You are on page 1of 20

FALLING FILM EVAPORATOR

I. Tujuan
Dapat menghitung dan menampilkan unjuk kerja suatu falling film
evaporator skala proyek percontohan dari data-data teknik dan menghitung
karateristik teknik alat tersebut, antara lain :
Neraca massa total
onsumsi uap
oefisien perpindahan panas
onsentrasi produk
II. !erincian erja
"enyiapkan larutan #$
"ecatat suhu-suhu pada evaporator
"enimbang berat residu, destilat dan steam setelah percobaan
III. %lat dan &ahan
%lat-alat
'top(atch
)elas kimia * liter
+eregen
&askom
&ahan-bahan
#$
%ir
,
I-. Dasar Teori
$al-hal yang mmpengaruhi proses penguapan :
'ifat yang "empengaruhi !roses !enguapan
a. onsentrasi larutan
b. elarutan
c. esensitifan bahan terhadap suhu
d. &usa
e. Tekanan dan suhu
f. !embentukan endapan dan bahan konstruksi
-ariabel yang "empengaruhi #perasi !enguapan
a. 'uhu umpan
b. Tekanan operasi
c. 'uhu media pemanas
d. .aktu tinggal
e. Turbulensi
Falling Film Evaporator
!ada falling film evaporator, umpan mengalir ke ba(ah sebagai
lapisan film pada bagian tube yang dipanasi dengan media pemanas
/steam0. !emisahan uap dan cairan biasanya pada bagian ba(ah. 1ilm
li2uida yang terbentuk tergantung pada gaya gravitasi, viskositas li2uida
serta kecepatan alir li2uida. 1ilm evaporator dirancang untuk menguapkan
suatu li2uida yang mengalir membentuk suatu film tipis pada permukaan
yang dipanasi. !anas dipindahkan secara konduksi dan konveksi. 1alling
film evaporator menghasilkan film yang tipis dan mengalir cepat,
sehingga koefisien perpindahan panasnya tinggi.
Dalam perpindahan panas falling film evaporator, salah satu hal
utama yang berperan penting adalah laju penguapan film. "etode- metode
*
yang dapat digunakan untuk meningkatkan laju penguapan film tipis
adalah : /$e(itt, dkk, ,3340
,. "enaikkan suhu permukaan yang dipanasi, T(
*. "enurunkan tahanan panas film, misal dengan menaikkan koefisien
perpindahan panas, h
5. "enurunkan suhu permukaan cairan, Ts .
a.Dalam keadaan uap murni yaitu dengan menurunkan tekanan total
b.Dalam keadaan campuran uap-gas yaitu dengan menurunkan
tekanan parsial uap
"etode , terbatas karena sering terjadi nucleate boiling yang sulit
dihindari. "etode * digunakan pada film tipis. "etode 5.a. mempunyai
pemasalahan kebocoran dalam sistem vakum. "etode 5.b. secara luas
digunakan untuk mengatasi masalah pada metode 5.a. salah satunya
dengan hembusan udara.
1alling film evaporator memiliki kelebihan dan kelemahan : /$e(itt,
dkk, ,3346 'alvagnini ".. dan "aria 7.'.T, *8840
9 %plikasi (aktu tinggalnya singkat dan digunakan untuk fluida
sensitif terhadap panas
9 $anya dibutuhkan ruang yang kecil untuk penempatannya
9 Digunakan untuk cairan dengan kandungan padatan rendah
9 oefisien perpindahan panas tinggi
9 Tidak ada kenaikan titik didih yang disebabkan perbedaan tekanan
!rinsip penting yang harus diperhatikan dalam desain falling film
evaporator adalah:
,. :arutan le(at panas harus cukup rendah untuk membatasi terbentuknya
nucleate boiling, yang akan menyebabkan deteriorasi.
*. Dibutuhkan perbedaan yang cukup antara suhu permukaan yang
dipanasi dengan suhu jenuh sesuai dengan tekanan uap parsialnya.
5
5. 1ilm larutan tipis dengan koefisien perpindahan panas yang memadai.
4. :aju alir umpan harus cukup besar untuk mencegah agar film larutan
menjadi merata.
;. !ada sistem aliran counter-current, laju alir gas keluar harus lebih kecil
daripada batas flooding.
<. 'istem distribusi larutan pada bagian permukaan larutan
memungkinkan untuk menghasilkan ketebalan film yang seragam.

Macam-macam Fluida
1luida Ne(tonnian
1luida yang mengikuti hukum Ne(ton untuk viskositas, yaitu pada
aliran fluida dalam pipa adalah, dimana viskositas fluida adalah
konstan dan grafik hubungan antara shear stress dan shear rate linier.
1luida non-Ne(tonnian
=aitu fluida yang sifat alirannya tidak dapat dideskripsikan dengan
satu nilai viskositas yang konstan. !ada grafik hubungan antara
shear stress dan shear rate tidak linier. %da beberapa model untuk
fluida non-Ne(tonnian, antara lain model po(er la( yang
dinyatakan dimana n dan m adalah parameter viskositas pada model
po(er la(. &ila n>, maka fluida disebut dilatant dalam hal ini
viskositas fluida naik dengan kenaikan stress. 'edangkan n?,, fluida
disebut pseudoplastic, dalam hal ini viskositas turun dengan
kenaikan stress.
)ambar fluida Ne(tonian dan non- Ne(tonnian dapat dilihat pada
)ambar *.;. diba(ah ini :
4

)ambar 5. )rafik 1luida Ne(tonnian dan non- Ne(tonnian
Bilangan-bilangan Tak Berdimensi
a. &ilangan Nusselt /NNu0
&ilangan Nusselt merupakan rasio antara konveksi perpindahan panas
dengan konduksi perpindahan panas pada kondisi yang sama. %sumsi
bah(a permukaan fluida bergerak, sehingga perpindahan panas secara
konveksi terjadi, maka fluks panas :
2@% A h BT ..... /*.,0
+ika disisi lain permukaan fluida dianggap tidak bergerak, maka
perpindahan panas konduksi terjadi, fluks panas akan menjadi :
2@% A k BT @ C ..... /*.*0
b. Deynold Number /NDe0
&ilangan Deynold merupakan rasio antara gaya inersia /E@vs0 terhadap
gaya viskos /F@:0 yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya
;
tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu.
/http:@@id.(ikipedia.org@(iki@&ilanganGDeynolds0
c. !randtl Number /N!r0
&ilangan !randtl merupakan rasio antara difusifitas momentum
/kinematic viscosity, F@E0 dengan difusifitas panas /k@/E.Hp00.
d. 'her(ood Number /N'h0
&ilangan 'her(ood merupakan rasio antara koefisien perpindahan
massa konveksi /I@C0 dengan difusifitas bahan /D0.
/http:@@en.(ikipedia.org@(iki@'her(oodGnumber0
e. 'chmidt Number /N'c0
&ilangan 'chimd merupakan rasio antara difusifitas momentum /F@E0
dengan difusifitas massa /D0, dan digunakan untuk menggambarkan
aliran fluida dimana terdapat momentum simultan dan proses konveksi
difusi massa. /http:@@en.(ikipedia.org@(iki@'chmidtGnumber0
!erpindahan !anas dan "assa pada 1alling 1ilm 7vaporator
!ersamaan yang sederhana untuk desain evaporator dimana 2 adalah laju
perpindahan panas antar fasa, % adalah luas perpindahan panas, BT adalah
perbedaan suhu antara suhu steam dan suhu li2uida rata-rata dan J adalah koefisien
perpindahan panas total. :aju perpindahan panas total dihitung berdasarkan
koefisien perpindahan panas individual.
'elain perpindahan panas antar fasa terjadi fenomena perpindahan panas secara
konveksi secara aKial oleh aliran film li2uida. !ada falling film evaporator
pembentukan uap terjadi pada bagian permukaan li2uida, dimana panas laten
disuplai secara konduksi melalui film dari dinding pada suhu T( ke permukaan
li2uida pada suhu Ts. +ika tidak ada noncondensable gas, suhu li2uida T
Tujuan dari setiap proses evaporasi adalah menaikkan konsentrasi atau kadar
kepekatan suatu larutan yang terdiri dari Lat terlarut yang tak mudah menguap dari Lat
pelarutnya yang relatif lebih mudah menguap. !enguapan beberapa porsi pelarut
tersebut akan memberikan produk yang berupa larutan pekat dan kental6 sedangkan
<
hasil kondensasi uap pelarutnya bisa dibuang langsung sebagai limbah, yang
seharusnya diberi perlakuan kimia kalau pelarut itu berbahaya, atau didaur ulang dan
diguanakan lagi sebagai pelarut. $al-hal ini yang membedakan proses evaporasi
dengan pengeringan atau penyulingan /distilasi0.
1alling film evaporator /1170 adalah salah satu jenis alat untuk proses evaporasi
yang diklasifikasikan dalam kelas Mlong tube verikal evaporatorN, :T-7, bersama-
sama dengan climbing film evaporator /H170. 'edangkan berdasarkan tipe
pemanasan dapat diklasifikasikan ke dalam sistem pemanasan dipisahkan oleh
dinding pertukaran panas, yaitu antara lain jenis kolom calandria dan shell and tube.
!ada versi falling film :T-7 ini problem seperti perbedaan tekanan hidrostatik
dapat dieliminasi dan (alaupun pemisahan larutan dan uap pelarut terjadi di bagian
ba(ah kolom sebagian uap akan lolos dan membumbung ke atas kolom. 'ebagai
akibatnya beda tekanan sepanjang kolom menjadi kecil dan larutan akan mendidih
seragam sama seperti temperatur uap sepanjang kolom. arenanya koefisien
perpindahan panas akan tinggi sehingga (aktu proses demikian singkat. $al inipun
berlaku (alaupun titik didih yang terjadi rendah. 'ifat seperti ini bermanfaaat untuk
pengentalan bahan-bahan yang peka terhadap panas, misalnya sari buah. 'elain itu
sebagaimana :T-7 pada umumnya, 117 memiliki efektivitas yang baik untuk:
- !engentalan larutan-larutan jernih
- !engentalan larutan-larutan berbusa
- !engentalan larutan-larutan korosif
- &eban penguapan yang tinggi
- Temperatur operasi yang rendah
Proses Evaporasi di Dalam FFE
Jmpan dimasukkan melalui bagian atas kolom dan secara gravitasional, jika
vakum tidak dioperasikan, turun dan membasahi dinding bagian dalam kolom dan
dinding-dinding bagian luar tabung-tabung penukar panas di dalam kolom sebagai
lapisan tipis /film0. "aka panas yangdiberikan oleh medium pemanas di dalam
penukar panas akan dipakai untuk memanaskan larutan mencapai titik didihnya,
O
penguapan pelarut dan memba(a temperatur uap dari titik didih hingga temperatur di
atasnya. 'ehingga di dalam kolom evaporator akan terdapat campuran antara larutan
pada temperatur penguapan pelarut atau sedikit lebih rendah@tinggi dan uap pelarut.
arena temperatur pada tangki pemisah dan pendingin /kondensor0 lebih rendah dari
pada temperatur pada bagian ba(ah kolom, maka system pada kolom tersebut akan
mengalami evakuasi /pengosongan tekanan0 yang dalam arti sebenarnya terjadi
penurunan tekanan sehingga kondisi seperti vakum terjadi. #leh karenanya campuran
tersebut akan terhisap menuju tangki pemisah dimana bagian campuran yang berupa
larutan produk yang lebih berat dan pekat turun menuju tangki pengumpul produk,
sedangkan uap pelarut menuju kondensor dikondensasi dan turun ke tangki
pengumpul distilat.
!ada system dimana kondisi vakum dioperasikan oleh pompa vakum proses
akan berlangsung serupa, tetapi titik didih yang dicapai akan lebih rendah dari pada
kondisi atmospheric. 'elain itu kemungkinan aliran balik /blo(-back0 karena
pembentukan uap pelarut dan tekanan parsial yang dikandungnya lebih kecil.
Perhitungan Teoretial FFE!"istem Tumpa #$at%h&
inerja suatu evaporator ditentukan oleh beberapa factor antara lain :
- onsumsi uap
- 7konomi uap atau ratio penguapan
- adar kepekatan, konsentrasi produk
- !ersentase produk
Jntuk tinjauan teknik dan karateristiok evaporator yang perlu diperhatikan adalah :
- Neraca massa dan neraca panas
- oefisien perpindahan panas, dan
- 7fisiensi
!ada dasarnya evaporator adalah alat dimana pertukaran panas terjadi. :aju
perpindahan panas dinyatakan dalam persamaan umum :
P A J . % . BT
Q
Dimana J A koefisien seluruh perpindahan panas dalam system
Jntuk sistem tumpak tunggal, kalor laten kondensasi uap sebagai medium
pemanas, merambat melalui permukaan pemanasan untuk menguapkan pelarut dan
memisahkannya dari larutan yang mendidih. 'ehingga kesetimbangan panas terjadi
disususn untuk proses kondensasi uap di dalam tabung-tabung penukar panas dan
untuk memanaskan lapisan larutan pada dinding luar penukar panas, proses
penguapan pelarut dan menaikkan temperatur uap pelarut. 'ebenarnya di dalam
kolom evaporator juga akan terjadi kontak antara uapm pelarut pada temperaturnya
dengan larutan yang diumpankan dan membasahi dinding sebelah dalam kolom,
sehingga terjadi perpindahan panas dan massa serta ada panas yang dipindahkan dari
bagian dalam dinding ke bagian luar dinding luar kolom ke lingkungan yaitu berupa
panas yang hilang. arena proses perpindahan panas dan massa yang terjadi di dalam
kolom adalah factor minor dan dapat diabaikan maka tinggal kehilangan panas ke
lingkungan dari system yang diamati yang diperhatikan.
"aka secara umum dapat dituliskan neraca panas yang terjadi dalam system
sebagai berikut :
P
si
A P
se
R P
e
R P
:
yang diturunkan dari perkiraan bah(a jumlah panas yang diberikan oleh medium
pemanas dari penular panas digunakan untuk memanaskan seluruh larutan hingga
titik didihnya dan untuk memanaskan sejumlah pelarut dalam bentuk uapnya dan
panas total yang hilang ke lingkungan.
+umlah panas yang diberikan uap dalam hal ini, P adalah seluruh panas yang
sudah berada di dalam system, yang berbeda atau lebih rendah dari jumlah total panas
yang dihasilkan oleh ketel uap sehingga panas yang hilang selama dalam aliran
menuju ke system diabaikan. "aka jumlah panas yang diberikan ke system adalah:
P
st
A "
st
. S
st
dimana jumlah massa uap "
st
adalah sejumlah massa kondensatnya " dan S
st
adalah
kalor laten kondensasi pada tekanan uap dalam system
3
"empertimbangkan panas yang hilang dalam proses kondensasi , P
:
yang tidak
dapat diabaikan, maka persamaan yang lebih lengkap adalah:
P
st
A "
st
. S
st
- P
:
!ada seksi yang di dalam kolom, panas yang dipancarkan dari dinding bagian
luar penukar panas hasil dari kondensasi uap di atas diambil oleh system dengan *
cara:
,. !anas pendidihan, P
se
dan
*. !anas penguapan, P
e
P
se
adalah jumlah panas yang diperlukan oleh sejumlah volume larutan yang
berupa selaput tipis /film0 yang membasahi dinding-dinding tabung penukar panas
sampai titik didihnya. !ada tahap ini panas yang hilang hanya terjadi pada (al proses
dan selanjutnya dikompensasi oleh uap yang terbentuk sehingga kehilangan panas
sangat kecil dan diabaikan. 'ehingga persamaan untuk jumlah panas P
se
adalah:
P
se
A /"
d
R "
p
0.Hp
air
. BT
dimana "d dan "p adalah jumlah massa larutan umpan " yang dihasilkan berupa
larutan pekat dan larutan pelarutnya dan adalah jenis larutan di dalam evaporator.
"aka koefisien perpindahan panas keseluruhan proses dapat dihitung dengan
persamaan:
P
se
A J
se
. %
se
. B:"TD
dimana BT adalah beda temperatur rata-rata logaritmik. $arga ini bergantung pada
besar beda temperatur pada saat pengumpanan dan beda temperatur pada saat
evaporasi mulai. +uga tergantung pada system pengaliran yaitu aliran searah atau
berla(anan arah.
P
e
adalah panas yang dipindahkan oleh system untuk proses penguapan sejumlah
pelarut dimana massa uap pelarut dapat diketahui secara tidak langsung dari distilat
hasil kondensasinya, jadi:
P
e
A "
e
. S
e

Dimana "
e
massa terevaporasi dianggap sama dengan "
d
massa distilat, massa uap
pelarut yang terkondensasi. !enganggapan ini dilakukan karena dalam proses
,8
sebenarnya terjadi kehilangan massa baik pada perjalanan uap tersebut menuju ke
kondensator atau pada proses kondensasi itu antara lain adanya bagian uap ataupun
bentuk cairnya yang menempel pada dinding-dinding kondensator. arena itu neraca
massa harus dibuat untuk menghitung jumlah keseluruhan massa yang hilang ",
seperti:
"
umpan
A "
p
R "
d
R "
:
!ada proses diatas maka koefisien perpindahan panasnya J, dihitung dengan
persamaan:
P A J. %
e
. BT
'ehingga untuk koefisien perpindahan panas total dari evaporator itu dapat
diambil harga rata-rata dari J
se
dan J
a
.
Determinasi 'oe(isien Film
+ika pada suatu alat penukar panas diketahui dan diukur secara tepat beda
seluruh temperatur, luas permukaan pertukaran panas dan jumlah panas yang
dirtukarkan maka harga koefisisen seluruh perpindahan panas J dapat ditentukan
dengan persamaan sederhana, P A J.%.BT. !enentuan harga masing-masing
koefisien perpindahan panas suatu film/selaput tipis cairan, lapisan yang sangat tipis
yang menempel pada suatu permukaan0 akan tetapi, telah dibuktikantidak mudah
dicapai bahkan untuk hal yang paling sederhana. 'ehingga pada umumnya dalam
merancang suatu peralatan didasarkan pada harga praktikal J dari pada suatu seri
harga-harga koefisien untuk film-film yang berpengaruh di dalamnya.
Jntuk suatu kasus npenting dari pada perpindahan atau pertukaran panas dari
suatu cairan@fluida ke cairan@fluida yang lain melalui suatu biadng terdiri dari bahan
logam penghantar panas, dua metoda telah dikembangkan untuk mengukur harga-
harga koefisien film. =ang pertama memerlukan pengetahuan berapa beda temperatur
melintas masing-masing film dan oleh karena itu melibatkan pengukuran masing-
masing temperatur kedua cairan atau fluida tersebut dan juga permukaan pemisahan
pada bahan logam tersebut. !ada system penukar panas pipa konsentrik hal ini sulit
,,
dilaksanakan karena kesulitan memasang alat pengukur MthermocoupleN ke dalam
pipa yang tipis dan untuk menghindari ka(at-ka(at termocouple berinterferensi
dengan aliran fluida. "eskipun demikian metode ini tetap dipakai khususnya jika
memakai alat pemanas listrik. !erlu diketahui bah(a jika fluks panas sangat tinggi,
seperti pada cairan yang mendidih, akan terjadi penurunan temperatur yang cukup
besar melintas dinding pipa sehingga penempatan thermocouple sangat berpengaruh
dan penting. #leh sebab itu pekerjaan dengan memakai baja tahan karat /stainless
stell0 dengan konduktivitas panasnya yang sangat kecil sangat sulit.
"etode kedua menggunakan teknik yang diterapkan oleh .ilson yang
diperkenalkannya di dalam jurnal %m.'oc."ech.7ng. nomor edisi 5O tahun ,3,;
dalam dasar rasional perancangan alat penukar panas. "isalkan uap panas yang akan
dikondensasi pada bagian luar suatu pipa dimana air pendingin dialirkan pada
kecepatan yang berbeda-beda6 sehingga hubungan antara koefisien seluruh
perpindahan panas dan koefisien perpindahan panas film bagian luar dan dalam dapat
dituliskan sebagai persamaan:
,@J A ,@h( R T(@( R D
,
R ,@h
,
dimaan luas permukaan pertukaran panas bagian luar dan dalam dianggap sama untuk
pipa yang tipis.
!ada aliran turbulen koefisien perpindahan pada sisi air pendingin h
,
A U.u
8,Q
, Di
adalah konstanta resistansi, dan h
o
adalah koefisien kondensatv yang tidak tergantung
pada kecepatan air. 'ehingga persamaaan di atas dapat disederhanakan menjadi:
,@J A /konstan0 R ,@U.u
8,Q
maka persamaan ini dapat diselesaikan secara grafik dan jika ditarik suatu kurva ,@J
mela(an ,@u
8,Q
akan didapatkan suatu garis lurus dengan gradien ,@a dan titik
perpotongan pada sumbu tegaknya adalah harga konstanta a adalah harga koefisien
film h untuk unit kecepatan air. Jntuk pipa bersih harga D harus sehingga harga h
o
dapat dihitung dari harga konstanta. Dengan teknik ini Dhodes dan =ounger telah
mendapatkan harga h
o
untuk kondensasi beberapa uap organic. !ratt juga telah
menetapkan harga koefisien film bagian dalam hi untuk pipa penukar panas dengan
,*
koil pemanas dan koefisien untuk annulus oleh Houlson dan "atha. +ika harga-harga
dari hasil tersebut diulangi terus-menerus, harga D, dapat ditentukan dengan metode
ini.
&eberapa harga resistansi thermal dan koefisien perpindahan panas individual dan
seluruh untuk baja tahan karat /stainless steel0 dan beberapa jenis fluida ditabelkan
seperti pada tabel 5.,
Tabel 5., : Desistansi thermal pipa-pipa penukar panas baja tahan karat
Gauge #$)G& Te*al #in& +,-', #(t
.
h
o
F -$tu&
,Q 8.843 8.8884O
,< 8.8<; 8.888<*
,4 8.8Q5 8.888Q8
,* 8.,83 8.88,88
#mm& +,-', #m
.
'-')&
,Q ,,*4 8,8Q5
,< ,,<; 8,,83
,4 *.,8 8.,4,
,* *.OO 8.,O<
,5
-. !rosedur erja
"embuk katup-katup untuk jalur air pendingin ke kondensor
"entup katup V katup -*, -4, -;, -<, -O dan -Q
"embuka penuh katup-katup yaitu katup utama, -5, -,8, dan pembuangan
diba(ah steam trap ,
"emasukkan air kedalam tangki umpan hingga R

48 liter. emudian
ditambahkan #$ sebagai pe(arna.
"enyalakan panel pengendali dan mengatur tekanannya sebesar ,,; bar.
"embuka katup steam dan katup udara tekan
'etelah tekanan tercapai /set value A process value0, pompa umpan
dinyalakan.
:aju alir diatur pada 48 :@h
'etelah umpan menetes pada evaporator (aktu dimulai, setelah ,; menit
temperatur Ti 4, Ti <, Ti O, Ti Q, Ti ,8, Ti ,,, Ti ,*, dan Ti ,4

dicatat.
'etelah ,8 menit operasi ini dihentikan dan semua katup ditutup, dan
produk, destilat, kondensat ditimbang.
,4
1lo( 'heet
Diagram "istem Falling Film Evaporator
eterangan :
A %liran 'team
A %liran Jmpan
STEAM
CONDENCATE
PRODUCT DISTILATE
VACUUM
COOLANT
STEAM STREAM
MAIN VALVE
BLEED
BLEED
DRAIN
DRAIN
DRAIN
DRAIN
DRAIN BY PASS
STREAM MAIN
VALVE
VENT
VENT
VENT
FEED TANK
T7
TREATING
AGENT INLET
P2
P1
V12
V13
V14
CIRCULATED HEATING
WATER INLET
TI4
TI7 FI9
V8
V7
V1
V11
V2
V3
V4
V5
V9
V
V1!
V15
V1
TI1
PI !2
PI1!
W1
W2
W3
TI
T1 T2 T3 T4
T5
T
TI11 TI12
TI1! PI13
TI14
FI15
TI8
FI5
PI3
,;
-I. Data pengamatan
Tabel ;., : $asil !engamatan temperatur pada panel dan thermometer untuk data
!g A ,,; &ar pada t A ,; menit
-
/:@h0
Ti /
o
H0 " /g0
Ti 4 Ti < Ti O Ti Q Ti,8 Ti,* Ti,4 "c "p "d
48
,**,
;
,55 *3,< 5*,4 34 55 *Q,;
eterangan :
Ti 4 A 'team inlet
Ti < A 'team outlet
Ti O A 1eed inlet
Ti Q A Hooling (ater out
Ti ,8 A -apour in
Ti ,* A Destilate
Ti ,4 A Hooling (ater in
Jntuk 1eed
- umpan A ,88 ml
" $H: A 8,, " A 8,, grek@liter A 8,, gmol@liter
- $Hl A ,O ml
Jntuk produk /p A,,; bar0
-sampel A ,88 ml
- $Hl A ,3,8 ml
,<
-II. !erhitungan
Jntuk tekanan !g A ,,; &ar t A ,; menit
!ercobaan untuk - A 48 liter@jam
Diketahui :
-
/:@h0
Ti /
o
H0 " /g0 %se %e
Ti 4
Ti
<
Ti O Ti Q Ti,8 Ti,* Ti,4 "c "p "d
/m
*
0
48
,**,
;
,5
5
*3,< 5*,4 34 55 *Q,;
,8,8
,
<
,,3
4
8,*;
Q
*,;
48
53;,
;
48
<
58*,
<
58;,
4
34 58Q
58,,
;
!enyelesaian :
'team
Dik :
Hp air A , cal@kg
S pada ,55,8
8
H A *,<;,5 kj@kg
S pada 34
8
H A **O* kj@kg
P
st
A "
st
. S
st
P
st
A ,8,8, g . *,<;,5 j@g
P
st
A
kwH
w
h kcal
kwH
Kj
kcal
Kj
,
,888
,
min <8
min ,;
,
Q4;* , Q;3
,
,Q4 , 4
,
<; , *,<O4

P
st
A *48Q*,3* (att
7vaporator
P
se
A /"p R "d0 . Hp . BT
P
se
A /< R ,,34 0g . , kcal@kg . /5<O V 58*,<0
P
se
A
kwH
w
h kcal
kwH
Kcal
,
,888
,
min <8
min ,;
,
Q4;* , Q;3
,
5< , ;,,
,O
P
se
A *5O< (att
W :"TD untuk 7vaporator
:"TD A
0 ,8 < /
0 O < /
ln
0 ,8 < / 0 O < /
Ti Ti
Ti Ti
Ti Ti Ti Ti


A
0 4 , 58, 48< /
0 < , 58* 48< /
ln
0 4 , 58, 48< / 0 < , 58* 48< /


:"TD A <<,84Q
W Pse
Pse A Jse . %se . :"TD
Jse A
:"TD %se
Pse

A
K m
W
84Q , << *;Q , 8
3* , *48Q*
*

Jse A ,53,45*O .@m


*

ondensor
Dik :
Hp air A , cal@g
S pada ,55
8
H A *,<;,5 kj@kg
S pada 34
8
H A **O* kj@kg
P
e
A "
e
. S
e
P
e
A ,,34 kg . **O* j@g
P
e
A
kwH
w
h kcal
kwH
Kj
kcal
Kj
,
,888
,
min <8
min ,;
,
Q4;* , Q;3
,
,Q4 , 4
,
<Q , 448O
P
e
A 4Q3< (att
W :"TD
:"TD untuk ondensat
,Q
:"TD A
0 ,4 ,* /
0 Q ,8 /
ln
0 ,4 ,* / 0 Q ,8 /
Ti Ti
T Ti
Ti Ti Ti Ti


A
0 ; , 58, 58< /
0 4 , 58; 5<O /
ln
0 ; , 58, 58< / 0 4 , 58; 5<O /


:"TD A *,,Q**5
W Pe
Pe A Je . %e . :"TD
Je A
:"TD %e
Pe

A
K m
W
Q**5 , *, ; , *
<Q , 448O
*

Je A Q3,O45 .@m
*

P:
P: A Pst V /Pse R Pe0
A *48Q*,3* ( V /*5O< R 4Q3<0 (
A *48Q*,3* ( V O*O* (
P: A ,<Q,8,3* (
XP:
XP: A
X ,88
Pst
P:

A
X ,88
3* , *48Q*
3* , ,<Q,8

XP: A <3,Q84 X
Neraca Massa
,3
Konsentrasi Produk
-, Y N, = V2 N2
,O ml Y 8,, N A ,3 ml Y N*
N* A 8,8Q3
TfA T(A 48 :@hr A ,8 :@ ,; menit
Neraca Massa Total
"f A "d R"p
Neraca massa komponen
Tf Y "f A /Td Y "d0 R /T( Y "p0
Tf Y "f A 8 R /T( Y "p0
,8 :@ ,; menit Y 8,8,Ogmol@: A ,8 :@,; menitY 8,8,3 gmol@:
8,,O gmol A 8,,3 gmol
$al ini menunjukkan bah(a "f A "p
Ta*el /asil Perhitungan
!ada !A,,; tA ,; menit
-
/:@h0
Pst /(0
Pse
/(0
:"TD
/0
Jse
/.@m
*
0
Pe
/cal0
:"TD
/0
Je
/.@m
*
0
P:
/cal0
XP:
48 *48Q*,3* *5O< <<,84Q ,53,455 4Q3< *,,Q** Q3,O45 ,<Q,8,3 <3,Q84
*8

You might also like