You are on page 1of 17

PARENTERAL DRUG

DELIVERY
Oleh:
Klmpk
3
Denny
Rusdiadi
Eka safitri
Nober sandi L
Oktaviany w p
Salnia
Pamita
Alfian
Zulfina
Jabaruddin
Riski saslmala
SEDIAAN PARENTERAL
Sediaan steril yang dimaksudkan untuk
pemberian secara injeksi, infus, atau implan dalam
dalam tubuh.
Dari tempat suntikan itu obat akan masuk
ke pembuluh darah di sekitarnya secara difusi
pasif, baru masuk ke dalam sirkulasi. Cara ini
sesuai untuk bahan obat, baik yang bersifat lipofilik
maupun yang hidrofilik. Kedua bahan obat itu
dapat diterima dalam jaringan otot baik secara fisis
maupun secara kimia.
KEUNTUNGAN
Memberikan efek yang cepat
Tidak melalui First Pass Effect
Dapat diberikan apabila penderita dalam keadaan tidak
dapat bekerjasama dengan baik, tidak sadar, atau tidak
dapat dengan cara pemberian lain (seperti oral)
Kadar obat didalam darah yang hasilnya lebih bisa
diramalkan
Dapat untuk obat yang rusak /tidak diabsobsi dalam
sistem saluran cerna
contoh: insulin (protein drug)
KERUGIAN
Apabila sudah masuk ke dalam tubuh
susah untuk dikeluarkan terutama
apabila terjadi kasus toksisitas
Hargal relatif lebih mahal
Anatomi & fisiologi
JENIS RUTE
Intravena
Intra arteri
Intrathecal / Lumbar
Subkutan
Intra Muskular
INTRA VENA
Biasanya vena di daerah Antecubital (dibagian depan siku)
Bahaya:
terbentuknya trombus akibat rangsangan jarum pada
dinding vena terutama yang cairan mengiritasi
Trombus Embolus Emboli
Volume tetesan : 2-3 ml/permenit
Volume antara 1-10 ml
Tanpa Proses absorpsi, misalnya pada terapi asma akut
Dosis tepat
Contohnya injeksi diazepam ddgn pembawa propilenglikol,
etanol
INTRA ARTERI
Disuntikkan kedalam pembuluh darah
arteri/perufer/tepi, volume antara 1-10 ml,
tidak boleh mengandung bakterisida.
Langsung ke organ sasaran
Memaksimalkan konsentrasi pada area yg
dituju hingga pelepasan ke sirkulasi sistemik
minimal
Misalnya 5-fluoro urasil
SUBKUTAN
Disuntikkan ke dalam jaringan dibawah kulit ke dalam
alveolus, volume yang disuntikkan tidak lebih dari 1 ml.
umumnya larutan bersifat isotonis, pH netral dan
bersifat depo ( absorpsinya lambat).
Dibawah permukaan kulit
lengan bawah, paha, atau pantat
Obat yang mengiritasi, larutan suspensi kental
sebaiknya tidak dengan s.c.karena dapat menimbulkan
sakit, lecet.
Cara ini disebut hipodermoklisis, dalam hal ini vena sulit
ditemukan. Karena pasti terjadi iritasi maka
pemberiannya harus hati-hati.
INTRA MUSKULAR
Disuntikkan kedalam atau diantara lapisan jaringan atau
otot. Injeksi dalam bentuk larutan, suspense, atau emulsi
dapat dibrikan dengan cara ini. Yang berupa larutan dapat
diserap dengan cepat , yang berupa emulsi atau suspensi
diserap lambat dengan maksud untuk mendapatkan efek
yang lama. Volume penyuntikan antara 4-20 ml disuntikkan
perlahan lahan untuk mencegah rasa sakit. Problem
klinik yang biasa terjadi adalah kerusakan otot atau syaraf,
terutama apabila ada kesalahan dalam teknik pemberian.
Lanjutan :
Pemberian intramuskular memberikan efek depot (lepas
lambat), puncak konsentrasi dalam darah dicapai setelah
1-2 jam. Faktor yang mempengaruhi pelepasan obat dari
jaringan otot (im) antara lain : rheologi produk, konsentrasi
dan ukuran partikel obat dalam pembawa, bahanpembawa,
volume injeksi, tonisitas produk dan bentuk fisik dari
produk. Persyaratan pH sebaiknya diperhatikan, karena
masalah iritasi, tetapi dapat dibuat pH antara 3-5 kalau
bentuk suspensi ukuran partikel kurang dari 50 mikron.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
BIOAVAILABILITAS

FAKTOR FISIKOKIMA
FAKTOR FISIOLOGI
FAKTOR FORMULASI
FAKTOR FISIKOKIMIA
LAJU DISOLUSI
KOEFISIEN PARTISI dan KELARUTAN DALAM
LEMAK
INTERAKSI OBAT (ZAT AKTIF) DAN BAHAN
TAMBAHAN LAIN DALAM SEDIAAN
FAKTOR FISIOLOGI
TERUTAMA DALAM ABSORBSI OBAT
Obat dapat masuk ke dalam aliran darah dengan dua macam cara, yaitu
cara langsung (intravaskuler = iv), misalnya disuntikkan intravena dan
cara tidak langsung (ekstravaskuler =ev), misalnya melalui mulut
(peroral) atau disuntikkan intramuskular. Pada cara tidak langsung
obat mengalami peristiwa absorspi terlebih dahulu, yaitu perpindahan
obat dari tempat pemberian (aplikasi) ke dalam aliran darah (sirkulasi
sistemik).
Pengaruh obat suatu obat yang dapat mempengaruhi obat lain (interaksi
obat) contoh: obat yang menyebabkan vasokontriksi / vasodilatasi
Tempat injeksi (terutama i.m)
(Tidak ada fase absorpsi, obat langsung masuk ke
dalam vena, onset of action cepat, efisien,
bioavailabilitas 100%, baik untuk obat yang menyebabkan
iritasi kalau diberikan dengan cara lain, biasanya berupa
infus kontinu untuk obat yang waktu-paruhnya (t1/2)
pendek).
INTRA VENA
Onset of action bervariasi, berupa larutan dalam air
yang lebih cepat diabsorpsi daripada obat berupa larutan
dalam minyak, dan juga obat dalam sediaan suspensi,
kemudian memiliki kecepatan penyerapan obat yang
sangat tergantung pada besar kecilnya partikel yang
tersuspensi: semakin kecil partikel, semakin cepat proses
absorpsi.
INTRA MUSKULAR

You might also like