You are on page 1of 29

TUGAS REFKAS

POLINEUROPATI













Pembimbing :
Kolonel dr. Heriyanto Handoyo, Sp. S


Disusun oleh:
Rizki Noorani K. 012096010

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2014
BAB I
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.M
Umur : 77th
Pekerjaan : Buruh Tani
Alamat : Mertoyudan
Suku bangsa : Jawa
Status : BPJS
No RM : 253957
Datang ke poli saraf pada tanggal 13/1/2014

ANAMNESIS
Keluhan Utama : Punggung kaki kanan kiri kesemutan
RPS : Pasien datang dengan keluhan punggung kaki kanan dan kiri kesemutan
sejak 2 bulan. Kesemutan dirasakan pada punggung kaki hingga
keseluruhan jari. Kesemutan terjadi ketika sore hari pada saat udara dingin
( jam 4 sore). Kesemutan biasanya hilang timbul dan kadang juga terus
menerus, pasien mengaku pernah merasakan keluhannya dalam seminggu
kesemutan terus menerus. Keluhan menetap di lokasi yang sama, tidak
menjalar. Kesemutannya berkurang apabila pasien memijit mijit kakinya.
Pasien mengeluhkan sedikit panas pada kakinya, tidak merasakan tebal
pada telapak kakinya dan masih mengaku jalannya masih stabil.
RPD : Riwayat Hipertensi disangkal
Riwayat DM diakui sejak 1 tahun, pasien mengaku jarang control
RPK : Tidak ada anggota keluarga yang mengalami hal yang sama






PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Baik / CM
Kesadaran/GCS : E
4
M
5
V
6

Tanda Vital :
o Tekanan Darah : 120/80 mmHg
o Nadi : 72 x/menit
o RR : 24 x/menit
o Suhu : 36,4
0
C
STATUS LOKALISATA
Kepala :
Pupil : Isokor, diameter 3 mm
Sianosis : -
Dispneu : -
Konjungtiva anemis : -/-
Sklera ikterik : -/-
Leher :
Kelenjar Getah Bening : Dalam batas normal.

Thoraks :
Bentuk : Normochest, retraksi (-).
Jantung :
o Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak.
o Palpasi : Iktus kordis tidak kuat angkat.
o Perkusi : Redup. Batas jantung dalam batas normal.
o Auskultasi : Suara jantung I dan II reguler, murmur (-)
Paru :
o Inspeksi : Pergerakan dada simetris kanan-kiri.
o Palpasi : Vokal fremitus +/+.
o Perkusi : Sonor +/+.
o Auskultasi : Vesikuler +/+, Ronki -/-, Wheezing -/-.
Abdomen :
Inspeksi : Datar.
Auskultasi : Bising usus (+) 6 kali/menit.
Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba adanya pembesaran, tidak ada
nyeri tekan.
Perkusi : Timpani.
Ekstremitas :
Ekstremitas Superior
o Tidak tampak adanya edema dari carpal sampai dorsum manus.
o Capillary refill < 2 detik.
o Akral dingin.
Ekstremitas Inferior
o Tidak tampak adanya edema pada kedua pedis kanan dan kiri.
o Capillary refill < 2 detik.
o Akral dingin.

STATUS NEUROLOGI
GCS : E
4
V
5
M
6

TANDA MENINGEAL :
Kaku kuduk : -
Kernig : -
Brudzinski I : -
Brudzinski II : -
Brudzinski III : -
Brudzinski IV : -

NERVUS CRANIALIS :
1. N. Olfaktorius (N. I)
a. Pemeriksaan bau : DBN

2. N. Optikus (N. II)
a. Warna : DBN
b. Funduskopi : DBN
c. Tajam penglihatan : DBN
d. Lapang pandang (visual field) : DBN
3. N. Okulomotorius, N. Troklearis, N. Abducen (N. III, N. IV, N.VI)
a. Kedudukan bola mata saat diam : DBN
b. Gerakan bola mata : DBN
c. Pupil :
Bentuk, lebar, perbedaan lebar : DBN
Reaksi cahaya langsung dan konsensuil : +/+
Reaksi akomodasi dan konvergensi
4. N. Trigeminus (N. V)
a. Sensorik : DBN
b. Motorik :
Merapatkan gigi : DBN
Buka mulut : DBN
Menggerakkan rahang : DBN
Menggigit tongue spatel kayu : DBN
c. Refleks :
Kornea : DBN
Maseter/mandibula : DBN
5. N. Facialis (N. VII)
a. Sensorik : DBN
b. Motorik :
Kondisi diam : Simetris
Kondisi bergerak :
a) Musculus frontalis : DBN
b) Musculus korugator supersili : DBN
c) Musculus nasalis : DBN
d) Musculus orbicularis oculi : DBN
e) Musculus orbicularis oris : DBN
f) Musculus zigomaticus : DBN
g) Musculus risorius : DBN
h) Musculus bucinator : DBN
Sensorik khusus
a) Lakrimasi : DBN
b) Refleks stapedius : DBN
c) Pengecapan 2/3 anterior lidah : DBN
6. N. Stato-akustikus (N. VIII)
a. Suara bisik : DBN
b. Arloji : DBN
c. Garpu tala : DBN
d. Nistagmus : DBN
e. Tes Kalori : DBN
7. N. Glosopharingeus, N. Vagus (N. IX, N. X)
Inspeksi oropharing keadaan istirahat: DBN
Inspeksi oropharing saat berfonasi: DBN
Refleks: DBN
Pengecapan 1/3 belakang lidah: DBN
8. N. Acesorius (N. XI)
a. Kekuatan m. Trapezius : DBN
b. Kekuatan m. Sternokleidomastoideus : DBN
9. N. Hipoglosus (N. XII)
a. Keadaan diam : Lurus
b. Keadaan gerak : Lurus

PEMERIKSAAN MOTORIK
1) Observasi : DBN
2) Palpasi : Konsistensi otot normal
3) Perkusi : DBN
4) Tonus : Normotonus
5) Kekuatan otot :
5 5
5 5

a. Ekstremitas atas :
M. deltoid : DBN
M. biceps brakii : DBN
M. triceps : DBN
M. brakioradialis : DBN
M. pronator teres : DBN
Genggaman tangan : DBN
b. Ekstremitas bawah :
M. iliopsoas : DBN
M. kwadricep femoris : DBN
M. Hamstring : DBN
M. tibialis anterior : DBN
M. gastrocnemius : DBN
M. soleus : DBN

PEMERIKSAAN SENSORIK
1) Eksteroseptik/protopatik (nyeri/suhu, raba halus/kasar) : parastesi dan hipestesi pada
distal punggung kaki kanan dan kiri
2) Proprioseptik (gerak/posisi, getar dan tekan) : DBN
3) Kombinasi :
Stereognosis : DBN
Barognosis : DBN
Graphestesia : DBN
Sensory extinction : DBN
Loss of body image : DBN
Two point tactile discrimination : DBN
REFLEKS FISIOLOGIS
1) Refleks Superficial
a. Dinding perut /BHR : -
b. Cremaster : -
2) Refleks tendon/periostenum
a. BPR / Biceps : +2 / +2
b. TPR / Triceps : +2 / +2
c. KPR / Patella : +2 / +2
d. APR / Achilles : +2 / +2
e. Klonus :
Lutut/patella : -/-
Kaki/ankle : -/-

REFLEKS PATOLOGIS
a. Babinski : -/-
b. Chaddock : - / -
c. Oppenheim : - / -
d. Gordon : - / -
e. Schaeffer : - / -
f. Gonda : - / -
g. Stransky : - / -
h. Rossolimo : - / -
i. Hoffman : - / -
j. Tromner : - / -
k. Mendel-Bechtrew : - / -

PEMERIKSAAN SEREBELLUM
a. Koordinasi
Asinergia /disinergia : DBN
Diadokinesia : DBN
Metria : DBN
Tes memelihara sikap
Rebound phenomenon : DBN
Tes lengan lurus : DBN
b. Keseimbangan
Sikap duduk : DBN
Sikap berdiri :
Wide base / broad base stance : DBN
Modifikasi Romberg : DBN
Dekomposisi sikap : DBN
Berjalan / gait :
Tendem walking : DBN
Berjalan memutari kursi / meja : DBN
Berjalan maju-mundur : DBN
Lari ditempat : DBN
c. Tonus : DBN
d. Tremor : (-)

PEMERIKSAAN FUNGSI LUHUR
1. Aphasia : (-)
2. Alexia : (-)
3. Apraksia : (-)
4. Agraphia : (-)
5. Akalkulia : (-)
6. Fingeragnosia : (-)
7. Right-left disorientation : (-)

TES SENDI SACRO-ILIACA
a. Patricks : -/-
b. Contra patricks : -/-

TES PROVOKASI NERVUS ISCHIADICUS
a. Laseque : DBN
b. Sicards : DBN
c. Bragards : DBN
d. Minors : DBN
e. Neris : DBN
f. Door bell sign : DBN
g. Kemp test : DBN

PEMERIKSAAN DISARTRIA
a. Labial : DBN
b. Palata : DBN
c. Lingual : DBN

RESUME
Seorang laki-laki berusia 77 tahun, mengeluh mengalami kesemutan di punggung kaki
hingga keseluruhan jari-jari kaki baik kanan maupun kiri, riwayat menderita DM dan
tidak rutin kontrol, status general GCS 15, TD 120/80, dari pemeriksaan neurologis
didapati parastesi dan hipestesi pada distal punggung kaki kanan dan kiri.

ASSESMENT
-Diagnosa klinis : parastesi dan hipestesi pada distal punggung kaki kanan dan kiri
-Diagnosa topis : Saraf tepi
-Diagnosa etiologi : Polineuropati Diabetika
-Diagnosa banding : nutritional deficiencies,MH,GBS.

PLANNING
DIAGNOSA
Pemeriksaan Darah Lengkap, Pemeriksaan Gula darah
EMG

TERAPI
Medikamentosa
o Neutropic vitamin (vit B1,B6,B12)
o Neurodex 3x1
Non Medikamentosa
o Pengendalian gula darah

MONITORING
VS, Gula darah, keluhan lain

PROGNOSIS
Ad Vitam : Dubia ad bonam
Ad fungtionam : Dubia ad bonam
Ad sanam : Dubia ad bonam


















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
POLINEUROPATI
Pendahuluan
Neuropati perifer adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan gangguan pada
system saraf perifer. Sistem saraf perifer terdapat pada persarafan diwajah, lengan, kaki,
badan, dan beberapa persarafan pada kepala. Persarafan perifer adalah semua persarafan yang
tidak terletak pada system saraf pusat yaitu otak dan medulla spinalis.
Neuropati dapat merusak satu saraf (mononeuropati) atau beberapa saraf
(polineuropati). Serabut serabut saraf menjalin hubungan antara otak dan otot, kulit, organ
interna dan pembuluh darah. Pada keadaan yang berbahaya, saraf saraf tidak dapat menjalin
hubungan sebagaimana mestinya dan gangguan hubungan tersebut menyebabkan gejala
seperti nyeri atau kebas.
Neuropati perifer sering terdapat pada pasien penderita diabetes dan penyakit autoimun
seperti arthritis rheumatoid dan lupus. Defisensi vitamin tertentu, obat obatan, dan alkohol
dapat juga merusak saraf perifer.
Perawatan kondisi umum dapat mengurangi beberapa kasus neuropati perifer. Pada
kasus lainnya, pengobatan perifer berfokus pada penatalaksanaan nyeri. Saraf- saraf perifer
mempunyai kemampuan yang hebat untuk berenegerasi dan pengobatan terbaru neuropati
perifer mempergunakan faktor faktor growth nervus atau terapi gen yang dapat
memberikan kesempatan yang lebih baik untuk perbaikan saraf dimasa mendatang.

Penyebab
Sejumlah faktor dapat menyebabkan neuropati. Pada saat suatu saraf rusak, misalnya
disebabkan oleh trauma atau penggunaan yang berulang yang menyebabkan penekanan pada
saraf. Penekanan pada saraf dapat diakibatkan oleh penggunaan pembalut pada tangan atau
penyokong dalam waktu yang lama dalam posisi yang tidak sesuai misalnya pada saat
mengetik dikomputer atau adanya tumor atau pertumbuhan tulang yang tidak normal.
Pada saat kerusakan terjadi pada beberapa saraf, penyebab tersering adalah diabetes.
Hampir setengah dari penderita diabetes menjadi beberapa bentuk neuropati . penyebab
lainnya seperti alkohol, HIV/AIDS, gangguan herediter, amiloidosis dan defisiensi vitamin-
vitamin tertentu khususnya vitamin B
Penyebab lain kerusakan poli neuropati adalah
penyakit lain. Termasuk penyakit auto immun misalnya lupus dan rhematoid artritis,
penyakit ginjal,penyakit hati dan hipotiroid
paparan racun. Termasuk beberapa zat toksis dan obat obatan khususnya yang
digunakan untuk pengobatan kanker.
Genetik. Anda mungkin cendrung mewarisi untuk terjadinya neuropati perifer
infeksi bakteri dan viral. Kondisi akut yang disebut sindroma guillian barre sering
menyebabkan kerusakan seluruh atau sebagian dari saraf perifer melalui kerusakan
selubung mielin yang menutup serabut saraf. Serabut mielin sering bertindak sebagai
penyekat saraf dan membantu menghantarkan impuls saraf. Meskipun penyebab pasti
sindroma guillain barre tidak diketahui, kebanyakan kasus terjadi setelah infeksi,
pembedahan atau immunisasi.
Meskipun, tidak selalu mudah untuk memastikan penyebab piloneuropati.
Kenyataannya, bila anda menderita neuropati yang tidak berhubungan dengan diabetes,
mungkin saja penyebabkan tidak pernah ditemukan.

Faktor-Faktor Resiko
Penyakit diabetes mempunyai resiko untuk terjadinya kerusakan saraf perifer. Secara
nyata, sebagian dari penderita diabetes mempunyai beberapa macam neuropati. Resiko
meningkat selama penderita menderita diabetes dan resiko paling tinggi pada penderita yang
menderita penyakit tersebut lebih dari 25 tahun. Bahkan resiko bertambah bila penderita
berumur lebih dari 40 tahun atau kesulitan dalam mengontrol kadar gula darah.
Meskipun peneliti tidak memahami secara tepat bagaimana terjadinya kerusakan
tersebut. Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak kemampuan saraf untuk mengirim
sinyal. Penderita dapat menurunkan resiko tersebut bila mengikuti anjuran medis untuk
mempertahankan kadar gula darah senormal mungkin.

Resiko terjadinya polineuropati meningkat bila mempunyai satu atau beberapa faktor
resiko berikut ini:
penggunaan alkohol
Minum alkohol yang berlebihan dapat mempengaruhi sistem saraf, menyebabkan kebas pada
tangan dan kaki.
defisiensi vitamin
Kekurangan vitamin tertentu khususnya B1 ( tiamin ) dan B12 menyebabkan polineuropati,
seperti anemia perniosa yang terjadi saat tubuh tidak dapat mengabsorbsi sebagaimana
mestinya sering menjadi polineuropati perifer
gangguan sistem immun
Sering terjadinya polineuropati bila menderita penyakit autoimmun seperti lupus atau
rheumatoid artritis atau bila sistem immum menurun oleh Human immunodefisiensi virus
(HIV) atau AIDS
masalah kesehatan
kondisi medis termasuk jenis kanker tertentu, penyakit ginjal, penyakit hati, dapat
menyebabkan resiko kerusakan saraf.
tekanan berulang
pekerjaan atau hobbi yang menyebabkan penekanan pada suatu persarafan dalam waktu yang
lama akan meningkatkan terjadinya neuropati perifer. Pada sindroma carpal tunnel
misalnya terjadinya penekanan pada nervus medianus sepanjang pergelangan tangan
sampai jari. Tekanan yang berulang kali saat bekerja atau perkerjaan yang membutuhkan
waktu lama, genggaman yang kuat dapat menekan nervus medianus
zat toksis
paparan beberapa zat toksis dapat membuat saraf tepi rusak. Zat tersebut terdiri dari logam
berat misalnya merkuri dan arsenik, larutan organik dan obat-obatan tertentu misalnya
yang digunakan untuk kanker dan AIDS

Komplikasi
Neuropati diabetik dapat menyebabkan beberapa komplikasi. Kerusakan saraf pada kaki
disertai dengan sirkulasi yang jelek dapat menyebabkan ulkus dan bahkan ganggren. Tidak
hanya kaki yang diserang oleh diabetes yang berhubungan dengan neuropati tetapi dapat juga
mempengaruhi organ tubuh lainnya.
Bila saraf yang berhubungan dengan pencernaan mengalami kerusakan, pengosongan
lambung dapat mengalami perlambatan yang dapat menyebabkan mual, muntah dan
kembung. atau sering terjadinya konstipasi atau diare. Pada beberapa kasus dapat mengalami
masalah dengan pengontrolan kandung kemih dan impontensi .
Komplikasi lainnya antara lain :
menurunnya gerakan atau sensasi baik partial atau komplet
penurunan tekanan darah
impotensi
depresi
penurunan berat badan
Diagnosis
Tanda dan Gejala
Semua gejala neurologi yang terjadi berhubungan dengan system saraf pusat yang
terdiri dari otak dan medulla spinalis atau system saraf perifer yang menghubungkan medulla
spinalis dan otak ke semua bagian tubuh. Jaringan saraf perifer terdiri dari saraf motorik yang
dapat mengkontraksi otot dan sensorik yang dapat memberikan batasan sensasi rasa. Saraf
perifer dapat mengkontrol beberapa fungsi involunter system saraf otonom yang mana
mengatur beberapa organ interna, kelenjar keringat dan tekanan darah.
Namun, saraf saraf perifer mudah rapuh dan rusak. Kerusakan saraf perifer dapat
menganggu hubungan antara area yang dipersarafi dan otak, yang menganggu kemampuan
untuk pergerakan otot otot tertentu atau sensasi rasa yang normal. Gejala tersebut tidak
tergantung pada penyebab neuropati dan satu atau beberapa saraf yang terlibat.
Jika saraf sensorik mengalami kerusakan , gejala gejala yang muncul :
Nyeri
Kebas
Rasa gatal
kelemahan otot
rasa terbakar
hilang rasa
Gejala gejala tersebut sering dimulai secara bertahap. Anda mungkin merasa geli atau
kebas yang dimulai pada jari jari kaki atau kaki dan menyebar ke atas. Rasa geli mungkin
juga dimulai pada tangan dan meluas ke lengan.
Pada saat gejala baru saja muncul dan beberapa penderita tidak menyadari adanya
kelainan. Bagi penderita lainnya, gejala menetap dan terutama pada malam hari gejalanya
hampir tidak bisa ditahan. Gejala dan tanda antara lain
tidak ada perasaan saat memakai sarung tangan atau kaus kaki
nyeri seperti terbakar
nyeri tajam, tertusuk atau seperti terkena listrik
kepekaan berlebihan terhadap sentuhan, bahkan sentuhan ringan
kurangnya koordinasi
Bila saraf motorik rusak, anda mengalami kelemahan atau paralisis otot yang
dikendalikan oleh saraf tersebut. Dan bila saraf tersebut rusak yang mana mengontrol fungsi
sistem saraf otonom tertentu, anda akan mengalami gangguan dengan buang air besar dan
kecil, berkurangnya keringat atau impotensi. anda mungkin juga mengalami penurunan tajam
tekanan darah pada saat berdiri yang menyebabkan pingsan dan pusing.

Pemeriksaan Penunjang
A. Elektromiografi (EMG)
Ini merupakan investigasi penting yang membantu melokalisasi, menggolongkan jenis
dan keakutan neuropati periferal.Bagian pertama EMG melibatkan perangsangan syaraf
periferal dan pencatatan sinyal listrik. Bagian kedua melibatkan penyisipan jarum sangat
tipis ke dalam anggota tubuh atau otot punggung dan mencatat aktivitas motorik mereka.
B. Pemeriksaan Darah
Untuk melihat akar penyebab, misalnya diabetik, kekurangan vitamin, ketidaknormalan
protein dalam darah dan antibodi. Pada jenis tertentu neuropati keturunan, sampel darah
mungkin akan dikirim untuk konfirmasi genetik.
C. Pungsi Lumbar
Ini adalah prosedur di tempat tidur dimana sejumlah kecil cairan serebrospinal (dari
bagian punggung bawah) diambil untuk analisa di bawah kondisi steril dan bius lokal.
D. Biopsi Kulit
Ini adalah prosedur sederhana di tempat tidur untuk mengkonfirmasi neuropati yang
mempengaruhi syaraf kecil yang berakhir di kulit. Pelubangan biopsi kulit (berdiameter
sekitar 3mm) dilakukan di bawah bius lokal pada kaki dan paha.
E. Tes Fungsi Otonom
Ini adalah tes non invasif yang mengevaluasi sistem syaraf otonom.
F. Biopsi Syaraf
Ini terkadang dilakukan untuk konfirmasi keberadaan peradangan syaraf misalnya
neuropati vaskulitik.
Pengobatan
Tujuan pengobatan untuk penanganan kondisi penyebab neuropati dan memperbaiki
kerusakan seperti menghilangkan gejala. bila dokter tidak dapat menentukan penyebab
neuropati, dokter akan memberikan beberapa obat untuk menghilangkan gejala dari
penderita.
Pengendalian penyakit kronik tidak dapat menghilangkan neuropati tetapi hal tersebut
berperan dalam penatalaksanaannya. Dokter akan merekomendasikan pengobatan pada
beberapa kondisi :
diabetes
bila menderita diabetes, penderita dan dokter dapat bekerja sama untuk
mempertahankan kadar gula darah senormal mungkin. Mempertahankan kadar gula
darah yang normal dapat melindungi saraf. meskipun gejala awal sebelum diperbaiki
jelek.
defisiensi vitamin
bila neuropati disebabkan oleh defisiensi suatu vitamin, gejala tersebut akan
membaik saat defiisensi dikoreksi. Dokter akan merekomendasikan untuk
penyuntikan vitamin B12 untuk beberapa hari kemudian satu bulan sekali. Bila
menderita anemia perniosa, penderita membutuhkan penyuntikan yang teratur dan
mungkin tambahan suplemen vitamin. Penderita juga membutuhkan diet makan yang
sehat.
gangguan autoimmun
bila neuropati disebabkan oleh suatu peradangan atau proses autoimun, pengobatan
ditujukan pada pengontrolan respon immun
penekanan saraf
pada beberapa kasus, neuropati disebabkan oleh penekanan pada saraf. Pengobatan
utama dengan menghindari sumber penekanan. hal itu mungkin dengan membuat
kursi,meja atau keyboard yang sesuai dirumah atau kantor, merubah cara memegang
alat atau instruments atau beristirahat sebentar pada hobi atau olah raga tertentu. pada
beberapa kasus penekanan saraf, penderita membutuhkan pembedahan untuk
perbaikan.
zat toksis atau obat obatan
bila toksin atau obat - obatan penyebab neuropati, segera hentikan pemakaian obat
obatan atau menghindari paparan toksin untuk mencegah neuropati yang progresif.

Obat- obatan
Obat obatan dapat mengurangi gejala nyeri. Tetapi obat tersebut mempunyai beberapa
efek samping terutama bila penggunaan jangka panjang. Bila penggunaan obat nyeri secara
teratur termasuk obat OTC ( over the counter ) diskusikan dengan dokter tentang keuntungan
dan efek sampingnya. Obat obat yang dapat mengurangi nyeri pada neuropati antara lain:
Pain reliers.
OTC pain reliver seperti acetaminofen ( tylenol ) dan obat anti inflamasi nonsteroid
(NSAIDS) seperti aspirin dan ibuprofen ( advil, motrin, lainnya )biasanya digunakan
untuk gejala ringan. Untuk beberapa gejala berat, dokter akan merekomendasikan
untuk meresepkan NSIADs). Bila penderita menggunakan dan NSIADs dalam waktu
yang lama dan dosis besar penderita dapat mengalami mual, nyeri lambung,
perdarahan bahkan ulkus
Obat anti kejang
Obat seperti gabapentin( neurontin ), carbamazepin ( tagretol ) dan phenytoin
(dilantin) biasanya digunakan pada pengobatan dengan gangguan kejang ( epilepsi ).
Dokter sering juga meresepkannya untuk nyeri seperti tertusuk. Efek sampingnya
antara lain mengantuk dan pusing
Injeksi Lidokain
Injeksi berisi lidokain obat anastesi yang bersifat topikal. Anda menggunakan pada
lokasi nyeri bila nyerinya berat dan anda dapat menggunakan 3 injeksi perhari untuk
mengurangi nyeri. Pengobatan ini hampir tidak mempunyai efek samping, pada
beberapa penderita timbulnya kemerahan pada tempat lokasi penyuntikan
Antidepresi trisiklik
Obat obatan antidepresi seperti amitriptyilin, nortriptylin ( pamelor ), desipramin
(norpramin) dan imipramine ( tofranil ) dapat mengurangi gejala ringan sampai
sedang dengan menganggu proses kimia didalam otak yang menyebabkan nyeri.
Efek samping obat- obatan tersebut terdiri dari gangguan keseimbangan, mulut
kering, mual, kelelahan, konstipasi dan pertambahan berat badan. Untuk mengurangi
efek samping tersebut dokter akan memulai dengan dosis terendah dan pemakainnya
ditingkatkan secara perlahan lahan. Bila penderita terdapat insomnia, dokter akan
merekomendasikan obat anti depresi atau obat tidur. Beberapa peneliti telah
menyarankan pemakaian selektif serotinin reuptake inhibitor ( SSRIS) misalnya
proxetin ( paxil ) dan flouxetine hidroklorida (prozak) untuk mengurangi tanda dan
gejala neuropati perifer.
Obat lainnya
Analgesik opioid misalnya kodein atau oxycodone ( oxycontin ) dapat digunakan
untuk mengurangi nyeri. Golongan obat ini mempunyai beberapa efek samping
antara lain adiksi yang tidak menyenangkan bila digunakan dalam waktu yang lama.
mexiletine ( mexitil ) suatu obat yang biasanya digunakan untuk mengobati
gangguan irama jantung yang tidak teratur, kadang kadang dapat mengurangi nyeri
seperti terbakar.

Terapi
Beberapa obat bebas dan tehnik dapat juga mengurangi nyeri. dokter sering
menggunakan tambahan pada obat obatan, tetapi beberapa menjadi tidak efektif pada pasien
sendiri, antara lain :
Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS)
Dokter dapat menentukan jenis terapi ini, yang dapat mencegah rangsang nyeri yang
dihasilkan oleh otak. TENS membawa impuls listrik yang kecil ke jaras saraf tertentu
melalui electrode yang diletakkan dikulit. Meskipun aman dan sedikit nyeri. TENS
tidak dapat bekerja pada setiap penderita atau semua jenis nyeri
Biofeedback
Terapi ini menggunakan sebuah mesin untuk mengajarkan anda bagaimana untuk
mengendalikan respon tubuh tertentu yang mengurangi nyeri. Anda kemudian
belajar bagaimana mengendalikan respon yang sama pada diri anda. Tehnik
Biofeedback sering digunakan pada rumah sakit dan pusat kesehatan
Akupuntur
National institutes of health telah menemukan bahwa akupuntur dapat menjadi
pengobatan yang efektif untuk nyeri yang kronik, mungkin termasuk nyeri neuropati,
mengingat bahwa anda tidak dapat memperoleh hasil yang segera dengan akupuntur
dan dibutuhkan lebih dari satu kali hasil pertemuan.
Hipnotis
Penderita dewasa dapat dihipnotis oleh tenaga professional, tetapi agar hipnotis lebih
efektif, anda harus bersedia dan termotifasi untuk ikut serta. Selama dihipnotis,anda
akan menerima kesan tertentu untuk mengurangi persepsi nyeri.
Tehnik releksasi
Bertujuan untuk mengurangi penegangan otot yang membuat nyeri bertambah.
Tehnik relekasi berasal dari latihan pernafasan yang dalam sampai penglihatan
(contohnya gambaran yang melayang) yoga dan obatan. anda mungkin dapat
menggunakan atau beberapa tekhnik atau anda dapat belajar sendiri menggunakan
buku atau tipe

Pencegahan
Cara terbaik untuk mencegah neuropati perifer dengan berhati hati dalam
mengendalikan kondisi medis yang beresiko. pengontrolan kadar gula darah bila menderita
diabetes atau berbicara dengan dokter tentang pengobatan yang aman dan efektif bila
menderita masalah dengan alkohol.
Apakah anda mempunyai atau tidak kondisi medis, makan makanan yang sehat yang
terdapat dalam buah buahan, sayur sayuran, gandum dan protein tidak berlemak. Makanan
sumber vitamin B12 adalah daging, ikan, telur, makanan dari susu yang rendah lemak dan
makanan dari gandum yang difortifikasi. Bila anda seorang vegetarian, makanan gandum
yang difortifikasi merupakan sumber vitamin B12 tetapi anda perlu ke dokter untuk
mendapatkan supplemen vitamin B12. Semua yang dapat menyebabkan kerusakan saraf
sedapat mungkin dihindari, gerakan berulang, posisi yang kaku, bahan kimia yang toksis.

Perawatan diri
Saran- saran berikut dapat membantu and dalam penanganan neuropati perifer.
Merawat kaki khususnya bila menderita diabetes. Periksalah kaki setiaphari terhadap
tanda tanda kulit yang melepuh, luka dan kallus. Sepatu dan kaus kaki yang sempit
dapat memperburuk nyeri dan rasa gatal dan dapat membuat luka tidak dapat sembuh.
Pakailah kaos kaki yang lembut dari katun dan lapisan sepatu yang lembut. Anda dapat
menggunakan bantal yang berbentuk semusirkular unuk menjaga seperai dari panas atau
rasa peka.
Latihan. Tanya pada dokter tentang latihan rutin yang baik bagi anda. Latihan secara
teratur dapat mengurangi nyeri neuropati dan dapat mengontrol kadar gula darah
Berhenti merokok. Asap rokok dapat mempengaruhi sirkulasi darah meningkatkan
masalah resiko pada kaki dan mungkin amputasi.
Makan makanan yang sehat. Bila anda mempunyai resiko tinggi terhadap neuropati atau
mempunyai kondisi kronis, makan makanan yang sehat sangat penting. Memperhatikan
kandungan makanan yang berasal dari daging rendah lemak, makanan dari susu dan
termasuk buah buahan dan sayuran dan makanan dari gandum. Tidak minum alkohol
secara berlebihan.
Memijat tangan dan kaki atau lainnya. Pijatan dapatn memperbaiki sirkulasi,
merangsang, saraf dan dapat mengurangi nyeri untuk sementara.
Menghindari penekanan yang lama. Jagalah beban lutut atau siku dalam waktu yang lama
yang dapat menyebabkan kerusakan saraf yang baru.

POLINEUROPATI DIABETES MELLITUS

PENDAHULUAN
Neuropati adalah gangguan saraf perifer yang meliputi kelemahan motorik, gangguan
sensorik, otonom dan melemahnya refleks tendon, dapat akut atau kronik. Kelainan yang
dapat menyebabkan neuropati dapat digolongkan secara umum yaitu yang disebabkan oleh
penyakit defisiensi, kelainan metabolisme, intoksikasi, alergi, penyakit keturunan, iskemik,
dan kompresi.
Kelainan fungsional sistem saraf tepi dapat disebabkan kelainan pada sel saraf di
sumsum tulang belakang atau kelainan sepanjang saraf tepi sendiri. Inti sel saraf adalah
tempat terpenting dalam metabolisme neuronal sehingga berbagai proses disini dapat
mempengaruhi saraf tepi.
Penghantaran rangsangan dan nutrisi pada saraf tepi sangat bergantung pada keutuhan
selubung mielin dan aliran darah pada saraf tepi tersebut. Neuropati dapat primer disebabkan
proses demielinisasi atau iskemik lokal pada saraf tepi.
Polineuropati atau yang disebut juga neuronopati adalah neuropati dengan lesi utama
pada neuron. Merupakan proses umum yang menyebabkan kelainan simetris dan bilateral
pada sistem saraf tepi. Kelainan ini dapat berbentuk motorik, sensorik, sensorimotor atau
autonomik. Distribusinya dapat proksimal, distal atau umum.
Menurut WHO, technical report series 645, 1980 : batasan neuropati saraf tepi adalah
kelainan menetap (lebih dari beberapa jam) dari neuron sumsum tulang, neuron motorik
batang otak bagian bawah, sensorimotor primer, neuron susunan saraf autonom perifer dengan
kelainan klinis, elektroneurografik dan morfologik.
Gejala yang mula-mula mencolok adalah pada ujung saraf yang terpanjang. Di sini
didapat degenerasi aksonal, sehingga penyembuhan dapat terjadi jika ada degenerasi aksonal.
Proses di sini lambat dan sering tidak semua saraf terkena lesi tersebut.

PATOFISIOLOGI
a. Neuropati aksonal
Neuropati akson mengenai akson dengan efek sekunder pada sarung mielin. Akson yang
terbesar terkena lebih dulu. Jenis lain dari neuropati aksonal disebabkan oleh iskemik akibat
vaskulopati. Sisi dari kerusakan aksonal berhubungan dengan innervasi vaskular dan dapat
terkena dimana saja sepanjang saraf tersebut.
b. Neuropati demielin
Yang terkena adalah sel schwann dari sarung mielin dengan akibat demielinisasi dari saraf
tepi dalam bentuk distribusi segmental.
c. Bentuk gabungan
Kebanyakan neuropati adalah bentuk gabungan dimana mielin lebih terkena dari pada akson
atau sebaliknya.
1. Teori metabolik. Teori ini menerangkan gangguan metabolik akibat dari
hiperglikemia dan atau defisiensi insulin pada satu atau lebih komponen seluler pada saraf
menyebabkan terjadinya gangguan fungsi dan struktural. Gangguan ini akan menyebabkan
kerusakan jaringan saraf dan mengakibatkan defisit neurologi.
2. teori vaskuler . teori ini menerangkan bahwa neuropati, nefropati dan retinopati
terjadi akibat demyelinasi multifokal dan hilangnya akson ( axonal loss). Pada kapiler pasien
diabetes terjadi penebalan membran basement dan peningkatan ukuran dan jumlah sel endotel
kapiler yang menyebabkan diameter lumen pembuluh darah menjadi kecil.
3. Teori sorbitol-osmotik. Teori ini menerangkan bahwa kerusakan jaringan saraf
disebabkan oleh akumulasi sorbitol intraseluler, yang berasal dari strees hiperglikemik
isotonic pada diabetes. Myoinositol akan menetralkan efek ini, namun proses ini akan menjadi
hilang, yang mengakibatkan sintesis phosphatidylinositol menjadi terbatas dan dibentuk
phospatydilinositol generasi ke dua. Dengan demikian merubah aktivitas
[Na.sup+]/[K.sup+]ATPase pada saraf

KLASIFIKASI
1. Berdasarkan lokasi
Polineuropati sensorik-motorik simetris
Bentuk ini lebih dikenal dengan polineuropati, merupakan bentuk yang paling sering
dijumpai. Keluhan dapat dimulai dari yang paling ringan sampai dengan yang paling
berat. Gangguan bersifat simetris pada kedua sisi. Tungkai lebih dulu menderita
dibanding lengan. Gangguan sensorik berupa parestesia, anestesia dan perasaan baal
pada ujung-ujung jari kaki yang dapat menyebar ke arah proksimal sesuai dengan
penyebaran saraf tepi, ini disebut sebagai gangguan sensorik dengan pola kaus kaki.
Kadang-kadang parestesia dapat berupa perasaan-perasaan yang aneh yang tidak
menyenangkan, rasa seperti terbakar. Nyeri pada otot sepanjang perjalanan saraf tepi
jarang dijumpai. Nyeri ini dapat mengganggu penderita pada waktu malam hari,
terutama pada waktu penderita sedang tidur. Kadang-kadang penderita mengeluh
sukar berjinjit dan sulit berdiri dari posisi jongkok.
Kelemahan otot pertama-tama dijumpai pada bagian distal kemudian menyebar ke
arah proksimal. Atrofi otot, hipotoni dan menurunnya refleks tendon terutama tendon
Achilles, dapat dijumpai pada fase dini sebelum kelemahan otot dijumpai. Saraf
otonom dapat juga terkena sehingga menyebabkan gangguan trofik pada kulit dan
hilangnya keringat serta gangguan vaskular perifer yang dapat menyebabkan
hipotensi postural
2. Berdasarkan etiologi
Penyakit Defisiensi
Defisiensi tiamin, asam nikotinat, dan asam pantotenat mempengaruhi metabolisme
neuronal dengan menghalangi oksidasi glukosa. Defisiensi seperti ini dapat terjadi
karena malnutrisi, muntah-muntah, kebutuhan yang meningkat seperti pada
kehamilan atau pada alkoholisme. Defisiensi tiamin dapat menyebabkan
kardiomiopati dan gangguan pada mesensefalon (Wernickes encephalopaty), ini
akan menyebakan paralisis otot-otot okular, nistagmus, ataksia, dan demensia.
Neuritis alkoholik disebabkan oleh defisiensi tiamin dan bukan karena efek toksik
alkohol yang biasanya disertai rasa nyeri yang sangat pada daerah betis.
Defisiensi asam nikotinat akan menyebabkan penyakit pellagra. Pada polineuropati
yang disebabkan defisiensi asam nikotinat, penderita-penderita akan mengalami
demensia ringan, dermatitis pada daerah tubuh yang terkena matahari, kadang-
kadang disertai glositis dan diare.
Gangguan metabolism
Gambaran klinik neuropati terlihat pada 20% penderita diabetes melitus, tetapi
dengan pemeriksaan elektrofisiologi pada dibetes melitus asimptomatik tampak
bahwa penderita sudah mengalami neuropati subklinik. Pada kasus yang jarang,
neuropati merupakan tanda awal suatu diabetes melitus.
Neuropati terjadi biasanya pada diabetes melitus yang lama dan tidak terkontrol pada
orang usia lanjut. Gejala yang sering terjadi yaitu menyerupai lesi pada ganglion
radiks posterior. Disini dijumpai hipestesia perifer dengan disertai hilangnya sensasi
getar. Rasa nyeri tidak selalu dijumpai, kadang-kadang dijumpai artropati tanpa rasa
nyeri dan ulkus pada kaki. Dapat terjadi gangguan otonom seperti diare, hipotensi
postural, gangguan sekresi keringat dan impotensi.
Neuropati merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap meningkatnya
kerentanan pasien diabetes melitus terhadap infeksi, dimana akibat neuropati
sensorik akan menyebabkan berkurangnya rasa nyeri setempat sehingga luka kurang
disadari dan diabaikan oleh pasien, serta berakibat terlambatnya pengobatan.
Neuropati motorik dapat berakibat deformitas bentuk kaki dan gangguan titik-titik
tekan pada telapak kaki. Lebih lanjut neuropati autonomik dapat menyebabkan atoni
kandung kemih serta gangguan mekanisme kelenjar keringat. Atoni kandung kemih
menyebabkan timbulnya stasis residu urin dalam kandung kemih yang merupakan
faktor predisposisi infeksi yang sering kambuh.
Keracunan
Neuropati karena keracunan jarang dijumpai. Timah dan logam berat akan
menghambat aktifasi enzim dalam proses aktifitas oksidasi glukosa sehingga
mengakibatkan neuropati yang sukar dibedakan dengan defisiensi vitamin B.
Keracunan timah menyebabkan neuropati motorik, khususnya mempengaruhi nervus
radialis, medianus dan poplitea lateralis. Terkulainya tangan dan kaki (drop wrist dan
drop foot) merupakan gejala yang sering ditemukan.
Manifestasi alergi
Gangguan motorik pada sindrom Guillain-Bare biasanya timbul lebih awal daripada
gangguan sensorik. Biasanya terdapat gangguan sensasi perifer dengan distribusi
sarung tangan dan kaus kaki tetapi kadang-kadang gangguan tampak segmental. Otot
proksimal dan distal terganggu dan refleks tendon menghilang. Nyeri bahu dan
punggung biasanya ditemukan. Otot fasial dan otot okular kadang-kadang terganggu.
Perluasan dan kelemahan otot-otot batang tubuh menuju toraks akan menganggu
pernapasan.
Infeksi
Lepra merupakan salah satu infeksi yang mempengaruhi saraf-saraf secara langsung,
terjadi penebalan lokal saraf pada sisi infeksi dan kulit daerah yang diinervasi
mengalami pigmentasi dan anestesik. Lepra disebabkan oleh Mycobacterium leprae
yang mempunyai sifat neurotropis, yang bisa ditemukan intraneural dan ekstraneural
yang akan mengakibatkan kerusakan saraf. Bahkan Fite menyatakan bahwa semua
kusta merupakan penyakit saraf.
Berdasarkan perlangsungan klinisnya, kerusakan saraf pada lepra dibagi atas :
1. Neuropati akut : terjadi nyeri spontan.
2. Neuropati sub akut : timbul nyeri bila dirangsang/palpasi.
3. Neuropati kronis : tidak memberikan keluhan nyeri.

Neuropati Kompresi
Pada Sindrom Kanalis Karpi, terjadi penyempitan kanalis karpi oleh materi lemak
atau edema, sehingga menyebabkan kompresi nervus medianus. Gejalanya meliputi
nyeri pada tangan yang kadang-kadang menyebar secara proksimal ke atas menuju
lengan. Nyeri semakin hebat pada malam hari, kadang-kadang membangunkan
penderita pada dini hari. Gejala-gejala menjadi berat oleh kerja manual yang berat
seperti menggosok atau mencuci.
DIAGNOSIS
A. Anamnesis
Keluhan berupa kelemahan otot tungkai bawah, disertai rasa kesemutan, kram, tertusuk-
tusuk, rasa baal, atau rasa terbakar.
B. Pemeriksaan fisis
1. Kelainan / kelemahan dapat berbentuk motorik, sensorik, sensorimotor atau otonomik
dengan distribusi dapat pada bagian distal atau proksimal.
2. Parestesi atau distesi
3. Gangguan sensorik tipe sarung tangan dan kaus kaki
4. Refleks fisiologis menurun atau menghilang
5. Atropi otot-otot distal
6. Langkah ayam (steppage gait)
C. Pemeriksaan laboratorium
Likuor : protein normal, kadang-kadang meningkat pada jenis demyelinating.
Darah : untuk mencari latar belakang etiologis, misalnya pemeriksaan glukosa dalam
keadaan puasa dan 2 jam sesudah makan.
D. Pemeriksaan penunjang lainnya
EMNG : gambaran khas berupa kecepatan hantar saraf yang menurun.
Biopsi saraf : bila perlu (konsultasi dengan bagian patologi anatomi).
DIAGNOSA BANDING
Miopati, yaitu suatu kelainan yang ditandai oleh abnormalnya fungsi otot (merupakan
perubahan patologik primer) tanpa adanya denervasi pada pemeriksaan klinik, histologik atau
neurofisiologi.
Sindrom Guillain Barre, yaitu suatu polineuropati yang bersifat ascending dan akut yang
sering terjadi setelah 1 sampai 3 minggu setelah infeksi akut. Menurut Bosch, SGB
merupakan suatu sindroma klinis yang ditandai adanya paralisis flasid yang terjadi secara akut
berhubungan dengan proses autoimun dimana targetnya adalah saraf perifer, radiks, dan
nervus kranialis.
PENATALAKSANAAN
a. Terapi
- Kausal : menurut penyebabnya
- Simptomatis : menurut gejalanya
- Suportif : vitamin neurotropik, dll
- Rehabilitatif : fisioterapi.
b. Perawatan rumah sakit : rawat inap dalam upaya mencari kausa dan untuk perawatan bila
perlu. Bila ada penyulit dirawat di ICU.
PROGNOSIS
Pada umumnya polineuropati sembuh dengan gejala sisa, walaupun pada beberapa
kasus memperlihatkan gejala-gejala yang menetap.
Apabila terjadi paralisis otot-otot pernapasan maka prognosis akan lebih buruk. Hal demikian
ini akan lebih diperburuk lagi apabila rumah sakit tidak mempunyai fasilitas perawatan yang
memadai.


DAFTAR PUSTAKA
http://www.singhealth.com.sg/PatientCare/Overseas-Referral/bh/Conditions/Pages/Peripheral-
Neuropathy.aspx#Causes
http://calvariatmc.blogspot.com/2010/12/neuropati-perifer.html

You might also like