You are on page 1of 13

58 Langkah APN :

1. Mendengar & Melihat Adanya Tanda Persalinan Kala Dua.


2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan
ampuloksitosin & memasukan alat suntik sekali pakai 2 ml ke dalam wadah partus
set.
3. Memakai celemek plastik.
4. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dgn sabun &
air mengalir.
5. Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yg akan digunakan
untuk pemeriksaan dalam.
6. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosindan
letakan kembali kedalam wadah partus set.
7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah yang telah dibasahi olehair
matang (DTT), dengan gerakan vulva ke perineum.
8. Melakukan pemeriksaan dalam pastikan pembukaan sudah lengkap dan
selaputketuban sudah pecah.
9. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin
0,5%,membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam
larutanklorin 0,5%.
10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai pastikan DJJdalam
batas normal (120 160 x/menit).
11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, memintaibu
untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (Padasaat ada
his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman.
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat
untuk meneran.
14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi nyaman,jika ibu
belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
15. Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi
telah membuka vulva dengan diameter 5-6cm.
16. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu.
17. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan.
18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
19. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6cm, memasang handuk
bersih pada perut ibu untuk mengeringkan bayi jika telah lahir dan kain kering dan
bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu. Setelah itu kita melakukan
perasat stenan (perasat untuk melindungi perineum dengan satu tangan, di bawah kain
bersih dan kering, ibu jari pada salah satu sisi perineum dan 4 jari tangan pada sisi
yang lain dan tangan yang lain pada belakang kepala bayi. Tahan belakang kepala
bayi agar posisi kepala tetap fleksi pada saat keluar secara bertahap melewati introitus
dan perineum).
20. Setelah kepala keluar menyeka mulut dan hidung bayi dengan kasa steril kemudian
memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin.
21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Menganjurkan
kepada ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kearah
bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian
gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
23. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk menyanggah
kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang tangan dan siku sebelah atas.
24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung ke arah bokong dan
tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan jari telunjuk tangan
kiri diantara kedua lutu janin).
25. Melakukan penilaian selintas :
a. Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan?
b. Apakah bayi bergerak aktif?
26. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainya kecuali
bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain
yang kering. Membiarkan bayi di atas perut ibu.
27. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus.
28. Memberi tau ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berfungsi baik.
29. Dalam waktu 1menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM (intramuskuler)
di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan
oksitosin).
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3cm dari pusat
bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada
2cm distal dari klem pertama.
31. Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah di jepit (lindungi perut bayi), dan
lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.
32. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian
melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada
sisi lainnya.
33. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala bayi.
34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10cm dari vulva.
35. Meletakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk
mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
36. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan, sementara
tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah dorsokranial. Jika plasenta tidak
lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul
kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur.
37. Melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta
ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan
kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan
dorsokranial).
38. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati.
Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan
putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput
ketuban.
39. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan menggosok
fundus uteri secara serkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga
kontraksi uterus baik (fundus teraba keras).
40. Periksa bagian maternal dan fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan
bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap dan masukan ke
dalam kantong plastik yang tersedia.
41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan penjahitan bila
laserasi menyebabkan perdarahan.
42. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam.
43. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit dada ibu paling sedikit 1 jam.
44. Setelah satu jam lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotic
profilaksis, dan vitamin K1 1mg intramuskuler di paha kiri anterolateral.
45. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di
paha kanan anterolateral.
46. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.
47. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
49. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam
pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pascapersalinan.
50. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bayi bernafas dengan baik.
51. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi.
52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
53. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT.membersihkan sisa cairan ketuban,
lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian bersih dan kering.
54. Memastikan ibu merasa nyaman dan beritau keluarga untuk membantu apabila ibu
ingin minum.
55. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.
56. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung tangan
dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.
57. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
58. Melengkapi patograf.

(Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
JNPK-KR, 2002)

Cara Pengisian Halaman Depan Partograf
Informasi Tentang Ibu
Lengkapi bagian awal atas partograf secara teliti pada saat memulai asuhan
persalinan. Waktu kedatangan (tertulis sebagai jam pada partograf) dan
perhatikan kemungkinan ibu datand dalam fase laten persalinan. Catat waktu
terjadinya pecah ketuban.

Kesehatan dan Kenyamanan Janin
Kolom, lajur, dan skala angka pada partograf adalah untuk pencatatan denyut
jantung janin (DJJ), air ketuban, dan penyusupan tulang kepala janin.
- Denyut Jantung Janin
Dengan menggunakan metode seperti yang diuraikan pada bagian
Pemerikan Fisik, nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit
(lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin). Setiap kotak pada bagian
ini, menunjukkan waktu 30 menit. Skala angka di sebelah kolom paling
kiri menunjukkan DJJ. Catat DJJ dengan memberi tanda titik pada garis
yang sesuai dengan angka yang menunjukkan DJJ. Kemudian hubungkan
titik yang satu dengan titik lainnya dengan garis yang tidak terputus.
Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf diantara diantara garis tebal
angka 180 dan 100. Akan tetapi, penolong harus sudah waspada bila DJJ
dibawah 120 atau diatas 160. Catat tindakan-tindakan yang dilakukan pada
ruang yang tersedia di salah satu dari kedua sisi partograf.
- Warna dan Adanya Air Ketuban
Nilai air ketuban setiap kali dilakukan pemeriksaan dalam dan nilai warna
air ketuban jik selaput ketuban pecah. Catat temuan-temuan dalam kotak
yang sesuai di bawah lajur DJJ. Gunakan lambing-lambang berikut.

U: ketuban utuh (belum pecah).
J: ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih.
M: ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium.
D: ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah.
K: ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban (kering)

Mekonium dalam cairan ketuban tidak selalu menunjukkan gawat janin.
Jika terdapat mekonium, pantau DJJ secara seksama untuk mengenali
tanda-tanda gawat janin (denyut jantung janin <100 atau >180 kali per
menit), ibu segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai. Akan tetapi,
jika terdapat mekonium kental, segera rujuk ibu ke tempat yang memiliki
asuhan kegawatdaruratan obstetric dan bayi baru lahir.
- Molase (Penyusupan Tulang Kepala Janin)
Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi
dapat menyesuaikan diri dengan bagian keras panggul ibu. Tulang kepala
yang saling menyusup atau tumpang tindih, menunjukkan kemungkinan
adanya disproporsi tulang panggul (Cephalo Pelvic Disproportion CPD).
Ketidakmampuan akomodasi akan benar-benar terjadi jika tulang kepala
yang saling menyusup tidak dapat dipisahkan. Apabila ada dugaan
disproporsi tulang panggul, penting sekali untuk tetap memantau kondisi
janin dan kemajuan persalinan. Lakukan tindakan pertolongan awal yang
sesuai dan rujuk ibu dengan tanda-tanda disproporsi tulang panggul ke
fasilitas kesehatan yang memadai.
Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, nilai penyusupan kepala janin.
Catat temuan di kotak yang sesuai di bawah lajur air ketuban. Gunakan
lambing-lambang berikut.

0: tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat
dipalpasi.
1: tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan.
2: tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi masih dapat
dipisahkan.
3: tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan.

Kemajuan Persalinan
Kolom dan lajur kedua partograf adalah untuk pencatatan kemajuan
persalinan. Angka 0-10 yang tertera di tepi kolom paling kiri adalah besarnya
dilatasi serviks. Tiap angka mempunyai lajur dan kotak yang lain pada lajur
diatasnya, menunjukkan penambahan dilatasi sebesar 1 cm skala angka 1-5
juga menunjukkan seberapa jauh penurunan janin. Tiap kotak di bagian ini
menyatakan waktu 30 menit.
- Pembukaan Serviks
Dengan menggunakan metode yang dijelaskan di bagian Pemeriksaan
Fisik, nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering
dilakukan jika ada tanda-tanda penyulit). Saat ibu berada dalam fase aktif
prsalinan, catat pada partograf hasil temuan setiap pemeriksaan. Tanda
X harus ditulis di garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya
pembukaan serviks. Beri tanda untuk temuan-temuan dari pemeriksaan
dalam yang dilakukan pertama kali selama masa fase aktif persalinan di
garis waspada. Hubungkan tanda X dari setiap pemeriksaan dengan garis
utuh.

- Penurunan Bagian Terbawah atau Presentasi Janin
Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam (setiap 4 jam), atau lebih sering
jika ada tanda-tanda penyulit, nilai dan catat turunnya bagian terbawah
atau presentasi janin. Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan
serviks umumnyadiikuti dengan turunnya bagian terbawah atau presentasi
janin. Namun kadangkala, turunnya bagian terbawah/presentasi janin baru
terjadi setelah pembukaan serviks sebesr 7 cm. Penurunan kepala janin
diukur secara palpasi bimanual. Penurunan kepala janin diukur seberapa
jauh dari tepi simfiis pubis. Dibagi menjadi 5 kategori dengan symbol 5/5
sampai 0/5. Symbol 5/5 menyatakan bahwa bagian kepala janin belum
memasuki tepi atas simfisis pubis; sedangkan symbol 0/5 menyatakan
bahwa bagian kepala janin sudah tidak dapat lagi dipalpasi di atas simfisis
pubis. Kata-kata Turunnya kepala dan garis terputus dari 0-5, tertera di
sisi yang sama dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda () pada
garis waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika kepala bisa dipalpasi 4/5,
dituliskan tanda () di nomor 4. Hubungkan tanda () dari setiap
pemeriksaan dengan garis terputus.

- Garis Waspada dan Garis Bertindak
Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir pada
titik dimana pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan
1cm per jam. Pencatatan selama fase aktif persalinan harus dimulai di garis
waspada. Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis
waspada (pembukaan kurang dari 1cm per jam), maka harus
dipertimbangkan pula adanya tindakan intervensi yang diperlukan,
misalnya: amniotomi, infuse oksitosin atau persiapan-persiapan rujukan
(ke rumah sakit atau puskesmas) yang mampu menangani penyulit
kegawatdaruratan obstetrik. Garis bertindak tertera sejajar dengan garis
waspada, dipisahkan oleh 8 kotak atau 4 jalur ke sisi kanan. Jika
pembukaan serviks berada di sebelah kanan garis bertindak, maka tindakan
untuk menyelesaikan persalinan harus dilakukan.

Jam dan Waktu
- Waktu Mulainya Fase Aktif Persalinan
Di bagian bawah partograf (pembukaan serviks dan penurunan) tertera
kotak-kotak diberi angka 1-16. Setiap kotak menyatakan waktu satu jam
sejak dimulainya fase aktif persalinan.

- Waktu Aktual Saat Pemeriksaan Dilakukan
Dibawah lajur kotak untuk waktu mulainya fase aktif, tertera kotak-kotak
untuk mencatat waktu actual saat pemeriksaan dilakukan. Setiap kotak
menyatakan satu jam penuh dan berkaitan dengan dua kotak waktu tiga
puluh menit pada lajur kotak diatasnya atau lajur kontraksi dibawahnya.
Saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan, catatkan pembukaan serviks di
garis waspada. Kemudian catatkan waktu aktual pemeriksaan ini di kotak
waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika pemeriksaan dalam menunjukkan
ibu mengalami pembukaan 6 cm pada pukul 15.00, tuliskan tanda X di
garis waspada yang sesuai dengan angka 6 yang tertera di sisi luar kolom
paling kiri dan catat waktu yang sesuai pada kotak waktu dibawahnya
(kotak ketiga dari kiri).

Kontraksi Uterus
Dibawah lajur waktu partograf terdapat lima lajur kotak dengan tulisan
kontraksi per 10 menit di sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak
menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi
dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik.
Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit dengan mengisi
angka pada kotak yang sesuai. Sebagai contoh jika ibu mengalami 3 kontraksi
dalam waktu satu kali 10 menit, isi 3 kotak.
Nyatakan lamanya kontraksi dengan:
Beri titik-titik di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi
yang lamanya kurang dari 20 detik.



Beri garis-garis di kotak yang sesuai untuk menyatakan
kontraksi yang lamanya 20-40 detik.

Isi penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang
lamanya lebih dari 40 detik.

Obat-obatan dan Cairan yang Diberikan
Di bawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk
mencatat oksitosin, obat-obat lainnya, dan cairan I.V.
- Oksitosin
Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30
menit jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan I.V. dan
dalam satuan tetesan per menit.
- Obat-obatan lain dan Cairan I.V.
Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan/atau cairan I.V. dalam
kotak yang sesuai dengan kolom waktunya.

Kesehatan dan Kenyamanan Ibu
Bagian terakhir pada lembar depan partograf berkaitan dengan kesehatan dan
kenyamanan ibu.
- Nadi, Tekanan Darah dan Temperatur Tubuh
Angka di sebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan
tekanan darah ibu.
a. Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan
(lebih sering jika dicurigai adanya penyulit). Beri tanda titik pada
kolom waktu yang sesuai ();
b. Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif
persalinan (lebih sering jika dianggap adanya penyulit). Beri tanda
panah pada partograf pada kolom waktu yang sesuai:
c. Nilai dan catat temperature tubuh ibu (lebih sering jika meningkat atau
dianggap adanya infeksi) setiap 2 jam dan catat temperature tubuh
dalam kotak yang sesuai.
- Volume Urin, Protein, atau Aseton
Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya setiap 2 jam (setiap
kali ibu berkemih). Jika memungkinkan saat ibu berkemih, lakukan
pemeriksaan adanya aseton atau protein dalam urin.

Asuhan, Pengamatan, dan Keputusan Klinik Lainnya
Catat semua asuhan lain, hasil pengamatan, dan keputusan klinik di sisi luar
kolom partograf, atau buat catatan terpisah tentang kemajuan persalinan.
Cantumkan juga tanggal dan waktu saat membuat catatan persalinan.
Asuhan, Pengamatan, dan/atau Keputusan Klinik mencakup:
- Jumlah cairan per-oral yang diberikan;
- Keluhan sakit kepala atau penglihatan (pandangan) kabur;
- Konsultasi dengan penolong persalinan lainnya (Obgin, Bidan, Dokter
Umum);
- Persiapan sebelum melakukan rujukan;
- Upaya rujukan.

A. Cara Pengisian Lembar Belakang Partograf
Data Dasar
Data dasar terdiri atas tanggal, nama bidan, tempat persalinan, alamat tempat
persalinan, catatan, alas an merujuk, tempat rujukan dan pendamping pada saat
merujuk. Isi data pada tiap tempat yang telah disediakan atau dengan cara
memberi tanda pada kotak di samping jawaban yang sesuai.

Kala I
Kala I terdiri atas pertanyaan-pertanyaan tentang partograf saat melewati garis
waspada, masalah-masalah yang dihadapi, penatalaksanaan, dan hasil
penatalakasanaan tersebut.

Kala II
Kala II terdiri atas episiotomy persalinan, gawat janin, distosia bahu, masalah
penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya. Beri tanda pada kotak di samping
jawaban yang sesuai.

Kala III
Kala III terdiri atas lama kala III, pemberian oksitosin, penegangan tali pusat
terkendali, pemijatan fundus, plasenta lahir lengkap, plasenta tidak lahir > 30
menit, laserasi, atonia uteri, jumlah perdarahan, masalah penyerta,
penatalaksanaan dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang disediakan dan
beri tanda pada kotak di samping jawaban yang sesuai.

Bayi Baru Lahir
Informasi bayi baru lahir terdiri atas berat dan panjang badan, jenis kelamin,
penilaian kondisi bayi baru lahir, pemberian ASI, maslah penyerta, tatalaksana
terpilih dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang disediakan serta beri tanda
pada kotak di samping jawaban yang sesuai.

Kala IV
Kala IV berisi tentang tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus, kontraksi
uterus, kandung kemih, dan perdarahan. Pemantauan pada kala IV ini sangat
penting terutama untuk menilai apakah terdapat resiko atau terjadi perdarahan
pascapersalinan. Pengisian pemantauan kala IV dilakukan setiap 15 menit
pada satu jam pertama setelah melahirkan dan setiap 30 menit pada satu jam
berikutnya. Isi setiap kolom sesuai dengan hasil pemeriksaan dan jawab
pertanyaan mengenai masalah kala IV pada tempat yang telah disediakan.
Bagian yang digelapkan tidak usah diisi.

(Saifuddin, Rachimhadhi, & Wiknjosastro (Eds.), 2009)








DAFTAR PUSTAKA

Indonesia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2002). Buku Acuan Asuhan
Persalinan Normal: Maternal & Neonatal Care. Jakarta: JNPK-KR.

Saifuddin A.B., Rachimhadhi T., & Wiknjosastro G.H. (Eds.). (2009). Ilmu Kebidanan
Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.



























TUGAS INDIVIDU
ASUHAN PERSALINAN NORMAL










OLEH:
NI PUTU ANIEK RATNA SARI
1102105057







PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2014

You might also like