You are on page 1of 25

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN SDRI.

Y PADA
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI
PENDENGARAN
Oleh :
JARWANTO
NIM:070698
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG :
Dampak dari kemajuan ilmu dan teknologi yg tidak diimbangi
dgn norma & spiritual membuat manusia mudah terjadi gang
jiwa (Skizofrenia)
20% penduduk dewasa Indonesia saat ini menderita gang jiwa
WHO th 2001 seluruh dunia 450 juta orang mengalami gang jiwa
RSG (Jan 09-Jan 10) 815 org (83,16%) Skizofrenia dari 980
org klien yg datang, & 622 org (63,47%) skizofrenia tak
terinci. R. Srikandi Feb 2009 dirawat 32 org, 15 (46,87%)
halusinasi pendengaran
Proses pengobatan gangguan jiwa dengan halusinasi perlu waktu
lama, jika terlambat dalam penanganan resiko lebih besar





RUMUSAN MASALAH:

Bagaimana penatalaksanaan asuhan
keperawatan pada klien Sdri Y dengan gangguan
persepsi sensori : Halusinasi pendengaran di
Ruang Srikandi RS Grhasia Prov. DIY ?
RUANG LINGKUP
Lingkup MA : keperawatan jiwa
Lingkup kasus : GPS : halusinasi
pendengaran
Lingkup waktu : 3 X 24 jam dari tgl 8
s/d 10/3/2010
TUJUAN
Mendapatkan pengalaman nyata dalam
melaksanakan asuhan keperawatan pada
klien dengan GPS : halusinasi
pendengaran dari pengkajian s/d
dokumentasi
Mengidentifikasi faktor penghambat dan
pendukung
MANFAAT
Bagi penulis (pengalaman nyata)
Profesi (pengembangan ilmu)
Institusi (proses belajar)
METODE PENULISAN
Metode penulisan KTI : deskriptif
dengan pendekatan studi kasus
Metode pengumpulan data :
primer dan sekunder

BAB II
TINJAUAN KASUS
PENGERTIAN
Tim Keperawatan Jiwa Fakultas Ilmu
Keperawatan UI (1999), halusinasi a/ persepsi
klien thd lingkungan tanpa stimulus yg nyata,
artinya klien menginterpretasikan sesuatu yg
nyata stimulus / rangsang dr luar

RENTANG RESPON HALUSINASI
Dalam rentang respon ini halusinasi terdapat
pada respon maladaptif

ETIOLOGI
Teori biologis faktor genetik
Teori psikososial ego yang lemah,
mekanisme koping lemah
(Towsend, 2008)
FASE-FASE HALUSINASI
Menurut Stuart dan Lariaia(2002)
terdapat 4 fase yaitu :
Comforting/ menyenangkan
Condeming/ menjijikan
Controlling/ dikendalikan
Conquering/ panik
GEJALA DAN JENIS HALUSINASI
Menurut NANDA, 2006 :
Gejala :gelisah, penyimpangan
pendengaran/penglihatan, iritabel, perubahan
pola perilaku, perubahan pola komunikasi,
disorientasi,perubahan kemampuan
memecahkan masalah dan konsentrasi kurang
* Jenis halusinasi : pendengaran, penglihatan,
penghidu, pengecap, dan peraba
PENATALAKSANAAN MEDIS
Terapi
Chlorpromazine
Haloperidol
Trihexyphenidyl
Stelazine
Dll
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengertian : proses keperawatan merupakan
suatu metode bagi perawat untuk memberikan
asuhan keperawatan pada klien
Tahapan : Pengkajian, diagnosa, perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi

DOKUMENTASI KEPERAWATAN
Merupakan kumpulan informasi perawatan
kesehatan klien yang dilakukan oleh perawat
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pengkajian : tgl 8/3/2010 jam 09.00 wib
Sumber : Klien, status, tenaga
kesehatan, keluarga
Metode : wawancara, observasi,
studi dokumentasi,
pemeriksaan fisik
Alat : Untuk Vital sign, dll
IDENTITAS : Sdri. Y, 26 th, perempuan, tgl
MRS 3/2/2010 dx : F 20.3
ALASAN MASUK :
berdiam diri, tdk mau aktifitas, tdk bisa
tidur, keluyuran, komunikasi (-)
FAKTOR PREDISPOSISI :
Riwayat opneme di RS Grhasia > 3X
Putus obat karena alasan biaya&bosan
minum obat
Faktor herediter (+) ibu kandung
STATUS MENTAL
Klien tidak mampu memulai pembicaraan,
gelisah, perhatian mudah beralih, kontak mata
(-), kooperatif, Halusinasi pendengaran :
isi : bisikan seperti mengajak
ngobrol dan menyuruh untuk
keluyuran
Respon : klien menuruti halusinasi, klien
merasa terganggu
Frek : sering
Waktu : saat sendirian
DATA TAMBAHAN
Klien mengatakan kalau di rumah sering
tidak karena bosan minum obat.
ASPEK MEDIS
Axis 1 : F. 20.3 (Skizofrenia tak terinci)
Axis 2 : cenderung skizoid
Axis 3 : asma
Axis 4 : masalah pekerjaan
Axis 5 : berat

Therapi : CPZ 2 X 50 mg
Hal 2 X 5 mg
THP 2 x 2 mg
ANALISA DATA
NO DATA MASALAH
1








2






3







DS
o Klien mengatakan sering mendengar suara/ bisikan seperti
orang(kakeknya) mengajak ngobrol dan menyuruh untuk keluyuran,
muncul terutama saat sendirian.
o Klien mengatakan bila suara datang merasa terganggu dan
langsung pergi
DO
o Klien kadang tersenyum sendiri
o Klien sering menyendiri
o Klien mengatakan lebih senang sendirian
DO
o Kontak mata ada
o Klien kooperatif, saat bicara lebih banyak menundukan kepala
o Perhatian mudah beralih
o Klien jarangbercakap-cakap dengan dengan teman sekamar
DS
o Klien mengatakan kalau di rumah sering tidak minum obat karena
bosan dan tidak ada uang untuk membeli obat.
DO
o Klien di rawat di RS Grhasia yang ke-4
o Kontrol tidak teratur
o Riwayat putus obat
Gangguan persepsi
sensori : halusinasi
pendengaran






Kerusakan Interaksi Sosial






Manajemen Regimen
terapeutik tidak
efektif
Diagnosa keperawatan
GPS : halusinasi pendengaran
KIS
Manajemen regimen terapeutik tidak efektif
Perencanaan
1. BHSP, mengenal hal, mengontrol hal, dapt
dukungan kel, manfaat obat.
2. Mengetahui hambatan dlm berinteraksi & interaksi
sosial scr mandiri, mendapat dukugan keluarga
3. Mampu mengungkapkan perasaan & mampu
mengidentifikasi aspek positif dirinya
4. Kel mengetahui cara merawat klien, kel
melaksanakan & mematuhi program terapi
Pelaksanan
Sesuai perencanaan
Tindakan mandiri
Tindakan kolaborasi
Home visite
Evaluasi
Dx 1 & 3 tercapai
Dx 2 tercapai sebagian

BAB IV
PEMBAHASAN
1. Pengkajian
kesenjangan :
konsentrasi kurang,tidak mampu meleksanakan
tugas, Komunikasi inkoheren
Kesesuaian : bicara dan tertawa sendiri,
menyendiri, sulit tidur aktifitas (-)
2. Dignosa keperawatan
Dalam teori ada tetapi dalam kasus ini tidak
muncul yaitu :
Resiko perilaku kekerasan (diri sendiri, orang lain)
Intoleransi aktifitas
Sindroma defisit perawatan diri
3. PERENCANAAN
Mengacu pada SAK RS Grhasia
1. Halusinasi ada 5 tupen
2. KIS ada 4 tupen
3. Manajemen regimen terapetik tak efektif
ada 2 tupen
4. Pelaksanaan
Sesuai dengan perencanaan
BHSP merupakan modal utama
alat : diri sendiri
5. EVALUASI
Evaluasi proses
Evaluasi hasil
Masalah teratasi dua yaitu gangguan persepsi sensori,
manajemen regimen terapetik tidak efektif
Masalah yang teratasi sebagian yaitu KIS
Dx 1 tercapai
Dx 2 tercapai sebagian ( tupen 1 blm tercapai)
Dx 3 tercapai sebagian (tupen 2 blm tercapai)



BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN :
Penulis mendapatkan pengalaman
nyata dalam memberikan asuhan
keperawatan s/ d pendokumentasian
serta mampu mengidentifikasi faktor
penghambat dan pendukungnya.
SARAN :
Perawat Ruang Srikandi
Meningkatkan fungsi dokumentasi sbg alat
komunikasi dan informasi
RS Grhasia Provinsi DIY
Pelayanan paripurna
Home visite
Family gattering

You might also like