Abstrak-Efisiensi Energi Dari Tungku Sekam Dengan Kompor Bahan Bakar Campuran Air, Minyak Dan Gas Karbon (Asap) Dengan Metode Kavitasi-123-125_FB-12_Casnanxf
Efisiensi Energi Dari Tungku Sekam Dengan Kompor Bahan Bakar
Campuran Air, Minyak Dan Gas Karbon (Asap) Dengan Metode Kavitasi
Casnan 1 , Irzaman 2 , Pudji Untoro 3 1 Mahasiswa Pasca Sarjana Departemen Fisika FMIPA, Institut Pertanian Bogor Kampus FMIPA IPB Darmaga Jl. Meranti Darmaga Bogor 16680, Indonesia Telp/ Fax: 0251-8625728 2 Departemen Fisika FMIPA, Institut Pertanian Bogor Kampus FMIPA IPB Darmaga Jl. Meranti Darmaga Bogor 16680, Indonesia Telp/ Fax: 0251-8625728 3 Lembaga Penelitian Badan Teknologi Nuklir (BATAN) SerpongTangerang Indonesia Email: casnan.ipb@gmail.com
Abstrak - Pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk yang terus meningkat menyebabkan pertambahan konsumsi energi di dunia meningkat. Di Indonesia diperkirakan kebutuhan energi nasional akan meningkat dari 674 juta SBM tahun 2002 menjadi 1680 juta SBM pada tahun 2020, meningkat sekitar 2,5 kali lipat atau naik dengan laju pertumbuhan rata-rata tahunan sebesar 5,2%. Namun, pasokan energi yang ada semakin hari semakin menipis. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan suatu terobosan untuk mencegah terjadinya krisis energi. Salah satu energi yang terbarukan yang mempunyai potensi besar adalah pemanfaatan sekam padi untuk tungku sekam dengan efisiensi energi 14,34%-21,21%. Pemanfaatan sekam menjadi kompor menghasilkan gas karbon yang cukup banyak. Konsentrasi karbon yang berlebihan di udara bukan merupakan suatu hal yang baik bagi kondisi lingkungan, karena karbon yang terlepas ke udara secara berlebihan dapat mengakibatkan peningkatan suhu bumi. Sehingga diperlukan suatu alternative baru untuk memanfaatkan gas karbon hasil pembakaran sekam tersebut. Gas karbon hasil pembakaran sekam padi yang dicampur dengan hasil kavitasi campuran minyak dan air dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif. Tujuan pemanfaatan gas karbon pembakaran sekam padi adalah untuk menciptakan energi alternatif yang dapat mengurangi pelepasan karbon ke udara sebagai salah satu upaya untuk mengurangi dampak global warming dan energi murah yang dapat digunakan oleh masyarakat luas. Metode yang digunakan dalam pembuatan energi alternatif ini adalah dengan metode kavitasi. Minyak yang dicampur dengan air diberi getaran ultrasonik dari sonokimia sehingga menghasilkan uap kering, kemudian asap (gas Karbon) yang dihasilkan oleh tungku sekam dialirkan pada uap kering tersebut, sehingga campuran uap kering dengan asap (gas karbon) dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar yang siap digunakan dengan efisiensi energi 11,36% - 17,28%.
Kata kunci : Tungku Sekam, karbon, efisiensi energi , metode kavitasi
I. PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk yang terus meningkat menyebabkan pertambahan konsumsi energi di dunia meningkat. Pertumbuhan populasi dunia diperkirakan dapat menyebabkan krisis energi di tahun 2030. Konsumsi energi dunia meningkat sebesar 49 % atau 1.4 % per tahun dari 495 x 10 15 Btu di tahun 2007 menjadi 739 x 10 15 Btu di tahun 2035 [3]. Di Indonesia permintaan energi nasional diestimasikan meningkat dari 674 juta di tahun 2002 menjadi 1680 juta SBM di tahun 2020, peningkatan diperkirakan 2.5 kali lipat atau peningkatan rata-rata pertahun tumbuh 5.2% [6]. J ika tidak ditemukan cadangan energi baru, maka cadangan energi nasional diperkirakan akan semakin menipis. Sehingga perlu dilakukan berbagai terobosan untuk mencegah terjadinya krisis energi. Untuk mengantisipasi hal tersebut Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan blueprint pengelolaan energi nasional tahun 2005-2025. Kebijakan energi ini khususnya ditekankan pada usaha untuk menurunkan ketergantungan penggunaan energi hanya pada minyak bumi. Meningkatnya biaya mendorong upaya untuk mengembangkan teknologi yang efisien. Sekam padi memiliki potensi besar untuk digunakan sebagai bahan bakar dalam memproduksi energi alternatif [4]. Bagian yang dapat dijadikan sebagai energi alternatif adalah gas karbon hasil pembakaran sekam padi. Penggunaan gas karbon sebagai energi alternatif menjadi salah satu upaya untuk mengurangi jumlah karbon di udara karena gas karbon yang terlepas dalam jumlah yang berlebih memiliki dampak negative bagi lingkungan dan menjadi salah satu penyebab untuk meningkatkan suhu bumi yang mengakibatkan pemanasan global.
II. METODE PENELITIAN A. Karbon Karbon atau juga yang disebut dengan zat arang merupakan salah satu unsur yang berbentuk padat, cair, maupun gas yang terdapat di dalam perut bumi, di dalam batang pohon, ataupun di udara (atmosfer). Sumber terciptanya karbon yang berada di udara dapat berasal dari pembakaran minyak dan gas dari kendaraan, industri, pembakaran hutan, asap yang keluar dari letusan gunung berapi, kayu yang dibakar, ataupun proses pelapukan tumbuh-tumbuhan. Konsentrasi karbon yang berlebihan di udara bukanlah merupakan suatu hal yang baik bagi kondisi lingkungan, karena karbon yang terlepas ke udara secara berlebihan dapat mengakibatkan peningkatan suhu bumi atau pemanasan global (global warming). Bersama gas-gas hasil pencemaran lain, gas karbon membentuk lapisan yang dapat menahan panas bumi keluar dari atmosfer sehingga menyebabkan suhu udara di bumisemakin panas. 124 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI J ateng & DIY
ISSN 0853-0823
Karakteristik utama dari produk karbon adalah hampir
semua produk karbon bersifat basa (pH) 7), yang sama dengan arang, mungkin karena detasemen logam alkali. Tingkat karbon dalam ternak merupakan yang terbesar dan yang terkecil berasal dari kotoran lumpur, sedangkan untuk karbon yang berasal dari sekam padi berada diurutan ketiga.
TABEL 1. KARAKTERISTIK KARBON [9]
B. Kerosin Kerosin memiliki titik didih tertinggi dan biasanya digunakan sebagai Minyak tanah, Bahan bakar jet untuk air plane.
TABEL 2. PROSES DESTILASI BERTINGKAT [1]
C. Metode Akustik Kavitasi Metode akustik kavitasi merupakan metode dimana terdapat variasi tekanan dalam cairan yang dilakukan dengan menggunakan gelombang suara, biasanya ultrasound 16 kHz-100 MHz. Perubahan kimia yang terjadi karena kavitasi disebabkan oleh berlalunya gelombang suara biasanya dikenal sebagai sonochemistry (Gambar 1). J ika tekanan yang cukup besar yang diterapkan pada cairan sehingga rata-rata jarak antara molekul molekul melebihi jarak kritis yang dibutuhkan untuk menahan cairan utuh, rongga atau void akan dibuat. Selanjutnya kompresi dan penghalusan siklus menyebabkan gelombang suara gelembung - rongga yang dibentuk untuk mengembangkan, mencapai maksimum ukuran gelembung tergantung pada kondisi operasi dan kemudian melepaskan sejumlah besar energi yang menghasilkan efek spektakuler.
Gambar 1. Ilustrasi vibrasi cairan menjadi droplet-droplet oleh gelombang ultrasonik.[7] III. PEMBAHASAN Sekam yang merupakan kulit terluar dari gabah yang melimpah di tiap penggilingan padi. Sekam padi dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar alternatif. Dengan teknologi kompor sekam segar bisa digunakan untuk memasak. Energi alternatif dengan menggunakan sekam padi lebih murah dibandingkan dengan energi yang lain.[4][5] Kompor sekam mempunyai efisiensi 14.34% sampai 21.21% dapat pada tabel 3.
TABEL 3. EFISIENSI ENENRGI KOMPOR SEKAM UNTUK MENDIDIHKAN 1 LITER AIR
Panas pembakaran sekam dapat mencapai 3300 Kkal dan bulk density 0,100 g/ml serta konduktivitas panas 0,068 Kkal. [4][5][8]. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan kompor sekam cukup prospektif untuk digunakan pada skala rumah tangga petani / pedesaan. Sekam mudah ditemukan di sekitar penduduk yang berada di pedesaan, Namun masih ada kelemahan pada kompor sekam yaitu masih banyak asap (gas karbon) yang dihasilkan dari kompor sekam yang belum termanfaatkan dan menjadi masalah untuk lingkungan. Gas karbon hasil pembakaran sekam saat ini dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif dengan menggunakan metode kavitasi. Gas karbon yang dihasilkan tidak lagi dilepas ke alam sehingga dapat mengurangi pelepasan karbon ke udara yang dapat menyebabkan perubahan suhu bumi. Tabel 4 menunjukan bahwa karbon yang dihasilkan pembakaran sekam padi sebesar 41,44%. Angka tersebut cukup besar menyumbangkan karbon yang dilepas ke udara. J ika penggunaan sekam padi semakin meningkat dikhawatirkan akan meningkatnya jumlah karbon di atsmosfir yang dapat menyebabkan perubahan suhu sebagai awal terjadinya global warming. TABEL 4. HASIL AKHIR DAN PERKIRAAN ANALISIS BAHAN BAKAR SEKAM PADI
Karbon hasil pembakaran kompor sekam dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif dengan bantuan alat sonokimia. Penggunaan sonokimia menghasilkan getaran ultrasonik yang berguna untuk mengubah campuran air dan Carbon Product PH (H 2 O) EC (mS/cm) Maximum Water Capasity (%) Density (t/m 3 ) Sugarcane straw 6.8 0.38 497 0.23 Sewage sludge* 8.5 0.09 57 0.65 Rice husk 8.7 0.22 232 0.31 Cattle waste* 8.2 2.90 294 0.32 Charcoal 1 9.8 0.14 117 0.34 Charcoal 2 7.0 0.08 184 0.35 J angka titik didih ( 0 C) Banyaknya atomkarbon Nama Penggunaan Dibawah 30 1 4 Fraksi Gas Bahan Bakar Pemanas 30 180 5 10 Bensin Bahan Bakar Mobil 180 230 11 12 Minyak tanah Bahan Bakar J et 230 305 13 17 Minyak Gas Bahan Bakar Diesel, Pemanas 305 405 18 - 25 Minyak Gas Berat Bahan Bakar Pemanas Massa Sekam(kg) Air ( 0 C) Efisiensi Energi (%) Waktu (menit) 0.45 98 14.34 10 0.3 96 20.91 10 0.3 97 21.21 10 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI J ateng & DIY 125
ISSN 0853-0823
minyak menghasilkan uap kering. Setelah itu, gas karbon
(asap) yang dihasilkan dari pembakaran sekam padi dialirkan pada hasil kavitasi campuran minyak dan air. Hasil proses tersebut dapat digunakan untuk mendidihkan air sebanyak 1 liter dengan efisiensi energi antara 11,36% - 17,28%. Untuk mengetahui nilai efisiensi yang dihasilkan dari pemanfaatan karbon ini menggunakan persamaan [4]
= m c t (1) E in Keterangan: : Efisiensi energi m : massa air (kg) c : kalor jenis (J /kg 0 C) t : perubahan suhu ( 0 C) E in : Energi input (J)
TABEL 5. HASIL PENGGUNAAN KARBON DAN CAMPURAN KEROSIN DAN AIR UNTUK MENDIDIHKAN 1 LITER AIR
Hal ini menunjukan bahwa penggunaan gas karbon dari hasil pembakaran sekam padi dapat mengefisienkan penggunaan minyak yang cukup besar dengan panas yang relative tinggi.
Gambar 2. Desain Gambar Kompor Gambar 2 merupakan gambaran dari kompor yang dapat digunakan dengan pemanfaatan gas karbon sekam padi yang dicampur dengan air dan bahan bakar nabati. Sehingga energi yang dihasilkan dapat digunakan langsung dalam kegiata rumah tangga maupun industri.
IV. KESIMPULAN Salah satu energi alternatif yang memiliki potensi besar adalah dengan memanfaatkan gas karbon hasil pembakaran tungku sekam padi. selain murah dan efisien, pemanfaatan karbon dengan metode kavitasi akustik dari hasil pembakaran sekam padi juga dapat mudah diterapkan dalam kegiatan rumah tangga dan industri. Dengan peralatan sederhana dan bahan baku yang cukup murah diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan dan diharapkan di masa depan tidak hanya karbon hasil pembakaran sekam padi yang dapat dijadikan energi alternatif tetapi juga jenis karbon dari hasil pembakaran apapun dapat dijadikan bahan baku. Sehingga selain menghasilkan energi alternatif tetapi juga dapat melestarikan lingkungan.
PUSTAKA [1] C.F.Zahro. Penyulingan, Pemrosesan dan Penggunaan Minyak Bumi. J urusan Kimia FMIPA Universitas Sumatra Utara, 2003. [2] D.O.Albino. Emissions from multiple-spouted and spout-fluid fluidized beds using rice husks as fuel. School of Engineering and Architecture, Mindanao Polytechnic State College, Cagayan de Oro City 9000, Philippines, 2006. [3] International Energy Outlook World Energy Demand and Economic Outlook, 2010. [4] H. Irzaman, Darmasetiawan, H. Alatas, Irmansyah, A.D. Husin, dan M.N. Indro. Workshop on Renewable Energy Technology Applicaitons to Support E 3i Village, 22 24 J uly 2008, J akarta Indonesia, 2008. [5] H. Irzaman,. Darmasetiawan, H. Alatas, Irmansyah, A. D. Husni, M.N. Indro, H. Herdhienata, K. Abdullah, T. Mandang, dan S. Tojo. Optimization of Thermal Efficiency of Cooking Stove with Rice-Husk Fuel in Supporting the Proliferation of Alternative Energy in Indonesia, 2009. [6] Kementerian Negara Ristek (KNRT). Buku Putih Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bidang Sumber Energi Baru dan Terbarukan untuk Mendukung Keamanan Ketersediaan Energi Tahun 2025, J akarta, 2006. [7] Liherlinah, Muhammad Sanny, Ahmad Rifki Marully, Mikrajuddin Abdullah dan Khairurrijal. Desain Prototipe Reaktor Steam Reforming Menggunakan Ultrasonik Nebulizer. LaboratoriumSintesis dan Fungsionalisasi Nanomaterial KK Fisika Material Elektronik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung, 2008. [8] R. Rachmat. Litbang Pascapanen. Dimuat pada Tabloid Sinar Tani, 4 J anuari 2006 [9] Y. Shinogi, H. Yoshida, T. Koizumi, M. Yamaoka, and T. Saito Basic characteristics of low temperature carbon products from waste sludge. Elsevier Science Ltd. All rights reserved, 2002.
Minyak/air (ml) Air ( 0 C) Efisiensi Energi (%) Waktu (menit) 150:450 95 11.36 11 120:480 99 17.28 15 100:500 97 13.63 13 KomporSekam Sonokimia Air+kerosin