Croup Croup adalah suatu penyakit infeksi laring yang berkembang cepat, menimbulkan stridor dan obstruksi jalan nafas. Walaupun dapat terjadi pada usia berapapun, bahkan pada dewasa, croup terutama menyerang pada anak di bawah usia 6 tahun. Croup dapat dibedakan menjadi laringitis supraglotis (epiglotitis) akut dan laringitis subglotis akut. Meskipun keduanya dapat bersifat akut dan berat, namun epiglotitis cenderung lebih hebat, seringkali berakibat fatal dalam beberapa jam ( 6!" jam) tanpa terapi. #edangkan perjalanan penyakit dari langiritis subglotis akut berlangsung dalam beberapa hari ("$ hari) hingga beberapa minggu. Manifestasi Klinis #ecara klinis, kedua penyakitnya tampak serupa dimana pasien gelisah, cemas,stridor, retraksi dan sianosis namun terdapat beberapa perbedaan ringan. %nak dengan epiglotitis cenderung duduk dengan mulut terbuka dan dagu mengarah ke depan, tidak serak dan cenderung tidak disertai dengan batuk croupy, namun kemungkinan besar mengalami disfagia. &arena nyeri untuk menelan, maka anak cenderung mengiler. 'isfagia pada epiglotitis dapat merupakan pertanda kolaps. &olaps merupakan akibat perluasan inflamasi sepanjang mulut esofagus, dan berarti proses inflamasi telah menyebabkan pembengkakan epiglotis yang nyata. %nak dengan laringitis subglotis akut biasanya serak dengan batuk croupy (menggonggong) dan kering. #erangan batuk biasanya terjadi pada malam hari. (idak ada gejala disfagia dan mengiler. Makin berat penyakit pasien, terjadi peningkatan stridor yang disertai dengan cekungan suprakla)ikula, interkosta dan daerah epigastrium. Masa inspirasi memanjang dan kemudian mengi pada ekspirasi akan timbul. %nak tampak sangat membutuhkan udara dan hipoksia, dengan wajah cemas, gelisah, menolak makan dan minum serta berbicara. #ianosis mungkin terjadi pada kasus yang berat. . TRA!MA Trau"a Larin# (rauma pada laring dapat berupa trauma tumpul atau trauma tajam akibat luka sayat,luka tusuk,dan luka tembak. (rauma tumpul pada daerah leher selain dapat merusak struktur laring juga menyebabkan cedera pada jaringan lunak seperti otot, saraf, pembuluh darah, dll. *al ini sering terjadi dalam kehidupan seharihari seperti leher terpukul oleh tangkai pompa air, leher membentur dash board dalam kecelakaan mobil, tertendang atau terpukul waktu berolah raga bela diri, berkelahi, dicekik, atau usaha bunuh diri dengan menggantung diri(strangulasi) atau seseorang pengendara motor terjerat tali di jalan (clothesline injury). Manifestasi Klinis +asien trauma laring sebaiknya dirawat untuk obser)asi dalam ", jam pertama.(imbulnya gejala stridor yang perlahanlahan yang makin menghebat atau timbul mendadak sesudah trauma merupakan tanda adanya sumbatan jalan napas. -ejalagejala berikutmenunjukkan adanya kelainan pda struktur laring. !) meningkatnya obstruksi jalan napasdengan adanya sesak napas (dispnoe), ") disfonia atau afonia, $) batuk, ,) hemoptisis danhematemesis, /) nyeri pada leher, 6) disfagia dan odinofagia. -ejala awal mungkin disertaidengan tandatanda klinis berikut. !) deformitas leher, ") emfisema subkutis, $) nyeri tekanlaring, ,) krepitasi tulang. #uara serak (disfoni) atau suara hilang (afoni) timbul bila terdapat kelainan pita suara akibat trauma seperti edema, hematoma, laserasi, atau parese pita suara. 0mfisema subkutis terjadi bila ada robekan mukosa laring atau trakea, atau fraktur tulangtulang rawan laring hingga mengakibatkan udara pernapasan akan keluar dan masuk ke jaringan subkutis leher 0mfisema leher dapat meluas sampai ke daerah muka, dada, dan abdomen dan pada perabaan terasa sebagai krepitasi kulit. *emoptisis dan hematemesis dapat terjadi akibat laserasi mukosa jalan napas dan bila jumlahnya banyak dapat menyumbat jalan napas. +erdarahan ini biasanya terjadi akibat lukatusuk, luka sayat, luka tembak, maupun luka tumpul. 'isfagia (sulit menelan) dan odinofagia(nyeri menelan) dapat timbul akibat ikut bergeraknya laring yang mengalami cedera pada saat menelan. -ejala luka tertutup tergantung pada berat ringannya trauma. +ada trauma ringan gejalanya dapat berupa nyeri pada waktu menelan, waktu batuk, dan waktu bicara. 'isamping itu mungkin terdapat disfonia, tetapi belum terdapat sesak napas. +ada trauma berat dapat terjadi fraktur dan dislokasi tulang rawan serta laserasi mukosa laring. #ehingga menyebabkan gejala sumbatan jalan napas (stridor dan dispnea), disfonia atau afonia, hemoptisis, hematemesis, disfagia, odinofagia serta emfisema yang ditemukan di daerah leher, muka, dada, dan mediastinum. $. K%RP!S ALIEN!M 1enda asing di dalam suatu organ ialah benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh, yg dalam keadaan normal tidak ada. 1enda asing yang berasal dari luar tubuh, disebut benda asing eksogen, biasanya masuk melalui hidung atau mulut. #edangkan yang berasal dari dalam tubuh, disebut benda asing endogen. 1enda asing eksogen terdiri dari benda padat, cair atau gas. 1enda asing eksogen padat terdiri dari 2at organik, seperti kacangkacangan (yg berasal dari tumbuhtumbuhan),tulang (yg berasal dari kerangka binatang) dan 2at anorganik seperti paku, jarum, peniti, batudan lainlain. 1enda asing eksogen cair dibagi dalam benda cair yg bersifat iritatif, seperti 2atkimia, dan benda cair noniritatif, yaitu cairan dengan p* 3,,. 1enda asing endogen dapat berupa sekret kental, darah atau bekuan darah, nanah,krusta, perkijuan, membran difteri, bronkolit, cairan amnion, mekonium dapat masuk kedalam napas saluran bayi pada saat proses persalinan. Manifestasi Klinis -ejala sumbatan benda asing didalam saluran napas tergantung pada lokasi benda asing, derajat sumbatan (total atau sebagian), sifat, bentuk dan ukuran benda asing. 1ila seorang pasien, terutama anak, diketahui mengalami rasa tercekik atau manisfestasi lainnya, rasa tersumbat ditenggorok, batukbatuk sedang makan, maka keadaan ini haruslah dianggap sebagai gejala aspirasi benda asing. 1enda asing di laring dapat menutup laring, tersangkut diantara pita suara atau berada di subglotis. -ejala sumbatan laring tergantung pada besar, bentuk dan letak (posisi) bendaasing. #umbatan total di laring akan menimbulkan keadaan yang gawat biasanya kematian mendadak karena terjadi asfiksia dalam waktu singkat. *al ini disebabkan oleh timbulnya spasme laring dengan gejala antara lain disfonia sampai afonia, apne dan sianosis. #umbatan tidak total di laring dapat menyebabkan gejala suara parau, disfonia sampai afonia, batuk yang disertai sesak (croupy cough), odinofagia, mengi, sianosis, hemoptisis, dan rasa subyektif dari benda asing (pasien akan menunjuk lehernya sesuai dengan letak benda asing itu tersangkut) dan dispne dengan derajat ber)ariasi. -ejala dan tanda ini jelas bila benda asing masih tersangkut di laring, dapat juga benda asing sudah turun ke trakea, tetapi masih meninggalkan reaksi laring oleh karena edema laring. &. ALERGI E'e"a An#ioneuroti( 0dema angioneurotik mukosa laring adalah salah satu penyebab obstruksi laring yang biasanya disebabkan oleh alergi. 0dema laring angioneurotik akuta dapat mengobstruksi saluran pernapasan setelah respon imun humoral akut terhadap berbagai antigen seperti sengatan lebah, suntikan antibiotika dan makanan. -ejalanya berupa suara parau yang progresif setelah kontak dengan, mengirup atau menelan alergen, tanpa tanda infeksi. 5. KEL!MP!)AN NER*!S REK!REN +ILATERAL +aralisis ini kebanyakan disebabkan oleh proses pembedahan tiroid,terutama total tiroidektomi. +enyebab lainnya yang jarang adalah karena pertumbuhan tumor tiroid yang malignan. +aralisis bilateral n. 4aringeus rekurens menyebabkan sesak nafas sebab celah suara cukup sempit karena kedua pita suara tidak dapat abduksi pada inspirasi sehingga menetap pada posisi paramedian. &adang pita suara cenderung bertaut pada inspirasi sehingga penderita harus diselamatkan dengan intubasi dan trakeostomi. 1iasanya ada indikasi operasifiksasi pita suara di posisi abduksi pada paralisis n. 4aringeus rekurens bilateral. MANIFESTASI KLINIS -ejala dan tanda sumbatan laring adalah . !.#uara serak (disfoni sampai afoni) ".#esak napas (dispnea) $.#tridor (napas berbunyi) yang terdengar pada waktu inspirasi. ,.Cekungan yang terdapat pada waktu inspirasi di suprasternal, epigastrium,suprakla)ikula dan interkostal. Cekungan itu terjadi sebagai upaya dari otototot pernapasan untuk mendapatkan oksigen yang adekuat. /.-elisah karena pasien haus udara (air hunger) 6.Warna muka pucat dan terakhir menjadi sianosis karena hipoksia 5ackson membagi sumbatan laring yang progresif dalam , stadium dengan tanda dan gejala. #tadium ! Cekungan tampak pada waktu inspirasi di suprasternal, stridor pada waktu inspirasi dan pasien masih tenang. #tadium " Cekungan pada waktu inspirasi di daerah suprasternal makin dalam, ditambah lagi dengan timbulnya cekungan di daerah epigastrium. +asien sudah mulai gelisah. #tridor terdengar pada waktu inspirasi. #tadium $ Cekungan selain di daerah suprasternal, epigastrium juga terdapat diinfrakla)ikula dan sela sela iga, pasien sangat gelisah dan dispnea. #tridor terdengar pada waktu inspirasi dan ekspirasi. #tadium , Cekungancekungan diatas bertambah jelas, pasien sangat gelisah, tampak sangat ketakutan dan sianosis. 5ika keadaan ini berlangsung terus maka pasien maka akan kehabisan tenaga, pusat pernapasan paralitik karena hiperkapnea.+asien lemah dan tertidur, akhirnya meninggal karena asfiksia