You are on page 1of 1

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat Indonesia, terutama

terjadi pada laki-laki dewasa yang perokok maupun bukan perokok. Penatalaksanaan hipertensi
berupa non farmakologi berupa terapi herbal salah satunya adalah terapi seduhan daun alpukat yang
diperkirakan mampu meningkatkan permeabilitas pembuluh darah dan sebagai diuretic sehingga
mampu menurunkan tekanan darah. Namun, terdapat perbedaan penurunan tekanan darah pada
perokok dengan bukan perokok yang disebabkan karena efek nikotin yang dapat menghambat
efektifitas obat hipertensi pada perokok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan
pengaruh pemberian seduhan daun alpukat terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi laki-laki
yang perokok dengan bukan perokok di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Kota Padang Tahun
2012. Rancangan penelitian ini adalah non equivalent pretest posttest comparison group design
terhadap 24 orang penderita hipertensi. Tekanan darah diukur secara langsung dengan tensimeter
digital. Uji statistik yang digunakan adalah uji t berpasangan dan uji t tidak berpasangan. Hasil
penelitian menunjukkan terdapat perbedaan penurunan yang bermakna pada tekanan darah sistolik
dan diastolik pada masing-masing kelompok perokok dan bukan perokok pada penderita hipertensi
setelah intervensi (p=0,000). Berdasarkan penelitian ini, disarankan kepada institusi pelayanan
kesehatan dan keluarga untuk menggunakan daun alpukat sebagai salah satu alternatif pengobatan
untuk menurunkan tekanan darah.


Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum terjadi di negara berkembang dan
hipertensi merupakan penyebab kematian nomor tiga di Indonesia. Pengobatan hipertensi secara
garis besar dibagi menjadi dua jenis yaitu pengobatan dengan obat-obatan (farmakologi) dan
pengobatan non obat (non farmakologi) diantaranya adalah pengobatan komplementer yaitu therapy
herbal. Therapi herbal lebih sesuai untuk penyakit metabolik dan degeneratif seperti hipertensi, walau
penggunaannya lama, tapi efek sampingnya relatif kecil jika digunakan secara tepat. Therapy herbal
seledri mengandung berbagai unsur-aktif seperti butylphthalides, flavanoid(apigenin), Apin(Arginin)
dan kalium, yang berpengaruh pada penurunan tekanan darah. Tujuan penelitian untuk mengetahui
pengaruh pemberian rebusan seledri terhadap penurunan tekanan darah pada pasien Pra hipertensi.
Penelitian dilakukan dari desember 2010 sampai januari 2012 di Wilayah Kerja Puskesmas Padang
Pasir Padang. Rancangan penelitian ini adalah Quasi-eksperimen dengan pendekatan pre test post
test Control group. Jumlah sampel penelitian sebanyak 20 responden yang digunakan untuk
membandingkan antara dua kelompok yaitu 10 kelompok kontrol yang tidak diberikan air rebusan
seledri dan 10 kelompok intervensi yang diberikan air rebusan seledri dengan rentang usia 3060
tahun. Teknik pengumpulan sampel dengan metode sampling kuota. Analisa yang dilakukan adalah
analisa univariat dan bivariat. Berdasarkan uji statistik Mann whitney menunjukkan tekanan darah
sistolik p=0,001 dan tekanan darah diastolik P=0,000. Dari hasil uji statistik terdapat perbedaan yang
bermakna rata-rata penurunan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik pada penderita pra
hipertensi sebelum dan sesudah diberikan air rebusan seledri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
mengkomsumsi rebusan seledri pada umumnya efektif menurunkan tekanan darah pada pasien pra
hipertensi. Bagi keperawatan hendaknya dapat melakukan pengembangan therapy komplementer
dalam upaya penurunan tekanan darah pada pasien pra hipertensi. Kata kunci : Rebusan seledri,
Tekanan darah, Pasien Pra hipertensi.

You might also like