You are on page 1of 4

BAB I

PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Bronkhitis adalah suatu peradangan bronkhioli, brokhus dan trakhea oleh
berbagai sebab. Bronkhitis biasanya lebih sering disebabkan oleh virus seperti
Rhynovirus, Respiratory syncitial virus (RSV), virus influenza, virus para
influenza, dan coxsackie virus. Bronkhitis akut juga dapat dijumpai pada anak
yang sedang menderita morbilli, pertusis, dan infeksi mycoplasma pneumoniae.
Penyebab bronkhitis lainnya bisa juga oleh bakteri seperti stapilococcus ,
streptococcus, pneumococcus, haemophylus influenzae. Selain itu, bronkhitis
dapat juga disebabkan oleh parasit seperti askariasis dan jamur.

B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN


A. Definisi
Bronkhitis adalah hipersekresi mukus dan batuk produkitif kronis
berulang-ulang minimal selama 3 bulan pertahun atau paling sedikit dalam 2
tahun berturut-turut pada pasien yang diketahui tidak ada penyebab lainnya.
Bronkhitis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya inflamasi
pada pembuluh bronkhus, trakhea dan bronkheoli. Inflamasi menyebabkan
bengkak pada permukaanya mempersempit ruang pembuluh dan menimbulkan
sekresi dari cairan inflamasi.
Bronkhitis adalah suatu peradangan pada batang tenggorok (bronkhus).

B. Etiologi
Faktor utama yang mempengaruhi timbulnya bronchitis yaitu rokok,
infeksi dari polusi. Selain itu terdapat pula hubungan dengan faktor keturunan
dan status sosial.
1. Rokok
Menurut buku Report of the WHO Expert Comite on Smoking Control, rokok
adalah penyebab utama timbulnya bronchitis. Terdapat hubungan yang erat
antara merokok dan penurunan VEP (volume ekspirasi paksa) 1 detik. Secara
patologis rokok berhubungan dengan hiperplasia kelenjar mukus bronkus dan
metaplasia skuamus epitel saluran pernafasan juga dapat menyebabkan
bronkostriksi akut.
2. Infeksi
Eksaserbasi bronchitis disangka paling sering diawali dengan infeksi virus
yang kemudian menyebabkan infeksi sekunder bakteri. Bakteri yang diisolasi
paling banyak adalah Hemophilus influenza dan streptococcus pneumonie.
3. Polusi
Pulusi tidak begitu besar pengaruhnya sebagai faktor penyebab, tetapi bila
ditambah merokok resiko akan lebih tinggi. Zat zat kimia dapat juga
menyebabkan bronchitis adalah zat zat pereduksi seperti O2, zat zat
pengoksida seperti N2O, hidrokarbon, aldehid, ozon.
4. Keturunan
Belum diketahui secara jelas apakah faktor keturunan berperan atau tidak,
kecuali pada penderita defisiensi alfa 1 antitripsin yang merupakan suatu
problem, dimana kelainan ini diturunkan secara autosom resesif. Kerja enzim
ini menetralisir enzim proteolitik yang sering dikeluarkan pada peradangan
dan merusak jaringan, termasuk jaringan paru.
5. Faktor sosial ekonomi
Kematian pada bronchitis ternyata lebih banyak pada golongan sosial
ekonomi rendah, mungkin disebabkan faktor lingkungan dan ekonomi yang
lebih jelek.

C. Klasifikasi
Bronkhitis terbagi menjadi 2 macam :
1. Bronkhitis akut
Bronkhitis yang biasanya datang dan sembuh hanya dalam waktu 2
hingga 3 minggu saja. Kebanyakan penderita bronkhitis akut akan sembuh
total tanpa keluhan yang lain.
2. Bronkhitis Kronik
Adanya batuk produktif yang berlangsung 3 bulan dalam satu tahun
selama 2 tahun berturut-turut

D. Patofisiologi
Asap mengiritasi jalan napas, mengakibatkan hipersekresi lendir dan
inflamasi. Karena iritasi yang konstan ini, kelenjar;kelenjar yang mengsekresi
lendir dan sel-sel goblet meningkat jumlahnya, fungsi silia menurun dan lebih
banyak lendir yang dihasilkan sebagi akibat, bronkheolus menjadi menyempit
dan tersumbat. Bronkheoli yang berdekatan dengan bronkheolus dapat menjadi
rusak dan membentu fibrosis, mengakibatkan perubahan fungsi makrofag
alveolar yang berperan penting dalam menghancurkan partikel asing termasuk
bakteri. Pasien kemudian menjadi lebih rntan terhadap infeksi pernapasan.
Penyempitan bronkhial lebih lanjut terjadi sebagai akibat perubahan fibrotik yang
terjadi dalam jalan napas. Pada waktunya, mungkin terjadi perubahan paru hyang
irversible, kemungkinan mengakibatkan emfisema dan bronkhiektasis.

E. Manifestasi Klinis
Gejala utama bronkhitis adalah timbulnya batuk produktif (berdahak)
yang mengeluarkan dahak berwarna putih kekuningan atau hijau. Dalam keadaan
normal saluran pernapasan kita memproduksi mukus kira-kira beberapa sendok
teh setiap harinya. Apabila saluran utama paru (bronkhus) meradang bronkhus
akan menghasilkan mukus dalam jumlah yang banyak yang akan memicu
timbulnya batuk. Selain itu karena terjadi penyempitan jalan napas.

F. Pemeriksaan fisik
Pada stadium ini tidak ditemukan kelainan fisis. Hanya kadang-kadang terdengar
ronchi pada waktu ekspirasi dalam. Bila sudah ada keluhan sesak, akan terdengar ronchi
padawaktu ekspirasi maupun inspirasi disertai bising mengi. Juga didapatkan tanda-tanda
overinflasi paru seperti barrel chest, pada perkusi terdengar hipersonor, batas paru hati lebih ke
bawah, pekak jantung berkurang, suara nafas dan suara jantung lemah, kadang-kadang disertai
kontraksi otot-otot pernafasan tambahan.

G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Foto thorax : Tidak tampak adanya kelainan atau hanya hyperemia tubular
shadow atau traun lines terlihat bayangan garis yang pararel, keluar dari hilus
menuju apeks paru. Bayangan tersebut adalah bayangan bronkhus yang
menebal.
2. Laboratorium
a. Leukosit > 17500
b. Analisa gas darah:
O2 : rendah (normal 25- 100 mmHg)Pa
CO2 : tinggi (normal 36- 44 mmHg). Saturasi hemoglobin menurun.Eritropoesis
bertambah.

You might also like