You are on page 1of 47

KEPERAWATAN

JIWA EKSDU28
Kamis, 07 November 2013
PROPOSAL TAK HALUSINASI

PROPOSAL
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)















DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK

1. SEPTA FAJAR SETIYA
2. RIZKI MARTA DIANA AMASDA
3. RIZKY FAHRIZAL
4. YUNISYA FIKA HIDAYAT






KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
JURUSAN KEPERAWATAN
2012/2013

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan hidayahnya
kami dapat menyelesaikan Proposal TAK ini dengan baik.
Proposal TAK yang berjudul Stimulasi Sensori ( Halusinasi ) disusun untuk memenuhi
tugas mahasiswa mata kuliah keperawatan jiwa 1 jurusan keperawatan tanjung karang.

Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dosen mata kuliahkeperawatan jiwa 1 yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyelesaian proposal TAK ini.
2. Orang Tua Kami tercinta yang selalu memberikan doa restu dan dukungan baik
moral maupun spiritual dalam proses pembelajaran kami dijurusan keperawatan
politeknik kesehatan kementrian kesehatan tanjung karang.
3. Serta rekan rekan dan semua pihak yang terkait dalam penyelesaian dan
penyusunan proposal TAK ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan proposal TAK ini
Kedepan.
Akhir kata, semoga proposal ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang
membaca, serta dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan para mahasiswa,
dan pembaca.


Bandar Lampung , 16 September 2013-11-01


Penyusun






PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)

I. Latar Belakang
Terapi Aktivitas Kelompol (TAK): sosialisasi TAK adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah satu gangguan
hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah gangguan persepsi sensori: Halusinasi
merupakan salah satu masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa.
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien mengalami perubahan sensori
persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaan atau
penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang
diderita klien diantaranya dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asyik dengan
fikirannya sendiri. Salah satu penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi Aktivitas
Kelompok yang bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol halusinasi yang
dialaminya.

Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di RSJ Provinsi Lampung khususnya
Ruang Kutilang sebagian besar pasien menderita halusinasi. Oleh karena itu, perlu diadakan
Terapi Aktivitas Kelompok tentang halusinasi.

II. Landasan Teori
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan
aktivitas yang menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai stimulasi yang terkait dengan
pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok
dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.
Dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi dibagi dalam 5 sesi, yaitu:
1. Sesi I : Klien mengenal halusinasi
2. Sesi II : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
3. Sesi III : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap -cakap dengan orang lain
4. Sesi IV : Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal
5. Sesi V : Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat

III. Tujuan
3.1 Tujuan umum
Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol halusinasi dalam kelompok
secara bertahap.
3.2 Tujuan khusus
a. Klien dapat mengenal halusinasi.
b. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
c. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
d. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal.
e. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat.

IV. Sesi yang digunakan
1. Sesi I : Klien mengenal halusinasi
2. Sesi II : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
3. Sesi III : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain
4. Sesi IV : Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal
5. Sesi V : Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat

V. Klien
5.1 Kriteria klien
5.1.1 Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol.
5.1.2 Klien yang mengalami perubahan persepsi.
5.2 Proses seleks
5.2.1 Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
5.2.2 Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
5.2.3 Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
5.2.4 Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan tujuan TAK pada
klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam kelompok

VI. Kriteria Hasil
6.1 Evaluasi Struktur
6.1.1 Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan memungkinkan klien untuk
berkonsentrasi terhadap kegiatan
6.1.2 Posisi tempat dilantai menggunakan tikar
6.1.3 Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
6.1.4 Alat yang digunakan dalam kondisi baik
6.1.5 Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya.

6.2 Evaluasi Proses
6.2.1 Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
6.2.2 Leader mampu memimpin acara.
6.2.3 Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
6.2.4 Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
6.2.5 Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab dalam antisipasi
masalah.
6.2.6 Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok yang berfungsi
sebagai evaluator kelompok
6.2.7 Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir

6.3 Evaluasi Hasil
Diharapkan 75% dari kelompok mampu:
6.3.1 Menjelaskan apa yang sudah digambarkan dan apa yang dilihat
6.3.2 Menyampaikan halusinasi yang dirasakan dengan jelas

VII. Antisipasi Masalah
7.1 Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
7.1.1 Memanggil klien
7.1.2 Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau klien lain
7.2 Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
7.2.1 Panggil nama klien
7.2.2 Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan

7.3 Bila klien lain ingin ikut
7.3.1 Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang telah dipilih
7.3.2 Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti oleh klien tersebut
7.3.3 Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi pesan pada kegiatan
ini

VIII. Pengorgnisasian
SESI I
8.1 Pelaksanaan
a. Hari/Tanggal : Jumat, 4 oktober 2013
b. Waktu : Pkl. 10.00 10.45 WIB s.d selesai (sesi I)
c. Alokasi waktu : Perkenalan dan pengarahan (10 menit)
Terapi kelompok (25 menit)
Penutup (10 menit)
d. Tempat : Ruang TAK Kutilang
e. Jumlah klien : 4 orang

8.2 Tim Terapi
a. Leader Sesi I : Septa Fajar Setiya
Uraian tugas :
1) Mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Memimpin jalannya terapi kelompok
3) Memimpin diskusi

b. Co-leader Sesi I : Rizky Fahrizal
Uraian tugas :
1) Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
3) Membantu memimpin jalannya kegiatan
4) Menggantikan leader jika terhalang tugas

c. Observer Sesi I : Rizki Marta Diana Amasda
Uraian tugas :
1) Mengamati semua proses kegiatanyang berkaitan dengan waktu, tempat dan jalannya acara
2) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok denga evaluasi
kelompok

d. Fasilitator Sesi I :1. Yunisya Fika Hidayat
Uraian tugas :
1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
2) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
3) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan
4) Membimbing kelompok selama permainan diskusi
5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
6) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah

8.3 Metode dan Media
a. Metode
1) Diskusi
2) Bermain peran/stimulasi

b. Media
1) Papan nama
2) Whiteboard
3) Spidol
4) Tikar
IX. Proses Pelaksanaan
Sesi I: Mengenal halusinasi
a. Salam terapeutik
1) Salam terapeutik kepada klien
2) Perkenalan nama lengkap dan nama panggilan semua struktur (beri papan nama)
3) Menanyakan nama lengkap dan nama panggilan dari semua klien (beri papan nama)

b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
1) Leader menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu mengenal suara-suara yang
didengar
2) Leader menjelaskan aturan main
3) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus minta izin kepada leader
4) Lama kegiatan 45 menit
5) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

a. Tahap kerja
1) Leader menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu mengenal suara-suara yang didengar
(halusinasi) tentang isinya, waktu terjadinya, situasi yang membuat terjadi dan perasaan klien
pada saat halusinasi muncul
2) Leader meminta klien menceritakan isi halusinasi, waktu terjadinya, situasi yang membuat
terjadi dan perasaan klien saat terjadi halusinasi. Hasilnya ditulis diwhiteboard
3) Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik
4) Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi pada saat terjadi dan perasaan klien dari suara yang biasa
didengar

b. Tahap terminasi
1. Evaluasi
a) Leader menanyakan perasaan klien setelah menikuti TAK
b) Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2. Tindak Lanjut
Leader meminta untuk melaporkan isi, waktu, situasi dan perasaan jika halusinasi muncul
3. Kontrak yang akan datang
a) Menyepakati TAK yang akan datang: cara mengontrol halusinasi
b) Menyepakati waktu dan tempat

X. Evaluasi dan Dokumentasi
10.1 Evaluasi
Formulir yang dievaluasi
Sesi I TAK Stimulasi Persepsi Sensori (Halusinasi)
Kemampuan Personal/Halusinasi
No Nama Klien
Menyebut Isi
Halusinasi
Menyebutkan Waktu
terjadi Halusinasi
Menyebut Situasi
Halusinasi Muncul
Menyebut
Perasaan saat
berhalusinasi


Petunjuk:
a. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
b. Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi; isi, waktu, situasi dan
perasaan saat halusinasi muncul. Beri tanda jika klien mampu dan berikan tanda X jika klien
tidak mampu.

10.2 Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan
setiap klien. Anjurkan klien mengidentifikasi halusinasi yang timbul dan menyampaikan kepada
perawat.
XI. Setting Tempat
Gambar Setting Tempat


L

CL




K


K




F


F




K


K




F


K


F















Keterangan gambar:

: Tikar

: Co-Leader


: Observer


: Fasilitator


: Klien


Sesi II: Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

XII. Pengorgnisasian
SESI II
12. 1 Pelaksanaan
a. Hari/Tanggal : Jumat, 4 Oktober 2013
b. Waktu : Pkl. 10.45 11.30 (sesi II)
c. Alokasi waktu : Perkenalan dan pengarahan (10 menit)
Terapi kelompok (25 menit)





L

: Leader




CL

O



F



K

Penutup (10 menit)
d. Tempat : Ruang TAK Kutilang
e. Jumlah klien : 4 orang

12.2 Tim Terapi
a. Leader Sesi II : Rizki Marta Diana Amasda
Uraian tugas :
1) Mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Memimpin jalannya terapi kelompok
3) Memimpin diskusi

b. Co-leader Sesi II : Septa Fajar Setiya
Uraian tugas :
1. Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
2. Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
3. Membantu memimpin jalannya kegiatan
4. Menggantikan leader jika terhalang tugas

c. Observer Sesi II : Rizky Fahrizal
Uraian tugas :
1. Mengamati semua proses kegiatanyang berkaitan dengan waktu, tempat dan jalannya acara
2. Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok denga evaluasi
kelompok

d. Fasilitator Sesi II : 1. Yunisya Fika Hidayat
Uraian tugas :
1. Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
2. Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
3. Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan
4. Membimbing kelompok selama permainan diskusi
5. Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
6. Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah

12.3 Metode dan Media
a. Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran/stimulasi

b. Media
1. Papan nama
2. Whiteboard
3. Spidol
4. Jadwal kegiatan klien

Sesi II: Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

A. Tujuan
1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi halusinasi
2. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
3. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi

B. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a) Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi
a. Salam terapeutik
i. Salam terapeutik
ii. Klien dan terapis pakai papan nama
b. Orientasi
i. Leader menanyakan perasaan klien saat ini
ii. Leader menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi: isi, waktu, situasi dan perasaan
c. Kontrak
i. Menjelaskan tujuan kegiatan: latihan cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
ii. Menjelaskan aturan main
a. Jika ada yang ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada leader
b. Lama kegiata 45 menit
c. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

3. Tahap keja
a. Leader meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat mengalami halusinasi dan
bagaimana hasilnya . Ulangi sampai semua pasien mendapat giliran
b. Berikan pujian setiap klien selesai bercerita
c. Leader menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik halusinasi pada saat
halusinasi muncul
d. Co-Leader memperagakan cara menghardik halusinasi yaitu: Pergi, pergi jangan ganggu saya,
kamu suara palsu...
e. Leader meminta masing-masing klien memperagakan cara menghardik halusinasi
f. Leader memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan setiap klien
memperagakan menghardik halusinasi




4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2. Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak Lanjut
1. Leader mengajarkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari jika halusinasi muncul
2. Memasukkan kegiatan menghardik ke dalam jadwal kegiatan harian klien
3. Kontrak yang akan datang
i. Leader membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya yaitu cara mengontrol
halusinasi dengan melakukan bercakap-cakap dengan orang lain
ii. Leader membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya

C. Evaluasi dan Dokumentasi
I. Evaluasi

Sesi II: Stimulasi Persepsi Sensori (Halusinasi)
Kemampuan Menghardik Halusinasi

No Aspek yang dinilai Nama Klien
1


2

3

4
Menyebutkan cara yang selama ini
digunakan untuk mengatasi halusinasi
Menyebutkan efektivitas cara yang
digunakan
Menyebutkan cara mengatasi
halusinasi dengan menghardik
Memperagakan cara menghardik
halusinasi


Petunjuk:
a. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
b. Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan menyebutkan; cara yang biasa digunakan untuk
mengatasi halusinasi, efektifitas cara yang digunakan, cara mengatasi halusinasi dengan
menghardik dan memperagakan cara menghardik halusinasi. Beri tanda jika klien mampu dan
berikan tanda X jika klien tidak mampu.

II.Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan
setiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi sensori. Klien mampu
memperagakan cara menghardik halusinasi, anjurkan klien mengguanakannnya jika halusinasi
muncul.



























Sesi III: Mengontrol Halusinasi dengan Melakukan Kegiatan Terjadwal

XIII. Pengorgnisasian
13.1Pelaksanaan
a. Hari/Tanggal : Jumat, 4 Oktober 2013
b. Waktu : Pkl. 14.00 14.45 WIB s.d selesai (sesi III)
c. Alokasi waktu : Perkenalan dan pengarahan (10 menit)
Terapi kelompok (25 menit)
Penutup (10 menit)
d. Tempat : Ruang TAK Kutilang
e. Jumlah klien : 4 orang

13.2 Tim Terapi
a. Leader Sesi III : Rizky Fahrizal
Uraian tugas :
1). Mengkoordinasi seluruh kegiatan
2). Memimpin jalannya terapi kelompok
3). Memimpin diskusi

b. Co-leader Sesi III : Rizki Marta Diana Amasda
Uraian tugas :
1). Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
2). Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
3). Membantu memimpin jalannya kegiatan
4). Menggantikan leader jika terhalang tugas

c. Observer Sesi III : Septa Fajar Setiya
Uraian tugas :
a. Mengamati semua proses kegiatanyang berkaitan dengan waktu, tempat dan jalannya acara
b. Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok denga evaluasi
kelompok


d. Fasilitator Sesi III : 1. Yunisya Fika Hidayat
Uraian tugas :
1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
2) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
3) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan
4) Membimbing kelompok selama permainan diskusi
5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
6) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah

13.2Metode dan Media
13.2.1 Metode
1) Diskusi dan tanya jawab
2) Bermain peran/stimulasi
13.2.2 Media
1) Jadwal kegiatan harian
2) Pulpen
3) Spidol dan papan tulis

Sesi III: Mengontrol Halusinasi dengan Melakukan Kegiatan Terjadwal

A. Tujuan
1) Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk mencegah munculnya halusinasi
2) Klien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya halusinasi

B. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
C. Alat
1. Jadwal kegiatan harian
2. Pulpen
3. Spidol dan whiteboard/papan tulis/flipchart
D. Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran/ simulasi dan latihan
E. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak klien yang telah mengikuti sesi 2
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis klien
2. Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi/ validasi
1. Terapis menyakan keadaan klie saat ini
2. Terapis menanyakan cara mengontrol halusinasi yang telah di
pelajari
3. Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara
menghadrik halusinasi.

c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu terjadinya
halisinasi dengan melakukan kegiata
2. Menjelaskan aturan main berikut
Jika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus meminta ijin kepada terapis
Lama kegiatan 30 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan cara kedua yaitu melakukan kegiatan sehari- hari.
Jelaskan bahwa dengan melakukan kegiatan yang teratur akan mencegah
munculnya halusinasi
b. Terapis meminta tiap-tiapklien menyampaikan kegiatan yang biasa
dilakukan sehari-hari dan tulis di whiteboard
c. Terapis membagikan formulir jadwal kegiatan.terapis menulis formulir
yang sama di whiteboard
d. Terapis membimbinng satu persatu klien untuk membuat jadwal kegiatan,
dari bangun pagi sampai tidur malam. Klien menggunakan formulir dan terapis
menggunakan whiteboard
e. Tertapis melatih klien memperagakan kegiatan yang telah di susun.
f. Berikan pujian dengan tepuk tangan bersama kepada klien yang sudah
selesai membuat jadwal kegiatan dan memperagakannya.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai menyusun jadwal kegiatan dan
memperagakanya
2) Tearpis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien melaksanakan 2 cara mengontrol halusinasi, yaitu
menghardik dan melakukan kegiatan.



c. Kontrak yang akan datang
1. Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK
berikutnya, yaitu belajar mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap.
2. Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat.

F. Evaluasi dan Dokumentasi
1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi persepsi sensori (halusinasi) sesi 3, kemampuan yang diharapkan
adalah klien melakukan kegiatan harian untuk mencegah timbulmya haluasinasi.
formulir evaluasi sebagai berikut.

SESI 3 TAK
STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)
Kemampuan Mencegah Halusinasi dengan Melakukan Kegiatan

NO
ASPEK YANG
DINILAI
NAMA KLIEN

1 Menyebutkan
kegiatan yang biasa
dilakuakan

2 Mempergakan
kegiatan yang biasa
dilakukan

3 Menyusun jadwal
kegiatan harian

4 Menyebutkan 2 cara
mengontrol halusinasi


Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan kegiatan harian
yang biasa dilakukan, memperagakan salah stau kegiatan, menyusun jadwal kegiatan
harian dan menyebutkan 2 cara mencegah halusinasi, beri tanda jika klien mampu
dan tandaX jika klien tidsak mampu.

2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki saat klien TAK. Pada catatan proses
keperawatan tiap klien.contoh klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi sesi III. Klien
mampu memperagakan kegitan harian dan menyusun jadwal. Anjurkan klien untuk melakukan
kegiatan untuk mencegah halusinasi.






Sesi IV: Mencegah Halusinasi dengan Bercakap-cakap

XIV. Pengorgnisasian
14.1 Pelaksanaan
a. Hari/Tanggal : Sabtu, 5 Oktober 2013
b. Waktu : Pkl. 09.00 09.45 WIB s.d selesai (sesi IV)
c. Alokasi waktu : Perkenalan dan pengarahan (10 menit)
Terapi kelompok (25 menit)
Penutup (10 menit)
d. Tempat : Ruang TAK Kutilang
e. Jumlah klien : 4 orang
14.2 Tim Terapi
a. Leader Sesi IV : Yunisya Fika Hidayat
Uraian tugas :
1) Mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Memimpin jalannya terapi kelompok
3) Memimpin diskusi

b. Co-leader Sesi IV : Rizki Marta Diana Amasda
Uraian tugas :
1) Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
3) Membantu memimpin jalannya kegiatan
4) Menggantikan leader jika terhalang tugas

c. Observer Sesi IV : Rizky Fahrizal
Uraian tugas :
1) Mengamati semua proses kegiatanyang berkaitan dengan waktu, tempat dan jalannya acara
2) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok denga evaluasi
kelompok



d. Fasilitator Sesi IV : 1. Septa Fajar Setiya
Uraian tugas :
1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
2) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
3) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan
4) Membimbing kelompok selama permainan diskusi
5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
6) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah

14.2 Metode dan Media
a. Metode
1. Diskusi kelompok
2. Bermain peran/stimulasi
b. Media
1. Spidol dan Whiteboard
2. Jadwal kegiatan harian klien dan pulpen

Sesi IV: Mencegah Halusinasi dengan Bercakap-cakap
A. Tujuan
1. Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah munculnya
halusinasi
2. Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah halusinasi

B. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang.
C. Alat
1. Spidol dan whiteboard/papan tulis
2. Jadwal kegiatan harian klien dan pulpen

D. Metode
1. Diskusi kelompok
2. Bermain peran/stimulasi
E. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak klien yang telah mengikuti sesi III
b. Terapis membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi/ validasi
1) Menayakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan pengalaman klien setelah menerapkan dua cara yang telah di pelajari{mengardik,
menyibukkan diri dengan kegiatan terarah}untuk mencegah halusinasi.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi denganbercakap-cakap.
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut
Jika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus meminta ijin kepada terapis
Lama kegiatan 30 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap Kerja
a. Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk
mengontrol dan mencegah halusinasi
b. Terapis meminta tiap tiap klien untuk menyebutkan orang yang biasa dan
bisa diajak bercakap-cakap.
c. Terapis meminta tiap klien menyebutkan pokok pembicaraan yang biasa
dan bisa dilakukan
d. Terapis memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi itu muncul
suster ada suara di telinga saya pengen ngobrol sama suster saja
e. Terapis meminta klien untuk memperagakan percakapan dengan orang di
sebelahnya
f. Berikan pujian atas keberhasilan klien
g. Ulangi e dan f sampai semua klien giliran.\
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah di latih
3) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien menggunakan tiga cara mengontrol halusinasi yaitu menghardik,
melakukan kegiatan harian dan bercakap-cakap.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya, yaitu belajar cara
mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat
2) Terapis menyepakati waktu dan tempat







F. Evaluasi dan Dokumentasi
I. Evaluasi
Evaluasi di lakukan saat TAK berlangsung khusunya pada tahap kerja.aspek yang dinilai
adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Formulir evaluasi sebagai berikut:
Sesi IV : TAK
Stimulasi persepsi: halusinasi
Kemampuan bercakap-cakap untuk mencegah halusinasi

NO Aspek yang dinilai Nama klien
1 Menyebutkan orang
yang diajak bicara

2 Memperagakan
percakapan

3 Menyebutkan tiga
cara mengontrol dan
mencegah halusinasi


Petunjuk:
1) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2) Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan orang yang biasa diajak bicara,
memperagakan percakapan, menyusun jadwal kegiatan harian,dan menyebutkan 3 cara
mencegah halusinasi, beri tanda jika klien mampu dan tanda X jika klien tidsak mampu.

II. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki saat klien TAK. Pada catatan proses
keperawatan tiap klien.contoh klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi sesi IV. Klien
mampu memperagakan bercakap-cakap dengan orang lain. Anjurkan klien untuk melakukan
percakapan kepada klien dan perawat untuk mencegah halusinasi.



XV. Pengorgnisasian
15.1Pelaksanaan

a. Hari/Tanggal : Sabtu, 5 Oktober 2013
b. Waktu : Pkl. 14.00 14.45 WIB s.d selesai (sesi V)
c. Alokasi waktu : Perkenalan dan pengarahan (10 menit)
Terapi kelompok (25 menit)
Penutup (10 menit)
d. Tempat : Ruang TAK Kutilang
e. Jumlah klien : 4 orang

15.2Tim Terapi
a. Leader Sesi III : Rizki Fahrizal
Uraian tugas :
1) Mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Memimpin jalannya terapi kelompok
3) Memimpin diskusi
b. Co-leader Sesi III : Septa Fajar Setiya
Uraian tugas :
1. Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
2. Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
3. Membantu memimpin jalannya kegiatan
4. Menggantikan leader jika terhalang tugas
c. Observer Sesi III : Yunisya Fika Hidayat
Uraian tugas :
1) Mengamati semua proses kegiatanyang berkaitan denganwaktu, tempat dan jalannya acara
2) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok denga evaluasi
kelompok

d. Fasilitator Sesi V : 1. Rizki Marta Diana Amasda
Uraian tugas :
1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
2) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
3) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan
4) Membimbing kelompok selama permainan diskusi
5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
6) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah

15.3 Metode dan Media
a. Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Melengkapi jadwal harian
b. Media
1) Papan nama
2) Whiteboard
3) Spidol
4) beberapa contoh obat

Sesi V: Mengontrol Halusinasi dengan Patuh Minum Obat
A. Tujuan
1. Klien memahami pentingnya minum obat
2. Klien memahami akibat tidak minum obat
3. Klien dapat menyebutkan lima benar minum obat

B. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang.

C. Alat
1. Spidol dan whiteboard/papan tulis
2. Jadwal kegiatan harian klien dan pulpen
3. Beberapa contoh obat

D. Metode
1. Diskusi tanya jawab
2. Melengkapi jadwal harian
E. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak klien yang telah mengikuti sesi IV
b. Terapis membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi/ validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi setelah menggunakan tiga cara yang telah
di pelajari{mengardik, menyibukkan diri dengan kegiatan terarah dan bercakap-cakap}
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dan minum
obat.
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut
Jika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus meminta ijin kepada terapis
Lama kegiatan 45 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap Kerja.
a. Terapis menjelaskan untungnya patuh minum obat, yaitu mencegah kambuh karena obat
memberi perasaan tenang
b. Terapis menjelaskan kerugian bila tidak patuh minum obat.
c. Terapis meminta tiap klien menyampaikan obat yang dimakan dan waktu memakannya. Buat
daftar di whiteboard
d. Menjelaskan lima benar minum obat
e. Meminta klien untuk menyebutkan lima benar minum obat
f. Berikan pujian pada klien yang benar
g. Diskusikan perasaan klien sebelum minum obat (tulis di whiteboard)
h. Diskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (whiteboard)
i. Menjelaskan keuntungan minum obat, yaitu salah satu cara mencegah halusinasi/kambuh
j. Menjelaskan akibat/kerugian tidak minum obat,yaitu halusinasi kambuh
k. Minta klien menyebutkan kembali keuntungan dan kerugian minum atau tidak minum obat.
l. Berikan pujian bila benar.

4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah dilatih
3) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien menggunakan tiga cara mengontrol halusinasi yaitu, menghardik,
melakukan kegiatan harian dan bercakap-cakap dan minum obat
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk mengontrolhalusinasi
2) Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan indikasi klien.

F. Evaluasi
Evaluasi di lakukan saat TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja.aspek yang dinilai
adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.








Formulir evaluasi sebagai berikut:

Sesi V: TAK
Stimulasi persepsi : halusinasi
Kemampuan patuh minum obat untuk mencegah halusinasi

No Nama Klien
Menyebutkan 5 benar
cara minum obat
Menyebutkan
keuntungan minum
obat
Menyebutkan akibat
tidak patuh minum
obat
1

2

3

4

5

6

7

8


Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan 5 benar cara minum
obat, manfaat dan akibat tidak minum obat beri tanda jika klien mampu dan tanda X jika klien
tidak mampu.

G. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki saat klien TAK. Pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi sesi V. Klien
mampu menyebutkan 5 benar minum obat, manfaat dan akibat bila tidak patuh minum obat.
Anjurkan klien minum obat dengan cara yang benar.





DAFTAR PUSTAKA


Keliat, Dr. Budi Anna, S.Kp, M.App.Sc, & Akemat S.Kp, M.Kep. (2004). Keperawatan
Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC


PROPOSAL TAK
SOSIALISASI
MENGGAMBAR UNTUK
PASIEN HDR
Rabu, 17 April 2013

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
SOSIALISASI MENGGAMBAR UNTUK PASIEN HDR

OLEH :
KELOMPOK VII
SUNARDI : 2110114
ANDI RESKI EGAWATI S : 211022
NURUL FATHIYAH : 2110133
ERNI B : 2110143
YOSEFANI DIANDRA S : 2110151
MIRNAWATI : 2110159

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2013


PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
SOSIALISASI MENGGAMBAR UNTUK PASIEN HARGA DIRI RENDAH
A. Topik
Terapi aktivitas kelompok (TAK) sosialisasi menggambar untuk pasien harga diri rendah.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Klien mampu mengekspresikan perasaan melalui gambar dan memberi makna gambar.
2. Tujuan khusus
1) Klien mampu memperkenalkan diri
2) Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
3) Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
4) Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik pembicaraan
5) Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi pada orang lain
6) Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok
7) Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegaiatan TAK sosialisasi yang telah dilakukan
C. Landasan Teori
1. Definisi
Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai
dengan ideal diri. Pencapaian ideal diri atau cita cita atau harapan langsung menghasilkan perasaan bahagia.
Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif
yang dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan .
Menurut Schult & Videbeck ( 1998 ), gangguan harga diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diri
dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung.
Harga diri rendah adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh
perilaku memenuhi ideal diri. Pendapat senada dikemukan oleh Carpenito, L.J (1998:352) bahwa harga diri rendah
merupakan keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri yang negatif mengenai diri atau kemampuan diri.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat dibuat kesimpulan, harga diri rendah adalah suatu perasaan negatif terhadap diri
sendiri, hilangnya kepercayaan diri, dan gagal mencapai tujuan yang diekspresikan secara langsung maupun tidak
langsung, penurunan harga diri ini dapat bersifat situasional maupun kronis atau menahun.
2. Faktor Penyebab
a. Berikut ini merupakan faktor penyebab (umum) dari harga diri rendah antara lain:
1. Situasional, yang terjadi trauma secara tiba tiba misalnya pasca operasi, kecelakaan cerai, putus sekolah, Phk, perasaan
malu karena terjadi (korban perkosaan, dipenjara, dituduh KKN).
2. Privacy yang kurang diperhatikan, misal pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak spontan
(mencukur pubis pemasangan kateter).
3. Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tecapai karena dirawat atau sakit atau penyakitnya.
4. Kelakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misal berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan berbagai
tindakan tanpa pemeriksaan.
5. Kronik
Perasaan negatif terhadap diri sudah berlangsung lama yaitu sebelum sakit atau dirawat. Klien ini mempunyai cara
berpikir yang negatif, kejadian sakit yang dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.
b. Ada pula penggolongan faktor penyebab terjadinya HDR (Harga diri rendah) digolongkan menjadi dua golongan
1. Faktor Predisposisi (faktor yang mendasarai atau mempermudah terjadinya HDR). Faktor yang mempengaruhi HDR
adalah penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistic. Tergantung pada orang tua dan ideal diri yang tidak
realistic. Misalnya ; orang tua tidak percaya pada anak, tekanan dari teman, dan kultur sosial yang berubah.
2. Faktor Presipitasi (faktor pencetus HDR)
a. Ketegangan peran (ketidak nyamanan peran)
b. Stress yang berhubungan dengan frustasi yang dialami dalam peran atau posisi
c. Konflik peran, ketidaksesuaian peran dengan apa yang diinginkan
d. Peran yang tidak jelas
e. Kurangnya pengetahuan individu tentang peran
f. Peran yang berlebihan
g. Menampilkan seperangkat peran yang konpleks
h. Perkembangn transisi
i. Perubahan norma dengan nilai yang taksesuai dengan diri
j. Situasi transisi peran
k. Bertambah/ berkurangnya orang penting dalam kehidupan individu
l. Transisi peran sehat-sakit
m. Kehilangan bagian tubuh, prubahan ukuran, fungsi, penampilan, prosedur pengobatan dan perawatan
3. TANDA DAN GEJALA
Menurut para ahli :
1. Menurut Struart & Sundden (1998) perilaku klien HDR ditunjukkan tanda tanda sebagai berikut :
a. Produktivitas menurun.
b. Mengukur diri sendiri dan orang lain.
c. Destructif pada orang lain
d. Gangguan dalam berhubungan.
e. Perasaan tidak mampu.
f. Rasa bersalah
g. Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan.
h. Perasaan negatif terhadap tubuhnya sendiri.
i. Ketegangan peran yang dihadapi atau dirasakan.
j. Pandangan hidup yang pesimis.
k. Keluhan fisik.
l. Pandangan hidup yang bertentangan.
m. Penolakan terhadap kemampuan personal.
n. Destruktif terhadap diri sendiri.
o. Menolak diri secara sosial.
p. Penyalahgunaan obat.
q. Menarik diri dan realitas.
r. Khawatir.
2. Budi Anna Keliat, 1999. Tanda dan Gejala HDR antara lain :
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit (rambut botak karena terapi)
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri)
c. Gangguan hubungan sosial (menarik diri)
d. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
e. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien akan mengakiri
kehidupannya.
3. Menurut Carpenito, L.J (1998: 352); Keliat, B.A (1994:20);
a. perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah antara lain:
b. Mengkritik diri sendiri atau orang
c. Perasaan dirinya sangat penting yang berlebih-lebihan
d. Perasaan tidak mampu
e. Rasa bersalah
f. Sikap negatif pada diri sendiri
g. Sikap pesimis pada kehidupan
h. Keluhan sakit fisik
i. Pandangan hidup yang terpolarisasi
j. Menolak kemampuan diri sendiri
k. Pengurangan diri/mengejek diri sendiri
l. Perasaan cemas dan takut
m. Merasionalisasi penolakan/menjauh dari umpan balik positif
n. Mengungkapkan kegagalan pribadi
o. Ketidak mampuan menentukan tujuan
Menurut beberapa pendapat para ahli gejala dan tanda seseorang merasa harga dirinya rendah dapat disimpulkan
sebagai berikut:
a. Perasaan malu pada diri sendiri akibat penyakit dan akibat terhadap tindakan penyakit. Misalnya malu dan sedih karena
rambut menjadi rontok (botak) karena pengobatan akibat penyakit kronis seperti kank
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri misalnya ini terjadi jika saya tidak ke RS menyalahkan dan mengejek diri sendiri
c. Merendahkan martabat misalnya, saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya memang bodoh dan tidak tahu apa apa.
d. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri, klien tak mau bertemu orang lain, lebih suka menyendiri.
e. Percaya diri kurang, klien sukar mengambil keputusan yang suram mungkin memilih alternatif tindakan.
f. Mencederai diri dan akibat HDR disertai dengan harapan yang suram mungin klien ingin mengakhiri kehidupan.
A. Klien
1. Karakteristik / Kriteria
Karakteristik klien yang akan mengikuti terapi aktivitas kelompok SOSIALISASI MENGGAMBAR adalah klien
gangguan jiwa dengan usia 20-50 tahun, mengalami GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH
2. Proses Seleksi
Klien yang akan mengikuti terapi aktivitas ini adalah klien yang dipilih melalui proses seleksi. Adapun proses
seleksinya adalah dari kasus atau masalah yang juga banyak dihadapi klien.
3. Daftar Klien
Jumlah klien dalam TAK ada 3 orang, berikut nama namanya:
a. Nur ika febrianti : harga diri rendah
b. Andri : harga diri rendah
c. Syamsinar syam : harga diri rendah
E. Pengorganisasian
1. waktu
kegiatan terapi aktivitas kelompok (TAK) pasien dengan harga diri rendah akan dilaksanakan selama 3 hari, yaitu pada :
Hari : Rabu
Jam : 09.40
Waktu : 45 menit
Tempat : ruang melati
2. Tim terapi
Leader : Sunardi
Co-Leader : Andi Reski Egawati S
Observer : Nurul Fathiyah
Fasilitator : Erni B
: Yosefani Diandra S
: Mirnawati
3. Tugas Tim terapis
Adapun tim terapis yang akan terlibat meliputi :
a. Leader
Tugas:
1. Membuka acara dan memperkenalkan diri dan anggota tim terapi
2. Menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan
3. Menetapkan dan menjelaskan aturan permainan
4. Mengorganisasi keputusan yang diambil dalam kelompok
5. Sebagai role model.
b. Co. leader
Tugas:
Membantu leader mengorganisasi anggota kelompok
c. Fasilitator:
Tugas:
1. Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan memotivasi
2. Menjadi contoh anggota kelompok selama kegiatan
3. Bertanggung jawab dan mengantisipasi masalah
d. Observer
Tugas:
1. Mengamati proses kegiatan
2. Mencatat perilaku verbal dan non verbal anggota kelompok dan melaporkan hasil pengamatan kepada leader.
3. Menilai jalannya TAK
e. Klien
klien yang terlibat dalam TAK:
1. Nur ika febrianti
2. Andri
3. Syamsinar syam


























Proses Kegiatan
A. Tujuan
1. Klien mampu mngekspresikan perasaan melalui gambar.
2. Klien dapat memberi makna gambar.
B. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam bentuk U .
2. Ruangan nyaman dan tenang .
Skema Ruangan Terapi




















Keterangan :

: leader
: co leader












































: fasilitator



: pasien



: observer

C. Indikasi
1. Klien menarik diri
2. Klien harga diri rendah
D. Alat
1. Kertas HVS
2. Pensil 2B
3. Krayon
E. Metode
1. Diskusi
2. Menggambar
3. Dinamika kelompok
F. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah .
b. Membuat kontrak dengan klien .
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan .
2. Orientasi
a. Salam terapiutik
1. Salam dari terapis pada klien .
2. perkenalkan nama dan panggilan terapis ( pakai papan nama ) .
3. menanyakan nama dan panggilan semua klien ( beri papan nama ) .
b. Evaluasi / validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini .
c. Kontrak
1. Terapis menjalankan tujuan kegiatan ,yaitu menggambar dan menceritakan kepada orang lain
2. Terapis menjalaskan aturan main berikut .
1. Jika ada klien yang meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada terapis .
2. Lama kegiatan 45 menit .
3. Setiap kali mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai .








3. Tahap kerja
a. Terapis memperkenalkan diri : nama lengkap dan nama panggilan serta memakai papan nama .
b. Terapis membagikan kertas dan spidol pada klien .
c. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan di lakasanakan, yaitu menggambar dan menceritakan hasil gambar kepada klien
lain.
d. Terapis meminta kepada klien menggambar apa saja sesuai dengan yang dinginkan saat ini.
e. Sementara klien mulai menggambar, terapis berkeliling, dan memberi penguatan kepada klien untuk terus menggambar,
jangan mencela klien.
f. Setelah semua klien selesai menggambar, terapis memin ta masing-masing klien untuk memperliahatkan dan
menceritakan gambar yang telah dibuatnya kepada klien lain. Yang harus diceritakan adalah gambar apa dan apa makna
gambar tersebut menurut klien.
g. Kegiatan poin 6 dilakukan sampai semua kllien mendapat giliran.
h. Setiap kali klien selesai menceritakan gambarnya, terapis mengajak klien lain bertepuk tangan.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mangikuti TAK
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Terapis meminta klien untuk mengekspresikan perasaan melalui gambar.
c. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu menonton TV
2. Menyepakati waktu dan tempat



G. Evaluasi dan Dokumentasi
1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja . Aspek yang dievaluasi adalah
kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK . Untuk TAK sosialisasi menggambar, kemampuan klien yang diharapakan
adalah mengikuti kegiatan, menggambar, menyebutkan apa yang digambar, dan menceritakan makna gambar.
Formulirevaluasi sebagai berikut :
NO ASPEK YANG DINILAI
NAMA KLIEN
Nur ika F andri Syamsinar
1. Mengikuti kegiatan dari awal sampai
akhir

2. Menggambar sampai selesai
3. Menyebutkan gambar
4. Menceritakan makna gambar
jumlah

Petunjuk :
a. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
b. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti, menggambar, menyebutkan gambar, dan
menceritakan makna gambar. Beri tanda cheklist jika mampu dan tanda silang jika klien tidak mampu.
2. Dokumnetasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. contoh : klien
mengikuti sesi 2, TAK sosialisasi menggambar. Klien mengikuti kegiatan sampai selesai. Klien mampu menggambar,
menyebutkan nama gambar, dan menceritakan makna gambar. Anjurkan klien untuk mengungkapakan perasaan melalui
gambar.




Lanjut ke konten
My Blog
Web Saya
Perihal
Jun.ID
I Putu Juniartha Semara Putra
Pengumpan RSS
14
Okt. 12
TERAPI AKTIVITAS
KELOMPOK SOSIALISAS
I
Juniartha Semara Putra
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
SOSIALISASI
TOPIK : TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK BERFOKUS PADA SOSIALISASI
A. TUJUAN :
1. Tujuan Umum
Membantu klien meningkatkan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain
dalam suatu kelompok
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat meningkatkan kemampuan komunikasi verbal
b. Klien dapat meningkatkan kemampuan komunikasi non verbal
c. Klien dapat berlatih mematuhi peraturan
d. Klien dapat meningkatkan interaksi dengan klien lain
e. Klien dapat meningkatkan partisipasi dalam kelompok
f. Klien dapat mengungkapkan pengalamannya yang menyenangkan
g. Klien dapat menyatakan perasaan tentang terapi aktifitas kelompok sosialisasi
B. LATAR BELAKANG
Berdasarkan hasil observasi selama bertugas di R-Mawar dan Melati serta
berdasarkan hasil angket klien kelolaan didapatkan 70% klien mempunyai masalah
utama menarik diri (5 dari 8 klien kelolaan). Dari fenomena tersebut kelompok
tertarik untuk melakukan terapi aktivitas kelompok dengan topik sosialisasi.
C. LANDASAN TEORI
Setiap individu mempunyai potensi untuk terlibat dalam hubungan sosial pada
berbagai tingkat hubungan yaitu dari hubungan intim biasa sampai hubungan saling
ketergantungan. Keintiman dan saling ketergantungan dalam menghadapi dan
mengatasi berbagai kebutuhan setiap hari. Individu tidak akan mampu memenuhi
kebutuhan hidupnya tanpa adanya hubungan dengan lingkungan sosial
Kepuasan berhubungan dapat dicapai jika individu dapat terlibat secara aktif dalam
proses berhubungan. Peran serta yang tinggi dalam berhubungan disertai respon
lingkungan yang positif akan meningkatkan rasa memiliki, kerja sama, hubungan
timbal balik yang sinkron (Stuart & Sundeen, 1995 hal 518).
Pada dasarnya kemampuan hubungan sosial berkembang sesuai dengan proses
tumbuh kembang individu mulai dari bayi sampai dengan dewasa lanjut. Untuk
mengembangkan hubungan sosial yang positif, setiap tugas perkembangan
sepanjang daur kehidupan diharapkan dilalui dengan sukses.
Pemutusan proses berhubungan terkait erat dengan ketidak puasan individu
terhadap proses hubungan yang disebabkan oleh kurangnya peran serta, respon
lingkungan yang negatif. kondisi ini dapat mengembangkan rasa tidak percaya diri
dan keinginan untuk menghindar dari orang lain
D. KRITERIA KLIEN
1. Klien menarik diri yang cukup kooperatif
2. Klien yang sulit mengungkapkan perasaannya melalui komunikasi verbal
3. Klien dengan gangguan menarik diri yang telah dapat berinteraksi dengan
orang lain
4. Klien dengan kondisi fisik yang dalam keadaan sehat (tidak sedang mengidap
penyakit fisik tertentu seperti diare, thypoid dan lain-lain)
5. Klien halusinasi yang sudah dapat mengontrol halusinasinya
6. Klien dengan riwayat marah/amuk yang sudah tenang
E. KARAKTERISTIK KLIEN
1. Nn. E, klien berpenampilan bersih, inisiatif untuk memulai pembicaraan ada,
aktifitas baik, kadang-kadang klien malas berinteraksi atau berbicara
dengan orang lain, hubungan saling percaya dengan perawat sudah terbina.
Masalah : Menarik Diri
2. Nn. H, klien berpenampilan bersih, ada inisiatif untuk memulai pembicaraan,
sikap tubuh agak miring bila berjalan, suka menyendiri, malas melakukan
aktifitas, selalu di tempat tidurnya, sudah terbina saling percaya dengan
perawat, aktifitas dilakukannyajika ada motivasi dari perawat. Masalah :
Menarik Diri
3. Nn. N, klien berpenampilan bersih, ada inisiatif untuk memulai pembicaraan,
cenderung mencelakai diri sendiri dan orang lain bila terlambat minum obat.
Sudah terbina hubungan saling percaya dengan perawat, mempunyai
tanggung jawab di ruangan yaitu mengambil dan membagikan makanan.
Masalah : Menarik Diri, resti menciderai diri dan orang lain
4. Ny. S, klien berpenampilan tidak rapi, tidak ada inisiatif untuk memulai
pembicaraan, masih suka menyendiri, sudah terbina saling percaya dengan
perawat, aktifitas sehari-hari kadang-kadang ia lakukan. Masalah : Menarik
Diri
5. Nn. L, penampilan kurang rapi, berdandan tidak semestinya, sulit memulai
komunikasi, tidak memiliki aktifitas, suka menyendiri, pendiam. Masalah :
Menarik Diri.
6. Nn. E.S, penampilan rapi, klien berperan aktif di ruangan yaitu mengambil
dan membagikan makanan, dapat memulai pembicaraan dan sudah terbina
hubungan saling percaya dengan perawat. Masalah : harga diri rendah
7. Ny.S, penampilan kurang rapi, halusinasi dengar, sudah mampu mengontrol
halusinasi sudah terbina hubungan saling percaya, ada inisiatif untuk
berhubungan, mampu memenuhi ADL secara mandiri. Masalah : Menarik
Diri, Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi
8. Nn. R, penampilan bersih, pendiam, sulit memulai pembicaraan, bicara tidak
kacau, waham kebesaran, tidak ada aktifitas, tidak ada inisiatif untuk
berhubungan, sudah terbina hubungan saling percaya. Masalah : Waham,
Menarik Diri
F. PROSES SELEKSI
1. Berdasarkan kriteria klien yang telah ditetapkan
2. Berdasarkan informasi dan diskusi mengenai prilaku klien shari-hari dan
kemungkinan dapat dilakukan terapi aktifitas kelompok pada klien tersebut
dengan perawat ruangan
3. Melakukan kontrak dengan klien untuk mengikuti aktifitas yang akan
dilaksanakan serta menanyakan kesediaannya
4. Menetapkan bersama klien dan perawat ruangan tentang topik, waktu dan
tempat kegiatan
G. URAIAN STRUKTUR KELOMPOK
1. Hari /Tanggal : Jumat, 7 Mei 2002
2. Tempat : Di Ruang Mawar
3. Waktu : 16.00 s/d 16.50 WIB
4. Lama Kegiatan
- Perkenalan dan pengarahan (5 menit)
- Role play (5 menit)
- Permainan dan diskusi (25 menit)
- Evaluasi (10 menit)
- Penutup (5 menit)
5. Jumlah peserta : 8 orang
6. Perilaku yang diharapkan dari kelompok klien
a. Klien dapat melakukan permainan
b. Klien dapat memberikan pendapat/komentar dari permainan
c. Klien dapat berperan aktif dalam kelompok dengan cara mengungkapkan
pengalamannya dan memberikan dukungan kepada klien lain
d. Klien dapat mengontrol emosinya selama kegiatan berlangsung
e. Klien tidak meninggalkan kelompok pada saat permainan
H. PENGORGANISASIAN
Leader : David A. Mandala
Co-Leader : Siswanto
Fasilitator : Subhan
R. Khoiriatul
Rahayu Budi Utami
Observer : Ridawati Sulaiman

I. METODE DAN MEDIA
Metode : Role Play dan Diskusi
Media : Tape Recorder , Kaset Dangdut, dan kotak kecil
J. URAIAN PEMBAGIAN TUGAS
1. Leader
a. Membacakan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktifitas kelompok sebelum
kegiatan dimulai
b. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan memperkenalkan
dirinya
c. Mampu memimpin terapi aktifitas kelompok dengan baik dan tertib
d. Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
e. Menjelaskan permainan
2. Co-Leader
a. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktifitas klien
b. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang
3. Fasilitator
a. Memfasilitasi klien yang kurang aktif
b. Berperan sebagai role play bagi klien selama kegiatan
4. Observer
a. Mengobservasi jalannya proses kegiatan
b. Mencatat prilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan berlangsung
c. Mengatur alur permainan (menghidupkan dan mematikan tape recorder)
K. PROSES PELAKSANAAN
1. Perkenalan dan pengarahan
a. Mempersiapkan lingkungan : suasana tenang dan nyaman (tidak ribut)
b. Mempersiapkan tempat : pengaturan posisi tempat duduk, leader berdiri di depan
dan berkomunikasi dengan seluruh anggota kelompok
c. Mempersiapkan anggota kelompok : membuat kontrak kembali dengan klien
untuk mengikuti terapi aktifitas kelompok sosialisasi
2. Pembukaan
a. Leader memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama, asal dan tempat tinggal
b. Leader menjelaskan tujuan terapi aktifitas kelompok sosialisasi
c. Membuat kontrak waktu dengan klien dan lamanya permainan berlangsung
d. Leader menjelaskan peraturan kegiatan dalam kelompok antara lain : jika klien
ingin ke kamar mandi atau toilet harus minta ijin kepada leader, bila ingin
menjawab pertanyaan klien diminta untuk mengacungkan tangan dan diharapkan
klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Role play
Permainan dimulai dengan bermain peran oleh fasilitator sesuai petunjuk leader
selama 5 menit. Setelah itu observer menghidupkan tape recorder dan memulai
permainan, semua fasilitator duduk di kursi. Selama musik masih berbunyi para
fasilitator mengedarkan kotak dari fasilitator satu ke fasilitator berikutnya. Bagi
fasilitator yang memegang kotak pada saat musik dihentikan, fasilitator diminta
untuk memperkenalkan diri, dan menyampaikan pengalamannya yang paling
menyenangkan. Peserta yang lain diminta untuk menanggapi dan mengajukan
pertanyaan.
4. Permainan
Klien diminta untuk mengambil tempat duduk di kursi yang tersedia. Selanjtnya
bermain sesuai dengan role play diatas
5. Evaluasi
a. Klien dapat mengungkapkan perasaan setelah melakukan permainan
b. Klien dapat menyebutkan keuntungan dari permainan tersebut
c. Klien dapat mengungkapkan usul atau pendapat dari kegiatan permainan
6. Penutup
a. Leader menyampaikan apa yang telah dicapai anggota kelompok setelah
mengikuti permainan
b. Perawat memberikan reinforcement positif pada setiap klien yang mengikuti
permainan
L. ANTISIPASI MASALAH
1. Klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok penanganannya adalah dengan
memberikan motivasi oleh fasilitator
2. Bila klien meninggalkan permainan tanpa ijin, panggil nama klien, tanyakan
alasan klien meninggalkan permainan, berikan motivasi agar klien kembali
mengikuti permainan
3. Klien lain yang ingin mengikuti permainan, beri penjelasan pada klien
tersebut bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang dipilih, katakan
pada klien lain tersebut bahwa akan ada waktu khusus untuk mereka

M. DENAH RUANG
Keterangan :
a. O = Klien
F = Fasilitator
= Observer
X = Leader
= Co-Leader

N. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Input
a. Tim berjumlah 8 orang yang terdiri atas 1 leader, 1 co leader, 4 fasilitator dan 2
observer
b. Lingkungan memiliki syarat luas dan sirkulasi baik
c. Peralatan tape recorder dan kaset dangdut berfungsi dengan baik
d. Tersedia kotak kecil
e. Klien, tidak ada kesulitan memilih klien yang sesuai dengan kriteria dan
karakteristik klien untuk melakukan terapi aktifitas kelompok sosialisasi
2. Evaluasi Proses
a. Leader menjelaskan aturan main dengan jelas
b. Fasilitator menempatkan diri di tengah-tengah klien
c. Observer menempatkan diri di tempat yang memungkinkan untuk dapat
mengawasi jalannnya permainan
d. 70% klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti kegiatan dengan aktif dari
awal sampai selesai.
3. Evaluasi Output
Setelah mengadakan terapi aktifitas kelompok sosialisasi dengan 8 klien yang
diamati, hasil yang diharapkan adalah sebagai berikut :
a. 70% klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti kegiatan dengan aktif dari
awal sampai selesai.
b. 70% klien dapat meningkatkan komunikasi non verbal : bergerak mengikuti
intruksi, ekpresi wajah cerah, berani kontak mata)
c. 70% klien dapat meningkatkan komunikasi verbal (menyapa klien lain/perawat,
mengungkapkan perasaan dengan perawat)
d. 70% klien dapat meningkatkan kemampuan akan kegiatan kelompok (mengikuti
kegiatan dari awal sampai selesai)
e. 70% klien mampu melakukan hubungan sosial dengan lingkungannya (mau
berinteraksi dengan perawat/klien lain)

DAFTAR PUSTAKA
Herawaty, Netty, Materi Kuliah Terapi Aktivitas Kelompok, 1999.
Gail Wiscart Stuart, Sandra J. Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3, EGC, Jakarta
1995.

LAPORAN APLIKASI THERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
DENGAN TOPIK SOSIALISASI
Pelaksanaan terapi aktivitas kelompok sosialisasi dimulai pada pukul 17.00 WIB dan
klien sudah siap mengikuti terapi aktivitas kelompok. Hal ini dimungkinkan karena
therapist telah melakukan kontrak dengan klien sehari sebelumnya secara jelas dan
adanya hubungan saling percaya yang sudah terbina antara perawat dan klien.
Dari rencana terapi aktivitas kelompok sosialisasi yang ditujukan kepada delapan
klien ternyata pada pelaksanaannya satu orang klien tidak dapat megikuti terapi.
Namun ada satu klien baru dengan masalah menarik diri dengan sengaja
diikutsertakan oleh perawat di ruangan. Adapun klien yang diobservasi hanya tujuh
orang.
IMPLEMENTASI
1. Persiapan dan Pelaksanaan
1. Menyiapkan lingkungan : menggeser tempat tidur sehingga ruangan tampak
luas untuk terapi bermain, mengatur kursi, menyediakan tape recorder.
2. Memperkenalkan diri
3. Menyebutkan tujuan
4. Menjelaskan peraturan permainan
5. Menghidupkan tape recorder
6. Role play oleh fasilitator
7. Memimpin dan memfasilitasi permainan : permainan dilakukan selama + 20
menit.
8. Melakukan ekpresi perasaan selama 10 menit, posisi duduk berjajar di kursi
masing-masing, perawat berdiri di depan klien dipimpin oleh leader dengan
kegiatan sebagai berikut :
- Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti therapi aktivitas kelompk
sosialisasi
- Memberikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya dan
memberikan tanggapan terhadap apa yang telah diungkapkan klien lain
- Memberi kesempatan klien untuk memberikan usulan atau saran tentang terapi
aktivitas kelompok sosialisasi
2. Penutup
1. Leader mempersilahkan klien untuk beristirahat dan membagikan snack pada
klien
2. Leader menjelaskan bahwa terapi aktivitas hari ini telah selesai
3. Evaluasi
1. Evaluasi Input
- Tim berjumlah enam orang yang terdiri dari leader 1 orang, co leader 1 orang,
fasilitator 3 orang, observer 1 orang dan dibantu oleh 1 orang perawat ruangan,
operator tape dan kaset dirangkap oleh co leader
- Lingkungan memenuhi syarat luas, cahaya dan ventilasi cukup, lantai tidak licin
dengan suasana tenang namun ceria.
- Peralatan : tape dengan kaset dangdut berfungsi dengan baik dan kursi
- Klien : tidak ada kesulitan dalam memilih klien yang sesuai dengan kriteria terapi
aktivitas kelompok sosialisasi
2. Evaluasi Proses
- Leader dibantu oleh co leader menjelaskan aturan main dengan jelas
- Fasilitator menempatkan diri di sela-sela klien dan aktif memotivasi klien yang
kurang aktif dan diam
- Observer menempatkan diri di tempat yang memungkinkan untuk mengamati
jalannya aktivitas kelompok, menetap pada posisi tertentu sehingga observer dapat
mengawasi secara keseluruhan jalannya permainan yaitu observer berada diantara
klien dan para fasilitator
- Kronologis pelaksanaan terapi aktivitas kelompok sosialisasi sebagai berikut :
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi dimulai pukul 17.00 WIB dengan rencana
peserta 8 orang namun 1 orang tidak mengikuti dengan alasan ada pekerjaan yang
harus diselesaikan. Satu orang klien diikutkan tanpa rencana awal sehingga total
klien tetap 8 orang namun yang diobservasi hanya 7 orang klien. Lima menit
dilakukan role play dengan diiringi musik dangdut. Sesuai dengan
rencana.permainan dilakukan dalam 25 menit namun permainan berlangsung
hanya 20 menit karena klien mengeluh kelelahan. Selama dalam proses kegiatan
ada 1 orang klien yang keluar dalam permainan tetapi kembali lagi setelah
dimotivasi yaitu : Nn E keluar sementara, meminta izin ke fasilitator setelah ditanya
alasannya klien mengatakan ingin mengisi air dikamar mandi,setelah dimotivasi
klien mau ikut lagi kegiatan seperti semula.
Ekspresi perasaan selama 10 menit dipimpin oleh leader yang didampingi oleh co
leader. Kelompok klien duduk dimasing-masing kursi yang telah disediakan sambil
menikmati snack didampingi oleh 3 orang fasilitator. Peserta aktivitas kelompok
sosialisasi diminta mengungkapkan perasaannya menyampaikan kesan dan
pendapatnya setelah mengikuti permainan tadi yaitu :
Klien M, saat diminta mengungkapkan perasaannya klien mengatakan senang,
gembira, lupa dengan masalah dan mengungkapkan harapan agar kegiatan seperti
ini dilakukan sesering mungkin.
Nn.L, mengungkapkan perasaannya selain merasa gembira ia dapat berkenalan
dengan teman-teman dalam satu kelompok.
c. Evaluasi Output
Setelah melakukan terapi aktivitas kelompok sosialisasi pada tanggal 30 April 1999
dengan 7 klien yang diamati didapatkan hasil sebagai berikut :
- 80% klien dapat mengungkapkan komunikasi non verbalnya, bermain mengikuti
peraturan yang telah ditetapkan, ekpresi wajah ceria, tertawa lepas
- 100% klien dapat mengikuti komunikasi secara verbal : menyebutkan nama
lengkap dan panggilan, mengungkapkan perasaan dengan kelompok maupun
secara pribadi, menyebutkan hobynya dan melaksanakan perintah permainan
- 80% klien dapat meningkatkan kemampuan dalam kelompok : mengikuti
kegiatan dari awal sampai akhir, ikut berpartisipasi dalam kelompok dan ikut
mengungkapkan perasaannya, memberikan tanggapan dan applaus terhadap klien
lain
- 80% klien mampu melakukan hubungan sosial dengan lingkungannya : klien mau
berinteraksi dengan perawat, dengan klien lain, melakukan kegiatan bernyanyi
d. Evaluasi Umum
Keberhasilan pelaksanaan terapi aktivitas kelompok sosialisasi di ruang Mawar
terjadi karena adanya beberapa faktor pendukung yang meliputi : luas tempat
pelaksanaan TAK yang cukup memadai, ventilasi cukup, peralatan tersedia,
gerakan sederhana, irama musik ceria, mudahnya mencari klien sesuai kriteria dan
hubungan saling percaya perawat klien yang sudah terbina.
Sedangkan hambatan yang ditemui selama pelaksanaan terapi aktivitas kelompok
sosialisasi meliputi : terpaksa mengikutsertakan 1 orang klien oleh karena klien
ingin mengikuti kegiatan tersebut, sedangkan satu orang yang telah dipilih tidak
bisa mengikuti kegiatan karena menyelesaikan tugasnya.
I Putu Juniartha Semara Putra
About these ads
Bagikan ini:
Twitter
Facebook

Terkait
PROPOSAL KEGIATAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOKIn "I PUTU JUNIARTHA
SEMARA PUTRA POLTEKKES DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN"
ASUHAN KEPERAWATAN HALUSINASIIn "I PUTU JUNIARTHA SEMARA PUTRA
POLTEKKES DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN"
LAPORAN APLIKASI THERAPI AKTIVITAS KELOMPOK DENGAN TOPIK SOSIALISASI
& STIMULASI PERSEPSIIn "I PUTU JUNIARTHA SEMARA PUTRA POLTEKKES
DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN"
posted by semaraputraadjoezt. categories: i putu juniartha semara putra poltekkes denpasar
jurusan keperawatan. tinggalkan komentar
Tinggalkan Balasan

Navigasi pos
Previous PostNext Post
Cari untuk:
Cari

Pos-pos Terakhir
Senin 17 Juni 2013
Cara Herbal Mengobati Kejang-Kejang
ASKEP HIL
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN HIFEMA
KONSEP DASAR ASKEP HIDROSEFALUS
Arsip
Juni 2013
Februari 2013
Januari 2013
Desember 2012
November 2012
Oktober 2012
September 2012
Agustus 2012
Juli 2012
Juni 2012
Mei 2012
April 2012
Maret 2012
Februari 2012
Kategori
Catatan Harian
I PUTU JUNIARTHA SEMARA PUTRA POLTEKKES DENPASAR JURUSAN
KEPERAWATAN
Tak Berkategori
Meta
Mendaftar
Masuk log
RSS Entri
RSS Komentar
Buat website atau blog gratis di WordPress,com.
Buat website atau blog gratis di WordPress,com. | The Next Saturday Theme.
Ikuti
Follow Jun.ID
Get every new post delivered to your Inbox.
Sign me up

Ditenagai oleh WordPress.com

You might also like