You are on page 1of 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan di suatu wilayah kerja Puskesmas, dimana pelaksanaannya
dilakukan di tiap kelurahan/RW. Kegiatannya berupa KIA, KB, P!
"Imunisasi dan Penanggulangan #iare$, dan %i&i "Penimbangan balita$. 'ntuk
sasarannya adalah ibu hamil, ibu menyusui, wanita usia subur "W'($
"!uninjaya, ))*$. Posyandu diselenggarakan dari, oleh dan untuk
masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan setempat, dimana dalam satu
unit posyandu, idealnya melayani sekitar +)) balita "+) kepala keluarga$
yang disesuaikan dengan kemampuan petugas dan keadaan setempat yang
dibuka sebulan sekali, dilaksanakan oleh kader Posyandu terlatih di bidang
KB, yang bertujuan memper,epat penurunan angka kematian bayi, anak balita
dan angka kelahiran "#epKes, )))$.
Pos pelayanan terpadu "Posyandu$ merupakan pos terdepan dalam
mendeteksi gangguan kesehatan masyarakat. Pada masa orde baru, Posyandu
dengan -ungsi pelayanan in-ormasi kesehatan pada ibu dan anak sangat e-ekti-
yaitu dapat menurunkan angka kematian ibu dan anak "AKB$ di Indonesia
yang tergolong sukses, selama . tahun, dapat menurunkan AKB sebesar
/0/+))) kelahiran hidup, menjadi .1/+))) kelahiran hidup. Kondisi sebelum
krisis ekonomi angka anemia ibu hamil sebesar /),/2 "+334$ menurun
+
menjadi .+,02 pada tahun +33/. 5amun, saat ini dari tenaga kesehatan,
pelayanan kesehatan "Puskesmas$ dan ketua pemberdayaan keluarga "PKK$
belum menyadari potensi posyandu sesungguhnya "#epkes,+33/$.
Posyandu awalnya merupakan sebuah organisasi pelayanan pen,egahan
penyakit dan keluarga beren,ana bagi wanita usia subur dan balita. Posyandu
berkembang atas kesadaran serta upaya masyarakat sendiri dari setiap desa.
Kegiatan Posyandu dilakukan oleh para anggota PKK tingkat desa, yang
pelaksanaannya dilakukan oleh kader Posyandu. 5amun saat ini masih banyak
desa yang belum meman-aatkan Posyandu se,ara optimal, dimana Posyandu
yang selalu akti- melakukan kegiatan setiap bulannya, namun dalam
peman-aatan meja penyuluhan tidak dilaksanakan atau tidak berjalan, maka
hal ini berdampak pada kegiatan penimbangan balita, pengisian K!(,
penyuluhan serta imunisasi, tidak berjalan maksimal dan pada akhirnya akan
terjadi status kemunduran "#epKes, +33/$.
Peran Posyandu dalam penyelenggaraan program kerjanya pada masa
lalu kurang optimal, dimana tenaga kesehatan terutama di desa tidak
meman-aatkan Posyandu untuk mendeteksi gangguan kesehatan, karena tidak
pernah berpikir kearah untuk meman-aatkan Posyandu. Kondisi ini disebabkan
karena penempatan dokter di Puskesmas tidak dibekali tugas dan kemampuan
tentang Posyandu. (elain itu sistem pemerintahan masa lalu lebih bersi-at
melihat rakyat sebagai obyek pembangunan, tanpa ada niat melibatkan
masyarakat dalam proses pembangunannya, salah satunya berdampak pada
peman-aatan Posyandu se,ara tidak langsung. !asa krisis tahun +33/, pamor

Posyandu mulai memudar, diiringi dengan sulitnya kondisi ekonomi,


memaksa kader Posyandu yang biasanya akti-, lebih memilih meman-aatkan
waktu untuk kegiatan yang menjanjikan dengan tujuan untuk menambah
penghasilan. 6al ini berdampak peman-aatan Posyandu tidak e-ekti- yang
berakibat pemantauan status kesehatan pada derajat kesehatan masyarakat
menjadi tidak terpantau, yang menimbulkan masalah gj&i pada masyarakat
"(iswono, )).$.
(alah satu masalah kesehatan di masyarakat adalah gi&i buruk, anemia
pada ibu hamil, yang se,ara teknis ada lembaga yang bertanggung jawab
dengan data hasil pemantauan yang dilakukan se,ara berkala, yaitu mulai dari
tingkat Puskesmas. #engan adanya Posyandu sebagai ujung tombak
in-ormasi, maka permasalahan kesehatan yang mun,ul akan ,epat diketahui,
terutama pada peman-aatan meja penyuluhan karena jika terjadi gi&i buruk,
anemia pada ibu hamil atau ada orang yang sakit dapat dengan ,epat
dilakukan penanganan yaitu dengan memberikan penyuluhan dan pemberian
tablet 7e pada ibu hamil agar terhindar anemia "Amir, ))4$.
Kader Posyandu adalah kader8kader yang dipilih oleh masyarakat untuk
menjadi penyelenggara Posyandu. %unawan "+33)$ memberikan batasan
tentang kader Posyandu antara lain dinamakan Promotor Kesehatan #esa
"prokes$ yaitu tenaga sukarela yang dipilih oleh masyarakat dan bertugas
mengembangkan masyarakat. !enurut #epkes RI kader adalah warga
masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat dan dapat
bekerja se,ara sukarela. 'ntuk itu kader Posyandu harus peka terhadap
0
permasalahan yang ada di lingkungan, sehingga apabila ada permasalahan
yang berkaitan dengan kesehatan sigap dalam menanganinya.
Rendahnya kinerja Posyandu disebabkan karena kemampuan kader
kesehatan dan pembinaan dari instansi terkait yang masih kurang, dan minat
masyarakat dalam meman-aatkan Posyandu juga masih rendah. Kader8kader
yang akti- seharusnya layak dihargai karena sangat sulit untuk men,ari kader
Posyandu yang akti-, karena biasanya ada larangan dari suami, ingin
mengurus anak dan keluarga, ketiadaan honor untuk biaya transportasi keliling
desa, halangan lain dalam pelaksanaan Posyandu yaitu dari 0) sasaran balita
yang seharusnya datang tapi paling banyak +) anak balita, itupun setelah
kader kesehatan menyusul ke rumahnya. (ayangnya dalam kondisi ekonomi
yang sulit sekarang ini pamor Posyandu mulai memudar, terpaksa kader
Posyandu yang biasanya akti- lebih memilih meman-aatkan waktu untuk
kegiatan ekonomi untuk menambah penghasilan, yang diikuti dengan
tingginya tuntutan masyarakat dalam pelayanan kesehatan yang menyebabkan
peran Posyandu tidak maksimal lagi serta letak desa yang terpen,il dengan
sarana transportasi yang kurang "Wijaya, ))4$.
Pelaksanaan Posyandu kadang tidak teratur karena dalam
pelaksanaannya di rumah warga yang tidak memadai, padahal dalam
pelaksanaannya, Posyandu mempunyai sistem skema pola keterpaduan
Keluarga Beren,ana "KB$, kesehatan, melalui sistem lima ".$ meja. Kondisi
ini tentu saja sangat tidak representati- sebagai sebuah Posyandu yang
mandiri, yang tidak mungkin menyediakan lima meja yang digunakan untuk
*
penyuluhan gi&i, kesehatan ibu dan anak, pelayanan imunisasi, Keluarga
Beren,ana "KB$, dan pen,egahan penanggulangan diare "Akhsan, ))4$.
Pada peman-aatan meja penyuluhan, saat ini jarang diman-aatkan karena
kemampuan kader Posyandu yang kurang dalam hal pengetahuan kader
khususnya penyuluhan, serta tidak adanya pembaharuan dalam bentuk
penyegaran "refreshing$. 6al ini membuat para kader kesehatan di Posyandu
merasa kurang per,aya diri yang akan berdampak pada pemberian pelayanan
terutama meja penyuluhan tidak berjalan optimal, juga dari petugas kesehatan
yang tidak rutin datang ke Posyandu. Kendala lain yaitu masih ada masyarakat
lebih meman-aatkan Puskesmas atau Bidan untuk kebutuhan dalam pelayanan
imunisasi "B9%, 6epatitis B, #P:, Ibu hamil, KB dan pengobatan sederhana$
"5urpudji, )).$.
Rendahnya kegiatan Posyandu juga terjadi di #esa Kesesi Ke,amatan
Kesesi. !enurut seorang Bidan yang bertugas di Ke,amatan Kesesi,
menyatakan bahwa hasil pemantauan tentang kegiatan Posyandu yang masih
belum mantap. Kegiatannya belum bisa rutin dan kader akti-nya terbatas. 6al
ini dapat dilihat dari jumlah kader Posyandu sebanyak +4+ kader Posyandu
akti-, yang tidak melakukan peman-aatan meja penyuluhan "penyuluhan$
sebanyak +. kader Posyandu, sedangkan yang meman-aatkan meja
penyuluhan sebanyak 04 kader Posyandu. #imana dari setiap Posyandu yang
akti- kurang dari . orang yaitu atau 0 orang saja. 6al ini sesuai dengan hasil
wawan,ara dengan beberapa kader Posyandu yang menyatakan bahwa
terkadang tidak meman-aatkan meja penyuluhan dikarenakan terlalu banyak
.
balita yang berkunjung ke Posyandu, tenaga kader Posyandu yang kurang,
kesadaran masyarakat yang kurang meman-aatkan meja penyuluhan yang
menyebabkan kader jarang mengisi meja penyuluhan, selain itu keterbatasan
pengetahuan tentang Posyandu karena belum pernah atau jarang mengikuti
pelatihan kader.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis bermaksud melakukan
penelitian untuk mengetahui -aktor8-aktor yang berhubungan dengan perilaku
meman-aatkan meja penyuluhan oleh kader kesehatan Posyandu di
Ke,amatan Kesesi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan, maka masalah
penelitian yang dapat dirumuskan; <7aktor8-aktor apa saja yang berhubungan
dengan perilaku meman-aatkan meja penyuluhan oleh kader kesehatan di
Posyandu Ke,amatan Kesesi<.
C. Tujuan Penelitian
+. :ujuan 'mum
!engidenti-ikasi -aktor8-aktor yang berhubungan dengan perilaku
meman-aatkan meja penyuluhan oleh kader kesehatan di Posyandu di
Ke,amatan Kesesi Kabupaten Pekalongan.
4
. :ujuan Khusus
a. !enggambarkan -aktor8-aktor yang berhubungan dengan perilaku
peman-aatan meja penyuluhan oleh kader kesehatan yang meliputi
umur, pendidikan, pekerjaan, tingkat pengetahuan dan sikap kader di
Posyandu di Ke,amatan Kesesi.
b. !enggambarkan perilaku peman-aatan meja penyuluhan oleh kader
kesehatan di Posyandu di Ke,amatan Kesesi.
,. !engetahui hubungan antara umur dengan perilaku peman-aatan meja
penyuluhan oleh kader kesehatan di Posyandu di Ke,amatan Kesesi.
d. !engetahui hubungan antara pendidikan dengan perilaku peman-aatan
meja penyuluhan oleh kader Posyandu di Ke,amatan Kesesi.
e. !engetahui hubungan antara pekerjaan dengan perilaku peman-aatan
meja penyuluhan oleh kader Posyandu di Ke,amatan Kesesi.
-. !engetahui hubungan antara pendapatan dengan perilaku peman-aatan
meja penyuluhan oleh kader Posyandu di Ke,amatan Kesesi.
g. !engetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku
peman-aatan meja penyuluhan oleh kader Posyandu di Ke,amatan
Kesesi.
h. !engetahui hubungan antara -aktor sikap dengan perilaku
peman-aatan meja penyuluhan oleh kader Posyandu di Ke,amatan
Kesesi.

/
D. Manfaat Penelitian
6asil penelitian ini diharapkan memberikan man-aat sebagai bahan
masukan bagi Ke,amatan Kesesi khususnya dalam pelaksanaan kegiatan
Posyandu terutama dalam peman-aatan meja penyuluhan dan dapat digunakan
sebagai bahan penelitian selanjutnya.
E. Ruang Lingku Ilmu
Penelitian ini dilakukan dalam bidang Keperawatan yaitu pada
Keperawatan Komunitas.
1

You might also like