DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN : DIABETES MELITUS
I. Pengertian Diabetes Melitus adalah sindrom yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara tuntutan dan suplai insulin (Rumahorbo Hotma, 1999, hal 100) Sindrom ini ditandai oleh hiperglikemia dan berkaitan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Diabetes Melitus adalah gangguan metabolik kronis yang tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol yang dikarakteristikkan dengan hiperglikemia karena defisiensi insulin atau ketidakadekuatan penggunaan insulin (Engram arbara, 1999, hal !"#). Diabetes Melitus adalah keadaan dimana tubuh tidak menghasilkan atau memakai insulin sebagaimana mestinya ($ambayong, #000, hal 1!%). Diabetes Melitus adalah gangguan metabolisme yang se&ara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manisfestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat (Syl'ia (ri&e, 199!, hal 1111). Diabetes Melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (runner and Suddarth, #00#, hal 1##0). II. Epidemioogi )iabetes *elitus merupakan penyakit kronis yang menyerang kurang lebih 1# +uta orang. $u+uh +uta dari 1# +uta penderita )* tersebut sudah terdiagnosis dan sisanya tidak terdiagnosis. )i ,merika Serikat, kurang lebih -!0.000 kasus diabetes baru didiagnosis setiap tahunnya (runner and Suddarth, #00#). )iabetes terutama pre'alensinya lebih banyak pada kaum lan+ut usia. )iantara indi'idu yang berusia lebih dari -! tahun, .,- / menderita diabetes tipe 00. ,ngka ini men&akup 1! / populasi pada panti lansia. )iabetes *elitus merupakan penyebab kematian ketiga di ,merika Serikat dan merupakan penyebab utama kebutaan akibat retinopati diaabetik. (ada usia yang sama, penderita diabetes paling sedikit #,! kali lebih sering terkena serangan +antung dibandingkan dengan mereka yang tidak menderita diabetes. 1 $u+uh puluh lima persen penderita diabetes akhirnya meninggal karena penyakit 'askular. Selain itu, kematian neonatal intrauterin pada ibu1ibu yang menderita diabetes meningkat. ,ngka ra2at inap bagi penderita diabetes adalah #,3 kali lebih besar pada orang de2asa dan !," kali lebih besar pada anak1anak bila dibandingkan dengan populasi umum. Separuh dari keseluruhan penderita diabetes yang berusia lebih dari -! tahun dira2at di rumah sakit setiap tahunnya. 4omplikasi yang serius dan dapat memba2a kematian sering turut menyebabkan peningkatan angka ra2at inap bagi para penderita diabetes. )ampak ekonomi pada diabetes +elas terlihat akibat biaya pengobatan dan hilangnya pendapatan, disamping konsekuensi finansial karena banyaknya komplikasi seperti kebutaan dan penyakit 'askular. III. Ka!i"i#a!i Dia$ete! Meit%! ,da beberapa tipe )iabetes *elitus yang berbeda. 4lasifikasi yang utama yaitu 5 DM Tipe I, DM tipe II, Diabetes Melitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya dan Diabetes Melitus Gestasional (GDM). A. Diabetes Melitus Tipe I )isebut +uga )iabetes *elitus tergantung insulin atau 0nsulin )ependent )iabetes *elitus (0))*). 4urang lebih !/ hingga 10/ penderita menderita )* $ipe 0. (ada diabetes +enis ini, sel1sel beta pankreas yang dalam keadaan normal menghasilkan hormon insulin dihaan&urkan oleh suatu proses autoimun, sehingga akibatnya penyuntikkan insulin diperlukan untuk mengendalikan kadar glukosa darah. )itaandai oleh a2itan mendadak6tiba1tiba dan ter+adi sebelum usia "0 tahun. (redisposisi 0))* adalah diturunkan sebagai sifat heterogen, multigen, sehingga akan memba2a resiko #!/ sampai !0/ pada kembar identik, sementara dengan saudara sekandung beresiko -/ dan anak beresiko !/. *eski terdapat keterlibatan familial yang kuat , 90/ dari indi'idu yang mengalami )iabetes *elitus $ipe 0 tidak mempunyai anggota keluarga langsung satu generasi diatasnya yang menderita diabetes. $erdapat +uga hubungan antara diabetes tipe 0 dengan beberapa antigen leukosit manusia (H7,). # 8aktor lingkungan seperti 'irus membangkitkan proses autoimun yang menghan&urkan sel1sel beta. Hiperglikemia puasa ter+adi ketika .0/ sampai 90/ sel beta telah mengalami kerusakan B. Diabetes Melitus Tipe II )isebut +uga )iabetes *elitus tidak tergantung insulin atau 9on 0nsulin )ependent )iabetes *elitus (90))*). 4urang lebih 90/ hingga 9!/ penderita mengalami diabetes tipe 00 $er+adi akibat penurunan sensiti'itas terhadap insulin (resistensi insulin) atau akibat penurunan +umlah produksi insulin. Sering ditemukan pada indi'idu yang berusia lebih dari "0 tahun dan obesitas. (ada mulanya dapat diatasi dengan diet dan latihan. :ika peningkatan glukosa darah tetap ter+adi, maka terapi diet dan latihan tersebut dilengkapi dengan obat hipoglikemik oral. (ada sebagian penderita diabetes tipe 0, obat oral tidak mengendalikan hiperglikemia sehingga diperlukan penyuntikkan insulin. Sebagian penderita dapat mengendalikan hiperglikemia dengan diet, latihan dan obat hipoglikemia oral mungkin memerlukan penyuntikkan insulin pada keadaan stres fisiologik akut, misalnya sakit atau pembedahan. B. Diabetes Melitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya disebut juga Diabetes Melitus sekunder. $er+adi akibat gangguan yang spesifik seperti kerusakan pankreas, gangguan endokrin dan faktor genetik yang dihubungkan dengan intoleransi terhadap glukosa atau +uga diabetes yang dibangkitkan oleh ;at1;at kimia atau obat seperti kortikosteroid. C. Diabetes Melitus Gestasional (GDM). )iabetes *elitus yang ter+adi pada saat kehamilan. (erlu perhatian khusus. $er+adi pada 2anita yang tidak menderita diabetes sebelum kehamilannya. Hiperglikemia ter+adi selama kehamilan akibat sekresi hormon1hormon plasenta. " <anita hamil harus men+alani skrining pada usia kehamilan #3 hingga #% minggu untuk mendeteksi kemungkinan diabetes. (enatalaksanaan pendahuluan men&akup modifikasi diet dan pemantauan kadar glukosa. :ika ter+adi hiperglikemia maka preparat insulin harus diresepkan akan tetapi obat hipoglikemia oral tidak boleh digunakan selama kehamilan. $u+uan yang ingin di&apai adalah kadar glukosa selama kehamilan berkisar antara %0 hingga 100 mg6dl sebelum makan (kadar gula nu&hter) dan gula darah # +am post prandial kurang dari 1-! mg6dl. Sesudah melahirkan bayi, kadar glukosa darah akan kembali normal, 2alaupun tidak +arang 2anita yang mengalami diabetes gestasional ternyata di kemudian hari menderita diabetes tipe 00, oleh karena itu semua 2anita yang menderita diabetes gestasional harus mendapatkan konseling guna mempertahankan berat badan ideal dan melakukan latihan se&ara teratur sebagai upaya untuk menghindari a2itan diabetes tipe 00. I&. Etioogi ). Diabetes Tipe I. )itandai oleh penghan&uran sel1sel beta pankreas, yang disebabkan oleh faktor genetik, imunologi dan mungkin pula lingkungan (misalnya infeksi 'irus). 1. 8aktor =enetik (enderita diabetes tidak me2arisi diabetes tipe 0 itu sendiri, tetapi me2arisi suatu predisposisi atau ke&enderungan genetik kearah ter+adinya diabetes tipe 0. 4e&enderungan genetik ini ditemukan pada indi'idu yang memiliki tipe antigen H7, (Human 7eu&o&yte ,ntigen) tertentu. H7, merupakan kumpulan gen yang bertanggung+a2ab atas antigen transplantasi dan proses imun lainnya. 9! / pasien berkulit putih dengan diabetes tipe 0 memperlihatkan tipe H7, yang spesifik ()R" atau )R3). Resiko ter+adinya diabetes tipe 0 meningkat tiga hingga lima kali lipat pada indi'idu yang memiliki salah satu dari kedua tipe H7, ini ()R" dan )R3) 3 Resiko tersebut meningkat sampai 10 hingga #0 kali lipat pada indi'idu yang memiliki tipe H7, )R" maupun )R3. #. 8aktor imunologi (ada diabetes tipe 0 terdapat bukti adanya suatu proses autoimun. Respon ini merupakan respon abnormal dimana antibodi terarah pada +aringan normal tubuh dengan &ara bereaksi terhadap +aringan tersebut yang dianggapnya seolah1olah sebagai +aringan asing. >toantibodi terhadap sel1sel pulau 7angerhans dan insulin endogen (internal) terdeteksi pada saat diagnosis dibuat dan bahkan beberapa tahun sebelum timbulnya tanda1tanda klinis diabetes tipe 0. Riset dilakukan untuk menge'aluasi efek preparat imunosupresif terhadap perkembangan penyakit pada pasien diabetes tipe 0 yang baru terdiagnosis atau pada pasien pradiabetes (pasien dengan antibodi yang terdeteksi tetapi tidak memperlihatkan ge+ala klinis diabetes). ". 8aktor 7ingkungan 8akor1faktor eksternal antara lain 'irus atau toksin tertentu dapat memi&u proses otoimun yang dapat menimbulkan destruksi sel beta. E. Diabetes Tipe II. *ekaanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada )* tipe 00 masih belum diketahui. 8aktor genetik diperkirakan memegang peranan dalam proses ter+adinya resistensi insulin. Selain itu terdapat pula faktor1faktor resiko tertentu yang berhubungan dengan proses ter+adinya diabetes tipe 00. 8aktor1faktor tersebut adalah 5 1). ?sia (resistensi insulin &enderung meningkat pada usia diatas -! tahun). #). >besitas. "). Ri2ayat keluarga. 3). 4elompok etnik (di ,merika Serikat, golongan Hispanik serta penduduk asli ,merika tertentu memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk ter+adinya diabetes tipe 00 debandingkan dengan golongan ,fro1 ,merika). ! &. Mani"e!ta!i Kini! *anifestasi klinis )iabetes *elitus dikaitkan dengan konsekuensi metabolik defisiensi insulin. (asien1pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang normal atau toleransi glukosa sesudah makan karbohidrat. *anifestasi klinis yang bisa dilihat antara lain 5 1. =lukosuria, disebabkan karena hiperglikemia yang parah sehingga melebihi ambang gin+al yang pada akhirnya gin+al tidak mampu untuk memfiltrasi glukosa sehingga di dalam urin mengandung glukosa. #. (oliuria, akibat dari glukosuria mengakibatkan diuresis osmotik yang meningkatkan pengeluaran kemih. ". (olidipsia, ter+adi akibat peningkatan frekuensi berkemih menyebabkan rangsangan pada pusat haus. 3. 4eseimbangan kalori negatif dan berat badan berkurang, ter+adi akibat banyaknya glukosa yang hilang bersama urin. !. (olifagia, timbul sebagai akibat kehilangan kalori. -. (asien mengeluh lelah dan mengantuk. %. (enderita )* tipe 0 sering memperlihatkan a2itan ge+ala yang eksplosif dengan polidipsia, poliuria, turunnya berat badan, polifagia, lemah, mengantuk (somnolen) yang ter+adi selama beberapa hari atau minggu. (enderita dapat men+adi sakit berat dan timbul ketoasidosis, serta dapat meninggal +ika tidak mendapat pengobatan segera. iasanya diperlukan terapi insulin untuk mengontrol metabolisme. .. (enderita )* tipe 00 mungkin sama sekali tidak memperlihatkan ge+ala apapun dan diagnosis hanya dibuat berdasarkan pemeriksaan darah di laboratorium dan melakukan tes toleransi glukosa. (ada hiperglikemia yang lebih berat, pasien tersebut mungkin mengalami polidipsia, poliuria, lemah dan somnolen. iasanya mereka tidak mengalami ketoasidosis. &I. Pato"i!ioogi A. Diabetes Tipe I (ada )* tipe 0 terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel1sel beta pankreas telah dihan&urkan oleh proses autoimun. Hiperglikemia puasa ter+adi akibat produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati. )isamping itu, glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati - meskipun tetap berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia postparandial (sesudah makan). :ika konsentrasi glukosa dalam darah &ukup tinggi, gin+al tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar, akibatnya glukosa tersebut mun&ul dalam urin (glukosuria). 4etika glukosa yang berlebihan diekskresikan ke dalam urin, ekskresi ini akan disertai pengeluaran &airan dan elektrolit yang berlebihan. 4eadaan ini dinamakan diuresis osmotik. Sebagai akibat dari kehilangan &airan yang berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsia). )efisiensi insulin +uga mengganggu metabolisme protein dan lemak yang menyebabkan penurunan berat badan. (asien dapat mengalami peningkatan selera makan (polifagia) akibat menurunnya simpanan kalori. =e+ala lainnya men&akup kelelahan dan kelemahan. )alam keadaan normal insulin mengendalikan glikogenolisis (peme&ahan glukosa yang disimpan) dan glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru dari asam1asam amino serta substansi lain), namun pada penderita defisiensi insulin, proses ini akan ter+adi tanpa hambatan dan lebih lan+ut turut menimbulkaan hiperglikemia. )isamping itu akan ter+adi peme&ahan lemak yang mengakibatkan peningkatan produksi badan keton yang merupakan produk samping dari peme&ahan lemak. adan keton merupakan asam yang mengganggu keseimbangan asam1basa tubuh apabila +umlahnya berlebihan. 4etoasidosis diabetik yang diakibatkannya dapat menyebabkan tanda1tanda dan ge+ala seperti nyeri abdomen, mual, muntah, hiper'entilasi, nafas berbau aseton dan bila tidak ditangani akan menimbulkan perubahan kesadaran, koma bahkan kematian. (emberian insulin bersama dengan &airan dan elektrolit sesuai dengan kebutuhan akan memperbaiki dengan &epat kelainan metabolik tersebut dan mengatasi ge+ala hiperglikemia serta ketoasidosis. )iet dan latihan disertai pemantauan kadar glukosa darah yang sering merupakan komponen terapi yang penting. B. Diabetes Tipe II (ada )* tipe 00 terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan insulin, yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. 9ormalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai % akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, ter+adi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa di dalam sel. Resistensi insulin pada )* tipe 00 disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini. )engan demikian insulin men+adi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh +aringan. ?ntuk mengatasi resistensi insulin dan men&egah terbentuknya glukosa dalam darah, harus terdapat peningkatan +umlah insulin yang disekresikan. (ada penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini ter+adi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat. 9amun demikian, +ika sel1sel beta tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan akan insulin maka kadar glukosa akan meningkat dan ter+adi diabetes tipe 00. *eskipun ter+adi gangguan sekresi insulin yang merupakan &iri khas diabetes tipe 00, namun masih terdapat insulin dengan +umlah yang adekuat untuk men&egah peme&ahan lemak dan produksi badan keton yang menyertainya. 4arena itu, ketoasidosis diabetik tidak ter+adi pada )* tipe 00. *eskipun demikian, diabetes tipe 00 yang tidak terkontrol dapat menimbulkan masalah akut lainnya yang disebut Sindrom Hiperglikemik Hiperosmolar 9onketotik (HH94). ,kibat intoleransi glukosa yang berlangsung lambat (selama bertahun1tahun) dan progresif, maka a2itan diabetes tipe 00 dapat ber+alan tanpa terdeteksi. :ika ge+alanya dialami pasien, ge+ala tersebut bersifat ringan seperti kelelahan, iritabilitas, poliuria, polidipsia, luka pada kulit yang lamma sembuh, infeksi 'agina atau pandangan yang kabur (+ika kadar glukosanya sangat tinggi). Sebagian besar pasien )* tipe 00, penyakitnya ditemukan se&ara tidak senga+a. C. Diabetes ehamilan $er+adi pada 2anita yang tidak menderita diabetes sebelum kehamilan. Hiperglikemia ter+adi selama kehamilan akibat sekresi hormon1hormon plasenta. ila pada masa kehamilan konsumsi glukosa berlebihan sehingga insulin tidak &ukup untuk mengubah glukosa darah men+adi glikogen sehingga kadar glukosa darah tetap tinggi. 4arena glukosa darah tinggi maka suplai glukosa ke fetus akan meningkat sehingga +anin akan tumbuh lebih besar. ,nak dari ibu penderita )* sangat beresiko terhadap kematian neonatal, malformasi kongenital dan makrosomnia (ukuran tubuh besar). ,nak dari ibu penderita )*pun mempunyai . resiko tinggi terhadap obesitas dan gangguan toleransi glukosa dikemudian hari, sementara ibunya mempunyai risiko tinggi mengalami )* setelah kehamilan. &II. Penataa#!anaan $u+uan utama penatalaksanaan klien dengan diabetes adalah untuk mengatur glukosa darah dan men&egah timbulnya komplikasi akut dan kronis. :ika klien berhasil mengatasi diabetes yang dideritanya, ia akan terhindar dari hiperglikemia dan hipoglikemia. ,da lima komponen dalam penatalaksanaan diabetes, yaitu 5 !. Diet *ereka yang tidak menderita diabetes melitus masih dapat mengkompensasi banyaknya konsumsi makanan dan kegiatan fisik karena kapasitas sekresi insulinnya masih utuh. $etapi klien diabetes tidak sanggup mensekresi insulin se&ara normal, karena kemampuannya hilang. $ubuh orang normal dapat menyesuaikan terhadap perubahan1perubahan dalam +umlah makanan yang masuk dan kegiatan fisik dari +am ke +am dengan mengubah sekresi insulin akan tetapi klien 0))* tidak dapat melakukan hal itu +ika mereka tidak terus menerus mengatur dosis insulinnya untuk men&egah fluktuasi yang tinggi dalam kadar glukosanya. )iet pasien diabetes ditu+ukan untuk mengatur +umlah kalori dan karbohidrat yang dimakan setiap hari. :umlah kalori yang dian+urkan tergantung pada kebutuhan untuk mempertahankan, mengurangi atau menambah berat badan, misalnya +ika pasien mengalami obesitas, maka harus diberi diet yang mengurangi pemasukan kalori sampai berat badannya turun men&apai batas ideal. Sebaliknya pasien 0))* muda mungkin telah kehilangan berat badan selama fase dekompensasi. *ereka harus mendapatkan kalori yang &ukup untuk membantu memulihkan berat badan dan pertumbuhannya. (asien diabetes relatif dapat hidup normal asalkan mereka mengetahui dengan baik keadaan dan &ara penatalaksanaan penyakit yang dideritanya. *ereka dapat bela+ar menyuntikkan sendiri insulin, memantau kadar glukosa darah #. "atihan #isik 7atihan fisik atau beker+a +uga mempengaruhi kadar glukosa darah pasien diabetes. 7atihan agaknya mempermudah transpor glukosa ke dalam sel. 9 7atihan akan menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian insulin. (ada indi'idu nondiabetik pelepasan insulin menurun selama latihan dan dengan demikian tidak ter+adi hipoglikemia. $etapi pasien yang mendapat in+eksi insulin tidak dapat melakukan kontrol ini dan pemakaian glukosa yang meningkat se2aktu latihan dapat menimbulkan hipoglikemia. Hal ini khususnya penting apabila pasien sedang melakukan kegiatan fisik se2aktu dosis insulin telah men&apai kadar pun&aknya. )engan demikian agar pasien dapat melakukan pengaturan kadar glukosa lebih baik maka diperlukan pengaturan 2aktu yang tepat dalam melakukan latihan fisik. @ontohnya 5 :ika pasien melakukan latihan fisik pada saat kadar glukosa darahnya tinggi, mereka dapat menurunkan kadar glukosa tersebut hanya dengan latihan fisik itu sendiri. Sebaliknya, +ika pasien merasa perlu melakukan latihan fisik pada saat kadar glukosa darahnya rendah, maka ia memerlukan tambahan karbohidrat untuk men&egah hipoglikemia. $. Terapi (%ika diperlukan) (asien1pasien dengan ge+ala diabetes melitus yang ringan dapat mempertahankan kadar glukosa darah normal hanya dengan men+alankan diet sa+a. $etapi pasien1 pasien diabetik dengan sisa sel1sel pulau 7angerhans yang masih berfungsi (90))*) merupakan &alon yang tepat untuk penggunaan agen hipoglikemik oral seperti sulfonilurea. >bat1obat ini merangsang fungsi sel beta dan meningkatkan sekresi insulin. >bat1obat ini memperbaiki ker+a perifer dari insulin dengan demikian berguna dalam penatalaksanaan pasien 90))* yang mengalami gangguan dalam responnya terhadap insulin. Sedangkan pasien 0))* telah kehilangan fungsi sel1sel pulau 7angerhans dan agen hipoglikemik oral tidak efektif untuk mereka. (asien1pasien dengan insufisiensi insulin yang berat, membutuhkan in+eksi insulin selain dari pembatasan diet. 0nsulin ini identik dengan insulin manusia dan dibuat dengan teknik rekombinasi )9,. 0nsulin diklasifikasikan men+adi insulin masa ker+a singkat, masa ker+a sedang dan masa ker+a pan+ang, tergantung dari 2aktu yang dibutuhkan setelah disuntikkan untuk men&apai efek penurunan glukosa plasma yang maksimal. 0nsulin dengan masa ker+a singkat menimbulkan pengaruh maksimal dalam 2aktu #1- +am sesudah disuntikkan dan diberikan pada pengobatan pasien 10 dengan dekompensasi diabetik akut dan pada pengobatan pasien dengan ketoasidosis diabetik. 0nsulin dengan masa ker+a singkat +uga dipakai sebagai pelengkap dari insulin dengan masa ker+a pan+ang. 0nsulin dengan masa ker+a sedang men&apai kadar pun&aknya dalam 2aktu 13 sampai #0 +am setelah pemberian dan biasanya dipakai untuk pengendalian pasien1pasien diabetes sehari1hari. (reparat insulin dengan masa ker+a pan+ang men&apai kadar pun&aknya dalam 2aktu 1. sampai #3 +am setelah pemberian dan +arang dipakai untuk pengobatan rutin dari pasien1pasien diabetes. (engendalian glukosa darah pada pasien diabetes yang memerlukan insulin seringkali di&apai dengan pemberian insulin dengan masa ker+a sedang sebelum sarapan atau dalam dosis terbagi, dimana dosis yang lebih besar diberikan sebelum sarapan dan dosis yang lebih ke&il sebelum makan malam. 3. &endidikan kesehatan (endidikan kesehatan yang harus diberikan kepada pasien meliputi 5 a. *en+aga keseimbangan antara diet, aktifitas fisik, stres fisik dan emosional. b. @ara penggunaan terapi )*, baik preparat oral (>H>) maupun in+eksi insulin. &. 4eterampilan pre'entif seperti pera2atan kaki dan mata. d. @ara mengukur glukosa darah. dll. '. &emantauan Gula Darah )engan melakukan pemantauan kadar glukosa darah se&ara mandiri, penderita diabetes dapat mengatur terapinya untuk mengendalikan kadar glukosa darah se&ara optimal. @ara ini memungkinkan deteksi dan pen&egahan hipoglikemia serta hiperglikemia dan berperan dalam menentukan kadar glukosa darah normal yang kemungkinan akan mengurangi komplikasi diabetes +angka pan+ang. &III. Pemeri#!aan Diagno!ti# ,danya kadar glukosa darah meningkat se&ara abnormal merupakan kriteria yang melandasi penegakkan diagnosis diabetes. 4adar gula darah plasma pada 2aktu puasa (gula darah nu&htear) yang besarnya diatas 130 mg6dl atau kadar glukosa darah se2aktu diatas #00 mg6dl pada satu kali pemeriksaan atau lebih. 11 :ika kadar glukosa darah puasa normal atau mendekati normal, penegakkan diagnosis harus berdasarkan tes toleransi glukosa. Te! Toeran!i G%#o!a dapat berupa oral atau intra 'ena. $es toleransi glukosa oral merupakan pemeriksaan yang lebih sensitif daripada tes toleransi glukosa intra'ena yang hanya digunakan dalam situasi tertentu. $es toleransi glukosa oral dilakukan dengan pemberian larutan karbihidrat sederhana. @aranya pasien mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat (1!0 A "00 mg) selama " hari sebelum tes dilakukan. Sesudah berpuasa pada malam hari, keesokannya sampel darah diambil. 4emudian karbohidrat sebanyak %! gram yang biasanya dalam bentuk minuman (seperti =lu&ola, minuman yang mengandung gula dan soda) diberikan kepada pasien. (asien diberitahu untuk duduk diam selama tes dilaksanankan dan menghindari latihan, rokok, kopi serta makanan lain ke&uali air putih. <H> merekomendasikan pengambilan sampel darah jam sesudah konsumsi glukosa. Sedangkan rekomendasi dari 9ational )iabetes )ata =roup, pengambilan sampel darah "0 dan -0 menit sesudah konsumsi glukosa. )ikatakan )iabetes *elitus +ika lebih dari #00 mg6dl. Selain itu terdapat urinalisis positif terhadap glukosa dan keton. I'. Kompi#a!i 4omplikasi diabetes melitus dapat dibagi men+adi dua katagori, yaitu omplikasi metabolik akut dan omplikasi (askular %angka pan%ang. 1. 4omplikasi metabolik akut meliputi 5 hipoglikemia, ketoasidosis diabetik dan sindrom HH94 (Hiperglikemik Hiperosmolar 9onketotik). a. !ipoglikemia Hipoglikemia ter+adi kalau kadar glukosa darah turun diba2ah !0 hingga -0 mg6dl. 4eadaan ini dapat ter+adi akibat pemberian insulin atau preparat oral yang berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit atau karena aktifitas fisik yang berat. Hipoglikemia dapat ter+adi setiap saat pada siang atau malam hari. 4e+adian ini dapat di+umpai sebelum makan, khususnya +ika 2aktu makan tertunda atau bila pasien lupa makan &amilan. (ada hipoglikemia ringan ketika kadar glukosa darah menurun, sistem saraf simpatik akan terangsang. (elimpahan adrenalin ke dalam darah 1# menyebabkan ge+ala seperti perspirasi, tremor, takikardi, palpitasi, kegelisahan dan rasa lapar. (ada Hipoglikemia sedang, penurunan kadar glukosa darah menyebabkan sel1sel otak tidak memperoleh &ukup bahan bakar untuk beker+a dengan baik. $anda1tanda gangguan fungsi sistem saraf pusat tersebut meliputi 5 ketidakmampuan berkonsentrasi, sakit kepala, 'ertigo, konfusi, penurunan daya ingat, patirasa di daerah bibir serta lidah, bi&ara pelo, gerakan tidak terkoordinasi, perubahan emosional, perilaku yang tidak rasional, penglihatan ganda dan perasaan ingin pingsan. (ada Hipoglikemia berat, fungsi sistem saraf pusat mengalami gangguan yang sangat berat sehingga pasien memerlukan pertolongan orang lain untuk mengatasi hipoglikemia yang dideritanya. =e+alanya dapat men&akup perilaku yang mengalami disorientasi, serangan ke+ang, sulit dibangunkan dari tidur atau bahkan kehilangan kesadaran. =e+ala hipoglikemia dapat ter+adi mendadak dan tanpa terduga sebelumnya. 4ombinasi semua ge+ala tersebut dapat ber'ariasi antara pasien yang satu dan lainnya. 8aktor lain yang berperan dalam menimbulkan perubahan ge+ala hipoglikemia adalah penurunan respons hormonal (adrenergik) terhadap hipoglikemia. 4eadaan ini ter+adi pada sebagian pasien yang telah menderita diabetes selama bertahun1tahun. (enurunan respon adrenergik tersebut dapat berhubungan dengan salah satu komplikasi kronis diabetes yaitu neuropati otonom. )engan penurunan kadar glukosa darah, limpahan adrenalin yang normal tidak ter+adi. (asien tidak merasakan ge+ala adrenergik yang la;im seperti perspirasi dan perasaan lemah. 4eadaan hipoglikemia ini mungkin baru terdeteksi setelah timbul gangguan sistem saraf pusat yang sedang atau berat. >leh karena itu pada pasien ini perlu melakukan pemantauan kadar glukosa darah se&ara teratur dan sering. (enanganan harus segera diberikan bila ter+adi hipoglikemia. Rekomendasi biasanya berupa pemberian 10 hingga 1! gram gula yang beker+a &epat per oral, seperti 5 #A3 tablet glukosa yang dapat dibeli di apotik. 31- ons sari buah atau teh yang manis. -110 butir permen khusus atau permen manis lainnya. 1" #1" sendok teh sirup atau madu. ,da beberapa +enis tablet glukosa dan +eli yang tersedia di pasaran sehingga memudahkan pasien untuk memba2anya. (asien harus diberitahukan agar tidak mengkonsumsi makanan penutup mulut yang tinggi kalori dan tinggi lemak (seperti kue1kue kering, tar&is, &ake, donat, es krim, dll) untuk mengatasi hipoglikemia yang dialaminya. 4arena kandungan lemak yang tinggi dalam makanan ini dapat memperlambat penyerapan glukosa sehingga reaksi hipoglikemia yang ter+adi tidak dapat diatasi dengan segera sebagaimana pada pemberian karbohidrat sederhana. (enanganan hipoglikemia berat, terutama pada pasien yang tidak sadar, diberikan preparat glukagon 1 mg dapat disuntikkan se&ara subkutan atau intramuskular (=lukagon adalah hormon yang diproduksi oleh sel1sel alfa pankreas yang menstimulasi hati untuk melepaskan glukosa melalui peme&ahan glikogen). Setelah penyuntikkan glukagon pasien akan sadar kembali dalam 2aktu #0 menit. Selan+utnya diberikan bentuk &amilan karbohidrat sederhana untuk men&egah timbulnya kembali hipoglikemia. )i rumah sakit atau ruang ga2at darurat, pasien yang tidak sadarkan diri atau tidak dapat menelan dapat ditangani dengan penyuntikkan intra'ena #! hingga !0 ml dekstrose !0 / dalam air (larutan B)1!0C). (endidikan kesehatan yang harus di+elaskan kepada pasien meliputi penggunaan tanda pengenal yang dapat berupa gelang atau label yang men+elaskan bah2a mereka menderita diabetes. (asien dan anggota keluarga harus diberitahu tentang berbagai ge+ala yang potensial terdapat pada hipoglikemia. Serta pemeriksaan kadar glukosa darah yang sering dan teratur. b. Diabetes "etoasidosis )iabetes ketoasidosis disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak &ukupnya +umlah insulin yang nyata. 4eadaan ini mengakibatkan gangguan pada metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. ,pabila kadar insulin sangat menurun, pasien mengalami hiperglikemia dan glukosuria berat, penurunan lipogenesis, peningkatan lipolisis dan peningkatan oksidasi asam lemak bebas disertai pembentukan benda keton (asetoasetat, hidroksi butirat dan aseton). (eningkatan keton dalam plasma 13 mengakibatkan ketosis, peningkatan beban ion hidrogen dan asidosis metabolik. ,da tiga gambaran klinis yang penting pada diabetes ketoasidosis yaitu 5 1. )ehidrasi 10. 4ehilangan elektrolit 11. ,sidosis ,pabila +umlah insulin berkurang, +umlah glukosa yang memasuki sel akan berkurang pula. )i samping itu produksi glukosa oleh hati men+adi tidak terkendali. 4edua faktor ini akan menimbulkan hiperglikemia. )alam upaya untuk menghilangkan glukosa yang berlebihan dari dalam tubuh, gin+al akan mengekskresikan glukosa bersama1sama air dan elektrolit (seperti natrium dan kalsium). )iuresis osmotik yang ditandai oleh urinasi berlebihan (poliuria) ini akan menyebabkan dehidrasi dan kehilangan elektrolit. (enderita ketoasidosis diabetik yang berat dapat kehilangan kira1kira -,! liter air dan sampai 3001!00 mED natrium, kalium serta klorida selama periode 2aktu #3 +am. ,kibat defisiensi insulin yang lain adalah peme&ahan lemak (lipolisis) men+adi asam1asam lemak bebas dan gliserol. ,sam lemak bebas akan diubah men+adi badan keton oleh hati. (ada diabetes ketoasidosis ter+adi produksi badan keton yang berlebihan sebagai akibat dari kekurangan insulin yang se&ara normal akan men&egah timbulnya keadaan tersebut. adan keton bersifat asam dan bila bertumpuk dalam sirkulasi darah, badan keton akan menimbulkan asidosis metabolik. *anifestasi klinis ketoasidosis diabetik adalah poliuria dan polidipsia, penglihatan kabur, kelemahan, sakit kepala, perubahan status mental, pasien terlihat sadar, mengantuk (letargik) atau koma. 4etosis dan asidosis menimbulkan ge+ala gastrointestinal seperti anoreksia, mual, muntah dan nyeri abdomen, napas berbau aseton sebagai akibat dari meningkatnya kadar badan keton, pernafasan kusmaul. 9ilai laboratorium yang dapat dilihat yaitu 5 kadar glukosa darah "00 hingga .00 mg6dl kadar bikarbonat serum yang rendah (0 hingga 1! mED67) pH turun (-,. hingga %,") 1! p@># rendah (10 hingga "0 mmHg) kadar natrium dan kalium dapat rendah, normal atau tinggi sesuai +umlah yang hilang. ,kibat lan+ut dehidrasi ter+adi peningkatan kadar kreatinin, urea nitrogen darah (?9), hemoglobin dan hematokrit. $erapi ketoasidosis diabetik diarahkan pada perbaikan tiga permasalahan utama yaitu 5 dehidrasi, kehilangan elektrolit dan asidosis. #. $indrom !iperglikemik !iperosmolar %onketotik Sindrom Hiperglikemik Hiperosmolar 9onketotik (HH94) merupakan keadaan yang didominasi oleh hiperosmolaritas dan hiperglikemia dan disertai perubahan tingkat kesadaran (sense o# a)areneness). 4elainan dasar biokimia pada sindrom ini berupa kekurangan insulin efektif. 4eadaan hiperglikemia persisten menyebabkan diuresis osmotik sehingga ter+adi kehilangan &airan dan elektrolit. ?ntuk mempertahankan keseimbangan osmotik, &airan akan berpindah dari ruang intrasel kedalam ruang ekstrasel. )engan adanya glukosuria dan dehidrasi, akan di+umpai keadaan hipernatremia dan peningkatan osmolaritas. Salah satu perbedaan utama antara sindrom HH94 dan )4, adalah tidak terdapatnya ketosis dan asidosis pada sindrom HH94. =ambaran klinis sindrom HH94 terdiri atas ge+ala hipotensi, dehidrasi berat (membran mukosa kering, turgor kulit +elek), takikardi dan tanda1 tanda neurologis yang ber'ariasi (perubahan sensoris, ke+ang1ke+ang, hemiparesis). ,ngka mortalitas akibat HH94 adalah sebesar !/ hingga "0/. (aling sering ter+adi pada indi'idu yang berusia !0 hingga %0 tahun dan tidak memiliki ri2ayat diabetes atau hanya menderita diabetes tipe 00 yang ringan. $imbulnya keadaan akut tersebut dapat diketahui dengan mela&ak beberapa ke+adian pen&etus, seperti sakit yang akut (pneumonia, infark miokard, stroke), konsumsi obat1obat yang diketahui akan menimbulkan insufisiensi insulin(misalnya preparat diuretik tia;ida, propanolol) atau prosedur terapeutik (dialisis peritoneal6hemodialisi, nutrisi perenteral total). 1- (ada sindrom HH94 akan ter+adi ge+ala poliuria selama berhari1hari hingga berminggu1minggu disertai asupan &airan yang tidak adekuat. (endekatan penanganan sindrom HH94 yaitu pemberian &airan, elektrolit dan insulin. #. 4omplikasi 'askuler 4omplikasi 'askular +angka pan+ang dari diabetes melibatkan pembuluh1 pembuluh ke&il (mikroangiopati) dan pembuluh1pembuluh sedang dan besar (makroangiopati). *ikroangiopati merupakan lesi spesifik diabetes yang menyerang kapiler dan arteriola retina (retinopati diabetik), glomerulus gin+al (nefropati diabetik) dan saraf1saraf perifer (neuropati diabetik), otot1otot dan kulit. *anifestasi klinis penyakit 'askular, retinopati atau nefropati biasanya baru timbul 1! sampai #0 tahun sesudah a2itan diabetes. *anifestasi dini retinopati berupa mikroaneurisma (pelebaran 'askular yang ke&il) dari arteriola retina. ,kibatnya ter+adi perdarahan, neo'askularisasi dan +aringan parut retina yang dapat mengakibatkan kebutaan. *anifestasi dini nefropati berupa proteinuria dan hipertensi. :ika hilangnya fungsi nefron terus berkelan+utan , pasien akan menderita insufisiensi gin+al dan uremia. (ada tahap ini pasien mungkin memerlukan dialisis atau transplantasi gin+al. 9europati dan katarak timbul sebagai akibat gangguan +alur poliol. $erdapat penimbunan sorbitol dalam lensa sehingga mengakibatkan pembentukan katarak dan kebutaan. *akroangiopati diabetik mempunyai gambaran histopatologis berupa aterosklerosis. *akroangiopati diabetik ini akan mengakibatkan penyumbatan 'askular. :ika mengenai arteria1arteria perifer, maka dapat mengakibatkan insufisiensi 'askuler perifer yang disertai klaudikasio intermitten dan ganggren pada ekstremitas. :ika yang terkena adalah arteria koronaria dan aorta maka dapat mengakibatkan angina dan infark miokardium. 1% KONSEP DASAR ASUHAN KEPERA(ATAN DIABETES MELITUS A. Peng#a)ian 0. 0dentitas 4lien 9ama, umur, +enis kelamin, peker+aan, pendidikan 00. Ri2ayat 4esehatan a. 4eluhan ?tama (oliuria, polidipsi, polipagia, kelemahan. b. Ri2ayat (enyakit Sekarang 5 ( E ,pa penyebabnya F G E *enga&u pada keluhan utama dan pemeriksaan fisik. R E agian apa yang terkena F S E erapa berat keluhan yang di rasakan F $ E $imbul mendadak atau bertahap F &. Ri2ayat (enyakit )ahulu 5 (erlu dika+i apakah klien mempunyai ri2ayat hipertensi, pankreatitis kronik, obesitas. d. Ri2ayat (enyakit 4eluarga 5 (erlu dika+i apakah ada anggota keluarga klien yang pernah menderita )*, hipertensi. 000. (emeriksaan 8isi k 4eadaan umum (erlu dika+i tingkat kesedaran klien dan +enis penyakitnya ringan, sedang, berat. Sistem Respirasi (ernapasan pada umumnya normal ke&uali +ika ada infeksi atau komplikasi ketoasidosis pernapasan kusmaul. Sistem @ardio'askular $ekanan )arah meningkat, 9adi meningkat, @R$ H " detik. Sistem 9eurologi (using, sakit kepala. Sistem (en&ernaan (olipagia, berat badan menurun, mual, muntah, anoreksia. 1. Sistem Endokrin (oliuria. Sistem *uskuloskeletal $er+adi kelemahan Sistem 0ntegumen $urgor kulit menurun, integritas kulit menurun. 0I. )ata iologis (erlu dika+i pola nutrisi, pola istirahat tidur, pola eliminasi, pola kebersihan, danbandingkan antara dirumah dan di Rumah Sakit. I. (emeriksaan (enun+ang =lukosa darah 5 meningkat #001100 mg6dl, lebih. 0nsulin darah 5 normal sampai tinggi ?rine 5 gula dan aseton positif B. Diagno!a Kepera*atan 1. 4ekurangan 'olume &airan tubuh b.d poliuria #. =angguan nutrisi 5 kurang dari kebutuhan b.d anoreksia ". 4elelahan b.d penurunan produksi energi metabolik, perubahan kimia darah5 insufisensi insulin. 3. =angguan rasa aman 5 &emas b.d kurangnya pengetahuan tentang penyakit +. Peren,anaan -. Ke#%rangan .o%me ,airan t%$%/ $.d poi%ria $u+uan 5 Iolume &airan tubuh terpenuhi 0nter'ensi Rasional 1. )apatkan ri2ayat klien sehubungan dengan lamanya pengeluaran urine yang sangat berlebihan #. ?kur intake dan output 1. *embanntu dalam memperkirakan kekurangan 'olume total #. *emberikan perkiraan kebutuhan akan &airan pengganti, fungsi gin+al, dan keefektifan terapi yang diberikan 19 ". (ertahankan asupan &airan min #!00&&6hari dan dalam batas normal yang dapat di toleransi +antung 3. (antau $$I dan &atat adanya perubahan $ekanan darah osmoti& !. 4olaborasi 5 berikan &aian sesuai indikasi -. (asang atau pertahankan kateter urine tetap terpasang. ". *empertahankan hidrasi atau sirkulasi 3. Hiper'olemia dapat dimanifestasikan oleh hipertensi dan ta&hikardi !. $ipe dan +umlah tergantung pada dera+at kekurangan &airan -. *emberikan pengukuran yang tepat terhadap haluaran. 0. Gangg%an n%tri!i : #%rang dari #e$%t%/an $.d anore#!ia $u+uan 5 4ebutuhan nutrisi terpenuhi 0nter'ensi Rasional 1. $imbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi #. $entukan program diet dan pola makan klien dan bandingkan dengan makanan lain ". 0dentifikasi makanan yang disukai 3. 4olaborasi 5 7akukan konsultasi dengan ahli diet !. erikan pengobatan insulin se&ara teratur (0I intermitten atau kontinue). 1. *engka+i pemasukan makanan yang adekuat #. *engidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan terapeutik ". :ika makanan yang disukai klien dapat di masukkan dalam peren&anaan makan, ker+a sama ini dapat diupyakan setelah pulang 3. Sangat bermanfaat dalam perhitungan penyesuaian diet untuk memenuhi kebutuhan nutrien klien !. 0nsulin reguler memiliki a2itan &epat dan karenanya dengan &epat pula dapat membantu memindahkan glukosa ke dalam sel. #0 1. Keea/an $.d pen%r%nan prod%#!i energi meta$oi#2 per%$a/an #imia dara/: in!%"i!en!i in!%in. $u+uan 5 tidak ter+adi kelelahan akibat penurunan metabolik, klien dapat melakukan aktifitas se&ara mandiri 0nter'ensi Rasional 1. >bser'asi $$I. #. $ingkatkan partisipasi klien dalam melakukan akti'itas sehari1hari sesuai dengan yang dapat ditoleransi. ". )iskusikan dengan klien kebutuhan akan akti'itas. 3. erikan akti'itas alternatif dengan periode istirahat yang &ukup6 tanpa diganggu. 1. mengidentifikas ikan tingkat akti'itas yang dapat ditoleransi se&ara fisiologis. #. meningkatkan keper&ayaan diri6 harga diri yang positif sesuai tingkat akti'itas yang dapat ditoleransi klien. ". pendidikan dapat memberikan moti'asi untuk meningkatkan tingkat akti'itas meskipun pasien mungkin sangat lemah. 3. men&egah kelelahan yang berlebihan. 3. Gangg%an ra!a aman : ,ema! $.d #%rangn4a pengeta/%an tentang pen4a#it $u+uan 5 *emberikan pengetahuan tentang kondisi penyakit. 0nter'ensi Rasional 1. @iptakan hubungan saling per&aya dengan mendengarkan keluhan klien. #. uat +ad2al harian6 akti'itas yang teratur sehubungan dengan identifikasi insulin. ". )iskusikan tentang ren&ana diet 3. erikan pendidikan kesehatan tentang )iabetes *elitus. 1. :ika ada saling per&aya klien akan mengatakan keluhannya #. *engatur +ad2al klien dalam akti'itas sesuai penyakit ". *engan+urkan pada klien dan keluarga tentang ren&ana diet 3. ,+arkan klien dan keluarga memahami tentang penyakit tersebut. DA5TAR PUSTAKA #1 1. ,rief *ans+oer, et,al, (1999), apita *elekta edokteran, +ilid , edisi $, *edia ,es&ulapius, :akarta #. 7ong. @, arbara, (199-), &era)atan Medikal Bedah *uatu &endekatan &roses epera)atan, Jayasan 0katan ,lumni (endidikan (ad+a+aran, andung ". (rin&e, Syl'ia. ,, <ilson, 7orraine. *, (199!), &ato#isiologi Buku - edisi ., E=@, :akarta 3. Smelt;er, Su;anne. @, are, renda =, (#00#), epera)atan Medikal Bedah Brunner / *uddarth 0disi 1 2ol.-, E=@, :akarta !. )oengoes, *arrlyn, et,al, (1999), 3en4ana Asuhan epera)atan 0disi $, E=@, :akarta ##