You are on page 1of 19

STATUS PSIKIATRI

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. R
Alamat : Jl. H. R. A. Rahman Gang Keluarga No. 4 RT 001 RW 07
Kel. Sungai Jawi Dalam Kec. Pontianak Barat
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 29 Tahun
Agama : Islam
Suku : Melayu
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Status Pernikahan : Janda
Status pasien : Pasien Lama
Ruang : Melati
Masuk RSK : 3 Maret 2014

II. RIWAYAT PSIKIATRIK
Data diperoleh dari autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 30 Maret
2014. Alloanamnesis pada keluarga dilakukan pada tanggal ...

A. Keluhan utama
Autoanamnesis:
Pasien mengaku dibawa ke RSK karena kelahi dengan kakak dan abang
pasien serta pasien ngambek karena tidak mau tidur di rumah kakak.
Alloanamnesis:








Riwayat gangguan sekarang
Autoanamnesis
Pasien masuk ke RSK karena kelahi dengan kakak dan abang pasien. Pasien
kelahi karena pasien merasa kelas kepada kakak pasien yang menyuruh pasien
untuk tidur di rumah kakaknya dan pasien tidak suka dengan anak kakaknya
sehingga pasien sering berkelahi dengan anak kakaknya. Pasien merasa kesal
dengan abang pasien karena motor pasien sering dipakai oleh abangnya. Sebelum
masuk RSK, pasien mengamuk kepada abangnya di rumahnya. Selain itu pasien
mengaku pasien memukul orang yang lewat depan rumahnya karena kesal. Pasien
mulai merasa kesal sejak awal tahun 2008 setelah pasien pake. Saat ditanya apa
maksud dari pake, pasien mengatakan bahwa istilah pake itu merupakan
istilah Jawa yang berarti mandi-mandi kembang, sembahyang dan yasinan. Pasien
mandi-mandi kembang dan masuk ke dalam kelambu karena banyak motor yang
lewat di depan rumahnya. Pasien mengatakan ia melakukan itu semua karena
disuruh dukun yang berbisik kepadanya. Kemudian pasien mengatakan pakai
betet yang ditanya artinya adalah anak durhaka karena harta sudah diberikan
namun balasannya hanya menangis saja.
Pasien bercerai dengan suami pasien karena pasien merasa suami pasien egois,
sehingga sampai sekarang pasien masih benci terhadap suami. Pasien mengatakan
ia hamil sebelum menikah. Setelah itu ia ke Pak Haji untuk meminta nasihat dan
Pak Haji mengatakan sebelum 4 bulan harus menikah. Pasien mulai mengenal
suami pasien pada tahun 2007 dan menikah serta melahirkan tahun 2008. Saat
cerai, pasien merasa sedih dan kesal sampai sekarang dan pasien mau bunuh diri.
Sebelum sakit, pasien mengaku ia bekerja sebagai SPG di Matahari Mall. Pasien
mengatakan anak pasien berusia 7 tahun dan sekarang sudah SMP karena
dinaikkan oleh suaminya yang mempunyai orang dalam dan karena suaminya
banyak uang. Anak pasien adalah seorang laki-laki yang bernama Afsya Ehem-
Ehem Aa Ua Aa Yayang Na yang dipanggil Asa. Pasien merasa anaknya ada


disini, mondar-mandir pake sepeda (kemudian pasien menunjuk ke samping Nih
suaranya).
Saat di rumah, pasien pernah mau membakar rumah pasien karena disuruh ibu
pasien. Pasien mengatakan pasien bakar-bakar kayu karena banyak orang yang
lewat. Ibu pasien mengatakan, Bakar, bakar jak ndak ape-ape. Pasien merasa
memiliki banyak musuh karena banyak orang yang lewat di depan rumah pasien.
Pasien mengatakan setiap hari rumah minta tumbal, jalan depan rumah juga minta
tumbal karena banyak orang yang lewat, sehingga pasien memberi jeruk dan
pisang.
Pasien pernah merasa kepala pasien terasa ringan dan tidak memiliki otak
karena otak pasien hilang. Selain itu pasien mengatakan saat pasien ke Jawa
bersama suami, pasien menangkap hantu pesek. Ketika ditanya kenapa
menangkap hantu pesek, pasien mengatakan karena orang yang punya hantu pesek
mengambil uang pasien sehingga sebagai gantinya pasien mengambil hantu pesek
dan memasukkannya ke dalam tubuh pasien (sambil menunjuk dada). Hantu pesek
itu merupakan seorang laki-laki dan sering pasien beri makan. Karena pasien
memiliki hantu pesek, pasien memiliki kekuatan ilmu terbang. Selain dimasuki
oleh hantu pesek, pasien juga pernah merasa dimasuki oleh halilintar saat hujan
turun. Pasien mengatakan ia memiliki ilmu terbang, sedangkan teman-temannya
yang lain di ruang melati punya ilmu menghilang dan ilmu berbicara dengan
kucing. Pasien mengatakan kawan-kawan pasien mengetahui isi pikiran pasien
dan pemeriksa juga bisa mengetahui isi pikiran pasien karena merupakan seorang
psikolog.
Saat di RSK, pasien sering melihat manusia berkulit hitam yang lalu lalang
dan berbau bangkai. Pasien mengatakan ia sering berkelahi dengan manusia bebek
di RSK dan juga sering ditampar serta diancam oleh manusia bebek yang berkata,
Kamu harus nurut, kalau ada makanan berikan ke saya. Selain itu pasien juga
pernah melihat manusia hitam seperti bebek ayam yang kemudian menampar
pasien saat pasien berada di lantai atas ruang melati. Sehari sebelum wawancara,
pasien mengatakan ia melihat bebek hitam yang berbicara, Kau tuh harus sopan
santun disini, kau tuh numpang disini. dan pasien merasa dikejar-kejar. Pasien
sering mendengar orang mandi, padahal tidak ada orang yang mandi dan


mendengar suara yang berkata, Kau mau ngape? Kau mau ke WC ke?. Pasien
mengatakan ia sering mencium bau home snow (kosmetik) padahal pasien tidak
sedang memakainya. Pasien juga sering melihat laki-laki menggunakan baju hijau
bertopi kuning dan celana pendek mentertawai pasien. Saat hari hujan, pasien
mendengar suara bapak-bapak marah-marah, Eh, ngape kau liat-liat ujan.
Bapak-bapak tersebut badannya berwarna merah seperti ayam jago yang
dilihatnya saat hari hujan. Pasien sering merasa ketakutan karena dengar orang
yang sedang bertukang. Selain itu pasien merasa ketakutan saat menonton film
porno dan pasien mengatakan ia menonton film porno supaya kepala pasien tidak
pusing.
Pasien mengatakan ia bisa berbicara dengan kakinya karena di kaki pasien ada
tato. Suara kaki yang sering pasien dengar itu sedang ngerunti atau
membicarakan orang. Pasien sekarang sedang merasa hamil 9 bulan dan yang
dikandungnya ini adalah seorang anak laki-laki yang akan diberi nama
Muhammad Afsya Kurniawan. Sehari sebelum wawancara, pasien mengatakan
jari telunjuknya bergerak sendiri seperti ada yang mengendalikan, namun pasien
tidak tahu siapa yang mengendalikan. Pasien merasa bahwa kepalanya kecil, dan
bukan kepalanya melainkan kepala orang lain yaitu kepala orang madura. Pasien
merasa kuli paha nya hilang. Pasien juga pernah merasa bisa berkomunikasi
dengan orang-orang yang ada di televisi saat pasien nonton televisi. Pasien merasa
mempunyai tetet yaitu minyak ular yang mempengaruhi dan membantu pasien
dalam menyelesaikan masalah. Pasien mengatakan bahwa ia adalah seorang
Kristen, ia tidak percaya Tuhan karena Tuhan sudah diambil orang. Ketika ditanya
kenapa memilih kristen, pasien mengatakan, Kristen bagus karena saya pakai
tetet.
Pasien pernah beberapa kali mencoba untuk bunuh diri, selain karena kesal
dan sedih atas perceraiannya, pasien juga mau bunuh diri karena pisah dengan
anaknya. Pasien mencoba bunuh diri dengan gunting dan saat ditanya apakah ada
yang menyuruhnya, pasien mengatakan disuruh oleh ibunya.
Pada saat ini pasien mengeluhkan gatal di seluruh badan dan pasien sering
menggaruknya. Gatal dirasakan hampir setiap hari dan pasien mengatakan ia
merasakan mulai gatal setelah makan ikan. Pasien memiliki riwayat alergi ikan


gembung. Selain itu pasien juga mengatakan ia pernah mengalami biduran dan
gatal saat cuaca dingin.

Alloanamnesis
Pada alloanamnesis, tanyakan pada keluarga mengapa pasien dibawa ke RSK?
Alasan dibawa? Dibawa oleh siapa? Kapan? Saat sedang apa? Bagaimana cerita
lebih jelas? Apa pernah dibawa berobat?
Tanyakan pada keluarga kira-kira penyebab pasien sakit?
Disini harus jelas kronologis penyakit pasien, terutama gangguan MASA
SEKARANG. Jika sebelumnya pasien pernah mengalami gangguan, jelaskan di
Riwayat gangguan dahulu.

Riwayat gangguan dahulu
1. Riwayat gangguan psikiatri
Sebelumnya apa keluhan pasien?Apa pernah masuk RSK sebelumnya?
Kapan? Kenapa? Berapa kali? Tahun berapa? Diberi obat apa? Pengobatan yang
telah diberikan? Apa pasien patuh minum obat? Pernah sembuh?
2. Kondisi medis umum
Tanyakan penyakit medis seperti malaria, tifoid, kejang demam dll. Kapan?
Tahun berapa? Apa dirawat di RS? Berapa lama? Riwayat trauma?
3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif
Tanyakan riwayat penggunaan narkoba. Jenis apa? Dapat dari siapa?
Berapa lama? Sejak kapan? Siapa yang mengenalkan? Berapa banyak yang
digunakan? Seberapa sering? Apa yang dirasakan? Apa sekarang masih
menggunakannya?
Riwayat merokok. Sejak kapan? Berapa batang sehari? Belinya pake
uang siapa? Sekarang masih merokok? Siapa yang mengenalkan?
Riwayat penggunaan alkohol. Berapa lama? Sejak kapan? Siapa yang
mengenalkan? Berapa banyak yang digunakan? Seberapa sering? Sampai
mabuk? Apa yang dirasakan? Apa sekarang masih menggunakannya?



Riwayat kehidupan pribadi
1. Prenatal dan perinatal
Apa lahir normal? Ditolong siapa? Spontan? Apa ibu selama hamil ada
sakit? Apa ibu menggunakan alkohol atau merokok saat hamil? Apa bayi
pernah kejang demam?
2. Masa kanak-kanak awal (1-3 tahun)
Tanyakan riwayat perkembangan pasien. usia berapa sudah bisa berjalan?
Berbicara? Bagaimana toilet trainingnya? Siapa yang merawat pasien?
bagaimana hubungan/ interaksi orangtua dan anak?
Kepribadian anak. Pemalu? Tidak bisa diam? Hiperaktif? Takut-takut?
Pemarah? Bagaimana reaksi anak jika dimarahi atau dipuji? Bermain dengan
siapa? Bagaimana kebiasaan makan? ASI? Susu botol?
Masalah perilaku. Mengisap ibu jari? Mengompol? Menggigit jari?
Temperamen?
3. Masa kanak pertengahan (3-11 tahun)
Tanyakan sekolah anak, persahabatan, hubungan dengan tetangga, altivitas
social? Bagaimana pelajarannya? Apa pernah tidak naik kelas? Apa
mengompol? Fobia?
4. Riwayat masa kanak akhir dan remaja
Hubungan dengan teman sebaya dan aktivitas kelompok. Riwayat
sekolah, hubungan dengan guru dan teman, pelajaran dan minat pelajaran?
Hobi? Olahraga? Pernah pacaran? Penggunaan waktu luang? Hubungan
dengan orang tua dan saudara kandung?

Riwayat masa dewasa
1. Pendidikan
Riwayat pendidikan pasien SD Negeri 6 Pontianak, MTs IBM, dan SMA
N 4 Pontianak. Pasien kemudian melanjutkan ke Fakultas Kehutanan
Universitas Tanjungpura namun hanya sampai semester 2.
2. Pekerjaan
Sebelum sakit, pasien bekerja sebagai SPG di Matahari Mall.




3. Perkawinan
Pasien menikah pada tahun 2008 saat berusia 23 tahun. Pasien menikah
dengan orang yang pasien cintai, sekarang sudah memiliki 1 orang anak
laki-laki dan pasien sekarang sudah bercerai. Pasien mengaku ia
memiliki masalah dengan keluarga suami yaitu ibu mertua dan kakak
ipar.
4. Agama
Orang tua pasien beragama islam, namun pasien mengaku ia beragama
Kristen semenjak lulus SMA.
5. Aktivitas sosial
Pasien mengaku ia memiliki hubungan yang kurang baik dengan
tetangga. Pasien mengatakan ia sering berkelahi dengan tetangga karena
tetangga nya aneh, suka berteriak.
6. Situasi kehidupan sekarang
Pasien sudah dirawat di RSK kurang lebih selama 1 bulan. Sebelum
sakit, pasien tinggal berdua dengan ibunya. Biasanya pasien menyapu,
mencuci baju dan mengepel di rumahnya.
7. Riwayat militer
Tidak pernah terlibat dalam kemiliteran.
8. Riwayat pelanggaran hukum
Menurut keluarganya, pasien tidak pernah melanggar hukum dan tidak
pernah masuk penjara
9. Riwayat psikoseksual
Apa pasien pernah berhubungan seksual? Dengan siapa? Kapan pertama
kali? Hubungan luar nikah?

B. Riwayat keluarga
Pada riwayat keluarga dijelaskan pasien tinggal dengan siapa,
hubungan dengan keluarga dirumah. Berapa saudara? Anak keberapa?
Siapa anggota keluarga yang paling disayang? Dibenci? Ditakuti? Apa
keluarga memiliki riwayat penyakit yang sama dengan pasien? apa
anggota keluarga ada yang minum alkohol? Siapa yang paling dekat
dengan pasien?


Buat genogram. Jika ada anggota keluarga ada yang meninggal,
diberi tanda plus seperti contoh.

















Gambar 1. Genogram Silsilah Keluarga
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan : Pasien
: Meninggal : Tinggal serumah

C. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya, harapan, nilai-nilai
hidup
Bagian ini penting untuk menentukan tilikan pasien.





Tanyakan apa pasien merasa sakit jiwa? Kalau keluar dari rumah sakit
pasien ingin ngapain?

D. Persepsi keluarga tentang pasien
Persepsi keluarga tentang penyakit pasien, apa karena diguna-guna?
Bagaimana sifat pasien sebelum sakit?







III. STATUS MENTAL (Contoh pengisian)
Diperiksa tanggal 30 Maret 2014
a. Despkripsi umum
1. Penampilan:
Kurang rapi, kurang bersih, penampilan sesuai usia. Pasien mengenakan
kaos kemeja dan celana training dari RSK.
2. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Kooperatif, tenang, sopan, sesuai umur
3. Pembicaraan
Kontak verbal (+), lancar, volume cukup, intonasi cukup, artikulasi jelas,
terkadang tidak relevan.
4. Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif, kontak mata (+) adekuat, sopan.

b. Mood, afek dan keserasian
Mood : Senang
Afek/Emosi : Normal
Keserasian : Serasi

c. Pikiran / Proses pikir
Bentuk : Non-realistik


Arus : Asosiasi longgar, neologisme, inkoheren
Isi : Thought of insertion, thought of withdrawal, thought of
broadcasting, Delusion of being control, ide-ide curiga, waham
kejar, waham somatik, waham kejar dan waham kebesaran

d. Persepsi
Halusinasi auditorik (+), command hallucination, halusinasi visual (+),
halusinasi olfaktori (+), depersonalisasi

e. Sensorium dan kognisi
1. Taraf kesadaran : Kuantitas : Compos Mentis
Kualitas : Berubah

2. Orientasi
Waktu : Baik. Pasien tahu hari apa dilakukan pemeriksaan, dan dapat
membedakan pagi, siang, dan malam.

Tempat : Baik. Pasien tahu tempat dilakukan pemeriksaan

Orang : Baik. Pasien mengenal orang-orang disekitar pasien dan
pemeriksa.

3. Daya ingat
Jangka panjang : Baik, pasien mengingat kondisi dan situasi kampung
halaman pasien di Sambas saat pasien kecil
Jangka sedang : Baik, pasien mengingat kakak pasien yang mengantar
pasien ke RSK
Jangka pendek : Baik, pasien mengingat apa yang barusan kakak pasien
berikan kepada pasien saat menjenguk pasien tadi pagi
Segera : Baik, pasien dapat mengulangi 6 digit angka yang
pemeriksa sebutkan yaitu 675209.



4. Konsentrasi dan perhatian
Baik. Karena pasien dapat menyebutkan perhitungan serial 7 sebanyak 5
kali

5. Kemampuan membaca dan menulis
Pasien mampu menulis dan membaca tulisannya dan juga mampu
membaca tulisan yang ditunjuk oleh pemeriksa.


6. Kemampuan visuospasial
Baik. Pasien mampu menggambarkan segi empat, segi lima dan kubus
dengan baik tanpa diberikan contoh sebelumnya.



7. Kemampuan berpikir abstrak:
Baik. Pasien dapat menjelaskan tentang peribahasa Besar Pasak daripada
Tiang yang artinya Banyak pengeluaran daripada pendapatan. Pasien
juga dapat membedakan 2 benda umum seperti pensil dan pulpen.

8. Bakat kreatif


Bakat kreatif pasien belum ditemukan, namun pasien mengatakan
bakatnya adalah beranak

9. Kemampuan menolong diri sendiri
Baik, pasien dapat makan, minum, mandi sendiri tanpa dibantu

f. Pengendalian impuls
Baik. Pasien menghindar dan merasa sakit ketika dicubit.

g. Daya nilai dan tilikan
1. Kesan nilai sosial: Baik, ketika ditanya apa yang akan pasien lakukan saat
menemukan seorang anak kecil sendirian yang sedang menangis di tepi
jalan? Pasien mengatakan ia akan menggendong anak tersebut dan
mencarikan alamatnya.

2. Penilaian realita: Terganggu

3. Tilikan: Tilikan derajat I. Pasien menyangkal sakit sama sekali

h. Taraf dapat dipercaya
Pasien dapat dipercaya, karena apa yang dikatakan pasien sesuai dengan
pernyataan keluarga.

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
A. Pemeriksaan Tanda Vital
Keadaan umum : Baik, tidak tampak sakit
Kesadaran : Kompos mentis
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Frekuensi pernafasan : 26x/menit
Frekuensi nadi : 104x/menit, reguler, isi kurang


Gizi : Lebih
B. Status Generalis
Kulit : Warna kulit kuning langsat, sianosis (-), terdapat makula
hiperpigmentasi multipel pada tangan, kaki dan badan
Kepala : Deformitas (-), Bekas luka (-).
Rambut : Warna hitam, lurus
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
THT : Deviasi septum (-/-), perdarahan (-/-), mukosa hidung
hiperemik (-/-), tonsil T1/T1
Gigi dan mulut : Oral higiene baik, napas tidak berbau, gigi lengkap
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening leher.

Dada
Jantung : Batas kanan jantung SIC 4 line parasternal kanan, Batas kiri
jantung SIC 5 linea midclavicula kiri, Batas atas jantung SIC 4
linea parasternal kiri. Bunyi Jantung I/II normal, reguler,
gallop (-), murmur (-). Ictus cordis tidak terlihat dan tidak
teraba.

Paru : Statis dinamis simetris, tidak ada bagian dada yang
tertinggal. Suara nafas pokok vesikuler di seluruh lapang paru,
Wheezing (-/-) rhonki (-/-)



Abdomen : Nyeri tekan (-), bising usus (+) normal, hati tidak teraba, lien
tidak teraba

Punggung : Deformitas (-)
Alat Kelamin : Tidak Diperiksa
Anus : Tidak Diperiksa
Ekstremitas : Tremor halus (-/-), akral tidak dingin, edema (-/-)

Status Neurologi
Glasgow Coma Scale (GCS)
E
4
M
6
V
5
= 15
Pupil
Isokor, diameter 3 mm
Refleks cahaya Langsung : +/+
Tidak langsung : +/+

Tanda Rangsang Meningeal (TRM)
Kaku kuduk (-)
Pemeriksaan Motorik :
555 555
555 555
Pemeriksaan Refleks :
Refleks Fisiologis


Biseps : +/+, simetris
Triceps : +/+, simetris
Brachioradialis : +/+, simetris
Patella : +/+, simetris
Tendo achilles: +/+, simetris

Refleks Patologis : babinski (-)
Pemeriksaan Sensorik
Sensibilitas : Tidak ada kelainan
Pemeriksaan Saraf Otonom
Inkontinensia alvi dan urin (-)

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Telah diperiksa seorang perempuan berusia 29 tahun, agama Islam, Suku
Melayu, pendidikan SMA, saat ini tidak bekerja. Pasien masuk ke RSK sejak
tanggal 3 Maret 2014. Dari anamnesis kepada pasien, pasien datang ke RSK
karena kelahi dengan kakak dan abang pasien serta pasien ngambek karena tidak
mau tidur di rumah kakak.
. Pasien mulai merasa kesal sejak awal tahun 2008 setelah pasien pake
(mandi-mandi kembang, sembahyang dan yasinan). Pasien mandi-mandi
kembang dan masuk ke dalam kelambu karena banyak motor yang lewat di depan
rumahnya. Pasien bercerai dengan suami pasien karena pasien merasa suami
pasien egois, sehingga sampai sekarang pasien masih benci terhadap suami. Saat
cerai, pasien merasa sedih dan kesal sampai sekarang dan pasien mau bunuh diri.
Pasien merasa memiliki banyak musuh karena banyak orang yang lewat di
depan rumah pasien. Pasien pernah merasa kepala pasien terasa ringan dan tidak
memiliki otak karena otak pasien hilang. Selain itu pasien mengatakan saat pasien
ke Jawa bersama suami, pasien menangkap hantu pesek dan memasukkannya ke


dalam tubuh pasien. Karena pasien memiliki hantu pesek, pasien memiliki
kekuatan ilmu terbang. Pasien mengatakan ia memiliki ilmu terbang, sedangkan
teman-temannya yang lain di ruang melati punya ilmu menghilang dan ilmu
berbicara dengan kucing. Pasien mengatakan kawan-kawan pasien mengetahui isi
pikiran pasien dan pemeriksa juga bisa mengetahui isi pikiran pasien.
Saat di RSK, pasien sering melihat manusia berkulit hitam yang lalu lalang
dan berbau bangkai. Pasien mengatakan ia sering berkelahi dengan manusia bebek
di RSK dan juga sering ditampar serta diancam oleh manusia bebek, pasien
merasa dikejar-kejar. Pasien juga sering melihat laki-laki menggunakan baju hijau
bertopi kuning dan celana pendek mentertawai pasien. Saat hari hujan, pasien
mendengar suara bapak-bapak marah-marah. Bapak-bapak tersebut badannya
berwarna merah seperti ayam jago yang dilihatnya saat hari hujan. Pasien sering
merasa ketakutan karena dengar orang yang sedang bertukang.
Pasien mengatakan ia bisa berbicara dengan kakinya karena di kaki pasien ada
tato. Pasien sekarang sedang merasa hamil 9 bulan dan yang dikandungnya ini
adalah seorang anak laki-laki. Sehari sebelum wawancara, pasien mengatakan jari
telunjuknya bergerak sendiri seperti ada yang mengendalikan, namun pasien tidak
tahu siapa yang mengendalikan. Pasien merasa bahwa kepalanya kecil, dan bukan
kepalanya melainkan kepala orang lain yaitu kepala orang madura. Pasien merasa
kuli paha nya hilang. Pasien juga pernah merasa bisa berkomunikasi dengan
orang-orang yang ada di televisi saat pasien nonton televisi. Pasien merasa
mempunyai tetet yaitu minyak ular yang mempengaruhi dan membantu pasien
dalam menyelesaikan masalah.
Pada pemeriksaan, didapatkan pembicaraan pasien verbal (+), lancar, volume
cukup, intonasi cukup, artikulasi jelas, terkadang tidak relevan. Sikap terhadap
pemeriksa kooperatif, kontak mata (+) adekuat, sopan. Mood senang. Afek/Emosi
normal, serasi. Bentuk pikir non-realistik. Arus pikir terdapat asosiasi longgar,
neologisme, inkoheren. Isi pikir terdapat Thought of insertion, thought of
withdrawal, thought of broadcasting, Delusion of being control, ide-ide curiga,
waham kejar, waham somatik, waham kejar dan waham kebesaran. Gangguan
persepsi berupa halusinasi auditorik (+), command hallucination, halusinasi visual
(+), halusinasi olfaktori (+), depersonalisasi.


Pada pemeriksaan diagnostik lanjutan terdapat kelainan pada kulit berupa
makula hiperpigmentasi multipel di tangan, kaki dan badan pasien. Pasien juga
mengeluhkan gatal di bagian tersebut terutama pada malam hari. Selain itu
pemeriksaan fisik lain dalam batas normal dan tidak ditemukan kelaianan.
Akibat dari penyakitnya, selama pasien sakit, keluarga pasien mengatakan
bahwa pasien tidak dapat melanjutkan pekerjaan seperti biasanya lagi, tidak mau
berinteraksi dengan lingkungan sosial, namun pasien masih bisa merawat dirinya
seperti dulu.


VI. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL (contoh pengisian)
Aksis 1 : F20.00 Skizofrenia Paranoid Berkelanjutan
DD: F25.0 Skizoafektif tipe manik
Aksis 2 : Tidak ada diagnosis.
Ciri kepribadian premorbid: tertutup, suka menyendiri
Aksis 3 : Scabies
Aksis 4 : Masalah keluarga
Aksis 5 : GAF 40 - 31, beberapa disabilitas dalam hubungan dengan
realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi.

VII. DAFTAR MASALAH
a. Organobiologik : Scabies

b. Psikologis : Pembicaraan pasien verbal (+), lancar, volume cukup,
intonasi cukup, artikulasi jelas, terkadang tidak relevan. Sikap terhadap
pemeriksa kooperatif, kontak mata (+) adekuat, sopan. Mood senang.
Afek/Emosi normal, serasi. Bentuk pikir non-realistik. Arus pikir terdapat
asosiasi longgar, neologisme, inkoheren. Isi pikir terdapat Thought of
insertion, thought of withdrawal, thought of broadcasting, Delusion of being
control, ide-ide curiga, waham kejar, waham somatik, waham kejar dan
waham kebesaran. Gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik (+),


command hallucination, halusinasi visual (+), halusinasi olfaktori (+),
depersonalisasi


c. Sosial : Masukkan semua aksis 4

VIII. PENATALAKSANAAN
Risperidone 2 x 2 mg
Haloperidol 2 x 5 mg
Trihexyphenidyl 2 x 2 mg

Perlu dilakukan hospitalisasi untuk stabilisasi pengobatan sehingga gejala
yang dialami tidak bertambah berat. Selain itu untuk keamanan diri dan
lingkungan.
Psikoterapi yang berorientasi tilikan agar pasien mengetahui sakit apa yang
sebenarnya dia alami dan suportif yaitu memotivasi pasien untuk meminum obat
secara teratur, mendukung dan mendengarkan keluhan-keluhan pasien.
Terapi okupasi yaitu memberikan keterampilan pada pasien agar bisa bekerja
dan bisa kembali ke masyarakat setelah keluar dari rumah sakit serta bisa
memperbaiki status ekonomi keluarganya.
Dapat pula diberikan terapi keluarga yaitu dengan memberikan edukasi dan
informasi tentang penyakit pasien, gejala, penyebab, pengobatan, prognosis,
risiko kekambuhan, serta faktor-faktor yang meningkatkan risiko kekambuhan
sehingga keluarga dapat menerima kondisi pasien dan mendukung ke arah
kesembuhan. Mengajak semua anggota keluarga untuk ikut berpartisipasi dalam
penatalaksanaan pasien terutama dalam mendukung kepatuhan pasien
menjalankan terapi. Memberikan pengertian pada keluarga tentang pentingnya
peran mereka sebagai pengawas minum obat bagi pasien. Mengingatkan kepada
keluarga agar selalu memberikan dukungan kepada pasien atas apa yang pasien
rasakan.

IX. PROGNOSIS
Quo ad Vitam : ad Malam


Quo ad Functionam : ad Malam
Quo ad Sanationam : ad Malam

You might also like