You are on page 1of 20

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

MODUL 1
ATTERBERG LI MI TS

KELOMPOK R.12
Bayu Pratama Wiratsongko 1206260476
Muhammad Ismail 1206218045
Fauzy Muslim 1206240581
Natasha Anagi 1206241640

Tanggal Praktikum : 18 Maret 2014
Nama Asisten Praktikum : Rachma Yuliana
Tanggal Disetujui :
Nilai :
Paraf :




LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2014
I. LI QUI D LI MI T

A. Tujuan
Mencari kadar air pada liquid limit (batas cair) dari sampel tanah.

B. Alat dan Bahan
Alat Cassagrande
Standard Grooving Tool
Can
Spatula
Mangkuk porselin
Sampel tanah lolos saringan No.40 ASTM
Air suling
Oven
Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram
Botol penyemprot

C. Teori Dasar
Liquid limit didefinisikan sebagai kadar air di mana contoh tanah yang
telah dimasukkan pada alat cassagrande, dibuat celah di tengahnya dengan
standard grooving tool lalu alat cassagrande diputar dengan kecepatan 2 ketukan
per detik dan tinggi jatuh 10 mm, sehingga pada ketukan ke-25 contoh tanah yang
digores dengan Grooving tool merapat sepanjang 0.5 inch.
Batas cair antara cair dan plastis dapat ditentukan dengan percobaan
menggunakan alat liquid limit. Alat ini dikembangkan oleh cassagrande dan
besarnya batas cair ditentukan pada ketukan ke-25.



Di mana :
W = kadar air
w
1
= berat tanah basah + can
w
2
= berat tanah kering + can
w
3
= berat can

D. Cara Kerja
Persiapan Percobaan
1. Menyiapkan tanah lolos saringan no. 40 ASTM , kering udara
2. Memastikan kebersihan alat
3. Mengkalibrasi timbangan yang akan digunakan
4. Mempersiapkan botol penyemprot dan air suling
5. Mempersiapkan dan mengeringkan can yang diperlukan

Jalannya Percobaan
1. Memasukkan contoh tanah kedalam mangkuk porselin dan kemudian
mencampurnya dengan air suling dan diaduk dengan spatula hingga homogen.
2. Memasukkan contoh tanah kedalam mangkuk cassagrande selapis demi
selapis dan diusahakan agar tidak ada udara diantara setiap lapisan dengan
spatula - tebal tanah yang dimasukkan kurang lebih hingga setebal 0.5 inch pada
bagian tengahnya.
3. Membuat celah di tengah-tengah tanah dalam mangkuk cassagrande dengan
menggunakan grooving tool dalam arah tegak lurus mangkuk dilakukan dengan
hati-hati agar tidak terjadi retak pada bagian bawahnya.
4. Menjalankan alat cassagrande dengan kecepatan konstan 2 putaran perdetik dan
tinggi jatuh 1 cm, dilakukan hingga tanah tepat merapat 0.5 inch - pada saat itu
alat cassagrande dihentikan dan jumlah ketukan dicatat.
5. Menimbang can terlebih dahulu, lalu mengambil sebagian tanah dalam
mangkuk cassagrande dan memasukkanya kedalam can dan ditimbang berat
can dan tanah, terakhir can dan tanah dimasukan ke dalam oven.
6. Mengulangi seluruh langkah diatas untuk lima sampel dengan nilai ketukan
antara 10 hingga 50 ketukan, hal ini dibantu dengan cara menambahkan air
suling atau menambahkan tanah.
7. Setelah kurang lebih 18 jam dalam oven, contoh tanah dikeluarkan dan
ditimbang kembali.
8. Menghitung kadar airnya.

E. Pengolahan Data
Tabel data praktikum
1 2 3 4 5 6
Jumlah ketukan
8 19 29 42 52 60
Berat tanah basah + can (gr)
44.24 46.38 49.72 44.31 60.00 40.51
Berat tanah kering + can (gr)
25.89 28.41 30.98 27.38 37.66 27.00
Berat can (gr)
9.17 4.33 8.12 7.96 4.83 9.56
Berat tanah kering (gr)
16.72 24.08 22.86 19.42 32.83 17.44
Berat air (gr)
18.35 17.97 18.74 16.93 22.34 13.51
Kadar air
109.75% 74.63% 81.98% 87.18% 68.05% 77.47%
Kadar air rata-rata 83.18%


Cara 1
Dengan kurva Liquid Limit
N (x)
8 19 29 42 52 60
W (y) 109.75% 74.63% 81.98% 87.18% 68.05% 77.47%

Berdasarkan grafik yang praktikan dapatkan :
y = -12.28ln(x) + 126.49
Sehingga, untuk ketukan ke-25, x = 25 akan didapatkan Liquid Limit sebesar :
y = -12.28ln(25) + 126.49
y = 86.96
y = -12.28ln(x) + 126.49
65
75
85
95
105
115
0 10 20 30 40 50 60 70
Grafik LL
W%
Log. (W%)
Sehingga besar persentase Liquid Limit yaitu 86.96 %.

Cara 2
Dengan menggunakan rumus :


Dimana :
LL = Liquid limit
W
n
= kadar air pada ketukan ke-n
N = jumlah ketukan

Tabel
Can Jumlah Ketukan Wn (%) LL (%)
1
8 109.75% 95.62%
2
19 74.63% 72.19%
3
29 81.98% 83.47%
4
42 87.18% 92.83%
5
52 68.05% 74.36%
6
60 77.47% 86.13%
LL Rata-rata
84.10%


Kesalahan Relatif = |

|
= |


| = 3.29%
Harga Flow Index (FI)
y = -12.28ln(x) + 126.49
Kadar air untuk N = 10 (W
n10
) yaitu,
y = -12.28 ln(10) + 126.49
y = 0.9821 98.21 %
Kadar air untuk N = 100 (W
n100
) yaitu,
y = -12.28 ln(100) + 126.49
y = 0.6994 69.94 %

Maka diperoleh harga Flow Index (FI) sebesar
Flow Index (FI) = (W
n100
) - (W
n10
) = 69.94% - 98.21% = -28.27%

ANALISIS
Analisis Percobaan
Percobaan Atterberg Limits ini memiliki 3 modul percobaan di
dalamnya,yang pertama adalah Liquid Limits yang bertujuan untuk
mencari kadar air pada liquid limit (batas cair) dari suatu sampel tanah.
Percobaan ini awalnya dimulai dengan menyiapkan sampel tanah yang
lolos saringan no. 40 ASTM. Selanjutnya adalah memasukkan sampel
tanah tersebut kedalam wadah yang kemudian dicampur dengan air
secukupnya lalu mengaduknya hingga campuran tersebut bersatu /
homogen. Langkah berikutnya adalah menuangkan campuran tersebut
ke alat Casagrande secukupnya. Campuran tersebut dibuat merata
supaya tidak adanya rongga udara yang terdapat pada campuran tersebut.
Selanjutnya praktikan membelah bagian tengah campuran tersebut
dengan alat yang bernama Grooving Tool dan setelah itu praktikan
menyalakan alat Casagrande dan menghitung pada ketukan ke berapa
campuran tersebut kembali merapat hingga sekitar 0.5 inch. Terdapat 6
jumlah variasi ketukan yang di cari yaitu 10, 20, 30, 40, 50, dan 60.
Praktikan tidak mengetahui berapa jumlah air dan jumlah tanah yang
dibutuhkan untuk mencapai ketukan yang dicari sehingga pada
praktikum ini praktikan harus pandai mengira-ngira komposisi tanah dan
air supaya campuran tersebut bisa merapat kembali pada ketukan yang
dicari. Setelah mendapatkan seluruh ketukan maka hal berikutnya yang
dilakukan adalah memasukkan campuran tersebut ke dalam can dan
kemudian memasukkannya ke dalam oven selama 18 jam. Jangan lupa
untuk menimbang berat can dan berat can + tanah basah supaya
praktikan dapat mengetahui kadar air yang terdapat setelah dimasukkan
kedalam oven selama 18 jam. Tujuan memasukkan campuran tersebut
kedalam oven adalah agar tanah basah tersebut menjadi tanah kering
yang kemudian ditimbang beratnya.

Analisis Hasil
Setelah praktikan mendapatkan data yang dibutuhkan serta
mengolahnya, praktikan mendapatkan hasil yaitu Liquid Limit sebesar
86.96% dan Flow Index sebesar -28.27%.
Dengan melihat tabel pada pengolahan data dapat diambil
kesimpulan bahwa semakin banyak ketukan yang diperlukan untuk
merapatkan campuran maka kadar air yang dibutuhkan semakin kecil
karena kadar air yang kecil membutuhkan proses yang lebih lama untuk
memadat kembali dikarenakan tanah tersebut keras/ tidak encer.
Praktikan melakukan 2 pengolahan data pada modul ini yaitu melalui
metode grafis dan menggunakan rumus. Pada metode grafis praktikan
menarik garis linear yang di namakan Flow Curve dan pada garis linear
tersebut terdapat kemiringan yang dinamakan Flow Index yang dapat
dicari nilainya dengan 2 cara, yang pertama adalah dengan
menggunakan rumus:
FI =



Dan yang kedua adalah dengan (FI) = (W
n100
) - (W
n10
). Kemudian
praktikan membandingkan kedua hasil yang didapat dan mendapatkan
bahwa kesalahan relatif yang praktikan dapatkan dalam mengerjakan
modul tersebut adalah sebesar 3.29%. Angka tersebut bisa dibilang
cukup rendah dan tentunya hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat
beberapa kesalahan yang terjadi pada praktikum ini dan akan dibahas
pada analisis kesalahan. Dapat dilihat juga pada modul bahwa rumus
yang ada menggunakan batas 25 ketukan dikarenakan 25 ketukan adalah
batas cair. Dapat dilihat juga bahwa terdapat data yang tidak wajar pada
data ketukan ke 8 yang kadar airnya adalah 109.75% yang berarti jumlah
air lebih banyak dibanding jumlah tanah yang pada wajarnya pada kadar
air sebesar itu campuran sudah merapat pada ketukan ke 3.

Analisis Kesalahan
Dengan melihat nilai kesalahan relatif yang sebesar 3.29% maka
terdapat beberapa faktor kesalahan pada proses praktikum walaupun
mungkin tidak terlalu fatal.
a. Kesalahan Praktikan
Praktikan kurang teliti dalam mencampurkan tanah dan air yang
mungkin menjadi tidak homogen. Praktikan kurang sempurna
membelah campuran tersebut.

b. Kesalahan Paralaks
Kesalahan pada pembacaan praktikan dalam menilai sudah rapat atau
belumnya suatu campuran tanah tersebut.

KESIMPULAN

1. Bila kadar air tanah tersebut berada diantara 86.96% - 100% maka
tanah dalam fase cair.
2. Hasil Flow Indexnya adalah 28.27%



















II. PLASTI C LI MI T

A. Tujuan
Mencari kadar air pada batas plastis (Plastic Limit) dari sebuah sampel tanah.

B. Alat dan Bahan
1. Pelat kaca
2. Container
3. Contoh tanah yang lolos saringan No.40 ASTM
4. Spatula
5. Mangkuk porselin
6. Air suling
7. Oven
8. Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram

C. Teori Dasar
Plastic limit didefinisikan sebagai kadar air pada batas dimana contoh
tanah digulung pada pelat kaca hingga mencapai diameter kurang lebih 1/8 inch
(3.2 mm) dan tanah tersebut tepat retak-retak halus.
Dari percobaan ini dapat ditentukan Plastic Index (I
p
), dimana :
Ip= LL-PL
Kadar air tanah dalam keadaan aslinya biasanya terletak antara batas plastis dan
batas cair. Rumusan yang digunakan adalah:



Dengan:
W = kadar air
w
1
= berat tanah basah + can
w
2
= berat tanah kering + can
w
3
= berat can

D. Cara Kerja
Persiapan Percobaan
1. Membersihkan alat-alat yang akan digunakan
2. Mempersiapkan botol penyemprot dan air suling
3. Mempersiapkan tanah lolos saringan No.40 ASTM
4. Menimbang berat kedua container

Jalannya Percobaan
1. Memasukkan contoh tanah kedalam mangkuk porselin dan kemudian
menimbangnya dan mencampurnya dengan air suling dan diaduk dengan
spatula hingga homogen.
2. Mengambil contoh tanah tersebut sedikit lalu menggulungnya diatas kaca
sampai berdiameter 1/8 inch. Bila kadar air berlebih pada waktu contoh tanah
mencapai diameter 1/8 inch tidak terjadi retak-retak maka percobaan ini harus
diulang kembali dangan menambahkan contoh tanah. Sedangkan bila kadar air
kurang, contoh tanah akan retak-retak sebelum mencapai diameter 1/8 inch.
Percobaan ini harus diulang kembali dengan menambah air sehingga contoh
tanah tepat retak-retak pada waktu mencapai diameter 1/8 inch.
3. Contoh tanah yang mulai retak-retak halus pada diameter 1/8 inch dimasukkan
kedalam dua container yang sudah ditimbang beratnya. Berat container +
tanah minimum adalah 15 gr.
4. Container harus secepatnya ditutup agar kadar airnya tidak berkurang karena
penguapan. Container yang telah berisi tanah tersebut kemudian ditimbang .
5. Memasukkan container dalam keadaan terbuka kedalam oven berisi tanah
yang telah ditimbang guna mencari kadar airnya. Pada saat menghitung kadar
air jangan lupa untuk menambahkan berat penutup container agar berat total
container seperti pada saat menimbang berat tanah basah sebelumnya.

E. Pengolahan Data
Tabel data
1
2 3
Berat tanah basah + can (w
1
)
24.41 27.78 29.95
Berat tanah kering + can (w
2
)
20.12 19.23 24.91
Berat can (w
3
)
9.41 9.21 14.9
Berat tanah kering (w
2
- w
3
)
10.71 10.02 10.01
Berat air (w
1
w
2
)
4.29 8.55 5.04
Kadar air (%)
40.06% 85.33% 50.35%
Kadar air rata-rata (Plastic Limit)
58.58%


Plastic Index (Ip)
Ip = LL PL
= 86.96% - 58.58% = 28.38 %
ANALISIS
Analisis Percobaan
Percobaan berikutnya pada modul ini adalah percobaan Plastic
Limits yang bertujuan untuk mengetahui kadar air pada batas plastis dari
suatu sample tanah.
Sama seperti praktikum sebelumnya,percobaan diawali dengan
menyiapkan sampel tanah yang lolos saring no. 40 ASTM yang
kemudian sampel tanah tersebut dicampur dengan air. Campuran tanah
tersebut kemudian diambil sedikit lalu dililit diatas meja kaca hingga
ukuran lilitan campuran tersebut mencapai tebal sekitar 1/8 inch atau
kira-kira sebesar sebuah isi pulpen.
Bila telah mencapai ukuran 1/8 inch praktikan memperhatikan campuran
tersebut sudah terdapat retakan halus atau belum. Bila sebelum
mencapai 1/8 inch campuran tersebut sudah terdapat banyak retakan
maka campuran tersebut kekurangan air dan namun bila sudah mencapai
campuran sudah mencapai 1/8 inch namun belum terdapat retakan maka
campuran tersebut terdapat kadar air yang tinggi maka perlu ditambah
tanah. Praktikum ini sama seperti sebelumnya yaitu praktikan harus
pintar menyesuaikan komposisi tanah dan air yang pas sehingga pada
ukuran 1/8 inch campuran tersebut sudah terdapat retakan-retakan halus.
Pada praktikum ini dibutuhkan campuran tersebut sebanyak 15 gram
yang dimasukkan kedalam can yang sudah ditimbang dan jangan lupa
agar can yang berisi campuran tersebut dalam keadaan tertutup agar
kadar airnya tidak menguap. Setelah mendapatkan 15 gram campuran
tersebut maka campuran tersebut dimasukkan kedalam oven selama
kurang lebih 18 jam. Setelah itu timbang perubahan berat yang terdapat.

Analisis Hasil
Setelah data diolah praktikan mendapatkan hasil yaitu Plastic
Limit sebesar 58.58% dan Plastic Index 28.38%. Berdasarkan nilai PL
dan LL yang didapat dapat diketahui bahwa proses praktikum sudah
benar dikarenakan nilai PL lebih rendah dibawah LL dengan Plastic
Index 28.38%.

Figure 1. Plasticity Chart
dengan melihat tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa jenis tanah
yang digunakan adalah Medium plastic inorganic clays. Hal ini didapat
dengan membaca tabel dan melihat hasil PL dan Plasctic Index yang
didapat yaitu 58.58% dan 28.38%.

Analisis Kesalahan
Hampir semua praktikum pasti memiliki kesalahan pada saat
menjalankan prosedur,begitu juga dengan praktikum Plastic Liquid yang
memiliki kesalahan pada saat menjalankan prosedur.
a. Kesalahan Praktikan
Proses pelilitan yang kurang pas 1/8 inch dikarenakan tidak adanya
alat untuk mengukurnya sehingga hanya mengira-ngiranya.
Pencampuran yang kurang merata / tidak homogeny.

b. Kesalahan Paralaks
Pengambilan keputusan apakah lilitan tersebut sudah terdapat retak-
retak halus atau belum.

KESIMPULAN

1. Bila berada di 58.58% - 86.96% maka tanah berada dalam keadaan
plastis.
2. Plastic Index yang didapat adalah 28.38%
3. Jenis tanah yang digunakan adalah Medium plastic inorganic clays






















III. SHRI NKAGE LI MI T

A. Tujuan
Mencari kadar air pada batas susut (Shrinkage Limit) dari suatu sampel tanah.

B. Alat dan Bahan
1. Raksa
2. Timbangan dengan ketelitian 0.01 gr
3. Contoh tanah lolos saringan No.40 ASTM, kering oven.

C. Teori Dasar
Shrinkage limit adalah kadar air pada batas keadaan semi plastis dan beku.
Di dalam laboratorium, shrinkage limit didefinisikan sebagai batas dimana tidak
akan terjadi perubahan volume pada masa tanah, apabila kadar airnya dikurangi.
Pada tahapan ini tanah mengering tanpa diikuti perubahan volume. Batas susut
ditunjukkan dengan kadar air tanah pada tahap mengering dan tidak terdapat
perubahan atau pengurangan volume.
Rumus yang digunakan ;



Dengan :
SL = shrinkage limit
SR = shrinkage ratio
W
w
= berat tanah basah
W
d
= berat tanah kering
V
w
= volume tanah basah
V
d
= volume tanah kering
= berat jenis air = 1 gr/cm
3

D. Cara Kerja
Persiapan Percobaan
1. Mempersiapkan tanah lolos saringan No. 40 ASTM kering udara
2. Mempersiapkan air suling dan botol penyemprot
3. Menimbang coateddish atau container yang diperlukan

Jalannya Percobaan
1. Memasukkan butiran tanah kedalam mangkuk porselin dan diberi air suling
secukupnya kemudian diaduk dengan spatula hingga homogen
2. Sampel tanah yang sudah homogen tersebut diperlakukan seperti pada
langkah-langkah percobaan Liquid limit, diusahakan tanah telah merapat
sepanjang 0.5 inch pada kisaran 20-25 ketukan
3. Mengambil sampel tanah dari alat cassagrande tersebut kedalam coated dish
yang sudah diolesi vaseline. Jangan lupa untuk mengetuk-ngetuk coated dish
agar sampel tanah mengisi penuh seluruh bagian coated dish dan
permukaannya rata
4. Menimbang sampel tanah dan coated dish tersebut
5. Melakukan untuk dua kali percobaan
6. Mendiamkan coated dish dan sampel tanah diudara terbuka kurang lebih
selama 18 jam agar tidak mengalami retak-retak akibat pemanasan secara tiba-
tiba
7. Setelah 18 jam, baru sampel tanah dimasukkan kedalam oven
8. Sekitar 18-24 jam di oven, coateddish dan tanah kering dikeluarkan dari oven .
menimbangnya lagi, kemudian menghitung volume tanah basah dan tanah
kering.

Perhitungan
1. Menghitung volume tanah basah :
Menimbang coated dish (W
1
).
Memasukkan raksa kedalam coated dish sampai penuh lalu permukaan
raksa diratakan dengan pelat kaca agar sejajar dengan pinggiran coated
dish.
Kemudian coated dish beserta isinya ditimbang (W
2
).
Volume tanah basah adalah :




2. Menghitung tanah kering :
Memasukkan raksa kedalam shrinkagedish sampai penuh dan
meratakannya dengan pelat kaca. Menimbang shrinkagedish beserta isinya
dan diperoleh berat air raksa dalam shrinkage dish (W
Hg+s
)
Mencelupkan contoh tanah kering kedalam shrinkagedish yang berisi air
raksa dengan menekannya secara hati-hati dengan pelat kaca berkaki tiga
sehingga permukaan sampel tanah benar-benar berada tepat dipermukaan
air raksa sebagian air raksa akan tumpah keluar. Proses ini disebut sub-
merging soil cake
Mengeluarkan sampel tanah dan menimbang kembali shrinkage dish + air
raksa yang tersisa (W
Hg
)
Volume tanah kering adalah :



E. Pengolahan Data
Tabel data
No. coateddish
1 2 3
Berat tanah basah +coated dish
w
w+c
(gr)
39.37 52.64 52.24
Berat coated dish
w
c
(gr)
18.15 30.77 30.39
Berat tanah basah
w
w=
w
w+c
-w
c
(gr)
21.22 21.87 21.85
Berat tanah kering + coated dish
w
d+c
(gr)
29.60 42.34 42.09
Berat tanah kering
w
d
= w
d+c
-w
c
(gr)
11.45 11.57 11.70
Berat raksa + coated dish
w
Hg+c
(gr)
215.78 219.66 217.55
Berat raksa
w
Hg
(gr)
197.63 188.89 187.16
Volume tanah basah( V
w
)
w
Hg
/ 13.53
14.61 13.96 13.83
Berat raksa + shrinkage dish
w
Hg+s
(gr)
762.72 758.48 760.23
Berat raksa + shrinkage dish (setelah
w
Hg+s
(gr)
sub-merging soil cake)
658.41 656.34 651.20
Berat raksa yang dipindahkan
(w
Hg+s
)(w
Hg+s
)
104.31 102.14 109.03
Volume tanah kering( V
d
)
(w
Hg
)/ 13.53
7.71 7.55 8.06
Shrinkage Limit
SL
25.07% 33.62% 37.44%
Shrinkage Ratio
SR
148.51% 153,25% 145.16%


ANALISIS
Analisis Percobaan
Pada percobaan terakhir dari modul Atterberg Limits ini adalah
Shrinkage Limits yang bertujuan untuk mencari kadar air dari batas susut
pada suatu sampel tanah.
Praktikum kali ini memiliki prosedur yang hampir sama persis dengan
praktikum Liquid Limits (LL) yaitu pertama praktikan menyiapkan
sampel tanah yang lolos saringan no. 40 ASTM yang kemudian sampel
tersebut dicampur dengan air secukupnya dan mengaduknya hingga
homogen. Setelah itu praktikan memasukkan sampel tersebut ke alat
Cassagrande dan pastikan campuran tersebut merata supaya tidak
terdapat rongga udara. Langkah berikutnya adalah membelah campuran
tersebut dengan alat Grooving Tool di tengah. Perbedaan dengan
prosedur LL adalah kali ini campuran yang diambil adalah campuran
yang kembali merapat sepanjang 0.5 inch setelah 20-25 ketukan jadi
lagi-lagi praktikan harus bisa menyesuaikan komposisi antara air dan
tanah yang pas untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Setelah
mendapatkan campuran yang pas praktikan memindahkan campuran
tersebut kedalam 3 coated dish yang sudah ditimbang beratnya masing-
masing hingga campuran tersebut memenuhi semua ruangan coated dish
dan kemudian menimbangnya kembali. Setelah itu praktikan
memasukkan campuran tersebut kedalam oven selama kurang lebih 18
jam agar kadar air yang ada menguap / mengeringkannya. Setelah
didiamkan 18 jam praktikan mengeluarkannya dari oven dan
menimbang beratnya kembali. Praktikan kemudian menyiapkan air raksa
yang dimasukkan kedalam wadah hingga terisi penuh dan kemudian
menimbangnya lalu kemudian memasukkan campuran tanah tersebut
kedalam wadah yang berisi air raksa tersebut dan mengeluarkannya
kembali lalu menimbangnya kembali. Pada proses ini digunakan prinsip
Archimedes yaitu volume yang keluar adalah volume benda tersebut
dikarenakan praktikan mengukur perubahan berat wadah yang berisi air
raksa tersebut. Praktikan menggunakan raksa untuk medianya
dikarenakan bila praktikan menggunakan air sebagai media jelas air
tersebut akan bersatu dengan campuran tanah tersebut.
Analisis Hasil
Setelah dilakukan pengolahan data, didapat hasil Shrinkage Limit (SL)
rata-rata sebesar 32.04% dan Shrinkage Ratio (SR) rata-rata sebesar
148.97%. Nilai Shrinkage Ratio rata-rata sebesar 148.97 %, merupakan
rasio perubahan volume terhadap perubahan kadar air ketika kadar air
berada diatas shrinkage limit. Praktikum ini dapat dikatakan sudah
benar dikarenakan nilai SL lebih kecil dibandingkan nilai PL.

Analisis Kesalahan
Pada praktikum ini terdapat berbagai kesalahan yang terjadi.
a. Kesalahan Praktikan
Praktikan mencampur sampel tanah dan air yang tidak homogen.
Terdapatnya air raksa yang mungkin tumpah pada saat memindahkan
wadah ke timbangan.

b. Kesalahan Paralaks
Campuran tanah yang patah secara tak disengaja yang menyebabkan
beratnya berkurang.

KESIMPULAN

1. Bila berada diantara 32.04% - 58.58% maka berada dalam fase semi
plastis.
2. SR rata-rata adalah 148.97%


KESIMPULAN ATL

1. Bila kadar air tanah tersebut berada diantara 86.96% - 100% maka
tanah dalam fase cair.
2. Bila berada di 58.58% - 86.96% maka tanah berada dalam keadaan
plastis
3. Bila berada diantara 32.04% - 58.58% maka berada dalam fase semi
plastis
Antar 0% - 32.04% berada dalam fase solid.
4. Nilai Flow Index -28.27%. Plastic Index 28.38% dan Shrinkage
Ratio 148.97%



5. Dengan melihat tabel diatas dapat dikatakan bahwa terdapat mineral
Illite dalam tanah tersebut dilihat dari nilai LL, PL, dan SL. Tetapi
pada data yang didapat hasil SL tidak sesuai tabel namun dapat dikatan
Illite adalah yang paling mendekati dibanding dengan mineral lainnya.
Aplikasi ATL

1. Untuk mengenali jenis tanah pada suatu konstruksi yang berguna
pada pembangunan jalan / bangunan dan untuk mengetahui siasat bila
terdapat tanah seperti itu. (Rekayasa Tanah)


Referensi
- Lambe T.W. Soil Testing For Engineers. John Willey and Sons. New
York. 1951.
- Punmia, B.C. Soil Mechanic and Foundation. Standard Book House.
Delhie. 1981.
- Wesley, LD. Mekanika Tanah. Badan Penerbit Pekerjaan Umum.
1977.

Lampiran
Shrinkage Limit Air Raksa
enimbangan Air Raksa

You might also like