You are on page 1of 5

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA ANAK DENGAN NEFROTIK SYNDROME



A. PENGKAJIAN
1. Identitas : Umumnya 90 % dijumpai pada kasus anak. Enam (6) kasus pertahun
setiap 100.000 anak terjadi pada usia kurang dari 14 tahun. Rasio laki-laki dan
perempuan yaitu 2 : 1. Pada daerah endemik malaria banyak mengalami komplikasi
sindrom nefrotik.
2. Riwayat Kesehatan :
a. Keluhan utama : Badan bengkak, muka sembab dan napsu makan menurun.
b. Riwayat penyakit dahulu : Edema masa neonatus, malaria, riwayat GNA dan
GNK, terpapar bahan kimia.
c. Riwayat penyakit sekarang : Badan bengkak, muka sembab, muntah, napsu
makan menurun, konstipasi, diare, urine menurun.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga : Karena kelainan gen autosom resesif. Kelainan ini
tidak dapat ditangani dengan terapi biasa dan bayi biasanya mati pada tahun pertama
atau dua tahun setelah kelahiran.
4. Riwayat Kehamilan dan Persalinan : Tidak ada hubungan.
5. Riwayat kesehatan lingkungan : Endemik malaria sering terjadi kasus NS.
6. Imunisasi : Tidak ada hubungan.
7. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan :
a. Berat badan = umur (tahun) X 2 + 8
b. Tinggi badan = 2 kali tinggi badan lahir.
c. Perkembangan psikoseksual : anak berada pada fase oedipal/falik dengan ciri
meraba-raba dan merasakan kenikmatan dari beberapa daerah erogennya,
senang bermain dengan anak berjenis kelamin beda, oedipus kompleks untuk
anak laki-laki lebih dekat dengan ibu, elektra kompleks untuk anak perempuan
lebih dekat dengan ayah.
d. Perkembangan psikososial : anak berada pada fase pre school (inisiative vs rasa
bersalah) yaitu memiliki inisiatif untuk belajar mencari pengalaman baru. Jika
usahanya diomeli atau dicela anak akan merasa bersalah dan menjadi anak
peragu.
e. Perkembangan kognitif : masuk tahap pre operasional yaitu mulai
mempresentasekan dunia dengan bahasa, bermain dan meniru, menggunakan
alat-alat sederhana.
f. Perkembangan fisik dan mental : melompat, menari, menggambar orang dengan
kepala, lengan dan badan, segiempat, segitiga, menghitung jari-jarinya,
menyebut hari dalam seminggu, protes bila dilarang, mengenal empat warna,
membedakan besar dan kecil, meniru aktivitas orang dewasa.
g. Respon hospitalisasi : sedih, perasaan berduka, gangguan tidur, kecemasan,
keterbatasan dalam bermain, rewel, gelisah, regresi, perasaan berpisah dari
orang tua, teman.
8. Riwayat Nutrisi : Usia pre school nutrisi seperti makanan yang dihidangkan dalam
keluarga. Status gizinya adalah dihitung dengan rumus (BB terukur dibagi BB
standar) X 100 %, dengan interpretasi : < 60 % (gizi buruk), < 30 % (gizi sedang)
dan > 80 % (gizi baik).
9. Pengkajian Persistem :
a. Pengkajian umum : TTV, BB, TB, lingkar kepala, lingkar dada (terkait dgn
edema ).
b. Sistem pernapasan : Kaji pola bernafas, adakah wheezing atau ronki, retraksi
dada, cuping hidung.
c. Sistem kardiovaskuler : irama dan kualitas nadi, bunyi jantung, ada tidaknya
cyanosis, diaphoresis.
d. Sistem persarafan : Tingkat kesadaran, tingkah laku ( mood, kemampuan
intelektual,proses pikir ), sesuaikah dgn tumbang? Kaji pula fungsi sensori,
fungsi pergerakan dan fungsi pupil.
e. Sistem perkemihan : Urine/24 jam 600-700 ml, hematuri, proteinuria, oliguri.
f. Sistem pencernaan : auskultasi bising usus, palpasi adanya hepatomegali /
splenomegali, adakah mual, muntah. Kaji kebiasaan buang air besar. Biasanya
terjadi diare, napsu makan menurun, anoreksia, hepatomegali, nyeri daerah
perut, malnutrisi berat, hernia umbilikalis, prolaps anii.
g. Sistem perkemihan : kaji frekuensi buang air kecil, warna dan jumlahnya.
h. Sistem muskuloskeletal : Dalam batas normal.
i. Sistem integumen : Edema periorbital, ascites.
j. Sistem endokrin : Dalam batas normal.
k. Sistem reproduksi : Dalam batas normal.
l. Persepsi orang tua : Kecemasan orang tua terhadap kondisi anaknya.
10. Pengkajian keluarga, meliputi :
a. Anggota keluarga
b. Pola komunikasi
c. Pola interaksi
d. Pendidikan dan pekerjaan
e. Kebudayaan dan keyakinan
f. Fungsi keluarga dan hubungan

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan integritas kulit b/d edema dan menurunnya sirkulasi.
2. Resiko infeksi b/d terapi immunosuppresive dan hilangnya gama globulin.
3. Resiko kekurangan volume cairan (intravaskuler) b/d proteinuria, edema dan efek
diuretik.
4. Resiko kelebihan volume cairan b/d retensi sodium dan air.
5. Kecemasan pada anak dan keluarga b/d hospitalisasi pada anak.

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Gangguan integritas kulit b/d edema dan menurunnya sirkulasi.
a. Tujuan : integritas kulit terjaga.
b. KH : Tidak ada tanda kemerahan, lecet dan tidak terjadi tenderness bila
disentuh.
c. Intervensi :
1) Mengatur atau merubah posisi setiap 2 jam atau sesuai kondisi.
2) Pertahankan kebersihan tubuh anak setiap hari dan pengalas tempat tidur.
3) Gunakan lotion bila kulit kering.
4) Kaji area kulit : kemerahan, tenderness dan lecet.
5) Support daerah yang edema dengan bantal.
6) Lakukan aktifitas fisik sesuai dengan kondisi anak.
2. Resiko infeksi b/d terapi imunosuppresive dan hilangnya gama globulin.
a. Tujuan : tidak terjadi infeksi
b. Kriteria hasil :
1) Hasil laborat ( leukosit ) dbn
2) Tanda- tanda vital stabil
3) Tidak ada tanda tanda infeksi
c. Intervensi :
1) Mencuci tangan setiap akan kontak dengan anak
2) Kaji tanda tanda infeksi
3) Monitor tanda tanda vital
4) Monitor pemeriksaan laboratorium
5) Kolaborasi medis untuk pemberian antibiotik
3. Resiko kekurangan volume cairan (intravaskuler) b/d proteinuria, edema dan efek
diuretik.
a. Tujuan : cairan tubuh seimbang
b. Kriteria hasil :
1) Mukosa mulut lembab
2) Tanda vital stabil
c. Intervensi :
1) Monitor intake dan output ( pada anak < 1ml/kg/jam)
2) Monitor tanda-tanda vital
3) Monitor pemeriksaan laboratorium (elektrolit)
4) Kaji membran mukosa mulut dan elastisitas turgor kulit
5) Kaji pengisian kembali kapiler (capilarry Refill)
4. Resiko kelebihan cairan b/d retensio sodium dan air
a. Tujuan : Volume cairan tubuh seimbang
b. Kriteria hasil :
1) BB stabil
2) Tanda vital dbn
3) Tidak ada edema
c. Intervensi :
1) Monitor intake dan output, dan timbang BB setiap hari
2) Monitor tekanan darah
3) Mengkaji status pernafasan termasuk bunyi nafas
4) Pemberian deuretik sesuai program
5) Ukur dan catat ukuran lilitan abdomen
5. Kecemasan pada anak atau keluarga b/d hospitalisasi pada anak
a. Tujuan : kecemasan hilang

b. Kriteria hasil :
1) Orang tua tampak lebih santai
2) Orang tua berpartisipasi dalam perawatan dan memahami kondisi anak
c. Intervensi :
1) Anjurkan orang tua dan anak untuk mengekspresikan rasa takut dan cemas
2) Berikan penjelasan tentang penyakit Sindrom Nefrotik, perawatan dan
pengobatannya
3) Ajarkan pada orang tua untuk membantu perawatan pada anaknya
4) Berikan aktivitas bermain yang sesuai dgn tumbang anak dan kondisinya.

You might also like