You are on page 1of 48

MOBILITAS PADA LANSIA

Aris Widiarto
Novita Hartanti
Rofik Arisandi
Tri Indah


PENGERTIAN MOBILITAS

Mobilitas adalah pergerakan yang memberikan
kebebasan dan kemandirian bagi seseorang. Walaupun
jenis aktivitas berubah sepanjang kehidupan manusia.
Mobilitas adalah pusat untuk berpartisipasi dalam dan
menikmati kehidupan. Mempertahankan mobilitas
optimal sangat penting untuk kesehatan mental dan fisik
semua lansia (Stanley, 2006).

FISIOLOGI SISTEM MUSKULOSKELETAL

1. Otot Skeletal
Otot Skeletal mengatur gerakan tulang karena
adanya kemampuan otot berkontraksi dan relaksasi
yang bekerja sebagai sistem pengungkit.
Ada dua tipe kontraksi otot:
a. Kontraksi Isotonik
b. Kontraksi Isometrik

2. Skeletal
adalah rangka pendukung tubuh dan terdiri dari
empat tipe tulang: panjang, pendek, pipih, dan
ireguler (tidak beraturan). Sistem skeletal berfungsi
dalam pergerakan, melindungi organ vital, membantu
mengatur keseimbangan kalsium, berperan dalam
pembentukan sel darah merah.

3. Sendi
a. Sendi Sinostotik
b. Sendi Kartilaginous/Sinkondrodial
c. Sendi Fribrosa/Sindesmodial
d. Sendi Sinovial

4. Ligamen
adalah ikatan jaringan fibrosa yang berwarna putih, mengkilat,
fleksibel mengikat sendi menjadi satu sama lain dan
menghubungkan tulang dan kartilago.

5. Tendon
adalah jaringan ikat fibrosa berwarna putih, mengkilat, yang
menghubungkan otot dengan tulang. Tendon itu kuat, fleksibel,
dan tidak elastis, serta mempunyai panjang dan ketebalan yang
bervariasi, misalnya tendon akhiles/kalkaneus.

6. Kartilago
adalah jaringan penghubung pendukung yang tidak
mempunyai vaskuler, terutama berada di sendi dan toraks,
trakhea, laring, hidung, dan telinga.


7. Sistem Saraf
mengatur pergerakan dan postur tubuh. Area motorik volunter
utama, berada di konteks serebral, yaitu di girus prasentral atau
jalur motorik.

8. Propriosepsi
adalah sensasi yang dicapai melalui stimulasi dari bagian tubuh
tertentu dan aktifitas otot.

PROSES PENUAAN PADA SISTEM MUSKULOSKELETAL

PROSES PENUAAN PADA SISTEM
MUSKULOSKELETAL

1. Sistem Skeletal
Ketika manusia mengalami penuaan, jumlah massa otot tubuh
mengalami penurunan. Hilangnya lemak subkutan perifer
cenderung untuk mempertajam kontur tubuh dan memperdalam
cekungan di cekungan sekitar kelopak mata, aksila, bahu, dan
tulang rusuk. Proses penyerapan kalsium dari tulang untuk
mempertahankan kadar kalsium darah yang stabil dan
penyimpanan kembali kalsium untuk membentuk tulang baru
dikenal sebagai remodeling. Kecepatan absorbsi tidak berubah
dengan penambahan usia. Kecepatan formasi tulang baru
mengalami perlambatan seiring dengan penambahan usia,
yang menyebabkan hilangnya massa total tulang pada lansia.

2. Sistem Muskular
Kerusakan otot terjadi karena penurunan jumlah serabut otot
dan atrofi secara umum pada organ dan jaringan tubuh.
Regenerasi jaringan otot melambat dengan penambahan usia,
dan jaringan atrofi digantikan oleh jaringan fibrosa.
Perlambatan, pergerakan yang kurang aktif dihubungkan
dengan perpanjangan waktu kontraksi otot, periode laten, dan
periode relaksasi dari unit motor dalam jaringan otot. Sendi-
sendi seperti pinggul, lutut, siku, pergelangan tangan, leher,
dan vertebra menjadi sedikit fleksi pada usia lanjut.
3. Sendi
Secara umum, terdapat kemunduran kartilago sendi, sebagian
besar terjadi pada sendi-sendi yang menahan berat, dan
pembentukan tulang di permukaan sendi. Komponen-
komponen kapsul sendi pecah dan kolagen yang terdapat pada
jaringan penyambung meningkat secara progesif yang jika tidak
dipakai lagi, mungkin menyebabkan inflamasi, nyeri, penurunan
mobilitas sendi, dan deformitas.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASALAH MOBILITAS PADA
LANSIA
1. Faktor Internal
a. Penurunan Fungsi
Muskuloskeletal
b. Perubahan Fungsi
Neurologis
c. Nyeri
d. Defisit Perseptual
e. Berkurangnya
Kemampuan Kognitif
f. Jatuh
g. Perubahan Hubungan
Sosial
h. Aspek Psikologis

2. Faktor Eksternal
a. Karakteristik Penghuni
Institusi
b. Karakteristik Staf
c. Sistem Pemberian
Asuhan Keperawatan
d. Hambatan-Hambatan
e. Kebijakan-Kebijakan
Institusi

MASALAH MOBILITAS PADA LANSIA

1.Gangguan Mobilitas Fisik
a. Definisi
Gangguan mobilitas fisik atau imobilitas adalah suatu
keadaan keterbatasan kemampuan pergerakan fisik secara
mandiri yang dialami seseorang (Carrol, 1988).

b. Batasan Karakteristik
Ketidakmampaun untuk bergerak dengan tujuan di dalam
lingkungan, termasuk mobilitas di tempat tidur, berpindah,
dan ambulasi.
Keengganan untuk melakukan pergerakan
Keterbatasan rentang gerak
Penurunan kekuatan, pengendalian, atau massa otot

c. Faktor-Faktor yang Berhubungan
Berhubungan dengan kekuatan dan ketahanan sekunder
Berhubungan dengan alat eksternal
Berhubungan dengan ketidakcukupan kekuatan dan
ketahan untuk ambulasi
Berhubungan dengan ketangkasan motorik atau kelemahan
otot

2. Potensial Sindrom Disuse
a. Definisi
Suatu kedaan seseorang yang berisiko untuk
mengalami kerusakan sistem tubuh sebagai akibat dari
ketidakaktifan musculoskeletal yang dianjurkan oleh
dokter atau yang tidak dapat dihindarkan (Carrol,
1988).

b. Faktor-Faktor Risiko
Paralis
Imobilisasi mekanis
Imobilisasi yang dianjurkan oleh dokter
Nyeri berat
Perubahan tingkat kesadaran

3. Intoleransi Aktivitas
a. Definisi
Suatu keadaan ketidakcukupan energi secara fisiologis atau
psikologis pada seseorang untuk bertahan atau menyelesaikan
aktivitas sehari-hari yang dibutuhkan atau diinginkan (Carrol,
1988).

b. Batasan Karakteristik
Secara verbal melaporkan keletihan atau kelemahan
Denyut jantung atau tekanan darah yang tidak normal terhadap
aktivitas
Rasa tidak nyaman atau dispnea setelah beraktivitas

c. Faktor-Faktor yang Berhubungan
Tirah baring dan imobilitas
Kelemahan secara umum
Gaya hidup yang kurang gerak
Penurunan kekuatan dan kelenturan otot
Ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan

4. Defisit Perawatan Diri
a. Definisi
Kedaan ketika individu mengalami suatu kerusakan fungsi
motorik atau fungsi kognitif, yang menyebabkan penurunan
kemampuan untuk melakukan masing-masing dari kelima
aktivitas perawatan diri (Lynda Juall, 2006).

b. Batasan Karakteristik
Kurang kemampuan untuk makan sendiri
Kurang kemampuan untuk mandi sendiri
Kurang kemampuan mengenakan pakaian sendiri
Kurang kemampuan untuk ke kamar mandi
Kurang perawatan diri instrumental

c. Faktor yang Berhubungan
Berhubungan dengan kelemahan otot
Berhubungan dengan atrofi otot
Berhubungan dengan penurunan kemampuan motorik
Berhubungan dengan kontraktur otot

PERUBAHAN AKIBAT MASALAH MOBILITAS

1. Perubahan Sistem Respiratori
2. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
3. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
a. Pengaruh Otot
b. Pengaruh Skelet
c. Kontraktur Sendi
4. Perubahan Sistem Integumen
5. Perubahan Eliminasi Urine

PENATALAKSANAAN

1. Pencegahan Primer
a. Diet
b. Latihan Fisik
c. Mengatasi Mobilitas pada Lansia yang Tinggal di Panti
d. Pengembangan Progam Latihan

2. Pencegahan Sekunder
a. Pemeliharaan kekuatan dan ketahanan sistem
muskuloskeletal
b. Pemeliharaan fleksibilitas sendi yang terlibat dalam latihan
rentang gerak, posisi yang tepat, dan aktivitas kehidupan
sehari-hari.
c. Pemeliharaan ventilasi yang normal
d. Pemeliharaan sirkulasi yang adekuat
e. Pemeliharaan fungsi urinaria dan usus yang normal
bergantung pada dukungan nutrisi dan struktur lingkungan
serta rutinitas-rutinitas untuk memfasilitasi eliminasi.

3. Pencegahan Tersier
Tujuan rehabilitasi medik antara lain:
a. Mengurangi nyeri
b. Memelihara dan meningkatkan lingkup gerak sendi
c. Memilihara dan meningkatkan kekuatan otot
d. Memilihara dan meningkatkan kemampuan berjalan dan
stabilitas
e. Menilai kebutuhan untuk alat bantu,misalnya kursi
roda,tongkat ketiak dan lain-lain
f. Mengembalikan, memelihara dan meningkatkan
kemampuan untuk ketidak ketergantungan
g. Mempertahakannkan dan meningkatkan AKS (Aktifitas
Kehidupan Sehari -hari)
h. Meningkatkan keterampilan
i. Meningkatkan pemanfatan waktu senggang

ASUHAN
KEPERAWATAN
KELOMPOK PADA
LANSIA
GANGGUAN
MOBILITAS

GAMBARAN KASUS
1. Ny. Ashanti berusia 65 tahun, ia mengatakan jarang melakukan
aktivitas di panti karena sendi lututnya sakit ketika digunakan
untuk berjalan.
2. Ny. Krisdayanti berusia 70 tahun, ia sehari-harinya
menggunakan kursi roda karena penyakit stroke yang
dideritanya.
3. Ny. Syahrini berusia 60 tahun, ia mengatakan tidak bisa pindah
dari satu tempat ke tempat yang lain, misalnya dari tempat tidur
ke kursi tanpa bantuan petugas.
4. Ny. Rebeca berusia 68 tahun, ia mengatakan jarang
beraktivitas, malas bergerak, merasa lemah tidak memiliki
kekuatan, dan saat berjalan menggunakan tongkat.
5. Ny. Debora berusia 72 tahun, ia mengatakan tubuhnya lemah,
jarang aktivitas, persendiannya sakit jika digunakan untuk
bergerak. Mengalami kelemahan otot.

PENGKAJIAN

1. Dimensi Lingkungan
Gambaran Lokasi Tempat Target Group
Lokasi asrama Tulip berada di belakang kantor,
bersebelahan dengan taman dan asrama Anggrek,
dengan 5 x 7 m
2
.

2.Kondisi Lingkungan yang dapat Membahayakan (Polusi,
Pertukaran Cuaca, Risiko Penyakit)
Di asrama Tulip lantainya datar terbuat dari keramik
tetapi meskipun begitu lantainya tidak licin, jadi tidak
berbahaya bagi lansia yang tinggal di asrama.
Ventilasi di Asrama Tulip cukup tetapi kurang
dimanfaatkan oleh penghuninya, ditandai oleh
banyaknya jendela kamar yamg tidak dibuka sehingga
udara di dalam ruangan menjadi pengap.
Penghuni asrama Tulip tidak ada yang mempunyai riayat
penyakit menular.

3. Kondisi Panti
Asrama Tulip terdiri dari 5 kamar yang masing- masing
kamar terdiri dari 1
orang, terdapat 2 kamar mandi dan 2 WC, sebuah
ruang menonton tv.
Penataan perabot baik.
Kebersihan lantai baik, tidak ada kotoran yang
berserakan dilantai.

4. Kondisi Jalan
Jalan di asrama Tulip terbuat dari paving.

5. Sanitasi Lingkungan
Kebersihan asrama Tulip terjaga karena setiap 2 kali
sehari di sapu dan 2 hari sekali di pel.
Pencahayaan kamar cukup, tiap kamar terdapat 2
ventilasi berupa jendela kaca yang pasang gorden.

Air minum tersedia dalam galon dan air rebus.
Penyediaan air bersih (MCK) menggunakan air sumur.
Pengelolaan jamban bersama, jenis jamban leher angsa.
Sarana pengelolaan limbah lancar.
Pengelolaan sampah dibakar

6. Fasilitas Umum
Sarana hiburan terdapat 1 buah TV dan DVD yang biasanya
digunakan untuk mendengarkan musik bersama-sama.
Sarana ibadah
terdapat mushola yang digunakan untuk sholat berjamaah
dan pengajian.
Terdapat ruang kunjungan yang berada di samping asrama.
Sarana olahraga
terdapat halaman yang digunakan untuk senam pagi.

DIMENSI FISOLOGIS
1. Usia
Usia pertengahan (middle
age/45-59 tahun) = 0 orang
(0%)
Lanjut usia (elderly/60-74
tahun) =5 orang (100%)
Lanjut usia tua (old/75-90
tahun) = 0 orang (0%)
Usia sangat tua (very old/90
tahun) = 0 orang (0%)

2. Jenis Kelamin
100% perempuan

3. Suku
100% suku jawa

4. Tingkat Tumbuh
Kembang/Maturasi Kelompok
100% tidak ada masalah

5. Masalah Kesehatan yang Lazim
Immobilita = 2 orang (40%)
Intoleransi = 3 orang (60%)

6. Pelayanan kesehatan yang
Dibutuhkan
100% membutuhkan pelayanan
kesehatan

7. Sikap Terhadap Kesehatan dan
Pelayanan Kesehatan
100% mendukung kesehatan dan
pelayanan kesehatan

8. Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan
100% JPS

DIMENSI PSIKO-SOSIAL
1. Konsep Diri Kelompok
100% penghuni asrama
adalah janda, mempunyai
harapan dan tidak
mempunyai masalah.

2. Keterampilan Koping Individu
Adaptif = 4 orang (80%)
Mal adaptif (menyendiri) =
1 orang (20%)

3. Insiden dan Prevalensi
Masalah Psikologis
Ada pengalaman buruk
(bertengkar dengan
penghuni lain) = 2 orang
(40%)
Tidak mempunyai
pengalaman buruk = 3
orang (60%)

4. Stressor Psikologis di Panti
Ada stressor = 3 orang
(60%)
Tidak ada stressor = 2
orang (40%)

DIMENSI PSIKO-SOSIAL
5. Sikap Komunitas terhadap
Target Group
Baik = 5 orang (100%)

6. Status Sosial Ekonomi
Bekerja = 4 orang (80%)
Tdak bekerja = 1orang
(20%)

7. Pendidikan
Tidak sekolah = 2 orang
(40%)
Sekolah SD = 3 orang
(60%)

8. Kegiatan Lansia
Pengajian = 3 orang
(60%)
Merajut = 1 orang (20%)
Menjahit = 1 orang (20%)
Mengaji dikamar = 1
orang (20%)
DIMENSI PERILAKU
1. Pola Nutrisi
a. Makan
Kualitas
100% nafsu makan
Kuantitas
100% 3x sehari
porsi = 1 orang (20%)
porsi = 3 orang (60%)
porsi = 1 orang (20%)

b. Minum
Kualitas
Air putih = 5 orang (100%)
Teh = 2 orang (40%)
Susu = 3 orang (60%)
Kuantitas
5 gelas = 3 orang (60%)
6 gelas = 2 orang (40%)

2. Merokok
100% tidak merokok

3. Gerak Badan
Gerak aktif = 3 orang
(60%)
Gerak pasif = 2 orang
(40%)
DIMENSI PERILAKU
4. Aktivitas Rekreasi
a. Menonton TV = 5 orang
(100%)
b. Melakukan kegiatan
keagamaan = 2 orang
(40%)
c. Mendengarkan musik = 2
orang (40%)
d. Berkumpul dengan
penghuni lain = 3 orang
(60%)
e. Mengaji dikamar = 1 orang
(20%)
f. Merajut = 1 orang (20%)
g. Menjahit = 1 orang (20%)

5. Tidur
Kualitas
Nyenyak = 2 orang (40%)
Sering terbangun = 1 orang
(20%)
Susah tidur = 3 orang (60%)
Kuantitas
6 jam = 3 orang (60%)
7 jam = 1 orang (20%)
8 jam = 1 orang (20%)

6. Perlindungan Khusus yang
Digunakan
Tidak = 3 orang (60%)
Ya = 2 orang (40%)
ANALISA DATA

No DATA MASALAH PENYEBAB
1 DS:
Sebagian lansia mengatakan bahwa
mereka jarang melakukan aktivitas
karena sendi lututnya sakit jika
digunakan untuk berjalan , malas
beraktivitas karena tubuhnya lemah,
tidak dapat memenuhi semua
kebutuhan sehari-harinya (ADL).
DO:
Lansia dengan keluhan tersebut
60%
Lansia menggunakan bantuan
tongkat 20%
Inoleran Aktivitas Penurunan kekuatan dan
kelenturan otot
No DATA MASALAH PENYEBAB
2
DS:
Sebagian lansia mengatakan bahwa
mereka menggunakan alat bantu (kursi
roda) untuk berpindah, ada juga yang
bedrest dan memerlukan bantuan
petugas untuk berpindah.

DO:
Lansia menggunakan kursi roda (20%)
Lansia bedrest memerlukan bantuan
petugas saat berpindah (20%)
Imobilitas Ketidakcukupan kekuatan
dan ketahan untuk ambulasi
A : Resiko terjadi
B : Resiko parah
C : Potensi untuk pendidikan
kesehatan
D : Minat
E : Kemungkinan diatasi
F : Sesuai progam

G : Tempat
H : Waktu
I : Dana
J : Fasilitas kesehatan
K : Sumber daya
L : Sesuai dengan peran

PRIORITAS MASALAH

N
O
MASALAH
KESEHATAN
A B C D E F G H I J K L SKOR TOTAL
URUTAN
PRIORITAS
Intoleran Aktivitas 5 4 5 3 2 5 5 4 4 3 3 3 46 1
Imobilitas 4 5 5 2 1 4 4 3 4 2 3 5 42 2

RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa
Kep
Tujuan
Strategi Rencana Kegiatan Sumber Waktu Tempat Kriteria Standar PJ
Umum Khusus
Intoleran
Aktivitas
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawata
n selama 2
minggu
diharapkan
ada
peningkatan
aktivitas
(ADL).
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan, lansia
dapat:
1.Mengerti
pengertian,
tujuan, manfaat,
langkah latihan
rentang gerak
(ROM)
2.Mendemonstrasik
an latihan rentang
gerak (ROM)
3.Mengikuti latihan
rentang gerak
(ROM) di panti
1.Penyuluhan
latihan
rentang
gerak (ROM)
lansia
2.Demonstrasi
gerakan
ROM
3.Latihan
rentang
gerak (ROM)
1.Berikan penyuluhan
tentang pengertian,
tujuan, manfaat,
langkah latihan
rentang gerak
(ROM)
2.Lakukan
demonstrasi latihan
rentang gerak
(ROM)
3.Latih lansia untuk
melakukan latihan
rentang gerak
(ROM)
4.Observasi keadaan
mobilitas lansia
setelah melakukan
latihan rentang
gerak (ROM)
Literatur
SAP &
Leaflet
02 Des
2011
Asrama
Tulip
Kognitif






Afektif





Psikomotor

Kelompok
lansia mengerti
tujuan dan
manfaat
dilakukan
latihan rentang
gerak (ROM)

Kelompok
lansia mau
mengikuti
latihan rentang
gerak (ROM)
sampai selesai

Kelompok
lansia mampu
melakukan
gerakan latihan
rentang gerak
(ROM)
Kelompo
k 2
PLANNING OF ACTION (POA)

Masalah Kesehatan Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Dana
Penanggung
Jawab
Intoleransi aktivitas Tujuan Umum:
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 2 minggu
diharapkan ada
peningkatan aktivitas
(ADL).
Tujuan Khusus:
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan,
lansia dapat:
1.Mengerti pengertian,
tujuan, manfaat,
langkah latihan
rentang gerak (ROM)
2.Mendemonstrasikan
latihan rentang gerak
(ROM)
3.Mengikuti latihan
rentang gerak (ROM)
di panti
Penyuluhan latihan
rentang gerak (ROM
Lansia asrama tulip
yang mempunyai
masalah toleransi
aktivitas
02
Desember
2011
Asrama Tulip Rp 20.000,- Ika Ainur R
&
Ulfatul
Demonstrasi latihan
rentang gerak (ROM)
Lansia asrama tulip
yang mempunyai
masalah toleransi
aktivitas
02
Desember
2011
Asrama Tulip
Afit N
Latihan rentang gerak
(ROM)
Lansia asrama tulip
yang mempunyai
masalah toleransi
aktivitas
02
Desember
2011
Asrama Tulip Eko R
TERAPI MODALITAS KELOMPOK
LATIHAN RENTANG GERAK (ROM)

A. TUJUAN
1. Latihan ini dapat mempertahankan atau meningkatkan kekuatan
dan kelenturan otot
2. Memperbaiki tonus otot
3. Meningkatkan mobilitas sendi
4. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan
5. Meningkatkan massa otot
6. Mengurangi kehilangan tulang
7. Mencegah kontraktur dan kekakuan pada persendian
1. Mempertahankan fungsi kardiorespirasi

B. WAKTU
1. Tanggal : 03 Desember 2011
2. Hari : Kamis
3. Jam : 07.00-Selesai
4. Alokasi Waktu : 15-30 menit



C. SETTING
Tempat di asrama Tulip Panti Werdha Bersemi Kembali

D. MEDIA
Kursi sejumlah lansia yang mengikuti TMK latihan rentang gerak (ROM)

E. METODE
Demonstrasi

F. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
1. Pra Interaksi (Persiapan)
Terapis membuat kontrak dengan klien
Terapis menyiapkan alat dan tempat

2. Orientasi
a. Salam Terapeutik
Terapis memberikan salam

b. Evaluasi Validasi
Terapis menanyakan perasaan lansia hari ini

c. Kontrak
Terapis menjelaskan tujuan latihan rentang gerak
(ROM)
Terapis menjelaskan waktu yang dibutuhkan (15-30
menit)


3. Kerja
a. Gerakan Bahu








Flexi dan ekstensikan bahu
Abduksikan bahu
Adduksikan bahu
Rotasikan bahu internal dan eksternal

b. Gerakan Siku
Flexi dan ekstensi siku
Pronasi dan supinasikan siku
c. Gerakan Pergelangan Tangan
Flexi pergelangan tangan
Ektensi pergelangan tangan
Flexi radial/radial deviation (abduksi)
Flexi ulnar/ulnar deviation (adduksi)

d. Gerakan Jari-Jari Tangan
Flexi
Ektensi
Hiperextensi
Abduksi
Adduksi
Oposisi

e. Gerakan Pinggul dan Lutut
Flexi dan ektensi lutut dan pinggul
Abduksi dan adduksi kaki
Rotasikan pinggul internal dan eksternal

f. Gerakan Telapak Kaki dan Pergelangan Kaki
Dorsoflexi telapak kaki
Plantar flexi telapak kaki
Flexi dan ektensi jari-jari kaki

g. Gerakan Leher
Flexi dan ektensi leher
Flexi lateral leher

4. Terminasi
a. Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan kelompok lansia yang
mengikuti latihan rentang gerak (ROM)

b. Tindak Lanjut
Terapis menganjurkan lansia untuk sering berlatih
gerakan-gerakan yang diajarkan dalam latihan tentang
gerak (ROM)

c. Kontrak yang Akan Datang
Terapis menyepakati kegiatan latihan rentang gerak
(ROM) berikutnya.
Terapis menyepakati waktu dan tempat latihan rentang
gerak (ROM)

TERIMA KASIH.

Ikutan Latihan
Rentang Gerak yuk
nekk.!!!
Enak jugaa
Maen PS.
Lansia G Sehat
Lansia Sehat Sekalii

You might also like