You are on page 1of 2

Mekanisme Denyut Nadi

Denyut nadi yang dirasakan pada daerah permukaaan kulit disebabkan oleh perbedaan
tekanan antara sistole dan diastole. Perbedaan tekanan ini disebut tekanan nadi atau denyut
nadi.
Kontraksi ventrikel kiri yang penuh oleh darah untuk menyemprotkan darah ke aorta untuk
menyemprotkan darah ke aorta. Di dalam aorta akan terjadi desakan darah kedalam arteri
yang disebut denyut nadi.
Terjadi transmisi pulsasi tekanan ke arteri perifer. Jantung memompa darah ke aorta yang
mula-mula hanya bagian proksimal aorta yang distensi karena sifat inersia darah yang akan
mencegah pergerakan darah darah yang tiba-tiba ke perifer. Tapi tekanan yang tinggi pada
aorta proksimal akan cepat mengimbangi sifat inersia tersebut sehingga menyebabkan
gelombang yang berada didepan bagian yang terdistensi akan menyebar di sepanjang aorta.
Denyutan Nadi
Denyutan dinyatakan sebagai ekspansi dan dorongan balik arteri secara berganti-ganti. Ada 2
faktor yang bertanggung jawab bagi kelangsungan denyutan yang dapat dirasakan, yaitu:
Pemberian darah secara berkala dengan selang waktu pendek dari jantung ke aorta, yang
tekanannya berganti-ganti naik turun dalam pembuluh darah. Bila darah mengalir tetap dari
jantung ke aorta, tekanan tetap, sehingga tidak ada denyutan.
Elastisitas dinding arteri yang memungkinkannya meneruskan aliran darah dan aliran balik.
Bila dinding tidak elastis, seperti dinding sebuah gelas, masih tetap ada pergantian tekanan
tinggi rendah dalam sistol dan diastol ventrikel, namun dinding tersebut tidak dapat
melanjutkan aliran dan mengembalikan aliran sehingga denyut pun tidak dapat dirasakan.
Setiap kontraksi dan relaksasi ventrikel kiri akan mnyebabkan perubahan tekanan pada
arterinya yang ditunjukkan dengan membesar mengecilnya arteri, disebut juga denyut nadi.
Nadi perifer adalah gelombang yang berjalan dalam pembuluh darah arteri akibat keluarnya
sejumlah darah yang dipompakan oleh ventirkel kiri (stroke volume) ke arah dinding aorta.
Dinding aorta mengalami distensi setiap kali terjadi stroke volume sehingga menimbulkan
gelombang denyut yang berjalan dengan cepat dalam pembuluh arteri.
Gelombang Nadi
Perjalanan gelombang nadi terjadi karena sifat Windkessel Function dari aorta dan
pembuluh nadi yang memiliki lapisan elastin. Kecepatan gelombang nadi tergantung pada
distensibilitas pembuluh darah. Secara rasio ketebalan pembuluh darah dan radius semakin
tebal dan kaku, semakin kecil radius akan semakin tinggi gelombang nadi.
Analisa gelombang nadi.
Dengan palpasi pada arteri dapat dinilai gelombang nadi untuk menilai fungsi sistem
kardiovaskular. Kualitas gelombang nadi dapat dinilai antara lain:

Frekuensi.
Frekuensi gelombang nadi (denyut nadi) dalam keadaan normal sama dengan frekuensi
denyut jantung. Pada keadaan tertentu dapat terjadi pulsus defisit yaitu adanya selisih antara
frekuensi denyut antung dan denyut nadi.

Irama (Rhythm).
Irama denyut nadi dapat dinilaimisalnya teratur (ireguler) terjadi pada keadaannormal
misalnya keadaan Repiratory rhytmia dan dalam keadaan abnormal dapat terjadi suatu
sinus arithmia karena extrasystole.

Amplitudo.
Kuat atau lemahnya denyut nadi tergantung pada besar isi sekuncup, jumlah darah yang
mengalir selama diastolik dan elastisitas pembuluh nadi besar.

Ketajaman gelombang.
Pendek atau panjangnya gelombang biasanya berhubungan dengan kekuatan denyut nadi.
Pada denyut nadi yang kuat biasanya diikuti perubahan tekanan yang tajam, sedangkandenyut
nadi yang lemah diikuti perubahan tekanan yang kecil dan lebar.

You might also like