You are on page 1of 29

Pendahuluan

oleh
Woro Harjaningsih
Bagian Farmakologi & Farmasi Klinik
Fak Farmasi UGM
Referensi..
Aslam M, Tan, CK dan Prayitno, A., 2003, Farmasi Klinis
(Clinical Pharmacy), PT Elex Media Jakarta
Herfindal, ET., Gourley, DR.,2000, Textbook of
Therapeutic Drug and Disease Management, W&W
Publ., Philadelphia
Hughes, J., Donelly R., Chatgilton, JG., 1998, Clinical
Pharmacy : A Practical Approach, The SHPAus, Sidney
Jones, WN., Campbell S., 1993, Designing and
Recomending Pharmacist Care Plan, Clinical Skill
Program, ASHPh
Farmasis/apoteker
Pelayanan Obat Produksi Obat
Rumah sakit
Apotek, dll
Industri Farmasi,
Industri jamu,
Lembaga Riset, dll
Registered pharmacist
Pharmacist
Bioscientist
Chemist, etc.
Obat modern Obat alami
Kegiatan manajerial
Kegiatan fungsional/klinik
Produksi obat,
Penemuan obat
What is Clinical Pharmacy
(Farmasi Klinik) ?
Semua kegiatan pelayanan
kefarmasian yang dilakukan
oleh Farmasis di RS, apotek,
nursing home, klinik, dan
semua pusat pelayanan
kesehatan yang beriorientasi
kepada pasien (patient
oriented)
Definisi
Menurut Clinical Resource and
Audit Group (1996) : A
discipline concerned with the
application of pharmaceutical
expertise to help maximize
drug efficacy and minimize
drug toxicity in individual
patients
Farmasi Klinik ?
Definisi:
Semua pelayanan yang diberikan
oleh farmasis dalam usaha
meningkatkan pengobatan
rasional yang aman, tepat dan
ekonomis
Dasar hukum
SK MenKes No 436/
MenKes/SK/VI/1993 ttg
Standar Pelayanan Rumah
Sakit dan Standar Pelayanan
Medis
Sasaran Farmasi Klinik
Mendukung penggunaan obat &
perbekalan kesehatan yang rasional, dg
cara :
Memaksimalkan efek terapi obat (misal
dg menggunakan obat yg paling efektif
berdasarkan kondisi klinik pasien)
Meminimalkan risiko/efek samping
terapi (misal dg memantau terapi &
kepatuhan pasien thdp terapi)
Meminimalkan biaya pengobatan
Menghormati pilihan pasien
SEJARAH
Periode/tahap tradisional (sebelum
th 1960)
Periode/tahap transisional (tahun
1960-1970)
Periode/tahap masa kini (Farmasi
klinis)
Periode/tahap masa depan (abad
ke 21) Pelayanan
kefarmasian/Pharmaceutical care
Definisi Pharmaceutical care menurut
Federation International
Pharmaceutical
Ph care is the responsible provision of
pharmaco-therapy for the purpose of achieve
definite outcomes that improve or maintain a
patients quality of life. It is a collaborative
process that aims to prevent or identify and
solve medicinal product and health related
problems. This is a continous quality
improvement process for the use of medicinal
products.

Pharmaceutical Care ?
Hepler and Strand (1990)
from: Am. J Hosp Pharmacy 47,533-543

Is the direct responsible provision of medication related care
for the purpose of achieving definit outcomes that
improve patients quality of life

Outcomes:
kesembuhan (cure of disease)
pengurangan gejala penyakit (elimination or reduction
of patients symptoms)
perlambatan proses terjadinya penyakit (arresting or
slowing of a disease process)
pencegahan penyakit atau gejala penyakit (preventing
a disease or symptoms)
Tahap peran Farmasi Klinik
Sebelum peresepan
Selama peresepan
Sesudah peresepan
Sebelum peresepan
Clinical trial
Formulasi
Informasi obat
Selama peresepan
Konseling
Patient
Pharmacist
Sesudah peresepan
Konseling
Penyiapan formulasi kepada
pasien
Evaluasi penggunaan obat
Memantau outcome terapi
Studi farmakoekonomi
Karakteristik praktek farmasi
klinik
Berorientasi kepada pasien
Terlibat langsung di ruang perawatan di rumah
sakit (bangsal)
Bersifat pasif, dg melakukan intervensi setelah
pengobatan dimulai atau memberikan
informasi kalau diperlukan
Bersifat aktif, dg memberi masukan kpd dokter
sebelum pengobatan dimulai atau menerbitkan
buletin2 informasi obat atau pengobatan
Bertanggungjawab terhadap setiap saran atau
tindakan yang dilakukan
Menjadi mitra dan pendamping dokter
Beberapa bukti peran farmasi
klinik
Menurunkan kecepatan mortalitas
di RS
Studi observasional multisenter di
3763 RS di USA menunj bhw kec
mortalitas di RS menurun dg
meningkatnya tenaga kesehatan di
RS (farmasis, dokter, perawat,
teknik kedokteran) (Bond et al,
Pharmacotherapy, 1999)
Contd
Menurunnya kec kejadian ESO
yg dpt dicegah yg disebabkan
oleh kesalahan peresepan
Menurunnya biaya terapi
Meningkatkan efikasi terapi &
menurunkan ADR
Ruang lingkup
Menurut SK MenKes No 436/
MenKes/SK/VI/1993 :
Melakukan konseling
MESO
Pencampuran obat suntik secara aseptis
Menganalisis efektivitas biaya
Penentuan kadar obat dalam darah
Penanganan obat sitostatika
Penyiapan Total Parenteral Nutrisi
Pemantauan penggunaan obat
Pengkajian penggunaan obat
Kegiatan Farmasis Klinik dan
Komunitas
Kegiatan manajerial Kegiatan klinik
Perencanaan kebutuhan
Pengadaaan obat
Penyimpanan
Distribusi obat
Produksi*
Pelaporan
Ikut serta dalam PFT*
pengobatan dan
pemantauan terapi
pelayanan informasi obat
konseling obat pada pasien
pencampuran obat suntik*
penyiapan nutrisi parenteral*
penanganan obat kanker*
Therapeutic Drug
Monitoring*
Ward round/visite penderita
bersama tim kesehatan yang
lain*
Catatan:
* Hanya di RS
Kendala
Kurangnya pengetahuan teknis
Kurangnya kemampuan berkomunikasi
Tekanan kelompok
kerja/ketidaknyamanan kerja
Kurangnya motivasi dan keinginan
untuk berubah
Kurang percaya diri
Kurang pelatihan dalam arus kerja yg
sesuai
Peningkatan persepsi tentang tanggung
jawab
Kurangnya staf di Instalasi Farmasi
Perkembangan Farmasi klinik
di beberapa negara
Korea
China
Amerika Serikat
Philipina
Thailand
dll
Bagaimana di Indonesia ??
Kegiatan manajerial merupakan kegiatan
utama merupakan sumber pemasukan
uang terbesar di RS
Kegiatan klinik masih relatif sangat
sedikit dilakukan banyak kendala (apa
?)
Farmasis belum banyak dilibatkan dalam
tim kesehatan tidak dianggap sebagai
tenaga kesehatan, tapi lebih sebagai
penunjang medis

Faktor sejarah : farmasi termasuk ilmu MIPA padahal

farmasi adalah profesi pelayanan kesehatan
Farmasis kurang kompeten mengapa ? (dulu)
Pendidikan farmasi tidak fokus farmasis ada di mana-
mana, tapi tidak terasa adanya
Farmasis belum bisa menunjukkan kemampuannya di
bidang klinis, tidak percaya diri, dan kurang bisa
menjalin kerjasama dgn tenaga kesehatan lain
Kebijakan direktur RS tidak mendukung : Jumlah
farmasis terbatas, disibukkan dengan kegiatan
manajerial
Belum ada reward yang sepadan dengan pekerjaan
But dont worry kebijakan yang diusulkan Bina
Farmasi Klinik dan Komunitas Depkes : 1 farmasis untuk
30 bed
Pengalaman memulai farmasi
klinik
RSAL Dr Ramelan Surabaya
RSUD Dr Soetomo Surabaya
PENGETAHUAN DAN KEMAMPUAN APA
YANG DIBUTUHKAN ?
pengetahuan tentang farmakologi, indikasi, dosis,
interaksi obat, efek samping, toksikologi dari obat-
obat yang sering digunakan
pengetahuan tentang tanda-tanda klinik, patofisiologi,
diagnosis, penatalaksanaan dan clinical outcomes
dari penyakit-penyakit yang sering dijumpai
kemampuan untuk mengembangkan dan
mengimplementasikan startegi monitoring terapi obat
untuk pasien secara individual (tms. review of drug
prescribing, clinical and lab data)
kemampuan untuk melakukan wawancara riwayat
pengobatan pasien
lanjutan
kemampuan untuk melakukan konseling
mengenai pengobatan pasien
kemampuan untuk mengidentifikasi,
menyarankan penatalaksanaan dan
mendokumentasikan kejadian ADR
kemampuan untuk mengidentifikasi,
menyarankan penatalaksanaan dan
mendokumentasikan kejadian interaksi obat
pengetahuan mengenai sumber informasi
obat, dan keahlian untuk mengambil dan
mengevaluasi informasi
Kemampuan untuk berkomunikasi secara
efektif dg tenaga kesehatan lain untuk
mendukung terapi obat yang rasional dan
efektif
DRUG RELATED
PROBLEMS
= Semua masalah yang terkait dengan
pengobatan yang dapat menyebabkan
pengobatan menjadi tidak optimal, bahkan
dapat menyebabkan kejadian yang
merugikan bagi pasien
Membutuhkan obat tetapi tidak menerimanya
Menerima obat yang tidak sesuai dengan
indikasinya
Menggunakan obat yang salah
Minum/memakai obat dengan dosis terlalu
rendah
Minum/memakai obat dengan dosis terlalu
tinggi
Tidak minum/pakai atau menerima obat yang
diresepkan
Adverse Drug Reaction
Drug interactions

You might also like