You are on page 1of 5

Jurnal Kesehatan Andalas.

2013;
2(1)
h ttp ://j u rn al.fk. u n a n d .a c .id 29
Artikel Penelitian
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kontraktur Sendi Lutut
pada Penanganan Fraktur Femur Secara Operatif dan Non
Operatif di RS. M. Djami Padang
Yandri E*, Manjas M**, Rahmadian R**, Erkadius***
!"#trak
Kontraktur sendi lutut merupakan salah satu komplikasi yang sering muncul pada penderita fraktur femur.
Selama bulan ktober dan !o"ember #$%% didapatkan &% kasus fraktur femur dan hanya '& kasus yang
memenuhi kriteria inklusi penelitian yaitu #$ kasus ditatalaksana dengan operatif dan %& kasus lagi ditatalaksana
dengan non operatif. (ada hasil penelitian ini, kejadian kontraktur sendi lutut berdasarkan usia tidak berbeda jauh,
dimana kejadian kontraktur pada usia %')#$ tahun ditemukan * kasus + #',, -. dan pada usia /#% tahun
ditemukan %% kasus +#&,* -.. Kekakuan0 kontraktur sendi lutut banyak ditemukan pada laki)laki sebanyak %'
kasus +'1,#-. dan pada perempuan ditemukan kekakuan sendi lututnya sebanyak , kasus +%&,1 -. . 2ari hasil
penelitian ini kami menemukan kekakuan sendi lutut pada terapi operatif sebanyak 3 kasus +%',# -. dan non
operatif ditemukan sebanyak %3 kasus.+ '*,3 -..
Kata kunci4 5raktur femur, kontraktur, terapi operatif dan non operatif
Abstract
Contracture of the knee joint is one of the complications that often arise in patients with femur
fractures. During October to November 2011 found 1 cases of femoral fracture and onl! " cases that met the stud!
inclusion criteria# with 20 cases treated b! operative and another 1 cases treated b! non$operative. %n this stud!# the
incidence of knee joint contracture does not var! much b! age# where the incidence of contractures at the age of
1" $20 !ears found & cases '2".()* and age+ 21 !ears was found 11 cases '2.&)*. ,tiffness - knee joint
contractures are common in men were 1" cases '"..2)* and in women were found ( cases '1..)*. /rom this
research we found the stiffness of the knee joint in operative therap! b! 0 cases '1".2)* and non$operative therap!
found 10 cases. '"&.0)*.
Keywords1/emur /racture# contractures# operative and non$operative therap!
!ffiia#i penui# 4
*Residen 6agian 7lmu 6edah RS. M. 2jamil05K 8!9!2 (adang
**Staf 6agian 7lmu 6edah RS. M. 2jamil05K 8!9!2 (adang
***6agian 5isiologi 5K 8!9!2 (adang
Kore#ponden#i 4Yendri E
L!$!R %&L!K!N'
Kontraktur sendi lutut merupakan salah satu
komplikasi yang sering muncul pada penderita fraktur
femur. :al ini biasanya disebabkan ketidakpatuhan
penderita untuk mengerjakan terapi latihan yang
merupakan salah satu penanganan pasca tindakan.
Kontraktur terjadi akibat keterbatasan sendi, fibrosis
jaringan penyokong, otot dan kulit. (encegahan
terjadinya kontraktur itu sendiri ada berbagai macam
seperti mencegah infeksi dan mengikuti terapi latihan.
2ari literatur penyebab utama kontraktur adalah tidak
ada atau kurangnya mobilisasi sendi akibat suatu
keadaan antara lain ketidakseimbangan kekuatan otot,
penyakit neuromuskular, penyakit degenerasi, luka
bakar, luka trauma yang luas, inflamasi, dan penyakit
kongenital. 2ari semua penyebab kontraktur diatas,
penyebab terbanyak adalah karena ketidakpatuhan
penderita terhadap anjuran dokter untuk mengerjakan
terapi latihan sendi lutut dan otot. :al ini
mengakibatkan gangguan untuk kegiatan sehari)hari
pada penderita seperti shalat dan lain)lain.
#
2ari obser"asi yang dilakukan oleh peneliti
selama # bulan di poliklinik ortopedi RS. M ;amil
(adang terhadap kunjungan pasien pasca tindakan
fraktur femur banyak ditemukan terdapatnya
kontraktur sendi lutut, mulai dari derajat ringan sampai
berat. 6erdasarkan hal demikian, peneliti ingin
mengetahui seberapa besar angka kejadian kontraktur
sendi lutut pada penanganan fraktur femur secara
operatif dan non operatif di RS. M. 2jamil (adang.
M&$OD&
Rancangan penelitian bersifat
retroprospektif dengan mengambil data pasien dan
mengobser"asi komplikasi yang ditimbulkan karena
terapi non operatif dan operatif setelah % atau #
tahun. 2ata dianalisa dengan membandingkan
keadaan pasien secara parametrik. Semua data hasil
pengobatan dibuat tabulasi data. 9nalisa data
dilakukan secara deskriptif.
2ata pasien yang didapat dari rekam medis
di temukan &% kasus fraktur femur %0' tengah. Kriteria
7nklusi terdiri dari %& orang pasien yang di lakukan
penanganan non operatif dan #$ orang pasien yang
dilakukan penanganan operatif atas indikasi fraktur
femur %0' tengah di RS M. 2jamil (adang
(enelitian dilakukan di (oliklinik rthopaedi
Rumah Sakit M 2jamil (adang serta kunjungan ke
rumah pasien selama bulan ktober #$%% dan
!o"ember #$%%.
(!S)L P&N&L)$)!N
<elah dilakukan penelitian secara retrospektif
dengan mengambil data pasien fraktur femur %0'
tengah yang ditalaksana dengan operatif dan non
operatif yang di kumpulkan dari data rekam medik
RS8( 2r.M.2jamil (adang dan setelah % atau #
data pasien dari rekam medik RS M. 2jamil (adang
dengan total pasien sebanyak &% orang, dimana '&
orang diantaranya yang memenuhi kriteria penelitian
Kontraktur *eni#
OR)F Perkin $ota
ini terdiri dari #$ orang fraktur femur yang
Ya 3 %3 #$
ditatalaksana dengan operatif dan %& orang lainnya <idak %3 ' %&
yang ditatalaksana dengan non operatif. Kemudian
<otal #$ %& '&
Pendidikan
Rendah %& 1,,1
<inggi
Pengetahuan
#$ 3#,=
Kurang % #,=
+,--. -+/0 $ota
Kontaktur 1aktu $ota
Ya * %% #$
<idak %$ & %&
Ya -. #$
<otal %* %* '& <idak %& %&
Periaku Se2
Laki-aki Perempuan $ota
Kurang %' ' %=
6aik %' * ##
<otal #= %# '&
h ttp ://j u rn al.fk. u n a n d .a c .id 30
tahun, dipantau kontraktur sendi lutut dengan
mengunjungi pasien ke rumahnya.
(ada (enelitian ini didapatkan didapatkan
2abel "3 Distribusi 3enis tindakan dengan kontraktur
sendi lutut
dilakukan kunjungan ke rumah pasien rumah dan
dilakukan penilaian derajat lingkar gerak sendi.
2ata yang didapat kemudian diolah dengan
komputer dan dilakukan uji statistik non)parametrik
+Chi s4uare atau /isher e5act test, dengan ( > $,$3
ditentukan sebagai batas kemaknaan. 2ata disajikan
dalam bentuk tabel.
2ari penelitian ini didapatkan hasil sebagai berikut 4
2abel 1. 6arakteristik pasien kontraktur sendi lutut
Karakteri#tik *umah Per#en
4 n 5 ,6 7
?hi s@ > %$.*=, dengan koreksi YatesA (B$,$%
(ada tabel ini didapatkan pasien yang
ditindak dengan operatif sebanyak #$ orang dan
ditindak dengan non operatif sebanyak %& orang,
sehingga dapat disimpulkan bahCa terdapat hubungan
yang bermakna pada distribusi jenis tindakan terhadap
derajat kontraktur sendi lutut +chi s@uare> %$,*=,A
(B$,$%., sebagai mana terlihat pada tabel '
2abel .3 Distribusi jenis kelamin terhadap kontraktur
sendi lutut
*eni# keamin
Daki)laki #= =&,1
(erempuan %# '%,=
Kontraktur Se2
Laki-aki Perempuan $ota
8#ia
Ya %' , #$
%' E #$ %* 3$
<idak %' 3 %&
/ #$ %* 3$
$indakan
R75 %& 1,,1
(erkin #$ 3#,=
6 ai k ' , *, ,1
2abel 23 Distribusi usia terhadap derajat
kontraktur sendi lutut
Kontraktur 8#ia 4tahun7
<otal #= %# '&
?hi s@ > $.##*A (/$.$3
(ada tabel ini didapatkan kejadian kontraktur
pada laki)laki sebanyak #= orang dan pada
perempuan sebanyak %# orang. <idak terdapat
terdapat hubungan yang bermakna antara jenis
kelamin dengan derajat kontraktur sendi lutut +chi
s@uare> $,##*A (/$,$3., sebagai mana terlihat pada
tabel 1
2abel 03 Distribusi perbedaan waktu setelah tindakan
terhadap kontraktur sendi lutut
?hi s@ > $.1##, (/$.$3
(ada tabel ini berdasarkan usia didapatkan
#$ orang yang kontraktur dan %& orang yang tidak
kontraktur. <idak terdapat hubungan yang bermakna
antara distribusi usia dengan derajat kontraktur pada
sendi lutut +?hi s@uare > $,1##A (/$,$3., sebagai
mana terlihat pada tabel #.
<otal '&
(ada tabel ini didapatkan #$ orang yang
mengalami kontraktur dan %& orang yang tidak
mengalami kontraktur.
2abel 73 Distribusi jenis kelamin terhadap perilaku
?hi s@ > %.#$1 dengan koreksi YatesA (B$,$%
(erilaku 0 Malas 4%, orang + 11,, -.
Sikap 0Ketidakpatuhan latihan 4# orang + 3,' - .
(engetahuan pasien 4% orang + #,= -.
+,--. -./0 $ota
?hi s@uare %,131A (/$,$3
Kurang
6aik
*
%,
,
3
%=
##
(ada tabel ini didapatkan pasien)pasien yang
sudah diajarkan terapi latihan, dimana yang paling
<otal #= %# '&
banyak terjadi kontraktur adalah pada tingkat
Sikap 8#ia
D)SK8S)
2ari hasil penelitian ini diperoleh data pasien
+,--. -./0 $ota
<idak % %
&% kasus fraktur femur %0' tengah yang ditatalaksana
(atuh #= %% ',
dengan operatif dan non operatif selama # tahun
<otal #= %# '&
+#$$*)#$%%. yang dikumpulkan dari data rekam medis
h ttp ://j u rn al.fk. u n a n d .a c .id 31
(ada tabel ini didapatkan pada laki)laki
sebanyak #= orang dan pada perempuan sebanyak
%# orang, dan tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara jenis kelamin dengan perilaku +chi
s@uare> %,#$1A (/$,$3., sebagai mana terlihat pada
tabel =.
2abel (3 Distribusi jenis kelamin terhadap
sikap
Si ka p Se2
(ada tabel ini didapatkan pada usia %') #$
tahun sebanyak #= orang dan pada usia /#$ tahun
sebanyak %# orang. <idak terdapat hubungan yang
bermakna antara usia terhadap sikap +( 5isher $,'%=A
(/$,$3., sebagai mana terlihat pada tabel %$.
2abel 11 3 Distribusi usia terhadap pengetahuan
Pengetahuan 8#ia
+,--. -./0 $ota
Laki-aki Perempuan $ota
Kurang ' '
<idak % %
6aik #= * '3
(atuh #= %% ',
<otal #= %# '&
<otal #= %# '&
( 5isher > $.'%=
(ada tabel ini didapatkan pada laki)laki
sebanyak #= orang dan pada perempuan sebanyak
%# orang, <idak terdapat hubungan bermakna antara
jenis kelamin terhadap sikap + ( 5isher $,'%=A
(/$,$3., sebagai mana terlihat pada tabel ,.
2abel 3 Distribusi jenis kelamin terhadap
pengetahuan
Pengetahuan Se2
Laki-
aki Perempuan $ota
Kurang ' '
6aik #= * '3
<otal #= %# '&
( 5isher > $.$#=, B$.$3
(ada tabel ini didapatkan pada laki)laki sebanyak #&
orang dan pada perempuan sebanyak %# orang.
( 5isher > $,$#=
(ada tabel ini didapatkan pada usia %') #$
tahun sebanyak #= orang dan pada usia /#$ tahun
sebanyak %# orang, <erdapat hubungan yang
bermakna antara usia terhadap pengetahuan +(
5isher $,$#=A (B$,$3., sebagai mana terlihat pada
tabel %%
2abel 123 Distribusi tingkat pendidikan terhadap
kontraktur sendi lutut
Kontraktur $ingkat Pendidikan
Rendah $inggi
9a %% *
$idak , %%
$ota %& #$
?hi s@uare %,131A (/$,$3
2abel 1" 3 Distribusi tingkat pendidikan terhadap
pelaksanaan terapi latihan
<erdapat hubungan yang bermakna antara jenis
kelamin terhadap pengetahuan +( 5isher $,$#=.,
sebagai mana terlihat pada tabel &
Kontraktur
#eteah
$erapi atihan
$ingkat Pendidikan
Rendah $inggi
2abel *3 Distribusi usia terhadap perilaku
Periaku 8#ia
9a %% *
$idak , %%
$ota %& #$
?hi s@uare > %,&*3
(ada tabel ini didapatkan pada usia %') #$
tahun sebanyak #= orang dan pada usia /#% tahun
sebanyak %# orang. <idak terdapat hubungan yang
bermakna antara usia terhadap kepatuhan + ?hi
s@uare %,&*3A (/$,$3., sebagai mana terlihat pada
tabel *.
2abel 10 3 Distribusi usia terhadap sikap
pendidikan rendah sebanyak %& orang +1,,1 -. dan
pada tingkat pendidikan tinggi sebanyak #$ orang
+3#,= -.. :al ini membuktikan bahCa tingkat
pendidikan tidak berhubungan dengan terjadinya
kontraktur. :ai ini sebagai mana terlihat pada tabel 3.=
dan tabel 3.,
5aktor)faktor yang mempengaruhi kekakuan sendi
lutut4
( 5isher > $.'%=
di RS8( M.2jamil (adang)Sumatera 6arat, dimana '&
kasus yang memenuhi kriteria penelitian yaitu #$
kasus yang ditatalaksana dengan operatif dan %&
h ttp ://j u rn al.fk. u n a n d .a c .id 32
kasus lain yang ditatalaksana non operatif. :al ini
disebabkan data pasien yang kurang lengkap, pasien
usia B%' tahun , Caktu setelah ditindak B' bulan dan
pasien meninggal. 7nsidensi gangguan
muskuloskeletal sering dijumpai pada saat ini,terutama
akibat trauma. <rauma paling sering adalah karena
patah tulang femur. (ada penanganan patah tulang
femur adalah operatif dan konser"atif dimana tindakan
operatif dilakukan Reduksi terbuka fiksasi dalam dan
tindakan konser"atif dilakukan pemasangan 8erkins
traksi. 2ari kedua penanganan diatas, timbul masalah)
masalah berupa nyeri, odem, dan keterbatasan
lingkup gerak sendi +DFS.. 2ari masalah)masalah
tersebut diatas, akan timbul salah satu komplikasi
berupa kontraktur sendi lutut. Sedangkan kontraktur
itu sendiri adalah hilangnya atau kurang penuhnya
lingkup gerak sendi secara pasif maupun aktif karena
keterbatasan sendi, fibrosis jaringan penyokong, otot
dan kulit kontraktur merupakan suatu keadaan
patologis tingkat akhir dari suatu kontraksi. Sedangkan
penyebab utama kontraktur adalah tidak ada
ataukurangnya mobilisasi sendi akibat suatu keadaan
antara lain keseimbangan kekuatan otot, penyakit
neuromuskular, penyakit degenerasi, luka bakar, luka
trauma yang luas, fraktur, inflamasi, penyakit
kongenital, ankilosis dan nyeri.
Kekakuan sendi lutut pada pasien post
operatif sering terjadi apabila pergerakan dini dari
sendi tidak dilakukan oleh pasien. 6urnCell telah
melakukan penelitian pada %#, orang pasien fraktur
shaft femur dan ditatalaksana dengan fiksasi interna
dan Connoll! et al. serta 9ard! melakukan penelitian
pada %$& pasien fraktur femur yang ditatalaksana
secara 8erkins traksi. Kesimpulan yang didapatkan
dari penelitian tersebut adalah bahCa risiko kekakuan
sendi semakin kurang apabila pasien melakukan
pergerakan dini pada sendi lutut pasca internal fiksasi
dan perkins traksi
1"
:rnest dkk menyebutkan dalam
penelitiannya yang membandingkan efek fiksasi
interna dengan traksi, bahCa fiksasi interna
memberikan keuntungan lebih baik dalam hal lama
raCatan, lama Caktu penyembuhan tulang serta
kualitas pergerakan yang dihasilkan, dalam hal ini
berhubungan dengan sendi.
%#
:asil penelitian ini
menunjukkan bahCa pada operatif sebanyak %3
pasien mendapatkan ;<, yang penuh sedangkan 3
pasien mendapatkan ;<, *$- atau lebih.
2ibandingkan dengan pada non operatif dimana
hanya ' pasien yang mendapatkan DFS penuh.
Sisanya, %3 pasien mendapatkan DFS kurang dari
*$-. 2engan demikian didapatkan kesimpulan bahCa
penatalaksanaan pasien fraktur femur, untuk
mendapatkan hasil DFS yang lebih baik, sebaiknya
digunakan metoda R75. 7ni sesuai dengan penelitian
yang telah dilakukan oleh (oolman dkk.
'
(ada penelitian yang dilakukan oleh
Mandrella pada Rumah Sakit de Kibuye di RCanda,
didapatkan bahCa pada saat pelepasan traksi pada
pasien patah tulang paha, lututnya berada pada posisi
fleksi &$)*$o dan bisa digerakkan dan diluruskan
sampai sendi lutut teregang penuh.
%1
Melihat kondisi
demikian, apabila dibandingkan dengan keadaan yang
didapatkan pada penelitian ini, kemungkinan besar
yang menyebabkan perbedaan hasil yang didapatkan
adalah kurangnya latihan otot yang dilakukan pada
pasien setelah dipasang perkin traksi. (asien
sepertinya lebih sering membiarkan posisi kakinya
demikian tapi melakukan latihan dini. 7ni bisa
menyebabkan timbulnya kekakuan sendi lutut setelah
traksi dilepas. (erkin traksi memberikan efek yang
baik bagi penyembuhan tulang paha yang patah.
<erhadap kekakuan sendi lutut yang terjadi pasca
pemasangan perkin traksi, itu bisa dicegah dengan
melakukan mobilisasi dini setelah pasien diraCat di
ruangan. 2engan menggerakkan lutut, adhesi
patellofemoral dan adhesi kapsular bisa dicegah.
9dhesi antara kalus dengan @uadriceps femoris juga
bisa diminimalisir. 2engan melakukan gerakan aktif
setelah pemasangan perkin traksi pada otot yang
melingkupi tulang yang patah, jembatan kalus dapat
lebih cepat terbentuk.
,,%%
2ari hasil penelitian kami mendapatkan &%
kasus dimana '& kasus yang memenuhi kriteria)
kriteria penelitian yaitu #$ kasus ditatalaksana dengan
operatif dan %& kasus lagi ditatalaksana dengan non
operatif. 2isini membuktikan bahCa kasus)kasus
fraktur femur %0' tengah bisa banyak ditemukan,
tetapi banyak yang tidak memenuhi kriteria)kiteria
penelitian seperti kelengkapan status kurang lengkap.
(ada hasil penelitian ini, kejadian kontraktur sendi
lutut atau tidak berdasarkan usia tidak berbeda jauh,
dimana kejadian kontraktur pada usia %')#$ tahun
ditemukan * kasus + #',, -. dan pada usia /#% tahun
ditemukan %% kasus +#&,* -.. 2ari hal ini dapat
disimpulkan bahCa kejadian kontraktur sendi lutut
bisa terjadi pada usia berapapun.
(ada penelitian ini juga ditemukan kekakuan0
kontraktur sendi lutut banyak ditemukan pada laki)laki
sebanyak %' kasus +'1,#-. dan pada perempuan
ditemukan kekakuan sendi lututnya sebanyak , kasus
+%&,1 -. . 2ari hasil diatas, kita bisa menyimpulkan
bahCa kekakuan sendi lutut terjadi lebih banyak pada
laki)laki, dimana kasus fraktur femur %0' tengah lebih
banyak ditemukan pada laki)laki. :al ini mungkin lebih
disebabkan kurang disiplinnya penderita untuk
mobilisasi karena nyeri dan oedem. 2an pada
penelitian ini ditemukan kekakuan sendi lutut pada
operatif sebanyak 3 kasus +%',# -. dan pada non
operatif ditemukan sebanyak %3 kasus.+ '*,3 -..
2isini terlihat bahCa (erkins traksi lebih banyak
ditemukan kekakuan sendi lututG. :al ini sebenarnya
tak terlepas dari kemungkinan karena pada R75
atau (erkins traksi yang pada dasarnya bila dilakukan
terapi latihan sebaik mungkin akan menyebabkan
tidak terjadinya kekakuan sendi lutut. 7ni sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Mandrella
pada Rumah Sakit de Kibuye di RCanda.
6egitu juga dengan kemungkinan kontraktur
atau tidak berdasarkan Caktu setelah ditindak dengan
kejadian kontraktur sendi lutut lebih banyak terjadi
pada Caktu /'bulan setelah ditindak yang didapatkan
'& kasus . :al ini menunjukkan bahCa pasien fraktur
femur memerlukan beberapa Caktu setelah tindakan
supaya pasien bisa terapi latihan. 6erdasarkan tingkat
pengetahuan, kontraktur sendi lutut didapatkan pada
tingkat pengetahuan yang baik +*,,1 -.. :al ini
disebabkan oleh perilaku yang malas untuk
melakukan terapi latihan pada pasien.6erdasarkan
tingkat pendidikan, paling banyak terjadi kontraktur
sendi lutut yaitu pada tingkat pendidikan rendah
sebanyak %& orang +1,,1-. dan tingkat pendidikan
tinggi sebanyak #$ orang +3#,= -.. :al ini
membuktikan bahCa tingkat pendidikan tidak
berhubungan yang bermakna pada terjadinya
kontraktur sendi lutut.
h ttp ://j u rn al.fk. u n a n d .a c .id 33
Ke#impuan
5aktor)faktor yang mempengaruhi kontraktur sendi
lutut pada penanganan fraktur femur secara
operatif dan non operatif adalah perilaku yang
malas %, orang +11,, -. , Sikap yang tidak patuh #
orang +3, ' -. dan (engetahuan yang kurang
%orang + #,=-. .
9ngka kejadian kontraktur sendi lutut pada
laki)laki adalah yang terbanyak '1,#-.
9ngka kejadian kontraktur sendi lutut banyak
terjadi pada (erkins traksi sebesar '*,3 -
<idak ada hubungan bermakna pada angka
kejadian kontraktur sendi lutut berdasarkan
usia maupun tingkat pendidikan.
Daftar Pu#taka
+. Ra#jad :. (engantar 7lmu 6edah rtopedi,
6intang Damumpatue, 8jung (andang, %**#.
-. !pey. 2alam 6uku 9jar rtopedi dan fraktur
Sistem 9pley, Edisi ,, Editor 4 Edi !ugroho %***.
,. Sne; Richard S. %**,. !euro 9natomi Klinik.
;akarta. EF?
<. 'ray=# !natomi. :uman 9natomy. 2iunduh dari
h ttp 40 0C C C .theodo ra .co m 0an at om y 00 accesed on
oktober #$%%.
>. Djoko Sim"ardjo. 5raktur 6atang 5emur. 2alam4
Kumpulan Kuliah 7lmu 6edah, 6agian 6edah
5K87.
?. %ringker MD. Re"iuC rthopaedics and <rauma.
:ouston,<eHas ?o, (hiladelphia. #$$%
@. %u2ton R!. <he 8se of (erkinsG <raction in the
<reatment of 5emoral Shaft 5ractures. ;ournal of
6one and ;oint Surgery. 6ritish Editorial Society
of 6one and ;oint Surgery. %*&%
6. Dandy D*. Essential rthopaedics and <rauma.
Edinburg, Dondon, Melborue, !eC York4 ?hurchill
Di"ingstone, %*&*.
A. Sjam#uhidajat R dan de *ong; 1im 4&ditor7.
6uku 9jar 7lmu 6edah Edisi #. ;akarta4 EF?.#$$*
+.. Kottke F*. <herapeutic eHercise to maintain
mobility. 7n 4 KrusenGs :andbook of physical
medicine and rehabilitation. <hieth ed.
(hiladelphia. I6 Saunders ?o. %*&#A '*&)1$%
++. Sater. <eHtbook of 2isorders and injuries of the
Musculoskeletal System. #nd ed.
6altimore0Dondon4 Iillians J Iilkins, %*&'.
+-. &rne#t !. %raB M.:; Cinnie (. *effre## M.:.
5ractures of the femoral shaft4 9 clinical
comparison of treatment by traction suspension
and intramedullary nailing. <he 9merican ;ournal
of Surgery, Kolume &1, 7ssue %. ;uly,%*3#A %=)#3.
+,. %urnDe (N. 7nternal 5iHation 7n <he <reatment
of 5ractures of the 5emoral Shaft. 7njury Kolume
77, 7ssues '. Else"ier4 %*,%A #'3)#11
+<. Mandrea %. <he conser"ati"e treatment of femur
fractures by (erkins traction. Management in
ad"erse situations. 8 n fal lchi ru rg . # $$#
ctA%$3+%$.4*#')'%(arre#on *.M, rtopedi
8mum. 2alam 6uku 9jar 7lmu 6edah Sabiston.
Editor 4 dr. 2e"i :, 9lih bahasa 4 2e (etrus 9,
EF?, ;akarta, %**1.
+>. *erge#en F.(, rtopedi. 2alam 7lmu 6edah
+:andbook of Surgery., Editor 4 <heodore R.
Schrock, 9lih bahasa 4 9dji 2harma, (etrus,
FunaCan, EF?, ;akarta, %**3.
+?. Pooman R1; %handari M. ?hapter =# ) 5emoral
Shaft 5ractures4 Ihat 7s the 6est <reatmentL.
E"idence 6ased rthopeadics. #$$*.
+@. Ro#entha R&. 5racture and 2islocation of the
DoCer EHtremity. 7n4 Early ?are of the 7njured
(atient, ed 7K. <oronto, (hiladelphia4 6.?. 2ecker,
%**$.

You might also like