You are on page 1of 8

Minyak dan Lemak

Posted on May 9, 2009by hariskal


Minyak dan lemak adalah suatu trigliserida campuran yaitu ester dari gliserol dan asam lemak
rantai panjang. Minyak dan lemak (trigliserida) yang diperoleh dari berbagai sumber
mempunyai sifat fisiko-kimia berbeda satu sama lain, karena perbedaaan jumlah dan jenis ester
yang berada di dalamnya. Trigliserida dengan tiga radikal asam lemak yang sama disebut
trigliserida sederhana, sedangkan triglesirida dengan dua atau tiga asam lemak berbeda disebut
trigliserida campuran (mixed triglyceride). Umumnya minyak dan lemak adalah trigliserida
campuran.
Minyak dan lemak pangan di Indonesia pada umumnya bersumber dari bahan nabati yaitu dari
kelapa dan kelapa sawit. Bentuk produk yang diperoleh adalah minyak mentah (crude oil),
minyak yang dimurnikan (refined oil), minyak goreng, margarin, shortening dan lain-lain.
Produk-produk lanjutan dari minyak atau lemak adalah oleochemical yang berupa emulsifier,
serta bahan-bahan kimia lain yang mempunyai kegunaan yang luas dalam industri-industri non
pangan seperti, produk-produk farmasi, kosmetik dan sebagainya. Minyak dan lemak
berperanan sangat penting dalam gizi karena merupakan sumber energi, cita rasa, serta sumber
vitamin A, D, E, dan K. serta makanan yang paling padat energi.
Sifat-sifat fisik dan kimia minyak dan lemak sangat dipengaruhi oleh komposisi asam lemak di
dalamnya. Asam lemak adalah komponen utama dari minyak dan lemak yang mengandung 94-
98 % persen dari berat minyak atau lemak. Sifat-sifat asam lemak sendiri dipengaruhi oleh
panjang rantai atom C serta ada tidaknya ikatan rangkap asam lemak tersebut. Komposisi atau
jenis asam lemak dan sifat fisio-kimia tiap jenis minyak berbeda-beda, dan hal ini disebabkan
oleh perbedaan sumber, iklim, keadaan tempat tumbuh dan pengolahan.
Berdasarkan bentuknya, minyak goreng ada yang berbentuk cair (oil) dan padat (fat). Minyak
goreng padat lebih tepat disebut lemak, yang dalam kehidupan sehari-hari digunakan dalam
bentuk margarin dapur dan deep frying fat atau frying shortening. Deep frying fat banyak
digunakan hotel dan restoran cepat saji untuk menggoreng produk-produk pangan yang bersifat
renyah (crispy) seperti ayam goreng, kentang goreng (french fries), dan donat. Deep frying fat
juga digunakan oleh industri pengolahan pangan untuk menggoreng keripik kentang atau jenis
makanan ringan lainnya.
Minyak goreng yang ada di Indonesia lebih dari 70 % terbuat dari minyak sawit. Kelebihan
minyak sawit sebagai bahan baku minyak goreng adalah kandungan asam oleat yang relatif
tinggi yaitu sekitar 40 %. Asam oleat adalah asam lemak yang mengandung satu ikatan rangkap,
sehingga selama proses penggorengan relatif lebih stabil dibandingkan dengan minyak yang
mengandung asam lemak dengan ikatan rangkap lebih dari satu, seperti minyak kedelai.
Kandungan asam lemak jenuh minyak sawit relatif tinggi yaitu sekitar 50 %.
Sifat fisiko-kimia minyak kelapa sawit meliputi warna, bau dan flavour, kelarutan, titik cair dan
polimorphism, titik didih (boiling pont), titik pelunakan, slipping point, shot melting point,
bobot jenis, indeks bias, titik kekeruhan (turbidity point), titik asap, titik nyala dan titik api.
Minyak goreng sawit yang dikenal dengan minyak goreng curah umumnya hanya satu kali
proses fraksinasi, sehingga masih mengandung fraksi padat stearin yang relatif lebih banyak.
Minyak goreng bermerek menggunakan dua kali proses fraksinasi, sehingga penampakan
minyak goreng bermerek lebih jernih dari minyak goreng curah. Penampakan ini berkaitan erat
dengan titik cair (suhu pada saat lemak mulai mencair) dan cloud point (suhu pada saat mulai
terlihat adanya padatan).
Proses dasar pembuatan minyak goreng dari minyak sawit terdiri dari dua tahap, yakni
pemurnian dan fraksinasi (pemisahan). Proses pemurnian dilakukan untuk menghilangkan
kotoran, air, asam lemak bebas (refining), dan warna (bleaching), serta bau (deodorizing) yang
tidak diinginkan. Minyak sawit murni (refined, bleached, and deodorized palm oil atau RBDPO)
kemudian diolah lebih lanjut dengan proses fraksinasi untuk memisahkan fraksi cair (olein) dan
fraksi padat (stearin). Fraksi olein (RBD Olein) inilah yang digunakan sebagai minyak goreng,
sedangkan fraksi stearin biasanya digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan margarin
dan mentega putih atau shortening.

Misalnya minyak pada ikan lele
Minyak ikan lele (MIL) dan minyak ikan lele terfermentasi (MILT) sebagai produk turunan dari ikan lele
masih belum banyak dikembangkan dan diproduksi secara komersial. Berbagai proses pengolahan
minyak dapat mengubah komposisi dan karakteristik fisiko-kimia minyak ikan lele. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengidentifikasi komposisi asam lemak dan karakteristik fisiko-kimia dari minyak ikan
lele (MIL) dan minyak ikan lele terfermentasi (MILT). Komposisi asam lemak pada MIL secara berurutan
adalah MUFA (36,12%) > PUFA (32,43%) > SFA (31,45%), sedangkan setelah difermentasi menjadi MILT
terjadi perubahan yaitu MUFA (42,96%) > SFA (42,32%) > PUFA (15,39%). Jenis asam lemak jenuh yang
mengalami peningkatan pada MILT adalah asam lemak stearat, sedangkan asam lemak tidak jenuh
ganda yang mengalami penurunan adalah asam linoleat dan linolenat yang menyebabkan kadar asam
arakidonat dan CLA meningkat. Karakteristik fisiko-kimia MIL dan MILT hampir sama yaitu menunjukkan
terjadinya proses oksidasi yang didasarkan pada nilai viskositas, titik cair, dan bilangan TBA. Oleh karena
itu, untuk mengurangi proses oksidasi lemak, didalam pengolahan kedua minyak ini perlu ditambahkan
bumbu atau zat gizi kaya antioksidan. [Penel Gizi Makan 2013, 36(1):82-90]
Sifat dan Ciri ciri minyak
Karena struktur molekulnya yang kaya akan rantai unsur karbon(-CH2-CH2-CH2-)maka lemak mempunyai
sifat hydrophob. Ini menjadi alasan yang menjelaskan sulitnya lemak untuk larut di dalam air. Lemak dapat
larut hanya di larutan yang apolar atau organik seperti: eter, Chloroform, atau benzol
Fungsi
Secara umum dapat dikatakan bahwa lemak memenuhi fungsi dasar bagi manusia, yaitu:
[1]

1. Menjadi cadangan energi dalam bentuk sel lemak. 1 gram lemak menghasilkan 39.06 kjoule atau 9,3
kcal.
2. Lemak mempunyai fungsi selular dan komponen struktural pada membran sel yang berkaitan
dengan karbohidrat dan proteindemi menjalankan aliran air, ion dan molekul lain, keluar dan masuk
ke dalam sel.
3. Menopang fungsi senyawa organik sebagai penghantar sinyal, seperti pada prostaglandin dan steroid
hormon dan kelenjar empedu.
4. Menjadi suspensi bagi vitamin A, D, E dan K yang berguna untuk proses biologis
5. Berfungsi sebagai penahan goncangan demi melindungi organ vital dan melindungi tubuh dari suhu
luar yang kurang bersahabat.
Lemak juga merupakan sarana sirkulasi energi di dalam tubuh dan komponen utama yang membentuk
membran semua jenis sel.
Membran
Sel eukariotik disekat-sekat menjadi organel ikatan-membran yang melaksanakan fungsi biologis yang
berbeda-beda. Gliserofosfolipidadalah komponen struktural utama dari membran biologis, misalnya membran
plasma selular dan membran organel intraselular; di dalam sel-sel hewani membran plasma secara fisik
memisahkan komponen intraselular dari lingkungan ekstraselular. Gliserofosfolipid adalah
molekul amfipatik (mengandung wilayah hidrofobik dan hidrofilik) yang mengandung inti gliserol yang terkait
dengan dua "ekor" turunan asam lemak oleh ikatan-ikatan ester dan ke satu gugus "kepala" oleh suatu ikatan
ester fosfat. Sementara gliserofosfolipid adalah komponen utama membran biologis, komponen lipid non-
gliserida lainnya seperti sfingomielin dan sterol (terutama kolesterol di dalam membran sel hewani) juga
ditemukan di dalam membran biologis.
[2]
Di dalam tumbuhan dan alga, galaktosildiasilgliserol,
[3]
dan
sulfokinovosildiasilgliserol,
[4]
yang kekurangan gugus fosfat, adalah komponen penting dari membran kloroplas
dan organel yang berhubungan dan merupakan lipid yang paling melimpah di dalam jaringan fotosintesis,
termasuk tumbuhan tinggi, alga, dan bakteri tertentu.
Dwilapis telah ditemukan untuk memamerkan tingkat-tingkat tinggi dari keterbiasan ganda yang dapat
digunakan untuk memeriksa derajat keterurutan (atau kekacauan) di dalam dwilapis menggunakan teknik
seperti interferometri polarisasi ganda.

energi
Triasilgliserol, tersimpan di dalam jaringan adiposa, adalah bentuk utama dari cadangan energi di tubuh
hewan. Adiposit, atau sel lemak, dirancang untuk sintesis dan pemecahan sinambung dari triasilgliserol,
dengan pemecahan terutama dikendalikan oleh aktivasi enzim yang peka-hormon, lipase.
[5]
Oksidasi lengkap
asam lemak memberikan materi yang tinggi kalori, kira-kira 9 kkal/g, dibandingkan dengan 4 kkal/g untuk
pemecahan karbohidrat dan protein. Burung pehijrah yang harus terbang pada jarak jauh tanpa makan
menggunakan cadangan energi triasilgliserol untuk membahanbakari perjalanan mereka.
[6]

Pensinyalan
Di beberapa tahun terakhir, bukti telah mengemuka menunjukkan bahwa pensinyalan lipid adalah bagian
penting dari pensinyalan sel.
[7]
Pensinyalan lipid dapat muncul melalui aktivasi reseptor protein G
berpasangan atau reseptor nuklir, dan anggota-anggota beberapa kategori lipid yang berbeda telah dikenali
sebagai molekul-molekul pensinyalan dan sistem kurir kedua.
[8]
Semua ini meliputi sfingosina-1-fosfat,
sfingolipid yang diturunkan dari seramida yaitu molekul kurir potensial yang terlibat di dalam pengaturan
pergerakan kalsium,
[9]
pertumbuhan sel, dan apoptosis;
[10]
diasilgliserol(DAG) dan fosfatidilinositol fosfat (PIPs),
yang terlibat di dalam aktivasi protein kinase C yang dimediasi kalsium;
[11]
prostaglandin, yang merupakan satu
jenis asam lemak yang diturunkan dari eikosanoid yang terlibat di dalam radang and kekebalan;
[12]
hormon
steroid seperti estrogen, testosteron, dan kortisol, yang memodulasi fungsi reproduksi, metabolisme, dan
tekanan darah; dan oksisterol seperti 25-hidroksi-kolesterol yakni agonis reseptor X hati.
[13]

Fungsi lainnya
Vitamin-vitamin yang "larut di dalam lemak" (A, D, E, dan K
1
) yang merupakan lipid berbasis isoprena gizi
esensial yang tersimpan di dalam jaringan lemak dan hati, dengan rentang fungsi yang berbeda-beda. Asil-
karnitina terlibat di dalam pengangkutan dan metabolisme asam lemak di dalam dan di luar mitokondria, di
mana mereka mengalami oksidasi beta.
[14]
Poliprenol dan turunan terfosforilasi juga memainkan peran
pengangkutan yang penting, di dalam kasus ini pengangkutan oligosakarida melalui membran. Fungsi gula
fosfat poliprenol dan gula difosfat poliprenol di dalam reaksi glikosilasi ekstra-sitoplasmik, di dalam biosintesis
polisakarida ekstraselular (misalnya, polimerisasi peptidoglikan di dalam bakteri), dan di dalam protein
eukariotik N-glikosilasi.
[15][16]
Kardiolipinadalah sub-kelas gliserofosfolipid yang mengandung empat rantai asil
dan tiga gugus gliserol yang tersedia melimpah khususnya pada membran mitokondria bagian
dalam.
[17]
Mereka diyakini mengaktivasi enzim-enzim yang terlibat dengan fosforilasi oksidatif.
[18]

Metabolisme
Lemak yang menjadi makanan bagi manusia dan hewan lain adalah trigliserida, sterol, dan fosfolipid membran
yang ada pada hewan dan tumbuhan. Proses metabolisme lipid menyintesis dan mengurangi cadangan lipid
dan menghasilkan karakteristik lipid fungsional dan struktural pada jaringan individu.
Biosintesis
irama laju asupan karbohidrat yang cukup tinggi bagi makhluk hidup dan puri mirip hanoman, maka asupan
tersebut harus segera diolah oleh tubuh, menjadi energi maupun disimpan sebagai glikogen. Asupan yang baik
terjadi pada saat energi yang terkandung dalam karbohidrat setara dengan energi yang diperlukan oleh tubuh,
dan sangat sulit untuk menggapai keseimbangan ini. Ketika asupan karbohidrat menjadi berlebih, maka
kelebihan itu akan diubah menjadi lemak. Metabolisme yang terjadi dimulai dari:
Asupan karbohidrat, antara lain berupa sakarida, fruktosa, galaktosa pada saluran pencernaan diserap
masuk ke dalam sirkulasi darah menjadi glukosa/gula darah. Konsentrasi glukosa pada plasma
darah diatur oleh tiga hormon, yaitu glukagon, insulin danadrenalin.
Insulin akan menaikkan laju sirkulasi glukosa ke seluruh jaringan tubuh. Pada jaringan
adiposa, adiposit akan mengubah glukosa menjadi glukosa 6-fosfat dan gliserol fosfat, masing-masing
dengan bantuan satu molekul ATP.
Jaringan adiposit ini yang sering dikonsumsi kita sebagai lemak.
Glukosa 6-fosfat kemudian dikonversi oleh hati dan jaringan otot menjadi glikogen. Proses ini dikenal
sebagai glikogenesis, dalam kewenangan insulin.
Pada saat rasio glukosa dalam plasma darah turun, hormon glukagon dan adrenalin
akan dikeluarkan untuk memulai prosesglikogenolisis yang mengubah kembali glikogen menjadi
glukosa.
Ketika tubuh memerlukan energi, glukosa akan dikonversi melalui proses glikolisis untuk menjadi asam
piruvat dan adenosin trifosfat.
Asam piruvat kemudian dikonversi menjadi asetil-KoA, kemudian menjadi asam sitrat dan masuk ke
dalam siklus asam sitrat.
Pada saat otot berkontraksi, asam piruvat tidak dikonversi menjadi asetil-KoA, melainkan
menjadi asam laktat. Setelah otot beristirahat, proses glukoneogenesis akan berlangsung guna
mengkonversi asam laktat kembali menjadi asam piruvat.
Sementara itu:
lemak yang terkandung di dalam bahan makanan juga dicerna dengan asam empedu menjadi misel.
Misel akan diproses oleh enzim lipase yang disekresi pankreas menjadi asam lemak, gliserol, kemudian
masuk melewati celah membran intestin.
Setelah melewati dinding usus, asam lemak dan gliserol ditangkap oleh kilomikron dan disimpan di
dalam vesikel. Pada vesikel ini terjadi reaksi esterifikasi dan konversi menjadi lipoprotein. Kelebihan lemak
darah, akan disimpan di dalam jaringan adiposa, sementara yang lain akan terkonversi
menjadi trigliserida, HDL dan LDL. Lemak darah adalah sebuah istilah ambiguitas yang merujuk pada
trigliserida sebagai lemak hasil proses pencernaan, sama seperti penggunaan istilah gula darah
walaupun:
trigliserida terjadi karena proses ester di dalam vesikel kilomikron
lemak yang dihasilkan oleh proses pencernaan adalah berbagai macam asam lemak dan gliserol.
Ketika tubuh memerlukan energi, baik trigliserida, HDL dan LDL akan diurai dalam sitoplasma melalui
proses dehidrogenasi kembali menjadi gliserol dan asam lemak. Reaksi yang terjadi mirip seperti
reaksi redoks atau reaksi BrnstedLowry; asam + basa --> garam + air; dan kebalikannya garam + air -->
asam + basa
Proses ini terjadi di dalam hati dan disebut lipolisis. Sejumlah hormon yang antagonis dengan insulin
disekresi pada proses ini menuju ke dalam hati, antara lain:
Glukagon, sekresi dari kelenjar pankreas
ACTH, GH, sekresi dari kelenjar hipofisis
Adrenalin, sekresi dari kelenjar adrenal
TH, sekresi dari kelenjar tiroid
Lemak di dalam darah yang berlebih akan disimpan di dalam jaringan adiposa.
Lebih lanjut gliserol dikonversi menjadi dihidroksiaketon, kemudian menjadi dihidroksiaketon fosfat dan
masuk ke dalam prosesglikolisis.
Sedangkan asam lemak akan dikonversi di dalam mitokondria dengan proses oksidasi, dengan
bantuan asetil-KoA menjadiadenosin trifosfat, karbondioksida dan air.
Kejadian ini melibatkan sintesis asam lemak dari asetil-KoA dan esterifikasi asam lemak pada saat pembuatan
triasilgliserol, suatu proses yang disebut lipogenesis atau sintesis asam lemak.
[19]
Asam lemak dibuat
oleh sintasa asam lemak yang mempolimerisasi dan kemudian mereduksi satuan-satuan asetil-KoA. Rantai
asil pada asam lemak diperluas oleh suatu daur reaksi yang menambahkan gugus asetil, mereduksinya
menjadi alkohol, mendehidrasinya menjadi gugus alkena dan kemudian mereduksinya kembali menjadi
gugus alkana. Enzim-enzim biosintesis asam lemak dibagi ke dalam dua gugus, di dalam hewan dan fungi,
semua reaksi sintasa asam lemak ini ditangani oleh protein tunggal multifungsi,
[20]
sedangkan di dalam
tumbuhan, plastid dan bakteri memisahkan kinerja enzim tiap-tiap langkah di dalam lintasannya.
[21][22]
Asam
lemak dapat diubah menjadi triasilgliserol yang terbungkus di dalam lipoprotein dan disekresi dari hati.
Sintesis asam lemak tak jenuh melibatkan reaksi desaturasa, di mana ikatan ganda diintroduksi ke dalam
rantai asil lemak. Misalnya, pada manusia, desaturasi asam stearat oleh stearoil-KoA desaturasa-
1 menghasilkan asam oleat. Asam lemak tak jenuh ganda-dua (asam linoleat) juga asam lemak tak jenuh
ganda-tiga (asam linolenat) tidak dapat disintesis di dalam jaringan mamalia, dan oleh karena itu asam lemak
esensial dan harus diperoleh dari makanan.
[23]

Sintesis triasilgliserol terjadi di dalam retikulum endoplasma oleh lintasan metabolisme di mana gugus asil di
dalam asil lemak-KoA dipindahkan ke gugus hidroksil dari gliserol-3-fosfat dan diasilgliserol.
[24]

Terpena dan terpenoid, termasuk karotenoid, dibuat oleh perakitan dan modifikasi satuan-
satuan isoprena yang disumbangkan dari prekursor reaktif isopentenil pirofosfat dan dimetilalil
pirofosfat.
[25]
Prekursor ini dapat dibuat dengan cara yang berbeda-beda. Pada hewan dan archaea, lintasan
mevalonat menghasilkan senyawa ini dari asetil-KoA,
[26]
sedangkan pada tumbuhan dan bakteri lintasan non-
mevalonat menggunakan piruvat dan gliseraldehida 3-fosfat sebagai substratnya.
[25][27]
Satu reaksi penting
yang menggunakan donor isoprena aktif ini adalah biosintesis steroid. Di sini, satuan-satuan isoprena
digabungkan untuk membuat skualena dan kemudian dilipat dan dibentuk menjadi sehimpunan cincin untuk
membuat lanosterol.
[28]
Lanosterol kemudian dapat diubah menjadi steroid,
seperti kolesterol dan ergosterol.
[28][29]

Degradasi
Oksidasi beta adalah proses metabolisme di mana asam lemak dipecah di dalam mitokondria dan/atau di
dalam peroksisoma untuk menghasilkan asetil-KoA. Sebagian besar, asam lemak dioksidasi oleh suatu
mekanisme yang sama, tetapi tidak serupa dengan, kebalikan proses sintesis asam lemak. Yaitu, pecahan
berkarbon dua dihilangkan berturut-turut dari ujung karboksil dari asam itu setelah langkah-
langkah dehidrogenasi, hidrasi, dan oksidasi untuk membentuk asam keto-beta, yang dipecah dengan tiolisis.
Asetil-KoA kemudian diubah menjadi Adenosina trifosfat, CO
2
, dan H
2
O menggunakan daur asam
sitrat dan rantai pengangkutan elektron. Energi yang diperoleh dari oksidasi sempurna asam lemak palmitat
adalah 106 ATP.
[30]
Asam lemak rantai-ganjil dan tak jenuh memerlukan langkah enzimatik tambahan untuk
degradasi.
Gizi dan kesehatan
Sebagian besar lipid yang ditemukan di dalam makanan adalah berbentuk triasilgliserol, kolesterol dan
fosfolipid. Kadar rendah lemak makanan adalah penting untuk memfasilitasi penyerapan vitamin-vitamin yang
larut di dalam lemak (A, D, E, dan K) dan karotenoid.
[31]
Manusia dan mamalia lainnya memerlukan makanan
untuk memenuhi kebutuhan asam lemak esensial tertentu, misalnya asam linoleat(asam lemak omega-6)
dan asam alfa-linolenat (sejenis asam lemak omega-3) karena mereka tidak dapat disintesis dari prekursor
sederhana di dalam makanan.
[32]
Kedua-dua asam lemak ini memiliki 18 karbon per molekulnya, lemak
majemuk tak jenuh berbeda di dalam jumlah dan kedudukan ikatan gandanya. Sebagian besar minyak
nabati adalah kaya akan asam linoleat (safflower, bunga matahari, dan jagung). Asam alfa-linolenat ditemukan
di dalam daun hijau tumbuhan, dan di beberapa biji-bijian, kacang-kacangan, dan leguma
(khususnya flax, brassica napus, walnut, dan kedelai).
[33]
Minyak ikan kaya akan asam lemak omega-3 berantai
panjang asam eikosapentaenoat dan asam dokosaheksaenoat.
[34]
Banyak pengkajian telah menunjukkan
manfaat kesehatan yang baik yang berhubungan dengan asupan asam lemak omega-3 pada perkembangan
bayi, kanker, penyakit kardiovaskular (gangguan jantung), dan berbagai penyakit kejiwaan, seperti depresi,
kelainan hiperaktif/kurang memperhatikan, dan demensia.
[35][36]
Sebaliknya, kini dinyatakan bahwa
asupan lemak trans, yaitu yang ada pada minyak nabati yang dihidrogenasi sebagian, adalah faktor risiko
bagipenyakit jantung.
Beberapa pengkajian menunjukkan bahwa total asupan lemak yang dikonsumsi berhubungan dengan
menaiknya risiko kegemukan
[40][41]
and diabetes.
[42][43]
akan Tetapi, pengkajian lain yang cukup banyak,
termasuk Women's Health Initiative Dietary Modification Trial(Percobaan Modifikasi Makanan Inisiatif
Kesehatan Perempuan), sebuah pengkajian selama delapan tahun terhadap 49.000 perempuan, Nurses'
Health Study (Pengkajian Kesehatan Perawat dan Health Professionals Follow-up Study (Pengkajian Tindak-
lanjut Profesional Kesehatan), mengungkapkan ketiadaan hubungan itu.
[44][45][46]
Kedua-dua pengkajian ini tidak
menunjukkan adanya hubungan antara dari persentase kalori dari lemak dan risiko kanker, penyakit jantung,
atau kelebihan bobot badan. Nutrition Source, sebuah situs web yang dipelihara oleh Departemen Gizi
di Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard, mengikhtisarkan bukti-bukti terkini pada dampak lemak makanan:
"Sebagian besar rincian penelitian yang dilakukan di Harvard ini menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan
lemak di dalam makanan tidak berhubungan dengan bobot badan atau penyakit tertentu."
[47]

You might also like