untuk terbantuknya tindakan seseorang.
Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan psikis dalam menumbuhkan
rasa percaya diri sehingga dapat dilakukan bahwa pengetahuan merupakan
stimulus terhadap tindakan seseorang.
Hasil penelitian menggambarkan bahwa sebagain besar responden
cukup mengetahui tentang pencegahan HIV/AIDS yaitu 81 atau 84.4%,
sebanyak 11 atau 11.5 % yang mengetahui dengan baik dan 4 atau 4.2 %
yang kurang mengetahui. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kelompok remaja akhir yang merupakan mahasiswa keperawatan dalam
80

80

penelitian masih memerlukan tambahan informasi yang benar tentang
pencegahan HIV/AIDS, dengan mengetahui dengan baik maka diharapkan
tidak hanya sebagai pendorong akan mereka melakukan tindakan nyata
dalam pencegahan, tetapi sebagai calon perawat sudah selayakanya
mereka lebih memahmi dengan baik tentang pencegahan HIV/AIDS
sehingga dapat memberikan informasi yang benar kepada masyarakat
khususnya kelompok resiko tinggi tertular HIV/AIDS.
Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh usia. Dengan bertambahnya
usia seseorang maka pengetahuan juga akan semakin bertambah. Hal ini
sesuai dengan Notoadmojo (2010) bahwa pengetahuan diperoleh setelah
seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Dengan
bertambahnya usia seseorang maka semakin sering seseorang melakukan
penginderaan terhadap objek tertentu sehingga akan berpengaruh terhadap
tingkat pengetahuan akan suatu hal/objek. Kenyataan hasil penelitian ini
berkesesuaian dengan pendapat diatas karena yang menjadi responden
dalam penelitian ini adalah kelompok usia remaja akhir yang merupakan
transisi menuju usia dewasa muda. Kelompok remaja akhir memiliki
kemampauan yang cukup untuk mengolah informasi bedasarkan konsep
realitas dan rasionalitas. Pengetahuan mengenai cara penularan sangat
perlu diperhatikan agar remaja akhir tidak mempercayai mitos-mitos yang
ada yang dapat menyebabkan sikap diskriminasi terhadap penderita
HIV/AIDS. Demikian juga cara pencegahan harus ditekankan pada agar
81

81

mereka tidak melakukan perilaku yang beresiko terhadap penularan
HIV/AIDS.
Selain faktor usia, pengetahuan mengenai HIV/AIDS juga
dipengaruhi oleh jenis kelamin. Pengetahuan laki-laki lebih baik
dibandingkan dengan perempuan. Hal ini sesuai dengan Hanifah (2007)
bahwa remaja perempuan takut mencari informasi mengenai seks atau
HIV/AIDS karena mereka akan dianggap aktif seksual tanpa memandang
aktivitas seksual yang sebenarnya. Tetapi pada hasil penelitian ini proporsi
pengetahuan remaja akhir antara laki-laki dan perempuan relatif sama
dengan proporsi terbesar adalah cukup mengetahui tentang pencegahan
penuluaran HIV/AIDS.
Asumsi peneliti bahwa sebagain besar responden cukup mengetahui
tentang pencegahan HIV/AIDS disamping didukung oleh usia juga karena
sumber informasi tentang penularan HIV/AIDS sangat banyak khususnya
melalui internet.
2. Sikap remaja akhir (17-21 tahun) tentang pencegahan HIV/AIDS di Akper
Sawerigading Pemda Luwu
Sikap sebagai kesediaan untuk bereaksi (disposition to react) secara
positif (favorably) atau secara negatif(unfavorably) terhadap obyek-obyek
tertentu. D.Krech dan R.S Crutchfield berpendapat bahwa sikap sebagai
organisasi yang bersifat menetap dari proses motivasional, emosional,
perseptual, dan kognitif mengenai aspek dunia individu (Azwar, 2005)
82

82

Hasil penelitian menggambarkan bahwa sebagain besar responden
bersikap positif terhadap pencegahan HIV/AIDS sebanyaak 81 atau 84.4
% dan 15 atau 15.6 % yang bersikap negatif. Sikap belum merupakan
suatu tindakan ataupun aktivitas, namun merupakan pre-disposisi tindakan
atau prilaku. Sikap dapat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan seseorang.
Hal ini sesuai karena pengetahuan akan suatu objek atau stimulus
memegang peranan penting dalam penentuan sikap (Notoadmojo, 2007).
Sikap remaja akhir yang sebagain besar sudah positif ini merupakan
hasil dari pegetahuan mereka tentang pencegahan HIV/AIDS. Pemahaman
ataupun pengetahuan baik dan buruk, salah atau benarnya suatu hal akan
menentukan sistem kepercayaan seseorang sehingga akan berpengaruh
dalam penentuan sikap seseorang.
Asumsi peneliti bahwa meskipun sebagian besar kelompok remaja
akhir yang merupakan mahasiswa keperawatan mayoritas positif tetapi
belum menjamin bahwa hal yng disikapinya akan mencaji cerminan dari
perilakunya. Hal ini disebabkan karena sikap seseorang dipengaruhi oleh
beberapa faktor salah satu diantaranya adalah pengaruh orang lain. Pada
umumnya, individu bersikap konformis atau searah dengan sikap orang
orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain
dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk
menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut. Saat
ini dengan perkembangan ilmu dan teknologi remaja akhir informasi
83

83

tentang dampak HIV/AIDS gencar dilakukan banyak kalangan tetapi pada
sisi yang lain berbagai situs menyediakan propaganda seks bebas.
Hal ini sangat berbahaya bagi kelompok usia remaja akhir yang
sedang dalam proses pengalihan ke dewasa muda dimana keingintahuan
tentang aktivitas sex juga sangat tinggi. Remaja terikat sangat erat dengan
kelompok teman sebaya. Mereka berupaya keras untuk bergabung dengan
mereka dan berjuang untuk mengokohkan kedudukannya di sana, serta
mengadopsi nilai-nilai perilaku yang dipegang oleh kelompoknya dengan
sepenuh jiwa, perasaan, dan kesetiaannya. Proses mana yang akan terjadi
dari ketiga proses tersebut banyak bergantung pada sumber kekuatan pihak
yang mempengaruhi, berbagai kondisi yang mengendalikan masing-
masing proses terjadinya pengaruh, dan implikasinya terhadap permanensi
perubahan sikap (Kelman, dalam Azwar 2005)
Asumsi diatas sesui dengan yang diungkapkan Azwar (2005) bahwa
sikap terbentuk dari adanya interaksi yang dialami oleh individu. Sikap
dibentuk sepanjang perkembangan hidup manusia. Melalui pengalaman
berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, seseorang membentuk sikap
tertentu. Dalam interaksi sosial terjadi hubungan saling mempengaruhi di
antara individu yang satu dengan yang lain. Melalui interaksi sosialnya
individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap objek psikologis
yang dihadapinya.
Implikasi dari hasil penelitian ini bahwa meskipun seagian besar
remaja akhir sudah memiliki cukup pengetahuan dan bersikap positif
84

84

terhadap pencegahan HIV/AIDS tetapi karena sikap sebagai hasil dari tahu
masih merupakan perilaku tertutup sehingga masih diperlukan edukasi dan
determinan lingkungan sosial yang mendukung untuk berperilaku sesuai
dengan yang disikapinya. Responden yang merupakan mahasiswa
keperawatan diharapkan dapat memberikan informasi yang benar tentang
pencegahan HIV/AIDS sekaligus menjadi role model dalam perilaku
pencegahannnya khususnya pada kelompok remaja yang dianggap
kelompok beresiko tertular HIV/AIDS.


C. Keterbatasan penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah :
3. Pengumpulan data dengan kuesioner dapat dipengaruhi oleh perasaan dan
harapan-harapan pribadi sehingga bersifat subyektif dan kurang mewakili
secara kualitatif.
4. Instrumen pengumpulan data dirancang oleh peneliti sendiri tanpa
melakukan uji coba, oleh karena itu validitas dan realibilitasnya masih
perlu diujicoba.





85

85

















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang gambaran pengetahuan dan sikap
remaja akhir (17-21 tahun) tentang pencegahan HIV/AIDS dimana respondennya
adalah mahasiswa keperawatan, maka kesimpulan dan saran penelitian ini sebagai
berikut :
C. Kesimpulan
1. Mayoritas remaja akhir (17-21 tahun) cukup mengetahui tentang
pencegahan HIV/AIDS yaitu 81 atau 84.4%, sebanyak 11 atau 11.5 %
yang mengetahui dengan baik dan 4 atau 4.2 % yang kurang mengetahui,
pengetahuan yang sebagian besar cukup baik disamping didukung oleh
usia juga karena kemudahan mendapatkan informasi tentang penularan
HIV/AIDS dari berbagai media.
86

86

2. Mayoritas remaja akhir (17-21 tahun) bersikap positif terhadap
pencegahan HIV/AIDS sebanyaak 81 atau 84.4 % dan 15 atau 15.6 %
yang bersikap negatif, sikap remaja akhir yang sebagain besar sudah
positif ini merupakan hasil dari pegetahuan mereka tentang pencegahan
HIV/AIDS
D. Saran
1. Institusi Pendidikan Keperawatan
Diharapkan mengintegrasikan kewaspadaan umum pencegahan
HIV/AIDS dalam proses pembelajaran laboratorium sehingga
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku mahasiswa terhadap
pencegahan HIV/AIDS khususnya resiko infeksi melalui kontak cairan
tubuh penderita selama melakukan praktik klinik keperawatan
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan aktif mencari berbagai informasi tentang masalah
HIV/AIDS khususnya metode pencegahan yang efektif selama melakukan
praktik klinik keperawatan.
3. Bagi Peneliti
Diharapkan peneliti lain yang tertarik melanjutkan hasil penelitian ini
untuk meneliti variabel lain misalnya perilaku mahasiswa terhadap
pencegahan HIV/AIDS dengan menggunakan metode yang lebih analitik.



87

87


















DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Azis (2007), Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisa Data.
Salemba. Jakarta
Anita, 2000. Penyebaran dan Usaha Pencegahan AIDS. Diperoleh dari :
http://www.kesrepro.info/?q=node/217. [Diakses pada 10 Agustus 2012]
Arikunto, S.,2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Azwar, S (2005). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Edisi II.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Badan Narkotika Nasional (BNN) Sulsel (2001), Aids Dan Narkoba, Diperoleh
dari: http://bnn-sulsel.go.id. [Diakses pada 10 Agustus 2012]
Borucki, M.J., 2001. Etiologi dan Patogenesis. Dalam: Muma, Richard D., Lyons,
Barbara Ann, Borucki, Michael J., Pollard, Richard B., ed. HIV: Manual Untuk
Tenaga Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 23-28.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008. Statistik Kasus HIV/AIDS di
Indonesia. Diperoleh dari: http://spiritia.or.id/Stats/StatCurr.pdf. [Diakses pada
10 Agustus 2012]
_______, 2007b. Penularan. Diperoleh dari: http://www.aidsindonesia.or.id
/s_contents.php?id_pages=44&id_language=2. [Diakses pada 5 Mei 2009]
_______, 2011. HIV/AIDS. Available from:http://www.Mayoclinic.com
/health/hiv-aids/DS00005/symptoms.htm. [Diakses pada 9 Agustus 2012]
88

88

Dinas Kesehatan Sulsel. (2010). Data AIDS. dari http://diskes.sulselprov.go.id.
[Diakses pada 10 Agustus 2012]
Djauzi, S. & Djoerban, Z., 2011. HIV/AIDS di Indonesia. http://spiritia.or.id/Stats
/ StatCurr.pdf. [Diakses pada 10 Agustus 2012]
Duta Sekolah, 2009. Remaja, HIV/AIDS & Advokasi. Diperoleh dari:
http://dutasekolah.org/site3/?p=3. [Diakses pada 10 Agustus 2012]
Fauci, A.S. & Lane, H.C., 2000. Penyakit Human Immunodeficiency Virus
(HIV): AIDS dan Penyakit Terkait. Dalam: Asdie, A.H., ed. Harrison Prinsip-
prinsip Ilmu Penyakit Dalam Volume 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC, 1754.
Kesrepro, 2007. Lawanlah Stigma dan Diskriminasi Untuk Memenangi Perang
Melawan HIV/AIDS. Diperoleh dari: http://www.kesrepro.info/?q=node/305.
[Diakses pada 10 Agustus 2012]
Komisi Penganggulangan AIDS, 2007a. Apa gejala orang yang terinfeksi HIV
menjadi AIDS. Diperoleh dari: http://aids-ina.org/modules.php?name=FAQ
&myfaq=yes&id_cat=1&categories=HIV-AIDS. [Diakses pada 9 Agustus
2012]
Lyons, B.A., Valentine, P. 2007. Dalam: Muma, R.D., Lyons, B.A., Borucki,
M.J., Polari, R.B., ed. HIV manual untuk tenaga kesehatan. Jakarta: EGC, 252-
273.
Mayo Foundation for Medical Education and Research, (MFMER) 2008.
HIV/AIDS. Available from: http://www.Mayoclinic.com/health/hiv-aids/
DS00005/ Prevention. htm. [Diakses pada 9 Agustus 2012]
Muninjaya, A.A.G., 2003. AIDS di Indonesia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Notoatmodjo, S, 2010. Domain Perilaku. Dalam: Promosi Kesehatan dan Ilmu
Perilaku. Jakarta: PT Rineka Cipta, 139-146.
Nursalam (2009). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian. Salemba
Medika: Jakarta
Prihyugiarto, T.Y., 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap Terhadap
Perilaku Seks Pranikah pada Remaja di Indonesia. Dalam : Jurnal Ilmiah
Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi II (2). Diperoleh dari :
www.bkkbn.go.id/Webs/DetailJurnalLitbang.php [Diakses pada 9 Agustus
2012]
Program Studi D.III Keperawatan (2012), Buku Panduan Penulisan Skripsi,
Akper Sawerigading Pemda Luwu (tidak dipublikasikan)
Rachmawati, Y., 2000. Remaja dan AIDS. Dalam : Nasution, R.H., Anwar, C.,
Nasution, D.P., ed. AIDS Kita Bisa Kena Kita Bisa Cegah. Medan : Penerbit
MONORA, 23-32.
89

89

Rahayuningsih, S.U., 2008. Sikap (Attitude). Diperoleh dari : http://nurul_q.staff.
gunadarma.ac.id/Downloads/files/9095/bab1-sikap-1.pdf. [Diakses pada 9
Agustus 2012]
Yatim, D.I., 2006. Dialog Seputar AIDS. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Zein, U., dkk., 2006. 100 Pertanyaan Seputar HIV/AIDS yang Perlu Anda
Ketahui. Medan: USU press.
Zulaini, 2000. Dampak AIDS dalam Kehidupan. Dalam: Nasution, R.H., Anwar,
C., Nasution, D.P., ed. AIDS Kita Bisa Kena Kita Bisa Cegah. Medan: Penerbit
MONORA, 65-69.





Lampiran 1
I nformed Consent
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA AKHIR (17-21
TAHUN) TENTANG PENCEGAHAN HIV/AIDS DI AKPER
SAWERIGADING PEMDA LUWU TAHUN 2012
Oleh : Ubun Sirah (NIM: 2009.047)

Saya adalah mahasiswa Akper Sawerigading Pemda Luwu. Saya akan
melakukan penelitian sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas
akhir Program Studi Diploma III keperawatan.
Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap remaja
akhir (17-21 tahun) tentang pencegahan HIV/AIDS. Saya mengharapkan
partisipasi Sdr/(i) untuk memberikan tanggapan / jawaban dari pertanyaan yang
diberikan. Tanggapan / jawaban bersifat bebas dan tanpa paksaan. Saya akan
menjamin kerahasiaan pendapat dan identitas saudara.
Partisipasi sudara (i) dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas
untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Semua informasi yang
90

90

diberikan akan dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan dalam penelitian ini.
Terima kasih atas partisipasi adik dalam penelitian ini. Jika sudara (i) sekalian
bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, maka silahkan menandatangani
formulir persetujuan ini


Tanda Tangan : .....
Tanggal :..
No. Responden : .



Lampiran 2
No. responden : ..
Tanggal pengisian : ..
Pewawancara : ..

KUESIONER
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA AKHIR (17-21
TAHUN) TENTANG PENCEGAHAN HIV/AIDS DI AKPER
SAWERIGADING PEMDA LUWU TAHUN 2012
Petunjuk :
1. Jawablah pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda ( ) sesuai
dengan pendapat saudara (i).
2. Semua pertanyaan harus dijawab.
3. Tiap pertanyaan harus diisi dengan satu jawaban.
A. Data Demografi :
1. Umur : 1.17-19 tahun 2. 20-21 tahun
2. Jenis Kelamin : 1. Laki-Laki 2.Perempuan
B. Data Pengetahuan Tentang Pencegahan HIV/AIDS
Petunjuk :
91

91

- Pilihlah jawaban yang menurut saudara BENAR dengan melingkari atau
memberi tanda (x) salah satu huruf didepan pilihan jawan jawaban

1. Menurut Anda apakah penyebab HIV itu?
a. Virus
b. Bakteri
c. Jamur
d. Parasit

2. Menurut Anda jenis penyakit apakah HIV/AIDS itu?
a. Menular
b. Tidak menular
c. Penyakit keturunan
d. Penyakit kutukan

3. Apakah yang dimaksud dengan AIDS?
a. Virus yang menyebabkan terjadinya reaksi kekebalan baru
b. Bakteri yang menyebabkan terjadinya HIV
c. Kumpulan gejala akibat menurunnya kekebalan tubuh
d. Kumpulan penyakit kelamin yang menyerang seseorang

4. Menurut Anda perilaku sex seperti apakah yang membuat orang paling
banyak tertular HIV?
a. Homoseksual (hubungan seks sejenis) pasangan tetap
b. Homoseksual (hubungan seks sejenis) pasangan tidak tetap
c. Heteroseksual (hubungan seks lain jenis) pasangan tetap
d. Heteroseksual (hubungan seks lain jenis) pasangan tidak tetap
5. Menurut Anda perilaku orang yang bagaimana yang paling besar
resikonya tertular HIV?
a. Homoseksual
b. Wanita tuna susila
c. Wanita/pria yang sering ganti pasangan dalam hubungan seksual
d. Pecandu narkotika suntik

6. Menurut Anda dengan cara apa saja HIV dapat dicegah :
a. Minum antibiotik sebelum melakukan hubungan sex dengan PSK
b. Melakukan hubungan seksual dengan senggama terputus
c. Menghindari gigitan nyamuk jika serumah dengan penderita HIV
d. Melakukan hubungan seksual dengan menggunakan alat
kontrasepsi/kondom

Untuk Pertanyaan no 7-24 berikan tanda pada pilihan B jika menurut
saudara pernyataan benar dan S jika menurut anda Salah

7. B- S : Orang yang baru positif HIV tetapi belum menunjukkan gejala
belum dapat menularkan virusnya ke orang lain
8. B- S : HIV tidak tertular apabila kulit atau selaput lendir utuh terkena
darah orang penderita HIV
92

92

9. B- S : HIV bisa tertular apabila kulit atau selaput lendir utuh terkena
cairan kemaluan wanita orang penderita HIV
10. B- S : HIV bisa tertular apabila kulit atau selaput lender utuh tersentuh
orang penderita HIV
11. B- S : HIV tidak bisa tertular apabila tinggal serumah dengan orang
penderita HIV
12. B- S : HIV bisa tertular apabila bersentuhan badan dengan orang penderita
HIV
13. B- S : HIV bisa tertular apabila berciuman tanpa luka dengan orang
penderita HIV
14. B- S : HIV tidak bisa tertular apabila berjabat tangan dengan orang
penderita HIV
15. B- S : HIV tidak bisa tertular apabila memeluk orang penderita HIV
16. B- S : HIV tidak bisa tertular apabila memakai pakaian orang penderita
HIV
17. B- S : HIV tidak bisa tertular apabila menggunakan WC umum bersama
dengan orang penderita HIV
18. B- S : HIV tidak bisa tertular apabila berenang bersama dengan orang
penderita HIV
19. B- S : HIV bisa tertular apabila berhubungan seksual dengan orang
penderita HIV
20. B- S : HIV bisa tertular apabila mendapat transfusi darah dari orang
penderita HIV
21. B- S : HIV bisa tertular apabila disuntik dengan jarum bekas dipakai orang
penderita HIV?
22. B- S : HIV bisa tertular pada bayi dalam kandungan seorang ibu yang
terkena HIV
23. B- S :HIV bisa tertular melalui gigitan serangga yang telah menggigit
orang penderita HIV
24. B- S : HIV dapat dicegah penularannya
C. Data Sikap remaja dalam mencegah HIV/AIDS
Petunjuk :
Pilihlah jawaban yang menurut saudara mewakili sikap saudara tentang
pencegahan HIV/AIDS, pilih S jika anda SETUJU dengan pernyataan dan TS
jika anda TIDAK SETUJU.

No Pernyataan S TS
1. Penderita HIV harus dihindari karena takut tertular
2. Penderita HIV harus diasingkan dan dikucilkan dari masyarakat
3. Hanya homoseks yang akan tertular HIV
4. Pekerja seks komersial (PSK) adalah kelompok beresiko tinggi
sumber penularan HIV


5. Pecandu Narkoba adalah kelompok beresiko tinggi tertular HIV
6. Orang bermoral dan beragama akan terhindar dari penularan HIV
93

93

7. Janin yang dikandung seorang ibu hamil yang terjangkit HIV
sebaiknya digugurkan saja

8. Lokasi pelacuran ditutup untuk menghindari penyebaran HIV
9. HIV mengancam kelompok remaja pada saat ini
10 HIV merupakan ancaman masyarakat yang memerlukan perhatian
serius dari semua kalangan

11 Kondom dapat mencegah menularnya HIV
12 Setia kepada pasangan merupakan salah satu cara pencegahan HIV
13 Pria yang suka jajan harus lebih diwaspadai daripada wanita tuna
susila dalam menyebarkan HIV

14 Pria yang ingin berhubungan seks dengan pelacur sebaiknya di
berikan dulu obat antibiotik


15 Berhubungan seks melalui anus lebih beresiko tertular HIV daripada
melalui vagina





----------Terima Kasih Atas Partisiapsi Saudara (i)--------------




















94

94























SKRIPSI

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA AKHIR
(17-21 TAHUN) TENTANG PENCEGAHAN HIV/AIDS DI
AKPER SAWERIGADING PEMDA LUWU
TAHUN 2012

















95

95



Oleh :

UBUN SIRAH
NIM : 2009.047











PROGRAM STUDI D.III KEPERAWATAN
AKADEMI KEPERAWATAN SAWERIGADING
PEMDA LUWU
2012
LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR HASIL PENELITIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA AKHIR (17-21
TAHUN) TENTANG PENCEGAHAN HIV/AIDS DI AKPER
SAWERIGADING PEMDA LUWU TAHUN 2012


Skripsi
Disusun Oleh:

UBUN SIRAH
NIM : 2009.047


Telah Disetujui untuk dipertahankan dalam ujian sidang hasil penelitian
Tanggal ....... Oktober 2012
96

96



Pembimbing I,


SUBADIR,S.Sit.M.Kes
Nip. 140 329 390
Pembimbing II,


HAIRUDDIN SAFAAT.S.Kep.Ns
Nip. 140 319 568


Mengetahui,
Pembantu Direktur I
Akademi Keperawatan Sawerigading PEMDA Luwu


DJUSMADI RASYID, A.Kep., M.Kes
Nip. 19730122 199503 1 002


KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil Alamin, Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT, berkat rahmat dan bimbingan-Nya, kami dapat menyelesaikan
penyusunan hasil penelitian ini dengan judul GAMBARAN PENGETAHUAN
DAN SIKAP REMAJA AKHIR (17-21 TAHUN) TENTANG PENCEGAHAN
HIV/AIDS DI AKPER SAWERIGADING PEMDA LUWU TAHUN 2012
sebagai salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan pendidikan di
program Diploma III Keperawatan pada AKPER Sawerigading Pemda Luwu.
Selesainya penuyusunan hasil penelitian ini adalah berkat bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada:
97

97

12. Bapak Drs. H Syaiful Alam. M.Si selaku ketua Yayasan Pendidikan Batara
Guru Luwu.
13. Ibu Hj. Mahriani Mahmud, S.Sit M.Kes selaku Direktur Akper Sawerigading
Pemda Luwu.
14. Bapak Djusmadi Rasyid.A.Kep.M.Kes selaku pembantu direktur I
15. Ibu Warda.A.Kep.M.Kes selaku pembantu direktur II
16. Bapak Subadir,S.Sit.M.Kes, selaku pembimbing pertama yang memberi
bimbingan dan dukungan terbaik selama penyusunan skripsi ini.
17. Bapak Hairuddin Safaat, S.Kep.Ns, sebagai pembimbing kedua yang telah
memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi ini.
18. Ibu Hj.Zaimah Lajeppu,SKM.MM, selaku penguji III atas saran dan kritikan
konstruktifnya.
19. Para Staf Pengajar Akper Sawerigading Pemda Luwu, yang telah banyak
memberikan suatu dasar ilmu, pemikiran analitis dan pengalaman yang lebih
baik.
20. Para Staf Administrasi & Staf Akademik Akper Sawerigading Pemda Luwu,
yang telah banyak membantu dan mempermudah penulis dalam
menyelesaikan pendidikan.
21. Orang Tuaku tercinta dan saudara-saudaraku, berkat Doa dan kasih
sayangmu, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
22. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2009 atas solidaritas dan kerjasamanya
selama ini.
98

98

23. Semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu.
Penulis menyadari skripsi ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan
olehnya diharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi perbaikan dan
penyempurnaannya.
Semoga Allah Yang Maha Rahim memberikan balasan pahala atas segala
amal yang telah diberikan.
Palopo, Oktober 2012

Penulis


DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................. ii
ABSTRAK ............................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 6
99

99

C. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 6
1. Tujuan Umum ................................................................................................ 6
2. Tujuan Khusus ............................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 6
1. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan ........................................................ 6
2. Bagi Mahasiswa ............................................................................................ 7
3. Bagi Peneliti .................................................................................................. 7
BAB II TINJAUAN TEORI .................................................................................. 8
A. Tinjauan Pustaka .................................................................................................. 8
1. Konsep Pengetahuan ...................................................................................... 8
2. Konsep Sikap ................................................................................................. 15
3. Konsep HIV/AIDS ........................................................................................ 21
4. Konsep Remaja Akhir (17-21 tahun) ............................................................. 33
B. Kerangka Konsep Penelitian ............................................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 36
A. Desain Penelitian ............................................................................................... 36
B. Populasi, Sampel dan Sampling .......................................................................... 36
1. Populasi ........................................................................................................ 36
2. Sampel .......................................................................................................... 36
3. Sampling ....................................................................................................... 36
C. Variabel Penelitian ............................................................................................. 38
D. Defenisi Operasional .......................................................................................... 38
E. Tempat Penelitian .............................................................................................. 39
F. Waktu Penelitian ................................................................................................ 39
G. Instrumen Penelitian .......................................................................................... 39
H. Prosedur Pengumpulan Data .............................................................................. 40
I. Analisa Data ....................................................................................................... 40
1. Editing .......................................................................................................... 40
2. Coding .......................................................................................................... 41
3. Tabulating .................................................................................................... 41
4. Analiting ...................................................................................................... 41
100

100

J. Etika Penelitian .................................................................................................. 41
1. Informed Concern ........................................................................................ 41
2. Anonimity .................................................................................................... 42
3. Confidentiality ............................................................................................. 42
BAB IV HASIL PENELITIAN .............................................................................. 43
A. Hasil ................................................................................................................... 43
B. Pembahasan ........................................................................................................ 48
C. Keterbatasan Penelitian ....................................................................................... 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 54
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 54
B. Saran .................................................................................................................. 54
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 56
Lampiran









DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 3.2 Jadual Penelitian ...................................................................................... 34

101

101


















102

102



DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Penyebaran Bakteri TBC ...................................................................... 26
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ................................................................. 27













ABSTRAK

Ubun Sirah (NIM: 2009.047). GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP
REMAJA AKHIR (17-21 TAHUN) TENTANG PENCEGAHAN HIV/AIDS DI
AKPER SAWERIGADING PEMDA LUWU TAHUN 2012

103

103

Latar Belakang : Sekitar 30% dari penderita AIDS ini adalah remaja.
Diserangnya usia produktif ini merupakan suatu tantangan yang perlu segera
diatasi mengingat usia produktif adalah aset pembangunan bangsa (Depkes RI
2008). Hal ini dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap anak remaja yang masih
rendah tentang HIV/AIDS (Prihyugiarto, T.Y., 2008). Penulis memilih mahasiswa
baru Akper Sawerigading Pemda Luwu sebagai sampel penelitian karena sebagai
calon perawat diharapkan dapat menjalankan perannya sebagai eduktor kepada
masyarakat tentang HIV/AIDS.
Metode : Desain penelitian ini adalah studi deskriptif yang bertujuan untuk
mendapatkan informasi pengetahuan dan sikap remaja akhir (17-21 tahun) tentang
pencegahan HIV/AIDS. Subjek penelitian sebanyak 96 responden yang ditetapkan
dengan teknik Proporsional Random Sampling. Pengumpulan data dengan
menggunakan kuesioner dan dianalisa dengan statistik deskriptif.
Kesimpulan : Sebagain besar remaja akhir (17-21 tahun) cukup mengetahui
tentang pencegahan HIV/AIDS yaitu 84.4 %, dengan pengetahuan yang dimiliki
sehingga juga smayoritas bersikap positif terhadap pencegahan HIV/AIDS
sebanyak 81 atau 84.4 %
Saran : diperlukan mengintegrasikan kewaspadaan umum pencegahan
HIV/AIDS dalam proses pembelajaran laboratorium sehingga meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku mahasiswa terhadap pencegahan HIV/AIDS
khususnya resiko infeksi melalui kontak cairan tubuh penderita selama melakukan
praktik klinik keperawatan.
Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Pencegahan HI V/AI DS
Daptar Pustaka : 26 (2000-2012)











104

104

You might also like