Dokumen ini membahas tentang asuahan keperawatan pada klien dengan gangguan orientasi realitas. Gangguan ini ditandai dengan ketidakmampuan membedakan antara lamunan dan kenyataan yang dapat menyebabkan perilaku yang sulit dimengerti dan menakutkan. Dokumen ini menjelaskan tentang definisi, etiologi, tanda dan gejala, proses diagnosa dan perencanaan keperawatan, serta evaluasi keperawatan untuk menangani gangguan orientasi realitas p
Original Description:
ulin
Original Title
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Orientasi Realitas
Dokumen ini membahas tentang asuahan keperawatan pada klien dengan gangguan orientasi realitas. Gangguan ini ditandai dengan ketidakmampuan membedakan antara lamunan dan kenyataan yang dapat menyebabkan perilaku yang sulit dimengerti dan menakutkan. Dokumen ini menjelaskan tentang definisi, etiologi, tanda dan gejala, proses diagnosa dan perencanaan keperawatan, serta evaluasi keperawatan untuk menangani gangguan orientasi realitas p
Dokumen ini membahas tentang asuahan keperawatan pada klien dengan gangguan orientasi realitas. Gangguan ini ditandai dengan ketidakmampuan membedakan antara lamunan dan kenyataan yang dapat menyebabkan perilaku yang sulit dimengerti dan menakutkan. Dokumen ini menjelaskan tentang definisi, etiologi, tanda dan gejala, proses diagnosa dan perencanaan keperawatan, serta evaluasi keperawatan untuk menangani gangguan orientasi realitas p
Definisi 1. Gangguan orientasi realitas adalah ketidakmampuan klien menilai dan berespons pada realitas. Klien tidak dapat membedakan lamunan dan kenyataan. 2. Gangguan orientasi realitas adalah ketidakmapuan rangsangan internal dan eksterna. 3. Ganguan orientasi realitas adalaha ketidakmampuan membedakan lamunan dan kenyataan sehingga uncul perilakuyang sukar di mengerti dan menakutkan
Etiologi 1. Gangguan fungsi kognitif dan persepsimenyebabkan kemampuan menilai dan menilik tregangguan. 2. Gangguan fungsi emosi, motorik, dan sosial mengakibatkan kemampuan berespon terganggu tamak dari perilaku nonverbal (ekspresi dan gerakan tubuh) dan perilaku verbal (penampilan hubungan sosial). 3. Gangguan orientasi realitas umumnya ditemukan pada skizofrenia. 4. Gejal primer skizofrenia (bluer): 4a + 2a gangguan asosiasi, afek, ambivlen, autistik, serta gangguan atensi dan aktivitas. 5. Gejal sekunder: halusinasi, waham, dan gangguan daya ingat.
Rentang Respons Neurobiologi Adaptif Maladaptif Pikiran logis proses pikir gangguan proses pikir: waham Persepsi akurat kadang ilusi psp: halusinasi Emosi konsiten emosi +/- kerusakan emosi Perilaku sesuai perilaku tidak sesuai perilaku tidak sesuai Hubungan sosial menarik diri isolasi sosial terorganisir
Tanda dan Gejala 1. Gangguan fumgsi kognitif (perubahan daya ingat). Cara berpikir magis dan primitif, perhatian, isi pikir, bentuk dan perorganisasian bicara (tangensia, neologisme, sirkumstansial). 2. Fungsi persepsi. Depersonalisasi dan halusinasi. 3. Fungsi emosi. Afek tumpul kurang respon emosional, afek datar, afek tidak sesuai, reaksi berlebihan, ambivalen. 4. Fungsi motorik. Imfulsif gerakan tiba-tiba dan spontan, manerisme, stereotipik gerakan yang diulang-ulang tidak bertujan tidak dipengaruhi stimulus yang jelas, katatonia. 5. Fungsi sosial kesepian. Isolasi sosial, menarik diri, dan harga diri rendah 6. Dalam tatanankeperawatan jiwa respon neurobiologis yang sering muncul adalah ganggan isi pikir: waham dan PSP: halusinasi. Isi Pikir. Gangguan isi pikir merupakan ketidakmampuan individu memproses stimulus internal dan eksternal secara akurat. Gungguannya adalah berupa waham yaitu keyaakinan individu yang tidak dapat divaalidasi atau di buktikan dengan realitas. Keyakinan individu tersebut tidak sesuai dengan tingkat intelektual dan latar belakang budayanya, sert tidak dapat diubah dengan alasan yang logis. Selain itu keyakinan tersebut diucapkan berulang kali.
Klasifikasi Waham Waham diklasifikasikan menjadi delapan macam, yaitu sebagai brikut. 1. waham agama: keyakinan klien terhadap agamma secara berlebihan. 2. waham kebesaran: keyakinan klien secara berlebihan tentang kebesaran dirinya atau kekuasaannya. 3. Waham somatik: keyakinan klien bahwa tubuh/bagian tubuhnya/terserang penyakit atau di tubuhnya ada bintang. 4. Waham curiga: keyakinan klien bahwa ada seseorang atau kelompok tertentu yang berusaha merugikan atau mencederai dirinya. 5. Waham nihilistik: keyakinan klien bahwa dirinya sudah tidak da di dunia/meninggal. 6. Waham sisip pikir: keyakinan klien bahwa ada pikiran orang lain yang disisipkan ke dalam pikiranya. 7. Waham siar pikir: keyakinan klien bahwa orang lain mengetahui yang dia pikirkan walaupun ia tidak pernah menyatakan oikiraan kepada rang tersebut. 8. Waham kontrol pikir: keyakinan klien bahwa pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar dirinya.
Proses Keperawatan Diagnosa Keperawatan 1. Potensial melukai diri sendiri dan orang lain. 2. Gangguan orientasi realitas. 3. Gangguan hubungan interpersonal: menarik diri. 4. Gangguan komunikasi verbal dan nonverbal. 5. Koping individu tidak efektif. 6. Gangguan persepsi: halusinansi. 7. Gangguan perawatan manddiri. 8. Koping keluarga tidak efektif. 9. Potensial amuk. 10. Potensial gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tunuh. 11. Penatalaksanaan regimen terapeutik tidak efektif.
Rencana Keperawatan Diagnosis utama Resiko mencederai diri/orang lain/lingkungan b.d waham.... Tujuan umum Klien mampu mengontrol perilrkunya sehingga tidak mencederai diri/orang lain/lingkungan. Tujuan khusus 1. Klien mampu membina hubungan saling percaya. 2. Klien mampu mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki. 3. Klien mampu mengidentifikasi kebutuhan yang tidak mampu dipenuhi. 4. Klien mampu berhubungan dengn realitas. 5. Klien mampu mendapatkan dukungan kelurga. 6. Klien mampu memanfaatkan obat.
Evaluasi Keperawatan sejauh mana klien dan keluarga mampu melakukan hal-hal sebagai beikut. 1. Mengontrol perilku sehari-hari terkait waham dan kekambuhannya. 2. Memanfaatkan obat teratur dan sesuai program, alasan, frekuensi, dan efek obt. 3. Berperan aktif merawat klien di RS, persiapan pulang dan di rumah. 4. Memanfaatkan sumber-sumbur komunitas/masyarakat.