Sistem vaskuler adalah sistem pembuluh darah yang berfungsi sebagai
tempat mengalirnya darah dari jantung dan menyebar ke seluruh jaringan tubuh dan kembali ke jantung. Sistem vaskuler ini memiliki peranan penting dalam fisiologi kardiovaskuler karena berhubungan dengan mekanisme pemeliharaan lingkungan internal. Pembuluh darah aorta sampai di arteoli disebut pembuluh darah arteri, sedangkan pembuluh darah venolus sampai dengan vena kava disebut pembuluh darah vena (Anonim 2006). Salah satu penyakit pada sistem vaskuler adalah aterosklerosis. Penyakit ini adalah proses inflamasi kronis yang dapat menyebabkan terjadinya angina pektoris, infark miokard dan infark cerebral (Okada et al. 2007). Penyakit ini juga dapat menyebabkan perubahan dinding arteri yang ditandai akumulasi lipid ekstrasel, recruitment dan akumulasi lekosit, pembentukan sel busa, migrasi dan proliferasi miosit, deposit matriks ekstrasel, akibat pemicuan patomekanisme multifaktor yang bersifat kronik progresif, fokal atau difus, bermanifestasi akut maupun kronis, serta menimbulkan penebalan dan kekakuan arteri. Aterosklerosis disebabkan faktor genetik serta intensitas dan lama paparan faktor lingkungan (hemodinamik, metabolik, kimiawi eksogen, infeksi virus dan bakteri, faktor imunitas dan faktor mekanis), dan atau interaksi berbagai faktor tersebut (Lippy 2006). Murwani et. al (2006) melaporkan dalam penelitiannya bahwa diet aterogenik yang mengandung kolesterol 2%, asam kolat 0,2% dan minyak babi 5% selama 8 minggu dapat memicu terjadinya arterosklerosis pada tikus putih (Rattus novergicus strain Wistar). Aterosklerosis pada anjing adalah penyakit vaskular yang sering dilaporkan dan dikaitkan dengan penyakit diabetes dan hiptiroid. Aterosklerosis juga pernah dilaporkan berlaku secara spontan yang tidak memiliki kaitan dengan penyakit endokrin. Hal ini menunjukkan bahwa faktor faktor lain mungkin terlibat dalam patogenesis aterosklerosis pada anjing (Hess et. Al 2006). Pada umumnya kondisi ini jarang terjadi pada anjing akan tetapi telah dilaporkan pada ras tertentu yaitu ras Pinscher Doberman, Poodle, Miniature Schnauzer dan Labrador Retriver. Faktor risiko ini untuk penyakit ini meliputi usia, anjing yang lebih tua dari sembilan tahun berada pada risiko yang lebih tinggi. Faktor gender juga mempengaruhi dalam penyakit ini. Dalam hal ini, kehadiran diabetes memainkan peranan penting dalam perkembangan aterosklerosis ( Anonim 2010). Terapi yang dapat diberikan pada kasus aterosklerosis ini adalah terapi farmasetik. Tujuan pemberian terapi farmasetik ini adalah untuk meredakan gejala penyakit arteri koroner (CAD) dan untuk mencegah kejadian penyakit jantung di masa depan, seperti ketidakstabilan angina dan kematian. Andalan terapi farmakologis angina meliputi nitrat, beta-blocker, statin, calcium-channel blockers, dan ranolazine. Pencegahan dan pengobatan aterosklerosis juga membutuhkan kontrol terhadap faktor risiko yang diketahui untuk penyakit ini. Hal ini termasuk perubahan gaya hidup dan terapi pengobatan medis hipertensi, hiperlipidemia, dan diabetes mellitus (Boudi 2014). Pengetahuan mengenai terapi terhadap penyakit aterosklerosis ini perlu dipahami oleh seorang dokter hewan. Dokter hewan merupakan salah seorang yng memonitor perkembangan pasien. Oleh karena itu, dokter hewan harus memahami gejala penyakit ini serta penggunaan obat obatannya pada terapi aterosklrosis.
Anonim. 2006. Aspek seluler dan molekuler aterosklerosis. Semarang (ID) : Universitas Diponerogo. Anonim. 2010. Hardening and blockage of the arteries in dogs. Di dalam : www.petmd.com/dog/conditios/cardiovasculer/c_dg_artherosclerosis?page =show [20 Juni 2014]. Boundi FB. 2014. Coronary artery atherosclerosis treatment & management. Di dalam : http://emedicine.medscape.com/article/153647-treatment [20 Juni 2014]. Hess RS, Kass PH, Winkle TJV. 2006. Association between artherosclerosis and glomerulophaty in dogs. Intern J Appl Res Vet Med. 4(3): 224 231. Lippy P. 2006. The vascular biology or artherosclerosis. Di dalam : http://www.harcourthealth.com/SIMON/Braundwald/chapter30.pdf [ 20 Juni 2014]. Murwani S, Ali M, Muliartha K. 2006. Diet Aterogenik pada Tikus Putih (Rattus novergicus strain Wistar) Sebagai Model Hewan Arterosklerosis. Jurnal Kedokteran Brawijaya. 22 (1) : 6 -9. Okada T, Ayada K, Usui S, Yokota K, Cui J, Kawahara Y, Inaba, Y, Hirohata S, Mizuno M, Yamamoto D, Kusachi S, Matsuura E, Oguma K. 2007. Antibodies against heat shock protein 60 derived from Helicobacter pylori : Diagnostic implications in cardiovascular disease. Journal of Auitoimmunity. 29 : 106-15. .