Professional Documents
Culture Documents
/ 8 , 0 4 , 0 / 4 2
15
3
12
mg mg x xDL
n
n
Untuk 6 tahun:
/ 2 , 1 6 , 0 / 4 2
18
6
12
mg mg X xDL
n
n
Untuk 12 tahun:
/ 4 , 2 2 , 1 / 4 2
20
12
12
mg mg x xDL
n
n
Ambroksol HCl 15 mg (DL=30-60 mg/-)
Untuk 3 tahun:
/ 12 6 / 60 30
15
3
12
mg mg x xDL
n
n
Untuk 6 tahun:
/ 20 10 / 60 30
18
6
12
mg mg X xDL
n
n
Untuk 12 tahun:
/ 36 18 / 60 30
20
12
12
mg mg x xDL
n
n
Aturan pakai:
Untuk 3 tahun: 1 sendok teh
Untuk 6 tahun: 1 sendok teh
Untuk 12 tahun: 2 sendok teh
Untuk >12 tahun: 1 sendok makan
(3-4 kali sehari)
Perhitungan bahan:
Tiap 5 ml mengandung: (+10%)
Salbutamol sulfat = mg mg x
ml
4 , 26 2 , 1
5
110
Ambroksol HCl = mg mg x
ml
330 15
5
110
Natrium sakarin = gram x 165 , 0 110
100
15 , 0
Nipagin = gram x 11 , 0 110
100
1 , 0
Tartrazin = gram x 066 , 0 110
100
06 , 0
Oleum citri = gram x 11 , 0 110
100
1 , 0
Aquadest = 100-(0,024+0,3+0,15+0,1+0,06+0,1)
= 100-0,734
= 99,266 ml
Perhitungan pengenceran
Salbutamol sulfat = 26,4 mg
60 x = 660 mg
= 11 ml
Tartrazine = 6.6 mg
60 x = 660 mg
= 11 ml
BAB V
PEMBAHASAN
Larutan merupakan campuran homogen yang terdiri atas satu atau
lebih zat terlarut baik berupa padatan, cairan atau gas dalam pelarut yang
sesuai atau campuran pelarut yang bercampur secara termodinamika,
stabil secara kimia dimana zat terlarut terdispersi dalam sebuah pelarut
untuk membentuk cairan jernih.Disebut campuran homogen karena
komponen didalamnya tercampur secara homogen atau zat terlarut
terdispersi secara merata kedalam pelarut, sehingga komponennya tidak
bisa lagi dibedakan secara kasat mata. Selanjutnya, dikatakan stabil
secara termodinamika apabila energi bebas permukaan = 0 yang berarti
tidak banyak energi yang dibutuhkan untuk membentuk larutan stabil.
Dengan kata lain, sediaan larutan tidak memiliki tegangan antar muka
dimana partikel yang berbeda semuanya menjadi satu. Kemudian, stabil
secara kimia karena terjadi perubahan fase dari padat ke cair tetapi tidak
stabil secara mikrobiologi karena merupakan wujud cairan yang mudah
ditumbuhi mikroorganisme.
Salah satu contoh sediaan larutan yang dibuat dalam percobaan ini
yaitu obat batuk asma.Asma merupakan suatu inflamasi kronik saluran
napas.Inflamasi kronik tersebut menyebabkan peningkatan hiperesponsif
(hiperaktivitas) jalan napas yang menimbulkan gejala episodik berulang
berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama
pada malam dan atau dini hari.Episodik tersebut berkaitan dengan
sumbatan saluran napas yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat
reversibel dengan atau tanpa pengobatan.Faktor resiko untuk pasien
asma yakni predisposisi genetik asma, alergi, hiperaktivitas bronkus, jenis
kelamin, ras/etnik.Selanjutnya, batuk merupakan suatu refleks pertahanan
tubuh untuk mengeluarkan dahak, riak dan benda asing dari saluran
nafas.Batuk menyerang saluran nafas bagian atas.Obat batuk digunakan
untuk menghilangkan gejala penyakit, sehingga disebut simptomatik dan
obat batuk digunakan bila dirasakan gejala sudah mengganggu.Adapun
obat batuk ada yang bersifat antitusif, ekspektoran dan mukolitik.Antitusif
untuk batuk kering. Ekspektoran dan mukolitik biasanya untuk batuk
berdahak dimana ekspektoran membantu merangsang sekresi mukus
atau dahak dari saluran nafas, sedangkan mukolitik membantu
pengeluaran mukus dengan cara menghancurkan benang-benang protein
dari mukus hingga mudah dikeluarkan dari saluran nafas.
Adapun komposisi larutan adalah zat aktif, solven serta zat
tambahan dimana zat aktif untuk obat batuk asma dalam percobaan ini
sesuai formulasi yaitu salbutamol sulfat dan ambroksol HCl. Alasan
digunakan zat aktif salbutamol sulfat adalah salbutamol sulfat merupakan
obat golongan agonis yang selektif pada reseptor
2
dan banyak
digunakan sebagai bronkodilator oral pada pasien asma atau pada pasien
dengan obstruksi paru kronis, kemudian digunakan salbutamol yang sulfat
dibanding salbutamol saja karena memiliki sifat mudah larut dalam air,
sehingga langsung diabsorpsi di saluran gastrointestinal dan diekskresi
cepat dengan waktu paruh sekitar 4-6 jam. Salbutamol sulfat juga memiliki
atau berdaya bronkodilatasi yang baik dan juga memiliki efek yang lemah
terhadap stabilitas sel mast, sehingga efektif mencegah atau meniadakan
asma, kemudian tidak mempengaruhi sistem kardiovaskuler, sehingga
aman untuk penderita penyakit jantung.Adapun zat aktif ambroksol HCl
dipilih dengan alasan karena ambroksol bersifat mukolitik dan sekretolitik,
dapat mengeluarkan lendir yang kental dan lengket dari saluran
pernafasan.Kemudian, penggunaan jangka panjang dimungkinkan karena
ambroksol mempunyai toleransi yang baik.Ambroksol memiliki indikasi
terhadap gangguan saluran pernafasan akut dan kronis disertai dengan
sekresi bronkial abnormal terutama pada eksaserbasi dan bronkitis kronis,
asma bronkial dan bronkitis asmatis serta kontraindikasi hampir tidak ada
atau belum diketahui. Adapun alasan salbutamol sulfat dikombinasikan
dengan ambroksol HCl yaitu karena ketika pasien asma diberikan
salbutamol maka akan memberikan efek stimulasi sekresi mukus. Jadi,
pasien asma akan sering batuk-batuk karena efek samping salbutamol,
sehingga dikombinasikan dengan ambroksol HCl sebagai mukolitik yang
membantu menghancurkan benang-benang protein mukus, sehingga
akan mudah dikeluarkan dari saluran napas.
Ketika zat aktif sudah ditentukan, maka ditentukan bahan
tambahan apa saja yang akan digunakan. Bahan tambahan yang
digunakan terdiri dari zat pemanis, pengawet, pewarna, pengaroma dan
pelarut.
Pemanis digunakan untuk memberi rasa pada larutan, sehingga
meningkatkan kemauan pengguna untuk meminumnya karena rasa yang
diberikan, dapat juga meningkatkan viskositas larutan dan memberi
sensasi kesejukan dalam mulut seperti sukrosa.Pemanis yang digunakan
dalam percobaan ini yaitu natrium sakarin.Digunakan natrium sakarin
karena memiliki tingkat kemanisan yang tinggi dalam jumlah kecil
dibanding sukrosa dengan konsentrasi besar dan sedikit larut dalam
alkohol serta mempunyai sifat stabil.
Pengawet digunakan untuk menjaga kestabilan sediaan dari
pertumbuhan mikroba, sebagaimana diketahui larutan berwujud cair yang
tidak stabil secara mikrobiologi, sehingga dibutuhkan pengawet, sehingga
waktu penyimpanan bisa diperpanjang. Pengawet yang digunakan dalam
percobaan ini yaitu nipagin. Digunakan nipagin karena mempunyai range
pH yang lebih luas, sehingga ketika terjadi perubahan pada sediaan,
pengawet masih tetap berfungsi, dibandingkan dengan sediaan yang
menggunakan turunan benzoat lebih pada sediaan asam dan tidak mudah
terdisosiasi.
Pewarna digunakan untuk meningkatkan penampilan dari sediaan
supaya tampil lebih menarik.Pewarna yang digunakan dalam percobaan
ini yaitu tartrazin.Digunakan tartrazinuntuk memberi warna kuning pada
larutan karena disesuaikan dengan pemerian warna zat aktif yakni
ambroksol sedikit kekuningan dan salbutamol serbuk putih, sehingga
cocok diberi warna kuning.
Pengaroma digunakan untuk dapat membuat obat lebih diterima
terutama jika obat mempunyai rasa yang tidak menyenangkan Pengaroma
yang digunakan dalam percobaan ini yaitu oleum citri. Digunakan oleum
citri untuk memberi sensasi kesejukan dan sesuai dengan pewarna
tartrazin yang diberikan dimana identik dengan jeruk,sehingga diberi
aroma jeruk.
Adapun pelarut yang digunakan dalam percobaan ini yaitu
aquadest dimana aquadest bersifat inert.
Setelah menulis rancangan formula, maka formula tersebut
dipraktekkan di laboratorium dengan cara ditimbang semua bahan sesuai
perhitungan bahan dan pengenceran, kemudian ambroksol HCl dan
salbutamol sulfat masing-masing digerus dan dilarutkan dalam air dan
dihomogenkan hingga larut.Natrium sakarin dilarutkan dalam air,
kemudian dicampurkan ke campuran tadi.Nipagin dilarutkan dalam air
panas, kemudian ditambahkan kedalam campuran tadi.Ditambahkan
tartrazin kedalamnya.Campuran tersebut dimasukkan kedalam
botol.Ditetesi dengan oleum citri dan diadkan dengan aquadest.Ditutup
dan dihomogenkan/dikocok.Diberi etiket dan dimasukkan kedalam wadah
serta dimasukkan brosur obat.
BAB VI
PENUTUP
VI.1. Kesimpulan
1. Larutan memiliki komposisi zat aktif dan zat tambahan dimana zat
aktif yang digunakan untuk larutan obat batuk asma yaitu
salbutamol sulfat dan ambroksol HCl serta zat tambahan yang
sesuai dengan hasil formulasi yang disertai alasan yang
mendukung.
2. Didapatkan larutan obat asma dengan bentuk cair, rasa seperti
buah jeruk, warna kuning dan aroma jeruk.
3. Obat batuk asma yang telah dibuat digunakan 3-4 kali sehari dan
keterangan lengkap bisa dilihat pada etiket dan brosur.
VI.2. Saran
Diharapkan kepada asisten untuk memberikan saran, kritikan
dan masukan untuk laporan ini, sehingga bisa lebih membangun ilmu
pengetahuan bagi praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
1. American Pharmaceutical Association. Handbook of
Pharmaceutical Excipient . Washington.
2. American Pharmaceutical Association. Handbook of Martindale
Edition 36. Washington.
3. Allen, Loyd. The Art, Science, and Technology of Pharmaceutical
Compounding. Washington: American Pharmaceutical
Association. 2002.
4. Parrot,L.Eugene. Pharmaceutical Practice. New York: Philadelphia
ST Louis Sydney Toronto. 2004.
5. American Pharmaceutical Association Remington The science and
Practice Of Pharmacy. Washington.
6. Tjay Tan Huan dan Drs. Kirana Rahardja. Obat-Obat Penting edisi
VI Jakarta : PT. Gramedia. 2008.
7. Depkes RI. Farmakope Indonesia edisi III . Jakarta: Balai Pustaka.
1979.