oleh Karina Megasari W., 0606102625 Nelly Maduma, 0606102770 Nisa Juliani, 0606102801 Ovilia Prastiani, 0606102846
untuk Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat
PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA 2011
TEORI TETANUS A. Pengertian Tetanus adalah suatu penyakit akut yang di sebabkan eksotosin yang di produksi oleh Clostridium Tetani dan di tandai dengan adanya kekakuan otot yang menyeluruh sering kali di sertai kejang dan ketidak stabilan otonom .Tetanus dapat mengenai semua golongan umur mulai dari bayi (Tetanus Neonatorum ) sampai orang dewasa. Penyakit ini dapat di cegah tetapi kadang kadang juga dapat menjadi fatal. B. Etiologi Clostridium Tetani sebuah kuman gram positif , anaerob obligat besar dan mampu membentuk spora. Bentuk vegetasi kuman ini mudah di musnahkan dengan panas dan desinfektan , tidak dapat hidup dengan adanya oksigen. kuman ini mampu bertahan pada suhu sampai 121 derajat celcius selama 10 15 menit serta resisten terhadap alkohol atau zat kimia lain. spora ini terdapat di tanah, kotoran hewan dan manusia yang menghasilkan dua jenis eksotosin yaitu tetanolisin dan tetanospasmin. Tetanolisin merusak membran sel dan jaringan sehingga membuat tempat yang sesuai untuk pertumbuhan dan proliferasi. Tetanospasmin merupakan jenis toksin yang paling paten. C. Masa Inkubasi Masa inkubasi berpariasi antara 2- 21 hari. Masa inkubasi yang panjang biasanya mempunyai prognisis baik di bandingkan masa inkubasi yang pendek. D. Tanda dan gejala a. Nyeri b. Kekakuan otot c. Sulit membuka mulut, lockjaw d. Kejang yang khas dengan fleksi dan abduksi lengan e. Epistotonus (kejang pada punggung)
E. Komplikasi Yang sering terjadi adalah : a. Laringospasme ( spasme pita suara ) atau spasme otot pernapasan. b. Patah tulang belakang / tulang panjang akibat kontraksi dan kejang yang lama. c. Infeksi Nosokomial karena perawatan yang lama. d. Pneumonia aspirasi. e. Dekubitus. f. Emboli paru.
F. Skore tetanus
VARIABLE TOLAK UKUR NILAI Masa inkubasi <48 jam 2-5 hari 6-10 hari 11-14 hari >14 hari 5 4 3 2 1 Lokasi infeksi Internal/umbilical Leher, kepala, dinding tubuh Ekstremitas proksimal Ekstremitas distal Tidak diketahui 5 4 3 2 1 Imunisasi Tidak ada Mungkin ada/ibu dapat >10 tahun yang lalu <10 tahun Proteksi lengkap 10 8 4 2 0 Faktor pemberat Penyakit/trauma membahayakan jiwa Keadaan yang tidak langsung membahayakan jiwa Keadaan yang tidak membahayakan jiwa Trauma atau penyakit ringan ASA derajat status fisik penderita 10 8 4 2 1
Catatan: Skor <9: RINGAN, tanpa pengobatan baku Skor 9-16: SEDANG, rawat ruangan dengan pengobatan baku Skor >16: BERAT, Perawatan ICU
LAPORAN PRAKTIK ICU PADA KLIEN DENGAN KEJANG TETANUS
A. Data Demografi : Nama : Tn E TTL / Usia : Bogor, 8-1-1930 / 81 tahun J enis kelamin : Laki-laki Status perkawinan : Menikah Agama : Islam Pendidikan : SD
B. Anamnesa RIWAYAT PENYAKIT DAHULU: Klien datang ke RS masuk ke IGD dengan keluhan tidak mau makan selama 5 hari. Klien mengalami luka pada terbuka pada kaki kanannya. Keluarga mengatakan kakinya terluka karena terkena golok berkarat waktu mengejar tikus di kebun. Klien juga sempat kejang di rumah dan sudah diobati di klinik namun tidak sembuh juga. Kesadaran klien juga makin menurun selama di rumah. Riwayat DM (-), HT (-). RIWAYAT PENYAKIT SAAT INI Awalnya, klien dirawat di ICU dengan penurunan kesadaran dan nafas sesak. Diagnosa medis tetanus skore 16. Saat ini kesadaran klien menurun, Awal masuk(21/2/11), RR 31x/menit, FiO 2 8L, SaO 2 92%, suhu 38 0 . Satu hari kemudian, Tn. E dipasang ventilator dengan mode PCMV 14, PC 12, TV 515 dan RR 14. Saat ini, (28/2/11) GCS E1M4Vtube, TD : 108/62 mmHg, RR : 15x/mnt, N : 103x/mnt, S : 36 0 C. Klien terpasang line CVP, DC produksi urin 900 cc/7jam, terpasang NGT residu 300 cc/7jam, terpasang ETT yang terhubung dengan ventilator dan terpasang OPA. Mode ventilator PCMV 14, PC 12, TV 408, FiO2 60 %, PEEP 7. Suara nafas ronki +/+, wh -/-, suara jantung S1 S2 normal, slem (+), CVP +7, edema (+1) ekstremitas bawah. Intake : 1071 cc/7 jam, Output : 950 cc/7jam.
1. Pengkajian primer a. Airway: Terpasang OPA dan ETT, ronchi +/+, stridor (-) b. Breathing: Terpasang ventilator mode PCMV 14, PC 12, FiO2 50%, PEEP 6, TV 408, RR 25 x/menit c. Circulation: TD 111/73 mmHg, Nadi 163x/menit, bunyi jantung1 & 2 normal, murmur (-), gallop (-), CRT: <3detik, warna kulit dan kuku pucat/anemis, akral hangat d. Disability: Kesadaran stuporokoma, pupil isokor e. Exposure: Terdapat luka pada phalang dextra digiti 4 akibat terkena golok saat berkebun, terdapat luka dekubitus f. Foley catheter: Terpasang foley catheter no. 16, produksi urin/24 jam 2419 cc (tanggal 28/2/2011), warna urin kuning bening g. Gastric tube: Terpasang NGT no. 16, produksi cairan (-) h. Heart monitor: Sinus tachycardia, aritmia 2. Pengkajian sekunder Pemeriksaan Fisik a. Kesadaran: suporokoma b. Mata: Konjuctiva anemis (+), sklera ikterik (-) c. Ekstremitas: Akral hangat d. Leher: perbesaran KGB (-), e. J antung: BJ I II normal, mur-mur (-), gallop (-). TD 111/64 mmHg, N 163x/menit f. Paru: ronchi +/-, wheezing -/- g. Abdomen: Datar, lemas, BU (+) Riwayat penyakit sekarang : Awalnya, klien dirawat di ICU dengan penurunan kesadaran dan nafas sesak. Diagnose medis tetanus skore 16. Saat ini kesadaran klien menurun, GCS E1M4Vtube, TD : 108/62 mmHg, RR : 15x/mnt, N : 103x/mnt, S : 36 0
C. Klien terpasang line CVP, DC produksi urin 900 cc/7jam, terpasang NGT residu 300 cc/7jam, terpasang ETT yang terhubung dengan ventilator dan terpasang OPA. Mode ventilator PCMV 14, PC 12, TV 408, FiO2 60 %, PEEP 7. Suara nafas ronki +/+, wh -/-, suara jantung S1 S2 normal, slem (+), CVP +7, edema (+1) ekstremitas bawah. Intake : 1071 cc/7 jam, Output : 950 cc/7jam. h. Riwayat penyakit: Pasien didiagnosa kejang tetanus skor 16 dan pneumonia i. Keadaan umum: kesadaran suporokoma, terpasang ventilator mode PCMV 14, PC 12, FiO2 50%, PEEP 6, TV 408, R 25x/menit 3. Riwayat Penyakit Metode SAMPLE S (Sign and Symptoms) : Kesadaran klien makin menurun selama di rumah A (Allergies) : Tidak ada alergi terhadap makanan/obat M (Medication) : setelah kaki klien terluka, luka hanya dibersihkan namun tidak diberikan suntikan ATS P (Past medical history) : DM (-), HT (-) L (Last oral intake) : tidak terkaji E (Event leading to injury) : kaki klien terluka 2 minggu SMRS dan 1 hari SMRS mengalami kejang Score tetanus : Masa inkubasi 11-14 hari 2 11-14 hari 2 Lokasi ekstremitas distal 2 ekstremitas distal 2 Immunisasi tidak ada 10 tidak ada 10 Faktor pemberat Trauma atau penyakit ringan 2 Membahayakan jiwa 8 Total 16 22
4. Pengkajian head to toe Kepala : Rambut putih uban, edema (-), tidak ada luka, napas terpasang ventilator, konjungtiva anemis, pucat (-), terpasang OPA dan NGT pada hidung kanan, mukosa mulut kering Dada : RR: 25x/menit, suara napas ronkhi +/+, suara jantung 1 & 2 normal, murmur (-), gallop (-) Abdomen dan pelvis: palpasi abdomen lunak, abdomen datar, BU (+), terpasang foley catheter. Ekstremitas : tidak ada tanda deformitas, akral hangat, edema (-) Tulang belakang: Tidak ada tanda deformitas
5. Pemeriksaan penunjang Rontgen Thorax 17/2/2011 Kesan: Cor/pulmo dalam batas normal, klasifikasi aorta. 19/2/2011 Kesan: klasifikasi aorta, bronchitis. 20/2/2011 Kesan: interstitial pneumonia, ujung CVP di proyeksi vena cava superior dextra.
NO Data Masalah Keperawatan 1. S: - O: Tetanus skor 16 pCO2 : 75,6 Medikasi: diazepam 1x500 mg
Gangguan pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru, kelemahan otot pernapasan
2. S: - O: Klien terlihat sesak Slym +, kental, berwarna kuning Terpasang OPA dan ETT Ronchi +/+, stridor (-) RR ; 25 kali/menit Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sputum pada trakea dan spame otot pernafasan.
3 DS:- DO: intubasi dan pemasangan ventilator Pneumonia (+) Medikasi: metronidazole 1x500 mg Risiko perluasan nfeksi b.d prosedur invasive (intubasi), tidak adekuat pertahanan utama (trauma jaringan paru)
RENCANA KEPERAWATAN KLIEN DI ICU
DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Gangguan pola napas b.d spasme otot pernapasan DATA: Mulut spasme, sukar dibuka Abdomen spasme (+) RR 50 x/ menit Ansietas / gelisah (+)sianosis (-)
Tujuan : Gangguan pola nafas teratasi
KE : Setelah dilakukan intervensi dalam 3 hari , klien dapat : Bernapas dengan baik, kadar PCO2 35-45 mmhg, PAO2 85-100 mmhg Sianosis Keluhan sesak minimal 1. Identifikasi penyebab terjadinya gagal napas 2. Evaluasi sianosis dan keluhan sesak pada klien 3. Auskultasi bunyi nafas 4. Observasi kejang dan spasme terutama otot pernapasan 5. Beri klien posisi semi Fowler 6. Monitor SO2 capilary refil 7. Monitor nilai AGD 8. Beri O 2 sesuai indikasi 2. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d peningkatan produksi sputum Data : Sekret >>kental RR 25 x/menit Klien terpasang NGT, ETT, dan OPA
Tujuan : Bersihan jalan napas efektif KE : Setelah dilakukan intervensi dalam 1 minggu,: sputum encer dan dapat dievaluasi RR stabil Sianosis -
1. kaji bersihan jalan napas dengan melakukan auskultasi 2. lakukan suction 3. berikan humidifikasi dengan tehnik inhalasi 4. Observasi pengeluaran sputum 5. Kolaborasikan terapi O 2
untuk optimalisasi oksigenasi jaringan
3. Risiko tinggi perluasan infeksi b.d prosedur invasive (intubasi), tidak Tujuan Tidak terjadi perluasan infeksi KE: Catat faktor risiko terjadinya infeksi Observasi warna/ bau/ adekuat pertahanan sekunder (trauma jaringan paru) DO: Pemasangan intubasi Tetanus skor 22+Pneumonia Setelah dilakukan intervensi dalam 1 minggu,: sputum encer dan dapat dievaluasi RR stabil (12-20x/menit) Suhu normal (36.5-37.5) Sianosis -
karakteristik sputum Awasi/ batasi pengunjung, hindarkan kontak dengan orang yang ISPA Kolaborasi: Ambil kultur sputum Berikan antimikrobial sesuai indikasi
Pengaturan Ventilator
Tanggal Pengaturan Ventilator Analisa Gas Darah Nilai Normal AGD 27/3/11 PCMV 14 PC 12 TV 408 FiO2 60 % PEEP 7 pH : 7,242 pCO2 : 75,6 PO2 : 85,3 BE : 5,1 HCO3 : 35,9 Sa O2 : 97 %
7.370-7.440 35-45 mmHg 83-108 mmHg -2.5 s.d 2.5 21-28 mmol 95-99 % 28/2/11 Pkl: 07:00 PCMV 14 PC 12 TV 408 PR 25 FiO2 50 % PEEP 6
PSIMV 10 PC 12 PS 12 TV 472 PR 25 PEEP 6 FiO2 50 % pH: 7.411 pCO2: 37.1 pO2: 110 BE: -1 HCO 3 :23 SaO 2 : 98,1
Pencegahan dan pengiobatan thrombosis vena Vasodilator Parenteral : Ceftriaxone Metronidazole Vit C N 5000 Ca glukonas Cedantron Norepinefrin Dobutamin