RUMAH SAKIT DUSTIRA/FAK KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDRAL ACHMAD YANI CIMAHI
Nama Penderita : Sdr. Rinaldi Ruangan : XI No.Cat. Med : 330398 Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 14 tahun Agama : Islam Jabatan/Pekerjaan : Pelajar Bangsa : Indonesia Alamat : Asrama Kesatuan KODAM III
Dikirim oleh : RS Sariningsih Tgl.Dirawat : 29 April 2013 Jam : 11.00 WIB Tgl. Diperiksa (Co-Ass) : 2 Mei 2013 Tgl. Keluar : - Jam : - Keadaan waktu pulang : sembuh/perbaikan /pulang paksa/lain-lain Penderita meninggal pada tgl. : - Jam : -
Diagnosa/Diagnosa Kerja : Dokter : DHF Grade II Co-Ass : DHF Grade II
A. ANAMNESA (Auto/Hetero)
KELUHAN UTAMA : Panas badan
ANAMNESA KHUSUS : 6 hari yang lalu penderita mengeluh panas badan yang mendadak tinggi dan dirasakan hampir terus menerus selama 2 hari berturut-turut dan suhu pagi sama dengan malam. Demam sempat turun pada hari ke 3 namun naik kembali pada hari ke 4. Keluhan demam disertai adanya sakit kepala, menggigil, pegal- pegal, nyeri otot dan tulang terutama di sendi-sendi, perasaan mual disertai muntah, nyeri ulu hati yang tidak berhubungan dengan makanan, nafsu makan menurun sehingga penderita merasa lemah badan. Panas badan tidak didahului dengan menggigil dan berkeringat banyak setelah panas badan. Keluhan panas badan tidak disertai dengan nyeri sendi yang hebat yang menyebabkan penderita 2 tidak bisa berjalan. Panas badan tidak disertai adanya nyeri otot betis yang hebat disertai mata dan kulit yang menjadi kuning. 3 hari yang lalu penderita mengeluh munculnya bintik-bintik merah di kulitnya secara tiba-tiba terutama pada wajah, badan dan tangannya. Bintik-bintik merah tersebut tidak gatal dan tidak hilang saat ditekan. Selama demam penderita tidak pernah mengeluarkan darah dari hidung (mimisan) atau pun mengeluh gusinya berdarah. Penderita tidak mengeluh adanya bengkak pada kedua kakinya, perut membesar maupun sesak nafas. Keluhan juga tidak disertai adanya muntah darah maupun buang air besar berwarna kehitaman. Buang air kecil penderita tidak ada kelainan. Penderita tidak mengeluh adanya batuk pilek dan sesak nafas ataupun adanya unggas yang mati mendadak di daerah tempat tinggalnya. Penderita tidak pernah berpergian ke daerah endemis malaria sebelumnya. Penderita belum pernah mengalami penyakit demam berdarah sebelumnya. Selama beberapa minggu ini orang yang tinggal serumah dengan penderita tidak ada yang terkena demam berdarah tetapi dua minggu yang lalu tetangga penderita baru saja sembuh dari demam berdarah. Penderita telah berobat ke RS Sariningsih pada hari pertama panas badan dan hanya diberikan obat penurun panas kemudian diminta kontrol pada 2 hari kemudian. Setelah 2 hari kemudian, pada saat kontrol kembali penderita dirujuk ke RS Dustira. 3 a. Keluhan keadaan umum : Panas badan : Tidak ada Tidur : Tidak ada keluhan Edema : Tidak ada Ikterus : Tidak ada Haus : Tidak ada Nafsu makan : menurun Berat badan : Tidak ada keluhan b. Keluhan organ kepala : Penglihatan : Tidak ada keluhan Hidung : Tidak ada keluhan Lidah : Tidak ada keluhan Gangguan menelan : Tidak ada Pendengaran : Tidak ada keluhan Mulut : Tidak ada keluhan Gigi : Tidak ada keluhan Suara : Tidak ada keluhan c. Keluhan organ di leher : Rasa sesak di leher : Tidak ada Pembesaran kelenjar : Tidak ada Kaku kuduk : Tidak ada d. Keluhan organ di thorax : Sesak nafas : Tidak ada Sakit dada : Tidak ada Nafas berbunyi : Tidak ada Batuk : Tidak ada Jantung berdebar : Tidak ada e. Keluhan organ di perut : Nyeri lokal : di ulu hati Nyeri tekan : di ulu hati Nyeri seluruh perut : Tidak ada Nyeri berhubungan dengan : - Makanan : Tidak ada - BAB : Tidak ada - Haid : Tidak ada Perasaan tumor di perut : Tidak ada Muntah-muntah : Tidak ada Diare : Tidak ada Obstipasi : Tidak ada Tenesmi ad ani : Tidak ada Perubahan dalam BAB : Tidak ada Perubahan dalam miksi : Tidak ada Perubahan dalam haid : Tidak ada f. Keluhan tangan dan kaki : Rasa kaku : Tidak ada Rasa lelah : Tidak ada Nyeri otot/sendi : tidak ada Kesemutan/baal : Tidak ada Patah tulang : Tidak ada Nyeri belakang sendi lutut: Tidak ada Nyeri tekan : Tidak ada Luka/bekas luka : Tidak ada Bengkak : Tidak ada
g. Keluhan-keluhan lain : Kulit : Tidak ada Ketiak : Tidak ada Keluhan kelenjar limfe : Tidak ada Keluhan kelenjar endokrin : 1. Haid : Tidak ada keluhan 2. DM : Tidak ada 3. Tiroid : Tidak ada 4. Lain-lain : Tidak ada
ANAMNESA TAMBAHAN a. Gizi : kualitas : Cukup kuantitas : Cukup b. Penyakit menular : Tidak ada c. Penyakit turunan : Tidak ada d. Ketagihan : Tidak ada e. Penyakit venerik : Tidak ada
4 B. STATUS PRAESEN I. KESAN UMUM : a. Keadaan Umum Kesadarannya : Compos Mentis Watak : Kooperatif Kesan sakit : Tampak sakit ringan Pergerakan : Aktif Tidur : Terlentang dengan 1 bantal Tinggi badan : 165 cm Berat badan : 56 kg Keadaan gizi - Gizi kulit : Cukup - Gizi otot : Cukup Bentuk badan : astenikus Umur yang ditaksir : Sesuai Kulit : Anemis (-), ikterik (-), Turgor kembali cepat
b. Keadaan Sirkulasi Tekanan darah kanan : 110/70 mmHg kiri : 110/70 mmHg Nadi kanan : 76 x/menit, regular, equal, isi cukup kiri : 76 x/menit,regular, equal, isi cukup Suhu : 37,2 0 C Pucat : Tidak ada Keringat dingin : Tidak ada Sianosis : Tidak ada c. Keadaan Pernafasan : Tipe : Abdominalthoracal Frekwensi : 18 x/menit Corak : Normal Hawa/bau nafas : Tidak ada Bunyi nafas : Tidak ada 5 II. PEMERIKSAAN KHUSUS : a. Kepala : 1. Tengkorak : - Inspeksi : Simetris - Palpasi : Tidak ada kelainan 2. Muka : - Inspeksi : Simetris, facial flushing (-) - Palpasi : Tidak ada kelainan 3. Mata : Letak : Simetris Kelopak mata : Tidak ada kelainan, edema palpebra (-) Kornea : Tidak ada kelainan Refleks kornea : +/+ Pupil : Bulat, isokor Lensa : Tidak ada kelainan Reaksi konvergensi : +/+ Sklera : Ikterik -/- , sclera injection -/- Konjungtiva : Anemis -/-, conjunctival injection -/- Iris : Tidak ada kelainan Pergerakan : Normal, ke segala arah Reaksi cahaya : Direk +/+, Indirek +/+ Visus : Tidak dilakukan pemeriksaan Funduskopi : Tidak dilakukan pemeriksaan 4. Telinga : Inspeksi : Simetris Palpasi : Tidak ada kelainan Pendengaran : Tidak ada kelainan 5. Hidung : Inspeksi : Simetris, epistaksis -/-. Crusta sanguilenta -/- Sumbatan : Tidak ada Ingus : Tidak ada 6
6. Bibir : Sianosis : Tidak ada Kheilitis : Tidak ada Stomatitis angularis : Tidak ada Rhagaden : Tidak ada Perleche : Tidak ada 7. Gigi dan gusi : 8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8 caries 8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8 X tanggal Perdarahan gusi : Tidak ada Hipertrofi gusi : Tidak ada 8. Lidah : Besar : Tidak ada kelainan Bentuk : Tidak ada kelainan Pergerakan : Tidak ada kelainan Permukaan : Basah bersih 9. Rongga mulut : Hiperemis : Tidak ada Lichen : Tidak ada Aphtea : Tidak ada Bercak : Tidak ada 10. Rongga leher : Selaput lendir : Tidak ada kelainan Dinding belakang pharynx : Tidak hiperemis Tonsil : T1- T1 tenang
b. Leher : 1. Inspeksi : - Trakea : Tidak ada deviasi - Kel.tiroid : Tidak ada kelainan - Pembesaran vena : Tidak tampak pembesaran 7 - Pulsasi vena leher : Tidak ada - Tekanan vena jugularis : 5 + 2 cmH 2 O, Tidak meningkat
2. Palpasi : - Kel. getah bening : Tidak teraba membesar - Kel. Tiroid : Tidak ada kelainan - Tumor : Tidak ada - Otot leher : Tidak ada kelainan - Kaku kuduk : Tidak ada
c. Ketiak : - Inspeksi : - Rambut ketiak : Tidak ada kelainan - Tumor : Tidak ada - Palpasi : - Kel. getah bening : Tidak teraba membesar - Tumor : Tidak ada
d. Pemeriksaan Thorax : Thorax depan : Inspeksi : Bentuk umum : Simetris, kanan = kiri Diameter frontal - sagital : Diameter frontal < diameter sagital Sudut epigastrium : < 90 Sela iga : Tampak tidak ada kelainan Pergerakan : Simetris, kanan = kiri Kulit : Ptechiae (-) Muskulatur : Tidak ada kelainan Tumor : Tidak ada Ictus cordis : Terlihat Pulsasi lain : Tidak ada 8 Pelebaran vena : Tidak ada
Palpasi : Kulit : Tidak ada kelainan Muskulatur : Tidak ada kelainan Mammae : Tidak ada kelainan Sela iga : Tidak melebar, tidak menyampit Paru-paru : Kanan Kiri - Pergerakan : simetris paru kanan = Paru kiri - Vocal Fremitus : Normal paru kanan = Paru kiri Ictus Cordis : Teraba - Lokalisasi : ICS V linea midclavicula sinistra - Intensitas : Kuat - Pelebaran : Tidak ada - Thrill : Tidak ada Perkusi : Paru-paru : Kanan Kiri Suara perkusi : Sonor, Paru kanan = Paru kiri Batas paru-hepar : ICS V linea midclavikularis dextra Peranjakan : Satu sela iga ( 2 cm) Jantung : Batas atas : ICS III Linea Parasternalis Sinistra Batas kanan : ICS IV Linea sternalis dextra Batas kiri : ICS V linea midclavicularis sinistra Auskultasi Paru-paru : Kanan Kiri Suara pernafasan pokok : Vesikuler, paru kanan = paru kiri Suara tambahan : Ronkhi -/- , Wheezing -/- Vokal Resonansi : Normal, Paru kanan = paru kiri 9
Jantung : Irama : reguler Bunyi jantung pokok : M1 > M2 P1 < P2 T1 > T2 A2 > P2 A1< A2 Bunyi jantung tambahan : S3 (-) dan S4 (-) Bising jantung : Murmur (-) Bising gesek jantung : Pericardial fraction rub (-) Thorax belakang : Inspeksi : Bentuk : simetris, kanan = kiri Pergerakan : simetris, Paru kanan = paru kiri Kulit : Ptechiae (-) Muskulator : Tidak ada kelainan Kanan Kiri Palpasi Sela iga : Tidak melebar, tidak menyempit Muskulatur : Tidak ada kelainan Vocal Fremitus : Normal , paru kanan = Paru kiri Kanan Kiri Perkusi : Sonor = Sonor Batas bawah : Vertebra Th X Vertebra Th XI Peranjakan : Satu sela iga Satu sela iga Auskultasi : Suara pernafasan : Vesikuler, paru kanan = paru kiri Suara tambahan : Ronkhi -/-, wheezing -/- Vokal resonance : Normal, paru kanan = paru kiri e. Abdomen : Inspeksi : Bentuk : Datar Otot dinding perut : Tidak ada kelainan 10 Kulit : Tidak ada kelainan, ptechiae (-) Pergerakan waktu nafas : Tidak ada kelainan Pergerakan usus : Tidak terlihat Pulsasi : Tidak ada Venektasi : Tidak ada Palpasi : Dinding perut : Lembut Nyeri tekan lokal : Ada a/r epigastrium dan hipokondrium kanan x
Nyeri tekan difus : Tidak ada Nyeri lepas : Tidak ada Defence Musculair : Tidak ada Hepar : Tidak teraba Besar : - Konsistensi : - Permukaan : - Tepi : - Nyeri tekan : - Lien : Tidak teraba, ruang TRAUBE kosong Pembesaran : - Konsistensi : - Permukaan : - Incissura : - Nyeri tekan : - Tumor/massa : Tidak ada Ginjal : Tidak teraba, Ballotement ginjal -/- Nyeri tekan : Tidak ada Perkusi : - Suara perkusi : Tympani 11 - Ascites : Tidak ada Pekak samping : - Pekak pindah : - Fluid Wave : -
Auskultasi Bising usus : (+) Normal Bruit : Tidak ada Lain-lain : Tidak ada f. CVA (Costovertebra Angle) : Nyeri ketok -/- g. Lipat paha : Inspeksi : Tumor : Tidak ada Kel.getah bening : Tidak terlihat membesar Hernia : Tidak ada Palpasi : Tumor : Tidak ada Kel. Getah bening : Tidak teraba membesar Hernia : Tidak ada Pulsasi A. femoralis : Ada Auskultasi : A. femoralis : Ada h. Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan i. Sakrum : Tidak ada kelainan j. Rectum & anus : Tidak dilakukan pemeriksaan k. Extremitas (anggota gerak) : atas bawah Inspeksi : Bentuk : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Pergerakan : Tidak terbatas Tidak terbatas Kulit : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Otot : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Edema : Tidak ada Tidak ada Clubbing finger : Tidak ada - Palmar eritem : Tidak ada - Palpasi : Nyeri tekan : Tidak ada Tidak ada 12 Tumor : Tidak ada Tidak ada
Edema (pitting/non pitting) : Tidak ada Tidak ada Pulsasi arteri : Ada Ada
l. Sendi-sendi : Inspeksi : Kelainan bentuk : Tidak ada Tanda radang : Tidak ada Lain-lain : Tidak ada Palpasi : Nyeri tekan : Tidak ada Fluktuasi : Tidak ada Lain-lain : Tidak ada m. Neurologik : Refleks fisiologik : - KPR : +/+ - APR : +/+ Refleks patologik : -/- Rangsangan meningen : Tidak ada Sensorik : +/+
13
III. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
DARAH Hb : 15,7 gr/dL Lekosit : 1400 /mm 3
Eritrosit :5,8x10 6 /mm Hematokrit : 46 % Hitung jenis : - Basofil : 4 % - Eosinofil : 1 % - Batang : 3 % - Segmen : 39 % - Limfosit : 45 % - Monosit : 8 % LED : I = 15 mm II = 35 mm Trombosit :36.000 /mm 3
FAECES Warna : Kuning kecoklatan Bau : Indol skatol Konsistensi : Lembek Lendir : - Darah : - Parasit : - Eritrosit : - Lekosit : - Telur cacing : - Sisamakanan:+ Apus Darah tepi : - Normokrom Normositer - Retikulosit (-), Normoblas (-)
14 IV. RESUME Dari anamnesa (autoanamnesa dan heteroanamnesa) tanggal 12 september 2008 didapatkan : Seorang laki-laki berumur 14 tahun, belum menikah, seorang pelajar Sekolah Menengah Pertama, datang dengan keluhan panas badan. Pada anamnesis lebih lanjut didapatkan bahwa : 6 hari yang lalu penderita mengeluh panas badan yang mendadak tinggi dan dirasakan hampir terus menerus selama 3 hari berturut-turut. Keluhan tersebut disertai adanya sakit kepala, menggigil, pegal-pegal, nyeri otot dan tulang terutama di sendi-sendi, perasaan mual disertai muntah, nyeri ulu hati, nafsu makan menurun dan lemah badan. Demam sempat turun pada hari ke 3 tetapi naik lagi pada hari ke 4. Keluhan panas badan tidak didahului dengan menggigil dan berkeringat banyak setelah panas badan serta penderita tidak pernah bepergian ataupun tinggal di daerah endemik malaria. Panas badan juga tidak disertai nyeri sendi dan nyeri tulang yang hebat yang menyebabkan penderita tidak bisa berjalan. Keluhan panas badan juga tidak disertai adanya nyeri otot betis yang hebat disertai mata dan kulit yang menjadi kuning dan perdarahan pada mata. 3 hari yang lalu, penderita mengeluh munculnya ptechiae spontan terutama pada wajah, badan dan tangannya. Penderita tidak pernah mengalami epistaksis ataupun perdarahan gusi selama demam. Penderita tidak mengeluh adanya edema pada kedua kakinya, asites maupun sesak nafas. BAB dan BAK penderita tidak ada kelainan. Penderita tidak mengeluh adanya batuk pilek dan sesak nafas ataupun adanya unggas yang mati mendadak di daerah tempat tinggalnya. Penderita belum pernah mengalami penyakit demam berdarah sebelumnya. Dua minggu yang lalu tetangga penderita baru saja sembuh dari demam berdarah.
15 Pada pemeriksaan fisik didapatkan : Keadaan umum Kesadaran : Composmentis Kesan sakit : tampak sakit sedang Tekanan darah : 110/70 mmHg Nadi : 76 x/menit reguler,equal, isi cukup Pernafasan : 18 X/menit Suhu : 37,2 0 C Sianosis : Tidak ada Keringat dingin: Tidak ada Pucat : Tidak ada Pada pemeriksaan fisik lebih lanjut, 1. Kepala Muka : Simetris, facial flushing (-) Mata : Sklera ikterik -/-, Sklera injection -/- Konjungtiva anemis -/-, Conjunctiva injection -/- THT : epistaksis -/-, crusta sanguinolenta -/-, perdarahan gusi (-),Tonsil T1-T1 tenang, Pharing tidak hiperemis 2. Leher KGB : Tidak teraba membesar JVP : 5+2 cmH20, tidak meningkat 3. Thoraks : Bentuk dan gerak simetris Kulit : Ptechiae (-) Pulmo : VBS kanan = kiri, ronkhi -/-, wheezing -/- Cor : Ictus cordis terlihat dan teraba BJ I II murni reguler Batas jantung dalam batas normal 4. Abdomen : Datar lembut BU (+) normal, nyeri tekan (+) a/r epigastrium Kulit : ptechiae (-) Hepar : Tidak teraba Lien : Tidak teraba, ruang traube kosong. Ren : Tidak teraba, Ballotement (-) 5. Extremitas : Edema -/- , akral hangat
16 Pada pemeriksaan Laboratorium didapatkan : 1. Darah : - Trombositopenia - Leukopenia 2. Urine : Dalam batas normal 3. Faeces : Dalam batas normal
V. DIFFERENTIAL DIAGNOSA 1. DHF grade II 2. Demam dengue 3. Demam chikungunya
VI. DIAGNOSA KERJA
DHF grade II : - Demam akut 2-7 hari - Flu like syndrome - Perdarahan spontan (ptekiae) - Trobositopenia - Hemokonsentrasi
VII. USUL PEMERIKSAAN
1. IgM dan IgG anti dengue (pemeriksaan dilakukan bersamaan, untuk mengatahui apakah pasien ini infeksi primer atau sekunder. IgM muncul pada hari ke-5 pada infeksi primer dan IgG muncul pada hari ke 14 pada infeksi primer) 2. Serial Hb, trombosit dan hematokrit (bila trombosit <50000 dilakukan 12 jam sekali, bila >50000 dilakukan 24jam sekali) 3. SGOT dan SGPT 4. Ureum Kreatinin Plasma 5. USG Abdomen 6. Thorax foto PA 17 VIII. PENGOBATAN
1. Istirahat yang cukup 2. IVFD Ringer Laktat 2L / 24 jam [ 1500+{20x(BB dalam kg-20)} 1500+{20x(56-20)}=1500+720=2220ml ] 3. Paracetamol tablet 3x500 mg 4. Vitamin B komplek tablet 3x1 ( untuk menjaga daya tahan tubuh penderita ) 5. Monitor suhu, jumlah trombosit serta kadar hematokrit sampai normal kembali setiap 12 jam sekali (trombosit <50000, indikasi boleh pulang salah satunya trombosit >10000)
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam Quo ad functionam : ad bonam
18 DISKUSI
Diagnosis Demam Dengue didapatkan dari pertimbangan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium sederhana, tetapi untuk memastikannya diperlukan dukungan pemeriksaan laboratorium yang lebih spesifik.
Diskusi keterangan umum "Penderita berumur 14 tahun" Demam Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue yang dapat menyerang semua umur.
Diskusi keluhan utama Panas Badan 6 hari yang lalu Panas badan yang terjadi kurang dari 7 hari kemungkinan besar disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri akut. Infeksi virus yang perlu dipikirkan yaitu yang sering terjadi seperti Demam Dengue, Demam chikungunya, flu burung. Infeksi bakteri akut seperti Leptospirosis ataupun parasit seperti malaria.
Diskusi Anamnesis khusus Dari anamnesis khusus dicari gejala penyerta yang mendukung dan mengarah pada kemungkinan diagnosis kerja ataupun menyingkirkan diagnosis diferensial.
6 hari yang lalu penderita mengeluh panas badan yang mendadak tinggi dan dirasakan hampir terus menerus selama 2 hari berturut-turut. Pada demam dengue panas badan terjadi secara akut, mendadak tinggi dan bersifat kontinyu ( terus menerus ). Dari onset panas sebenarnya belum terlalu khas untuk membedakan demam dengue dengan infeksi virus lain seperti demam chikunganya yang onset demamnya sama bersifat akut, mendadak tinggi tetapi masa demamnya lebih pendek dan suhunya 19 lebih tinggi dibanding demam dengue, tetapi untuk perbandingan tingginya suhu tidak dapat digali dari penderita karena penderita tidak mangukur suhu tubuhnya saat demam. Untuk memastikan perbedaannya perlu digali lebih lanjut dari keluhan penyerta demam.
Keluhan tersebut disertai adanya sakit kepala, menggigil, pegal-pegal, nyeri otot dan tulang terutama di sendi-sendi, perasaan mual disertai muntah, nyeri ulu hati yang tidak berhubungan dengan makanan, nafsu makan menurun sehingga penderita merasa lemah badan. Demam sempat turun pada hari ke 3, tetapi naik lagi pada hari ke 4 Demam disertai sakit kepala, menggigil, pegal-pegal, nyeri otot,mual tidak terlalu khas untuk demam dengue, infeksi virus lain pun dapat memberikan gejala serupa yang disebut dengan flu like syndrome ,tetapi jika terdapat nyeri otot dan tulang terutama di sendi-sendi sampai penderita tidak dapat berjalan merupakan gejala yang khas untuk demam chikungunya. Perasaan mual juga merupakan salah satu bagian dari gejala infeksi virus secara umum hanya perlu diketahui muntah atau tidaknya, jika muntah harus diketahui frekuensi, jumlah dan gambaran muntahnya untuk menentukan ada tidaknya kemungkinan dehidrassi akibat muntah atau pada infeksi virus dengue yang disertai perdarahan saluran cerna akan didapatkan muntah darah ( hematemesis ). Gejala khas yang mendukung ke arah infeksi virus dengue dimana terjadinya demam yang bersifat bifasik, artinya ada periode penurunan demam yang biasanya terjadi pada hari ke 3 atau ke 4 yang kemudian demam naik kembali sehingga pada demam bifasik memiliki 2 puncak demam dalam 1 periode.
3 hari yang lalu penderita mengeluh munculnya bintik-bintik merah di kulitnya secara tiba-tiba terutama pada wajah, badan dan tangannya. Bintik-bintik merah tersebut tidak gatal dan tidak hilang saat ditekan. Penderita tidak mengeluh adanya bengkak pada kedua kakinya, perut membesar maupun sesak nafas. Keluhan juga 20 tidak disertai adanya muntah darah maupun buang air besar berwarna kehitaman. Buang air kecil penderita tidak ada kelainan. Bintik-bintik merah yang tidak gatal dan tidak hilang saat ditekan yang muncul tiba- tiba pada penderita demam dengue adalah ptechiae yang merupakan salah satu tanda perdarahan spontan dibawah kulit. Keluhan bengkak,perut membesar, dan sesak nafas penting ditanyakan untuk mengetahui secara klinis dari anamnesis ada tidaknya tanda kebocoran plasma seperti edema,ascites ataupun efusi pleura yang penting untuk membedaakan antara demam dengue dan demam berdarah dengue.
Keluhan panas badan tidak didahului dengan menggigil dan berkeringat banyak setelah panas badan serta penderita tidak pernah bepergian ataupun tinggal di daerah endemik malaria. Dari anamnesis ini dimaksudkan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya panas yang disebabkan oleh penyakit malaria. Pada penyakit malaria ditemukan gejala khas Trias Malaria yaitu menggigil ( 15-10 menit ), panas ( 1-4 jam ), kemudian berkeringat ( 1-3 jam ).
Keluhan juga tidak disertai nyeri sendi dan nyeri tulang yang hebat yang menyebabkan penderita tidak bisa berjalan. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan kemungkinan diagnosis demam chikungunya.
Penderita juga tidak mengeluh adanya batuk pilek dan sesak nafas ataupun adanya unggas yang mati mendadak di daerah tempat tinggalnya. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan kemungkinan diagnosis flu burung ataupun infeksi saluran nafas.
21 Keluhan panas badan juga tidak disertai adanya nyeri otot betis yang hebat disertai mata dan kulit yang menjadi kuning dan perdarahan pada mata serta penderita tidak tinggal di daerah yang sering terkena banjir. Tidak adanya keluhan tersebut untuk menghilangkan kemungkinan diagnosis kea rah leptospirosis.
Penderita belum pernah mengalami penyakit demam berdarah sebelumnya. Selama beberapa minggu ini orang yang tinggal serumah dengan penderita tidak ada yang terkena demam berdarah tetapi dua minggu yang lalu tetangga penderita baru saja sembuh dari demam berdarah. Dari keterangan tersebut dapat menggambarkan cara penularan virus dengue yang biasanya merupakan suatu wabah karena penularannya melalui vector nyamuk Aedes aegypti yang jarak terbangnya berkisar antara 40-100 meter. Dan sifat lingkungan tempat vector nyamuk tersebut biasanya pada dataran rendah yang merupakan pamukiman padat penduduk.
Sifat Vektor : - tropik & subtropik - antropofilik (ada di sekitar manusia) - nyamuk betina : multiple biters (menggigit orang secara bergantian dalam waktu singkat) - menggigit antara 1 2 jam dipagi hari dan saat mendekati senja
Diskusi Pemeriksaan fisik Keadaan umum dan tanda-tanda vital Keadaan umum Kesadaran penderita compos mentis yang berarti penderita sadar sepenuhnya dan memberi respon yang adekuat terhadap stimulus yang diberikan. Penderita 22 tampak sakit sedang yang berarti penderita terganggu aktivitasnya dan memerlukan bantuan orang lain untuk melakukan kegiatannya. Tanda vital : - Suhu subfebris - Tekanan darah 110/70 mmHg kanan = kiri - Nadi 76x/menit kanan = kiri, reguler , equal, isi cukup - Respirasi : 18 x/menit type abdominalthoracal Penilaian tanda vital pada kasus infeksi virus dengue penting terutama pada kasus DHF grade III dan IV yang sudah masuk ke dalam Dengue Shock Syndrome ( DSS ) yang ditandai dengan : - Penurunan tekanan darah yang drastis ( hipotensi untuk usianya ) - Nadi yang teraba kecil dan denyutannya cepat bahkan tidak teraba - Respirasi cepat dan gelisah disertai kulit dingin dan lembab, jika respirasi meningkat kemungkinan terjadi sesak akibat efusi pleura sebagai tanda adanya kebocoran plasma - Suhu, pada saat suhu tiba-tiba turun harus diwaspadai pada DHF bisa jadi merupakan tanda shock.
Hidung penting untuk dilihat ada atau tidaknya epistaksis atau crusta sanguinolenta. Lidah penting dilihat ada tidaknya ptekie, perdarahan atau lidah kering akibat dehidrasi. Gusi dilihat berdarah atau tidak yang mendukung adanya perdarahan spontan. Pada pemeriksaan thorax penderita demam dengue yang penting dilihat ada tidaknya ptekiae pada kulit dinding thoraks. Sedangkan pada penderita DHF penting untuk mengetahui ada tidaknya efusi pleura. Pada pemeriksaan abdomen dapat ditemukan hepatomegali jika virus menyerang hepar. Dapat pula ditemukan ascites pada penderita DHF.
23 Ekstremitas penting dilihat adanya ptekiae yang bisa muncul spontan baik pada ekstremitas atas maupun ekstremitas bawah. Jika ptekiae muncul spontan uji Rumple Leed mungkin tidak diperlukan lagi. Pemeriksaan suhu akral dapat membantu dalam menentukan apakah penderita mengalami shock atau tidak, karena jika penderita jatuh ke dalam keadaan shock akralnya akan menjadi lembab dan sangat dingin.
Pada pemeriksaan Laboratorium didapatkan : 1. Darah : Pada penderita Demam Dengue kadar Hb umumnya normal, jika terjadi peningkatan kadar Hb maka kemungkinan terjadi hemokonsentrasi akibat kebocoran plasma pada DHF. Leukopenia timbul karena berkurangnya limfosit pada saat peningkatan suhu tubuh pertama kali. pada saat suhu meningkat untuk kedua kalinya, sel limfosit sudah bertambah.
2.Urine : Pada pemeriksaan urine dapat ditemukan hematuria jika perdarahan terjadi pada saluran kencing.
3. Faeces : Dapat ditemukan melena jika terdapat perdarahan pada saluran cerna.
Diskusi diagnosa Bardasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium sederhana pada penderita,dapat diambil kesimpulan diagnosisnya yaitu Demam Dengue, dengan alasan:
24 Anamnesis : Ditemukan gejala panas badan yang terjadi secara mendadak, kontinyu selama 2 hari berturut-turut diikuti periode bebas demam 1 hari pada hari ke 3 kemudian demam terjadi naik lagi pada hari ke 4. Demam tersebut memberikan gejala khas demam akut yang bersifat bifasik yang khas untuk kriteria demam pada infeksi virus dengue. Panas badan disertai sakit kepala, nyeri otot dan tulang terutama di sendi, mual muntah, nyeri ulu hati, anoreksia,malaise, adanya tanda perdarahan seperti ptekie spontan dan tidak adanya keluhan yang merupakan gejala kebocoran plasma seperti edema, ascites, efusi pleura mendukung diagnosis demam dengue.
pemeriksaan fisik: Tidak ditemukan tanda khas lain seperti facial flushing, sclera injection maupun conjunctiva injection tidak ditemukan, ptekiae spontan sudah tidak tampak lagi, tidak ada perdarahan gusi, tetapi tidak menyingkirkan diagnosis Demam Dengue.
pemeriksaan laboratorium: Ditemukan trombositopenia dan leukopenia yang mendukung adanya infeksi virus dengue. DIAGNOSIS 1. Dengue Fever Diagnosa DHF (WHO 1997) 1. Demam / riwayat demam mendadak 2 7 hari, biasanya bifasik
4. Bukti adanya kebocoran plasma : perbedaan dari DF .
DERAJAT PENYAKIT INFEKSI VIRUS DENGUE (WHO) Dengue fever : Demam disertai 2 atau lebih tanda : sakit kepala, nyeri retro-orbita, mialgia, artralgia. Derajat I : Demam, gejala lain yang tidak khas, uji torniquet (+), dan atau mudah perdarahan Derajat II : Gejala Derajat 1, disertai tanda perdarahan spontan Derajat III (Pre shock) : Kegagalan sirkulasi, nadi cepat + kecil, tekanan nadi menurun atau hipotensi, kulit dingin, gelisah Derajat IV (Shock) : Syok berat, nadi tidak teraba
Diskusi usul pemeriksaan - IgM dan IgG anti Dengue Merupakan pemeriksaan spesifik untuk virus dengue. IgM anti dengue meningkat sejak 3-4 hari setelah infeksi dan bertahan selama 30-60 hari. IgG anti dengue meningkat setelah 14 hari. Pada infeksi ulangan, IgG dapat diperiksa pada hari ke 2 dan akan bertahan dalam kadar rendah seumur hidup. Interpretasi hasil pemeriksaan IgM dan IgG : 26 1. Bila IgM (+) dan IgG (-) : penderita baru mengalami infeksi akut virus dengue 2. Bila IgM (+) dan IgG (+) : Penderita sedang mengalami infeksi akut virus dan sebelumnya pernah mengalami infeksi virus Dengue oleh serotype yang berbeda. 3. IgM (-) dan IgG (+) : penderita pernah terinfeksi virus dengue tetapi kini tidak. -Pemeriksaan serial Hb, Hematokrit dan trombosit Hal ini dilakukan karena pada penderita infeksi virus dengue jika kadar trombositnya terus turun dan hematokritnya naik merupakan tanda adanya perdarahan dan kebocoran plasma yang harus diwaspadai dan ditangani secara cepat dan tepat untuk mencegah penderita jatuh kedalam keadaan shock. Jika kadar trombosit < 100.000 /mm 3 pemeriksaan serial ini dilakkan setiap 12 jam sekali. - Pemeriksaan SGOT dan SGPT dilakukan jika terjadi hepatomegali atau adanya tanda-tanda infeksi virus menyerang hepar sehingga harus dilakukan uji fungsi hati.
Diskusi Pengobatan 1. Istirahat yang cukup ( tirah baring mungkin diperlukan selama penderita maih demam ) 2. IVFD Ringer Laktat 2L / 24 jam ( hanya dilakukan jika penderita masih belum pasti ada atau tidaknya kebocoran plasma, infuse diberikan untuk maintenance dan menstabilkan keadaan penderita, mencegah terjadinya perburukan / shock. Tetapi jika penderita sudah dipastikan tidak ada kebocoran plasma maka infuse tidak perlu diberikan cukup pemberian cairan per oral 2 liter per hari ) 3. Paracetamol tablet 3x500 mg ( hanya diberikan bila suhu lebih dari 38 o C ) 4. Vitamin B komplek tablet 3x1 ( untuk menjaga daya tahan tubuh penderita ) 5. Monitor suhu, jumlah trombosit serta kadar hematokrit smpai normal kembali.
Diskusi Prognosis Pada penderita demam dengue selama diketahui dan ditangani dengan tepat dan monitoringnya baik dapat sembuh sempurna. 27
TINJAUAN PUSTAKA DENGUE
INFEKSI VIRUS DENGUE Gambaran klinis dari demam Dengue sering tergantung dari usia pasien. Anak yang lebih besar dan orang dewasa dapat mengalami baik sindrom demam atau penyakit klasik yang melemahkan dengan awitan yang mendadak demam tinggi. Kadang-kadang dengan dua puncak (saddle back), sakit kepala berat, nyeri di belakang mata, nyeri otot dan tulang atau sendi, mual dan muntah, dan ruam. Perdarahan kulit (ptekie) sudah umum ditemukan trombositopenia dan leukopenia.
ETIOLOGI Virus Dengue : - Famili Flaviviridae - Den-1, Den-2, Den-3, Den-4 Periodik / berkala tergantung daerahnya - RNA untai tunggal - Protein struktur : inti ( C ) membran ( M ) amplop ( E ) - Prot. Non struktur (NS) Virulensi, berperan dalam menyebabkan infeksi Kemampuan interaksi dengan sel ditentukan oleh Viral Attachment, Protein Host cellular receptor site
28 PATOFISIOLOGI Infeksi Virus Dengue: Keluhan karena viremia : (demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal). Pembesaran sistem RES (KGB, hati & limpa). Ruam kulit (pada demam dengue). Kenaikan permeabilitas kapiler : - kebocoran plasma ke ekstravaskuler - hipovolemik, syok Perdarahan trombositopenia, gangguan faal trombosit, kelainan sistem koagulasi
PATOGENESIS Terdapat beberapa teori terjadinya DBD : 1. The secondary heterologous infection hypothesis Infeksi pertama : antibodi meningkat, infeksi ringan Infeksi kedua : oleh serotipe sama / DSS Lalu terjadi rangkaian berikut : Ag Ab : aktivasi komplemen Kadar C3a, C5a meningkat Sehingga permeabilitas kapiler meningkat dan terjadi extravasasi cairan Agregasi trombosit Aktivasi faktor Hageman XII
2. Teori Virulensi Virus Makin tinggi virulensi, makin mudah menyebabkan infeksi Bukti belum ada.
29 DIAGNOSIS 1. Dengue Fever a. Demam/riwayat demam akut antara 2-7 hari,biasanya bifasik b. Terdapat manifestasi perdarahan (salah satu) : RL positif Ptechiae,ekimosis/purpura Perdarahan mukosa (epistaksis/perdarahan gusi) Hematemesis dan melena c. Trombositopenia (< 100.000/ul) d. Terdapat tanda-tanda kebocoran plasma,yaitu : Kenaikan nilai kematokrit 20% / > diatas rata-rata populasi, usia dan jenis kelamin yang sesuai Penurunan nilai hematokrit 20% / > setelah pengobatan pemberian cairan Tanda lain : efusi pleura, ascites, hipoproteinemia 2. Diagnosa DSS 1. Keempat kriteria DHF 2. Nadi kecil + cepat 3. Tekanan nadi menurun (< 20mmHg) 4. Hipotensi untuk usianya 5. Kulit dingin dan lembab, gelisah DERAJAT PENYAKIT DHF (WHO) Dengue fever : Demam disertai 2 atau lebih tanda : sakit kepala, nyeri retro-orbita, mialgia, artralgia. Derajat I : Demam, gejala lain yang tidak khas, uji torniquet (+), dan atau mudah perdarahan 30 Derajat II : Gejala Derajat 1, disertai tanda perdarahan spontan Derajat III (Pre shock) : Kegagalan sirkulasi, nadi cepat + kecil, tekanan nadi menurun atau hipotensi, kulit dingin, gelisah Derajat IV (Shock) : Syok berat, nadi tidak teraba
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Darah : DF : leukopeni, limfopeni DHF : trombositopeni, BT memanjang, faktor II, V, VIII, IX, X menurun (koagulopati) Urine : bisa albuminuri ringan BM :
Serologi : titer antibodi (Hl, ikat komplemen) Imunoblot : IgM : mulai timbul pada hari ke-3 atau ke 4 Kadar tertinggi pada hari ke-14 Hilang setelah 30 60 hari Infeksi primer IgG : Infeksi primer mulai hari ke-14 Infeksi sekunder mulai hari ke 2 Titer naik pada hari ke 22 30 Hilang setelah 5 bulan
31 PENATALAKSANAAN Sebaiknya diisolasi dengan pemasangan kelambu, karena viremia telah terjadi pada H-2, penularan hanya akan terjadi saat viremia yaitu 2 saat masa inkubasi 2 hari sebelum demam dan saat selama demam terjadi. Makanan lunak Tirah baring Minum banyak (cairan + elektrolit) Bila perlu infus cairan isotonis (NaCl Fisiologis, ringer laktat), plasma / plasma ekspander pada DSS Anti piretik (parasetamol) bila perlu, jangan aspirin karena menyebabkan perdarahan Transfusi darah bila perdarahan hebat
INDIKASI HOSPITALISASI Hospitalisasi untuk terapi cairan intravena bolus mungkin perlu dimana dehidrasi signifikan (10% dari berat badan normal) telah terjadi dan diperlukan penambahan volume cepat. Tanda-tanda dehidrasi signifikan meliputi: 1. Takikardia 2. Peningkatan masa pengisian kapiler (2 detik) 3. Kulit dingin dan pucat 4. Penurunan nadi perifer 5. Perubahan pada status mental 6. Oliguria 7. Peningkatan tiba-tiba hematokrit atau peningkatan hematokrit secara kontinyu meskipun pemberian cairan. 8. Penyempitan tekanan nadi (< 20 mmHg) 9. Hipotensi (temuan akhir yang menunjukkan syok tidak teratasi)
32 KRITERIA UNTUK MEMULANGKAN PASIEN RAWAT JALAN 1. Tidak ada demam sedikitnya 24 jam tanpa penggunaan antipiretik 2. Kembalinya nafsu makan 3. Perbaikan klinis yang dapat dilihat 4. Saluran urine baik 5. Hematokrit stabil 6. Tidak ada distress pernafasan dari efusi pleura atau ascites 7. Melewati sedikitnya 2 hari setelah pemulihan dari syok 8. Jumlah trombosit > 50.000 mm 3
33 DAFTAR PUSTAKA
Kasper ,et all.HARRISONS PRINCIPLES OF INTERNAL MEDICINE, edisi 16. New york : McGraw-Hill Companies Inc,2005
Hadinegoro,dkk. Demam Berdarah Dengue. BALAI PENERBIT FK UI. Jakarta 2002.
Sudoyo, Aru W.et all.BUKU AJAR ILMU PENYAKIT DALAM jilid III., edisi IV.Jakarta : Pusat penerbitan Departemen ilmu penyakit dalam Fakultas kedokteran Universitas Indonesia,2006.
Ginanjar genis. Demam Berdarah. Mizan. Jakarta : 2008.
34 STATUS RESPONSI
DEMAM DENGUE
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Responsi Ilmu Penyakit Dalam
Disusun Oleh: Goesti Yudistira 4151121423
PEMBIMBING Wahju Harihardjaja, dr., SpPD
BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM RS DUSTIRA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI C I M A H I 2013