You are on page 1of 7

Tugas Anatomi Fisiologi Manusia II

Keseimbangan dan Cairan Elektrolit











Kelompok 6
Nama anggota:
1. Joshua
2. Dini Dwi Destriani
3. Rosnaini Humairoh
4. Rizal Abdullah
5. Maria Bianda
6. Reza Septian
7. Guan Farhat
Kelas : 2FA2

SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG
2014
1. Jelaskan masing-masing peranan organ dalam regulasi keseimbangan cairan
dan elektrolit tubuh!
a. Ginjal
Ginjal merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam mengatur
kebutuhan cairan dan elektrolit. Hal ini terlibat pada fungsi ginjal, yaitu
sebagai pengatur air, pengatur konsentrasi garam dalam dara, pengatur
keseimbangan asam basa darah, dan ekskresi bahan buangan atau
kelebihan garam.
Proses pengaturan kebutuhan kaseimbangan air ini diawali oleh
kemampuan bagian ginjal, seperti glomerulus, dalam menyaring cairan.
Rata-rata setiap satu liter darah mengandung 500 cc plasma yang mengalir
melalui glomerulus, 10 persennya disaring keluar. Cairan yang tersaring
(filtrat glomerulus), kemudian mengalir melaui tubuli renalis yang sel-
selnya menyerap semua bahan yang dibutuhkan. Jumlah urine yang
diproduksi ginjal dapat dipegruhi okleh ADH dan aldosteron rata-rata 1
ml/kg/bb/jam.
b. Paru-paru
Organ paru berperan mengeluarkan cairan dengan menghasilkan
insensible water loss kurang lebih 400 ml/hari. Proses pengeluaran cairan
terkait dengan respons akibat perubahan upaya kemampuan bernapas.
Pada kondisi yang abnormal seperti hiperpnea atau batuk yang terus-menerusakan
memperbanyak kehilangan air; ventilasi mekanik dengan air yang
berlebihanmenurunkan kehilangan air ini.
c. Jantung
Kerja pompa jantung mensirkulasi darah melalui ginjal di bawah tekanan
yang sesuaiuntuk menghasilkan urine. Kegagalan pompa jantung ini
mengganggu perfusi ginjal dankarena itu mengganggu pengaturan air dan
elektrolit.
d. Kulit
Kulit merupakan bagian penting dalam pengaturan cairan yang terkait
dengan proses pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur
panas yang disarafi olehvasomotorik dengan kemanpuan mengendalikan
arteriol kutan dengan cara vasodilatasidan vasouonstriksi. Proses
pelepasan panas dapat dilakukan dengan cara penguapan.Jumlah keringat
yang dikeluarkan tergantung pada banyaknya darah yang mengalir melalui
pembuluh darah dalam kulit. Proses pelepasan panas lainya dilakukan
melaluicara pemancaran yaitu dengan melepaskan panas ke udara
sekitarnya. Cara tersebut berupa cara konduksi, yaitu pengalihan panas ke benda
yang disentuh dan cara konveksi,yaitu dengan mengalirkan udara yang telah
panas ke permukaan yang lebih dingin.Keringat merupakan sekresi aktif
dari kelenjar keringat di bawah pengendalian saraf simpatis. Melalui
kelenjar keringat ini, suhu dapat diturunkan dengan cara pelepasa.n
air yang jumlahnya kurang lebih setengah liter sehari. Perangsangan
kelenjar keringat yangdihasilkan dapat diperoleh dari aktivitas otot, suhu
lingkungan, melalui kondisi tubuhyang panas.
e. Kelenjar adrenal
Hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal dalam regulasi
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh adalah hormon aldosteron
disekresikan oleh zona glomerulosa (lapisan terluar) dari korteks adrenal.
Fungsi utama hormon ini adalah untuk mengatur jumlah kalium dan
natrium yang dilewatkan ke dalam urin. Produksi aldosteron dikontrol oleh
renin angiotensin system (RAS) atau renin angiotensin aldosterone system
(RAAS). Ini adalah sistem hormon yang mengatur tekanan darah dan
keseimbangan cairan dalam tubuh. Umumnya renin diproduksi oleh ginjal
saat tubuh kehilangan banyak garam dan air dari tubuh. Renin pada
gilirannya memicu produksi angiotensin yang pada akhirnya merangsang
kelenjar adrenal untuk melepaskan hormon aldosteron. Penurunan
tekanan darah juga merangsang sekresi aldosteron. Jadi, bersama dengan
sistem renin angiotensin, aldosteron membantu ginjal untuk
mempertahankan mineral penting seperti sodium dan kalium. Aldosteron
juga dapat menyempitkan pembuluh darah oleh peningkatan natrium dan
retensi air, yang dengan demikian meningkatkan tekanan darah.
f. Kelenjar Paratiroid
Parathormon mengatur metabolisme kalsium dan fosfat tubuh. Organ
targetnya adalah tulang, ginjal dan usus kecil (duodenum). Terhadap
tulang, PTH mempertahankan resorpsi tulang sehingga kalsium serum
meningkat. Di tubulus ginjal, PTH mengaktifkan vitamin D. Dengan vitamin
D yang aktif akan terjadi peningkatan absorpsi kalsium dan posfat dari
intestin. Selain itu hormon inipun akan meningkatkan reabsorpsi Ca dan
Mg di tubulus ginjal, meningkatkan pengeluaran Posfat, HCO3 dan Na.
karena sebagian besar kalsium disimpan di tulang maka efek PTH lebih
besar terhadap tulang. Faktor yang mengontrol sekresi PTH adalah kadar
kalsium serum di samping tentunya PTSH.


2. Sebutkan jenis gangguan keseimbangan asam-basa beserta gejala yang
muncul dan cara mengatasinya!
A. Asidosis Respiratorik
Gejala
Gejala pertama berupa sakit kepala dan rasa mengantuk. Jika keadaannya
memburuk, rasa mengantuk akan berlanjut menjadi stupor (penurunan
kesadaran) dan koma. Stupor dan koma dapat terjadi dalam beberapa saat
jika pernafasan terhenti atau jika pernafasan sangat terganggu; atau setelah
berjam-jam jika pernafasan tidak terlalu terganggu. Ginjal berusaha untuk
mengkompensasi asidosis dengan menahan bikarbonat, namun proses ini
memerlukan waktu beberapa jam bahkan beberapa hari.
Pengobatan
Pengobatan asidosis respiratorik bertujuan untuk meningkatkan fungsi dari
paru-paru. Obat-obatan untuk memperbaiki pernafasan bisa diberikan kepada
penderita penyakit paru-paru seperti asma dan emfisema. Pada penderita
yang mengalami gangguan pernafasan yang berat, mungkin perlu diberikan
pernafasan buatan dengan bantuan ventilator mekanik.
B. Asidosis Metabolik
Gejala
Asidosis metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun biasanya
penderita merasakan mual, muntah dan kelelahan. Pernafasan menjadi lebih
dalam atau sedikit lebih cepat, namun kebanyakan penderita tidak
memperhatikan hal ini. Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita
mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual
dan mengalami kebingungan. Bila asidosis semakin memburuk, tekanan darah
dapat turun, menyebabkan syok, koma dan kematian.
Pengobatan
Pengobatan asidosis metabolik tergantung kepada penyebabnya. Sebagai
contoh, diabetes dikendalikan dengan insulin atau keracunan diatasi dengan
membuang bahan racun tersebut dari dalam darah. Kadang-kadang perlu
dilakukan dialisa untuk mengobati overdosis atau keracunan yang berat.
Asidosis metabolik juga bisa diobati secara langsung.Bila terjadi asidosis
ringan, yang diperlukan hanya cairan intravena dan pengobatan terhadap
penyebabnya. Bila terjadi asidosis berat, diberikan bikarbonat mungkin secara
intravena; tetapi bikarbonat hanya memberikan kesembuhan sementara dan
dapat membahayakan.
C. Alkalosis Respiratorik
Gejala
Alkalosis respiratorik dapat membuat penderita merasa cemas dan dapat
menyebabkan rasa gatal disekitar bibir dan wajah. Jika keadaannya makin
memburuk, bisa terjadi kejang otot dan penurunan kesadaran.

Pengobatan
Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat
pernafasan. Jika penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernafasan
bisa meredakan penyakit ini. Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan
obat pereda nyeri.
Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa
membantu meningkatkan kadar karbondioksida setelah penderita menghirup
kembali karbondioksida yang dihembuskannya.
Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan nafasnya
selama mungkin, kemudian menarik nafas dangkal dan menahan kembali
nafasnya selama mungkin. Hal ini dilakukan berulang dalam satu rangkaian
sebanyak 6-10 kali. Jika kadar karbondioksida meningkat, gejala hiperventilasi
akan membaik, sehingga mengurangi kecemasan penderita dan
menghentikan serangan alkalosis respiratorik.
D. Alkalosis Metabolic
Gejala
Alkalosis metabolik dapat menyebabkan iritabilitas (mudah tersinggung), otot
berkedut dan kejang otot; atau tanpa gejala sama sekali. Bila terjadi alkalosis
yang berat, dapat terjadi kontraksi (pengerutan) dan spasme (kejang) otot
yang berkepanjangan (tetani).
Pengobatan
Biasanya alkalosis metabolik diatasi dengan pemberian cairan dan elektrolit
(natrium dan kalium) . Pada kasus yang berat, diberikan amonium klorida
secara intravena.

You might also like