You are on page 1of 8

Sesungguhnya aset paling berharga milik bangsa Indonesia adalah sumber daya manusia

yang besar. Dengan populasi sebesar 237 juta jiwa, bangsa Indonesia seharusnya menatap
masa depan dengan sangat optimis, khususnya, bila seluruh warga negara telah menjadi
Manusia Indonesia Prima, antara lain ditandai oleh sehat, cerdas dan produktif.
Warga yang sehat ditunjukkan antara lain oleh daya tahan tubuh yang kuat, tidak sering
sakit, dan mampu bergaul di masyarakat sesuai normal sosial yang dianut. Cerdas
ditunjukkan oleh kemampuan menyerap ilmu pengetahuan secara baik dan menerapkannya
untuk keperluan diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Produktif adalah kemampuan bekerja
secara baik untuk menghasilkan barang atau jasa yang bernilai ekonomis guna mencukupi
kebutuhan hidup baik untuk diri sendiri maupun keluarga. Untuk mewujudkan warga yang
sehat, cerdas, dan produktif diperlukan status gizi yang optimal, dengan cara melakukan
perbaikan gizi secara terus menerus melalui berbagai pendekatan yang semakin inovatif.
Dalam hal perbaikan gizi, sejauh ini bangsa Indonesiatelah meraih sejumlah
kemajuan. Pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang pola konsumsi makanan dan aktivitas
fisik harus menjadi norma sosial sehingga keberadaannya bisa lebih kokoh dan aktif
berkembang di masyarakat secara berlanjut. Untuk itu, dilaksanakan Gerakan Nasional Sadar
Gizi Menuju Manusia Indonesia Prima. Sejalan dengan gerakan ini, pada tatanan global telah
diinisiasi PBB dalam bentuk Scalling Up Nutrition (SUN) Movement, dengan fokus
intervensi gizi1000 hari pertama kehidupan, kegiatan yang terbukti cost-effective untuk
mencegah dan mengatasi gizi kurang serta stunting, dan melalui kerjasama para pemangku
kepentingan (pemerintah, swasta, dan masyarakat). Upaya lainnya untuk memperbaiki status
gizi adalah terjaminnya ketersediaan pangan, pendidikan perempuan, kesetaraan gender, dan
suplai air bersih.
Tujuan umum Gerakan Nasional Sadar Gizi Menuju Manusia Indonesia Prima ini adalah
untuk menciptakan norma sosial masyarakat Indonesia untuk menerapkan pola konsumsi
makanan yang seimbang dan aktvitas fisik yang teratur dan terukur. Secara khusus Gerakan
Nasional Sadar Gizi Menuju Manusia Indonesia Prima memiliki tujuan yakni,
1. Meningkatnya pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat tentang pola konsumsi
makanan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman.
2. Membudayakan masyarakat untuk melakukan aktivitas fisik yang teratur dan terukur.
3. Meningkatnya kerjasama dan dukungan para pemangku kepentingan yang strategis
(pemerintah, swasta, dan masyarakat) dalam pengembangan dan penerapan norma
sosial pola konsumsi makanan dan aktivitas fisik.
Kegiatan pokok, Gernas antara lain sebagai berikut:
1. Kampanye nasional untuk perubahan persepsi dan peningkatan pengetahuan dan
perilaku masyarakat melalui berbagai saluran komunikasi, termasuk media massa,
kegiatan di sekolah, kegiatan di rumah ibadah, pemukiman warga, dan ruang public
lain yang strategis
2. Advokasi dan sosialisasi lintas sektor dan lintas lembaga untuk penggalangan
dukungan pada Gerakan Nasional Sadar Gizi Menuju Manusia Indonesia Prima
3. Dialog untuk menggalang kerjasama dan kontribusi Gerakan Nasional Sadar Gizi
4. Pelatihan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan partisipasi masyarakat
untuk pengembangan dan pengaktifan norma-norma sosial
5. Diskusi dalam rangka pengembangan partisipasi masyarakat dan pengembangan
norma-norma sosial.
Salah satu upaya untuk menyebarluaskan informasi kesehatan gizi adalah dengan
pemasangan media informasi berbentuk Billboard yang berisi pesa-pesan terkait perilaku
hidup bersih dan sehat, cuci tangan dengan sabun, gizi dan lain sebagainya. Kementerian
Kesehatan telah memasang Billboard dengan tema Ayo Dukung Gerakan Nasional Sadar
Gizi ditempat yang dianggap sangat strategis dan efektif di pintu masuk pelabuhan
Gilimanuk, Ketapang, Merak dan Bakauheni. Kami berharap dengan pemasangan ini,
Gerakan Nasional Sadar Gizi Menuju Manusia Indonesia Prima dapat diikuti seluruh rakyat
Indonesia. Selain itu prakarsa-prakarsa diharapkan muncul dari berbagai kalangan, yakni:
Kader-kader masyarakat seperti Posyandu, PKK, Perguruan Tinggi, Organisasi Profesi,
organisasi kemasyarakatan dan keagamaan, Pemerintah, pemerintah provinsi, dan
pemerintah kabupaten dan kota, Media massa, Lembaga Swadaya Masyarakat, dunia usaha,
dan mitra pembangunan internasional. Harapan kami juga bahwa slogan-slogan itu bukan
hanya slogan belaka tetapi dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
http://gizi.depkes.go.id/ayo-dukung-gerakan-nasional-sadar-gizi November 06, 2012 By siswono

Permasalahan gizi menurut Riskesdas Tahun 2010 sudah mengalami penurunan namun
masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu perbedaan penurunan antar wilayah
juga masih cukup tinggi. Sehingga perlu ada gerakan secara nasional baik pemerintah,
swasta dan masyarakat untuk bersama-sama mengubah pengetahuan, sikap dan prilaku
masyarakat Indonesia menjadi sadar gizi agar dengan segera dapat menurunkan prevalensi
balita gizi kurang, kurus, pendek dan obes demi tercapainya manusia Indonesia yang prima.
Bulan Januari tahun 2012 telah dilaksanakan Lokakarya Gernas Sadar Gizi menuju manusia
Indonesia prima di Jakarta yang dibuka oleh Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA, dr. Slamet
Riyadi Yuwono, DTM&H, MARS. Beliau berharap dengan pertemuan ini dapat terjalin
kerjasama guna perbaikan kesehatan dan gizi karena setiap institusi yang hadir sekarang ini
memiliki kapasitas spesifik yang dapat dimanfaatkan untuk perbaikan gizi. Perguruan tinggi
dengan kemampuan akademik yang dimiliki sangat tepat dalam mengembangkan model
perbaikan gizi yang cost efektif. Organisasi profesi akan memainkan peranan perbaikan
gizi yang efektif langsung ke masyarakat. Media juga berperan besar dalam
mencerdaskan masyarakat untuk berperilaku sadar gizi.
Melalui Gernas Sadar Gizi Menuju Manusia Indonesia Prima diharapkan dapat diikuti
seluruh rakyat Indonesia mulai dari kader-kader masyarakat di posyandu, PKK dan tokoh
masyarakat, serta tempat pelayanan publik seperti pelayanan kesehatan, sosial dan agama.
Selain itu perguruan tinggi dan organisasi profesi di harapkan dapat menunjang program
pemerintah baik di provinsi maupun kabupaten serta keikutsertaan media masa sebagai
media komunikasi kepada masyarakat dan LSM serta dunia usaha. Seperti yang diungkapkan
oleh Bapak Dirjen Bina Giz dan KIA dalam pidatonya persoalan gizi tidak bisa diselesaikan
oleh satu kementerian saja tetapi harus bersama-sama dari hulu hingga hilir.
Gerakan Nasional Sadar Gizi merupakan upaya untuk meningkatkan kesadaran gizi
masyarakat dalam penerapan gizi seimbang secara terpadu dan terencana dari pengetahuan,
sikap dan perilaku melalui kerjasama dan kontribusi para pemangku kepentingan baik
pemerintah, swasta maupun masyarakat demi tercapainya manusia Indonesia yang prima.
Dengan demikian Gernas Sadar Gizi diharapkan dapat mempercepat pencapaian
target Mellenium Developmend Goals (MDGs) yaitu menurunkan prevalensi balita gizi
kurang (underweight) dan balita pendek (stunting).
Gernas Sadar Gizi bertujuan untuk mengembangkan dan mengaktifkan norma-norma sosial
yang mendukung perilaku gizi yang baik. Oleh karena itu dalam Seminar Nasional Pangan
dan Gizi, Menteri Kesehatan juga telah menghimbau agar seluruh pemangku kepentingan
mengutamakan perbaikan gizi dalam setiap kebijakan dan implementasinya terutama untuk
peningkatan kualitas manusia melalui pendekatan yang dikenal dengan scaling up
Nurition (SUN) yang kita disepadankan maknanya dengan seribu hari untuk negeri.
SUN Movement merupakan upaya global dari berbagai negara dalam rangka memperkuat
komitmen dan rencana aksi percepatan perbaikan gizi sejak 1000 pertama dari masa
kehamilan hingga anak berusia 2 tahun. SUN sebagai respon negara berkembang termasuk
di Indonesia terhadap kondisi status gizi dalam mencapai tujuan MDGs. Salah satu kegiatan
dalam rangkaian Hari Gizi Nasional (HGN) tahun 2012, Direktorat Bina Gizi, Kementerian
Kesehatan mengadakan lokakarya Gernas Sadar Gizi sebagai media sosilisasi kepada seluruh
pemangku kepentingan dibidang perbaikan gizi baik pusat maupun provinsi.
Orang yang sehat antara lain ditunjukkan dengan daya tahan tubuh yang baik dan tidak
sering sakit. Cerdas ditunjukkan oleh kemampuan menyerap ilmu pengetahuan secara baik.
Dukungan faktor gizi memungkin penyelenggaraan negara berlangsungsecara efisien.
Asupan gizi yang tepat membentuk daya tahan fisik sehinga warga bisa membentengi diri
dari berbagai penyakit. Lebih baik mencegah penyakit dan meningkatkan daya tahan tubuh
dengan kualitas asupan gizi yang baik dari pada harus mengobati jika sakit dan biaya
pengobatan yang mahal, disinilah nilai efesiensi tersebut, sehingga manusia Indonesia tetap
produktif dan mampu bersaing. Kampaye Nasional merupakan kegiatan pokok Gernas
Sadar Gizi untuk mengubah persepsi dengan meningkatkan pengetahuan dan perilaku
melalui berbagai media masa, sekolah, ruang ibadah, pemukiman warga dan ruang publik
yang strategis. Advokasi dan sosialisasi lintas sektor dan lintas lembaga, dialog untuk
menggalang kerjasama dan kontribusi gerakan sadar gizi. Pelatihan untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi dan partisipasi masyarakat serta diskusi dalam rangka
pengembangan partisipasi masyarakat.
Pesan-pesan yang disampaikan dalam Gernas Sadar Gizi meliputi tiga pesan utama yaitu
Perilaku pola konsumsi makanan, pola asuh dan aktivitas fisik. Dalam pelaksanaannya ketiga
pesan tersebut merupakan pesan-pesan terpadu yang saling bertalian dengan demikian warga
bisa saling mengingatkan, menguatkan, membantu dan bergotong royong. Pesan Gernas
Sadar Gizi secara umum di tujukan untuk anak sekolah, remaja, masyarakat umum dan
lansia.
Anak sekolah mempunyai banyak aktifitas fisik disamping adanya peningkatan dan
perubaan komposisi tubuhnya yang pesat. Untuk mengimbangi kebutuhannya mereka
perlu asupan gizi seimbang kebutuhannya. Gizi yang baik pada anak usia sekolah akan
berdampak pada pertumbuan dan perkembangan fungsi otak untuk konsentrasi dan
kecerdasan serta sebagai landasan kesehatan yang optimal pada usia selanjutnya.
Remaja sebagai masa transisi antara masa anak dan dewasa yang ditandai peningkatan
massa tubuh dan aktifitas yang cenderung meningkat. Pada masa ini asupan gizi seimbang
sangat menentukan kematangannya hingga menjadi dewasa. Secara khusus, perhatian
ekstra perlu diberikan untuk remaja putri yang akan menjadi calon ibu untuk mencapai
status gizi kesehatan yang optimal. Pesan untuk Remaja: Makan makanan beraneka
ragam; Hindari rokok, narkoba, dan minuman beralkohol; Lakukan aktivitas fisik secara
teratur; Khusus remaja putri, minum tablet tambah darah 1 kali sehari menjelang dan
selama menstruasi.
Masyarakat umum sangat terkait dengan pengetahuan, kebiasaan dan perilaku makan serta
gaya hidup. Dengan pola konsumsi makan yang seimbang dan gaya idup sehat akan
meningkatkan status gizi dan kualitas hidup masyarakat dan usila. Pesan untuk
Masyarakat Umum: Makan beraneka ragam; aktivitas fisik secara teratur dan terukur;
memantau berat badan secara teratur; pola hidup bersih dan sehat; dan menghindari rokok,
narkoba, dan minuman beralkohol.
Usia Lanjut ditandai dengan peningkatan kehilangan massa otot, densitas tulang, serta
penurunan kualitas, fungsi organ, serta jaringan tubuh sehingga berbagai masalah gizi dan
kesehatan mulai dialami lansia. Pada masa ini umum terjadi permasalahan psikologis yang
sangat berhubungan dengan pola hidup dan lingkungan sekitarnya. Dengan demikian
sangat penting untuk memperhatikan kecukupan gizi lansia melalui asupan gizi yang
seimbang ditunjang dengan dukungan keluarga untuk pola hidup yang optimal. Pesan
untuk Usia Lanjut: Makan makanan beraneka ragam, kurangi lemak, garam, dan gula serta
perbanyak sayur dan buah; Lakukan aktivitas fisik secara teratur dan terukur sesuai
kondisi pertahankan berat badan ideal; dan bersosialisasi untuk mengurangi stres dan
meningkatkan rasa percaya diri.
Sedangkan pesan khusus adalah pesan yang disampaikan untuk sasaran kelompok
tertentu yaitu ibu hamil, ibu menyusui dan balita. Ibu hamil dan menyusui membutuhkan
asupan gizi lebih karena kebutuhan ganda yaitu bersama si bayi. Kekurangan gizi dapat
menimbulkan kerusakan awal kesehatan janin pada perkembangan otak dan
produktifitasnya tidak dapat diperbaharui. Pada ibu menyusui karena harus memproduksi
ASI untuk mencukupi gizi bayinya maka ibu menyusui membutuhkan gizi melalui pola
makan bergizi seimbang. Karena semakin banyak asupan yang masuk dengan kualitas yng
baik akan memperngaruhi kebutuhan ASI untuk bayi. Begitu juga dengan balita yaitu
masa pertumbuhan yang tidak akan bisa tergantikan lagi. Pesan untuk Ibu Menyusui :
Makan makanan beraneka ragam 1,5 porsi lebih banyak; Minum lebih banyak 3 gelas dari
biasanya; Hanya berikan ASI saja sampai usia bayi 6 bulan (ASI Eksklusif); Susui bayi
sesering mungkin agar produksi ASI semakin banyak; Timbang berat badan bayi secara
teratur; Berikan imunisasi dasar. Pesan untuk Ibu Balita: Lanjutkan pemberian ASI hingga
anak berusia 2 tahun; Berikan MP-ASI secara bertahap; Pantau berat badan secara teratur;
Berikan kapsul Vitamin A mulai usia 6 bulan sampai 59 bulan; Ajak anak bermain dan
mengembangkan kreatifitasnya. (DitBinaGizi-12/06-2012)
http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/terbitan/lokakarya-gernas-sadar-gizi
Asupan nutrisi lengkap dan seimbang di 1.000 hari pertama atau dua tahun pertama
kehidupan merupakan tahun terpenting untuk tumbuh kembang anak yang optimal sebagai
bekal di masa depannya.
Di 1.000 hari pertama anak lahir, merupakan waktu yang sangat krusial ujar dr. Klara
Yuliarti SpAk, Praktisi dari Divisi dan Penyakit Metabolik Departemen Ilmu Kesehatan
Anak FKUI- RSCM di Jakarta, Kamis 20 Juni 2013.
dr. Klara menjelaskan, bahwa periode sejak konsepsi sampai usia 2 tahun merupakan
window of opportunity (kesempatan emas) untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan
perkembangan. Malnutrisi pada periode ini akan mengakibatkan dampak jangka panjang
gangguan pertumbuhan dan penurunan kognitif yang ireversibel. Sehingga upaya-upaya
yang dapat dilakukan adalah mencegah kelahiran Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR),
pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan, MPASI yang tepat waktu, berkualitas dan aman serta
pemberian makanan keluarga bergizi cukup dan seimbang.
Seorang Ibu wajib menyajikan beraneka ragam makanan yang sehat. Namun yang harus
diingat adalah Ibu hanya sebatas menyajikan makanan dengan gizi lengkap dan seimbang,
tapi anaklah yang berhak menentukkan berapa porsinya, ujar dr. Klara.
Dari data Riskedas pada tahun 2010 menunjukkan prevalensi anak balita (bawah lima tahun)
yang berstatus gizi kurang telah turun dari 31 persen di tahun 1990 menjadi 17,9 persen di
tahun 2010. Namun masalah balita pendek (35,6 persen) dan kurus (13,3 persen) relatif
masih banyak.
Indonesia merupakan salah satu dari 40 negara yang telah menjadi bagian dari SUN
Movement atau Gerakan Nasional Sadar Gizi melalui surat keikutsertaan dari Menteri
Kesehatan kepada Sekjen PBB pada bulan Desember 2011. Gerakan Nasional Sadar Gizi
merupakan realisasi dari keikutsertaan Indonesia di SUN (Scaling Up Nutrition) Movement
yang merupakan gerakan global yang diinisiasikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Gerakan ini merupakan komitmen dan rencana beragam negara aksi percepatan gizi terhadap
kondisi atau status gizi di sebagian besar negara berkembang dan mengakibatkan kemajuan
yang tidak merata dalam mencapai Tujuan Pembangunan Millennium (MDGs).
SUN Movement lebih mengarahkan kepada penanganan gizi sejak 1.000 hari pertama
kehidupan atau bisa dihitung dari 270 hari masa kehamilan hingga anak merayakan ulang
tahun yang kedua atau 730 hari. SUN Movement sangat mendukung perbaikan gizi dan
menjaring keikutsertaan yang lebih luas dari berbagai stakeholders, baik dalam tanggung
jawab pelaksanaan maupun pencapaian sasaran.
Pemerintah sangat terbuka untuk menjalin kerjasama dengan dunia usaha, organisasi
masyarakat dan lembaga lain dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat dan
derajat masyarakat setinggi-tingginya,ujart Nana Mulyana,SKM, M.Kes, Kepala Bidang
Advokasi dan Kemitraan Perwakilan Kepala Promosi Kementerian Kesehatan RI.
Seiring dengan gaya hidup yang serba modern dan praktis serta permasalahan mengenai pola
makan anak yang kurang baik, kelengkapan nutrisi dapat ditunjang dengan pemberian
suplemen makanan bagi anak-anak. Disinilah peran suplemen tambahan menjadi sangat
penting untuk mengoptimalkan perkembangan anak Indonesia.
Bersama dengan Gerakan Nasional Sadar Gizi, Scotts Emulsion sebagai suplemen
tambahan memberikan dukungan penuh untuk memberikan edukasi mengenai pemberian
gizi pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK) dengan meluncurkan Dari Usia 1 Bersama
Scotts.
Melalui kampanye Dari Usia 1 Bersama Scoots, kami mendukung edukasi akan
pentingnya kecukupan gizi anak di periode emas usia 0-2 tahun guna meningkatkan status
gizi anak Indonesia, jelas dr. Maria Melisa selaku Head of Medical Marketing
GlaxoSmithKline.
Dukungan Scotts ini telah dikukuhkan bersama dalam penandatanganan nota kesepahaman
(MOU) pada bulan Maret 2013 lalu oleh Kementerian Kesehatan dan GlaxoSmithKline.
Bentuk kerjasama yang tercantum dalam nota kesepahaman tersebut antara lain :
1. Penayangan iklan layanan masyarakat di sejumlah TV swasta dan radio di Indonesia
2. Penayangan artikel edukasi di media cetak
3. Pemasangan poster dan spanduk edukasi di 3,000 puskesmas di area Jawa dan Sumatera.
4. Pelatihan Kader Gizi dari 10 Puskesmas di Jabodetabek
5. Pelaksanaan penyuluhan kepada Ibu-ibu dengan anak di bawah dua tahun (Baduta) di 50 titik
dari 10 Puskesmas di Jabodetabek
6. Pelaksanaan kegiatan Hari Baduta di 10 Puskesmas di Jabodetabek.
Sebagai suplemen tambahan untuk anak anak, Scoots Emulsion memiliki kandungan nutrisi
penting karena terbuat dari minyak hati ikan kod yang hidup di dasar laut Atlantik di Islandia,
mengandung asam lemak, omega 3, vitamin A, vitamin D dan kalsium. Asam lemak Omega 3
memiliki kandungan DHA yang penting dan vitamin A berguna untuk menjaga fungsi
penglihatan dan vitamin D untuk membantu pertumbuhan tulang dan gigi, jelas dr. Klara.
Scotts Emulsion tersedia dalam 2 varian rasa yaitu Scotts Original dan Scotts Orange,
dalam kemasan 200ml dan 400ml. Selain itu Scotts juga memiliki produk Scotts
Multivitamin rasa Grape dan Scotts Chewyvit C yang tersedia dalam varian rasa Blackcurrant
& Peach, Blackcurrant, Mixberries dan Orange.
http://kesehatan.kompasiana.com/makanan/2013/06/20/pentingnya-asupan-nutrisi-bagi-anak-
usia-0-2-tahun-570739.html

You might also like