You are on page 1of 17

http://noviaariani.blogspot.com/2014/04/farmakognosi-kelas-x.

html
Farmakognosi
A. HUBUNGAN FARMAKOGNOSI DENGAN OBAT
Perkataan Farmakognosi berasal dari dua kata Yunani
yaituPharmakon yang berarti obat dan gnosis yang berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi
farmakognosi berarti pengetahuan tentang obat.
Definisi yang mencakup seluruh ruang lingkup farmakognosi diberikan
olehFluckiger, yaitu pengetahuan secara serentak berbagai macam cabang ilmu
pengetahuan untuk memperoleh segala segi yang perlu diketahui tentang obat.
Ada beberapa definisi tentang obat misalnya :
1. Obat
:
Yakni suatu bahan atau paduan bahan bahan yang
dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa,
mencegah, mengurangkan, menyembuhkan penyakit atau
gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada
manusia atau hewan, memperelok bagian badan manusia.
2. Obat Jadi
:
Yakni obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk
serbuk, cairan, salep, tablet, pil, suppositoria atau bentuk yang
mempunyai nama teknis sesuai dengan Farmakope Indonesia
atau buku- buku lain yang ditetapkan pemerintah .
3. Obat Paten
:
Yakni obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama
si pembuat atau dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli
dari pabrik yang memproduksinya.
4. Obat Baru
:
Yakni obat yang terdiri dari atau berisi suatu zat baik sebagai
bagian yang berkhasiat maupun yang tidak berkhasiat,
misalnya lapisan, pengisi, pelarut, bahan pembantu atau
komponen lain yang belum dikenal, sehingga tidak diketahui
khasiat atau kemurniannya.
5. Obat Tradisional
:
Adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau
campuran dari bahan- bahan tersebut, cara tradisional telah
digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
B. Ruang Lingkup Farmakognosi
Farmakognosi adalah sebagai bagian biofarmasi, biokimia dan kimia
sintesa, sehingga ruang lingkupnya menjadi luas seperti yang diuraikan dalam definisi
Fluckiger. Sedangkan di Indonesia saat ini untuk praktikum Farmakognosi hanya
meliputi segi pengamatan makroskopis, mikroskopis dan organoleptis yang
seharusnya juga mencakup identifikasi, isolasi dan pemurnian setiap zat yang
terkandung dalam simplisia dan bila perlu penyelidikan dilanjutkan ke arah sintesa.
Sebagai contoh : Chloramphenicol dapat dibuat secara sintesa total, yang sebelumnya
hanya dapat diperoleh dari biakkan cendawan Streptomyces venezuela.
Alam memberikan kepada kita bahan alam darat dan laut berupa tumbuhan,
hewan dan mineral yang jika diadakan identifikasi dan menentukan sistimatikanya,
maka diperoleh bahan alam berkhasiat obat. Jika bahan alam yang berkhasiat obat ini
dikoleksi, dikeringkan, diolah, diawetkan dan disimpan, akan diperoleh bahan yang siap
pakai atau simplisia, disinilah keterkaitannya dengan farmakognosi.
Simplisia yang diperoleh dapat berupa rajangan atau serbuk. Jika dilakukan uji
khasiat, diadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan
fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan bahan fitofarmaka inilah yang disebut obat. Bila
dilakukan uji klinik, maka akan diperoleh obat jadi.
Serbuk dari simplisia jika diekstraksi dengan menggunakan berbagai macam
metode ekstraksi dengan pemilihan pelarut , maka hasilnya disebut ekstrak. Apabila
ekstrak yang diperoleh ini diisolasi dengan pemisahan berbagai kromatografi, maka
hasilnya disebut isolat.
Jika isolat ini dimurnikan, kemudian ditentukan sifat sifat fisika dan
kimiawinya akan dihasilkan zat murni, yang selanjutnya dapat dilanjutkan penelitian
tentang identifikasi, karakterisasi, elusidasi struktur dan spektrofotometri.
Proses ekstraksi dari serbuk sampai diperoleh isolat bahan obat dibicarakan
dalam fitokimia dan analisis fitokimia. Bahan obat jika diadakan uji toksisitas dan uji pra
klinik akan didapatkan obat jadi. Mulai dari bahan obat sampat didapatnya obat jadi
dapat diuraikan dalam skema berikut :
C. Hubungan Farmakognosi Dengan Botani - Zoologi
Simplisia harus mempunyai identitas botani zoologi yang pasti, artinya
harus diketahui dengan tepat nama latin tanaman atau hewan dari mana simplisia
tersebut diperoleh, misalnya : menurut Farmakope Indonesia ditentukan bahwa untuk
Kulit Kina harus diambil dari tanaman asal Cinchona succirubra, sedangkan jenis kina
terdapat banyak sekali , yang tidak mempunyai kadar kina yang tinggi. Atas dasar
pentingnya identitas botani zoologi maka nama nama tanaman atau hewan dalam
Farmakope selalu disebut nama latin dan tidak dengan nama daerah, karena satu
nama daerah seringkali berlaku untuk lebih dari satu macam tanaman sehingga
dengan demikian nama daerah tidak selalu memberikan kepastian identitas. Dengan
demikian menetapkan identitas botani zoologi secara tepat adalah langkah pertama
yang harus ditempuh sebelum melakukan kegiatan-kegiatan lainnya dalam bidang
farmakognosi.
D. Hubungan Farmakognosi Dengan Ilmu Ilmu Lain
Sebelum kimia organik dikenal, simplisia merupakan bahan utama yang harus
tersedia di tempat meramu atau meracik obat dan umumnya diramu atau diracik
sendiri oleh tabib yang memeriksa sipenderita, sehingga dengan cara tersebut
Farmakognosi dianggap sebagai bagian dari Materia Medika. Simplisia diapotik
kemudian terdesak oleh perkembangan galenika, sehingga persediaan simplisia di
apotik digantikan dengan sediaan sediaan galenik yaitu, tingtur, ekstrak, anggur dan
lain lain.
Kemudian setelah kimia organik berkembang, menyebabkan makin
terdesaknya kedudukan simplisia di apotik - apotik. Tetapi hal ini bukan berarti
simplisia tidak diperlukan lagi, hanya tempatnya tergeser ke pabrik - pabrik farmasi,
Tanpa adanya simplisia di apotik tidak akan terdapat sediaan-sediaan galenik, zat
kimia murni maupun sediaan bentuk lainnya, misalnya: serbuk, tablet, ampul,
contohnya: Injeksi Kinin Antipirin, Secara sepintas Kinina antipirin dibuat secara
sintetis tetapi dari sediaan tersebut hanya Antipirin saja yang dibuat sintetis
sedangkan kinina hanya dapat diperoleh jika ada Kulit Kina, sedangkan untuk
mendapatkan kulit kina yang akan ditebang atau dikuliti adalah dari jenis Cinchona
yang dikehendaki. Untuk memperoleh jenis Cinchona yang dikehendaki tidak mungkin
diambil dari jenis Cinchona yang tumbuh liar, sehingga harus ada cara pengumpulan
dan perkebunan yang baik dan terpelihara. Dalam perkebunan ini farmakognosi erat
hubungannya dengan ilmu-ilmu lain misalnya: Biokimia, dalam pembuatan zat-zat
sintetis seperti Kortison, Hidrokortison dan lain - lainnya.
Dari contoh - contoh tersebut maka dapat diketahui bahwa ruang lingkup
Farmakognosi tidak terbatas pada pengetahuan tentang simplisia yang tertera dalam
Farmakope, tetapi meliputi pemanfaatan alam nabati- hewani dan mineral dalam
berbagai aspeknya di bidang farmasi dan Kesehatan.
E. Sejarah Dan Perkembangan Farmakognosi
Pada kurang lebih 2500 tahun sebelum masehi, penggunaan tanaman obat
sudah dilakukan orang, hal ini dapat diketahui dari lempeng tanah liat yang tersimpan
di Perpustakaan Ashurbanipal di Assiria, yang memuat simplisia antara lain kulit
delima, opium, adas manis, madu, ragi, minyak jarak. Juga orang Yunani kuno
misalnya Hippocrates (1446 sebelum masehi), seorang tabib telah mengenal kayu
manis, hiosiamina, gentiana, kelembak, gom arab, bunga kantil dan lainnya.
Pada tahun 1737 Linnaeus, seorang ahli botani Swedia, menulis
buku Genera Plantarum yang kemudian merupakan buku
pedoman utama dari sistematik botani, sedangkan farmakognosi modern mulai dirintis
oleh Martiuss. Seorang apoteker Jerman dalam bukunya Grundriss Der
Pharmakognosie Des Planzenreisches telah menggolongkan simplisia menurut segi
morfologi, cara- cara untuk mengetahui kemurnian simplisia.
Farmakognosi mulai berkembang pesat setelah pertengahan abad ke 19 dan
masih terbatas pada uraian makroskopis dan mikroskopis. Dan sampai dewasa ini
perkembangannya sudah sampai ke usaha- usaha isolasi, identifikasi dan juga teknik-
teknik kromatografi untuk tujuan analisa kualitatif dan kuantitatif.
F. Ejaan Latin
Meskipun alfabet Latin sama dengan alfabet yang dipergunakan dalam bahasa
Indonesia, tetapi dengan ejaan yang disempurnakan pada bahasa Indonesia, maka
terrdapat perbedaan cara pengucapan dari beberapa huruf dan rangkaian huruf.
Cara pembacaan huruf huruf atau rangkaian rangkaian huruf Latin yang dimaksud,
dapat kita lihat pada contoh contoh berikut ini :
Huruf atau
rangkaian huruf
Dibaca sebagai Contoh Diucapkan sebagai
ae e Galangae ga-la-nge
Lobeliae lo-be-li-e
c k jika diikuti huruf a, o,
u atau huruf mati
Cacao ka-ka-o
Cola ko-la
Curcuma kur-ku-ma
Fructus Fruk -tus
c s jika diikuti
huruf e, i, y
Cera Se-ra
Citri Sit-tri
Glycyrrhiza Gli-si-ri-sa
cc kk jika diikuti huruf a ,
o, u
Succus Suk-kus

cc ks jika diikuti huruf Coccinella Kok-si-ne-la
e, i, y
ch kh jika diikuti huruf Cinchona Sin-ko-na
hidup
ch h jika diikuti huruf mati Strychni Strih-ni
eae e Dioscoreae Di-es-ko-re
eu e + u Oleum O-le-um
Cetaceum Se-ta-se-um
ff f Paraffinum Pa-ra-fi-num
ie i..+ ye Iecoris Iye-ko-ris
ii i + i Aurantii Au-ran-ti-i
j y Cajuputi Ka-yu-pu-ti
ll l Vanilla Va-ni-la
mm m Gummi Gu-mi
Ichtammolum Ih-ta-mo-lum
nh n Ipecacuanhae I-pe-ka-ku-ane
oe eu Foeniculi Feu-ni-ku-li
Asafoetida A-sa-feu-ti-da
nn n Belladonna Be-la-do-na
Sennae Se-ne
ph f Orthosiphon Or-to-si-fon
pp p hippoglossi hi-po-glo-si
qu kw quercus kwer-kus
rh r rhei
rhizoma
re-i
ri-zo-ma
rr r myrrha mi-ra
sh sy shorea syo-re
purshiana pur-si-a-na
ss s Cassia ka-si-a
th t Mentha men-ta
tiae sie Liquiritiae li-kwi-ri-sie
Huruf atau
rangkaian huruf
Dibaca sebagai Contoh Diucapkan sebagai
x ks jika tertera pada
tengah / akhir kata
Pix p iks
radix ra-diks
cortex kor-teks
bixa bik-sa
x s jika pada permulaan xanthorrhiza san-to-ri-za
kata
y i jika didahului dan /
atau diikuti oleh huruf
mati
hydrastis hi-dras-tis
maydis ma-i-dis
y y jika diapit oleh 2 huruf
hidup
papaya pa-pa-ya

G. Tata Nama Latin Tanaman
1. Nama Latin tanaman terdiri dari 2 kata, kata pertama disebut nama genus dan perkataan
kedua disebut petunjuk species , misalnya nama latin dari padi adalah Oryza sativa, jadi
Oryza adalah genusnya sedangkan sativa adalah petunjuk speciesnya. Huruf pertama dari
genus ditulis dengan huruf besar dan huruf pertama dari petunjuk species ditulis dengan
huruf kecil .Nama ilmiah lengkap dari suatu tanaman terdiri dari nama latin diikuti
dengan singkatan nama ahli botani yang memberikan nama latin tersebut.
Beberapa contoh adalah sebagai berikut :
Nama ahli botani Disingkat sbg Nama tanaman lengkap
Linnaeus L Oryza sativa L
De Candolle DC Strophanthus hispidus
DC
Miller Mill Foeniculum vulgare Mill
Houttuyn Houtt Myristica fragrans Houtt
2 Nama latin tanaman tidak boleh lebih dari 2 perkataan, jika lebih dari 2 kata (3 kata), 2
dari 3 kata tersebut harus digabungkan dengan tanda (-) .
Contoh : Dryopteris filix mas
Strychnos nux - vomica
Hibiscus rosa - sinensis
3 Kadang- kadang terjadi penggunaan 1 nama latin terhadap 2 tanaman yang berbeda, hal ini
disebut homonim dan keadaan seperti ini terjadi sehingga ahli botani lain keliru
menggunakan nama latin yang bersangkutan terhadap tanaman lain yang juga cocok
dengan uraian morfologis tersebut.
H. Tata Nama Simplisia
Dalam ketentuan umum Farmakope Indonesia disebutkan bahwa nama
simplisia nabati ditulis dengan menyebutkan nama genus atau species nama
tanaman, diikuti nama bagian tanaman yang digunakan. Ketentuan ini tidak berlaku
untuk simplisia nabati yang diperoleh dari beberapa macam tanaman dan untuk
eksudat nabati.
Contoh :
1. Genus + nama bagian tanaman : Cinchonae Cortex, Digitalis
Folium, Thymi Herba,
Zingiberis Rhizoma
2. Petunjuk species + nama bagian
tanaman :
Belladonnae Herba, Serpylli Herba,
Ipecacuanhae Radix, Stramonii Herba
3. Genus + petunjuk species + nama
bagian tanaman :
Curcuma aeruginosae
Rhizoma, Capsici
frutescentis Fructus
Keterangan : Nama species terdiri dari genus + petunjuk spesies
Contoh :
Nama spesies : Cinchona succirubra
Nama genus : Cinchona
Petunjuk species : succirubra
I. Tempat Tumbuh
Pengertian tumbuh adalah daerah yang banyak menghasilkan simplisia yang
bersangkutan. Data tentang tempat tumbuh asli kadang-kadang hanya mempunyai
nilai sejarah dan tidak mempunyai arti ekonomis, misalnya :
Tanaman kina yang asli terdapat dipegunungan Andez di Amerika selatan, sekarang
kultur yang ekonomis bernilai hanya dilakukan di pulau Jawa
Minyak Kenanga yang semula dikuasai produknya oleh Filipina, sekarang sebagian
besar diproduksi di kepulauan Nossi Be dan Komoro dekat Madagaskar.
Untuk keperluan tertentu, cengkeh Zanzibar ternyata lebih disukai dari cengkeh daerah
asalnya , kepulauan Maluku.
Buah Vanili asli dari Meksiko tidak lagi diproduksi di daerah asalnya, melainkan di
produksi di Tahiti, Indonesia dan kepulauan Reunion.
J. Beberapa Definisi
1 Simplisia : adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain,
berupa bahan yang telah dikeringkan.
2. Simplisia nabati
:
adalah simplisia berupa tanaman utuh,bagian tanaman atau
eksudat tanaman.
Eksudat tanaman : adalah isi sel yang secara spontan keluar daritanaman atau isi sel
dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati
lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya
dan belum berupa zat kimia murni .
3. Simplisia hewani : adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-
zat yang berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa
zat kimia murni.
4. Simplisia mineral
: ( pelikan)
adalah simplisia yang berupa mineral (pelikan) yang belum diolah
atau diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia
murni.
5. Alkaloida
:
adalah suatu basa organik yang mengandung unsur Nitrogen ( N)
pada umumnya berasal dari tanaman , yang mempunyai efek
fisiologis kuat/ keras terhadap manusia. Sifat lainnya adalah sukar
larut dalam air, dengan suatu asam akan membentuk garam
alkaloid yang lebih mudah larut dalam air. Contohnya Codein,
Papaverin, Atropin
6. Glikosida : Adalah suatu zat yang oleh enzim tertentu akan terurai menjadi
satu macam gula serta satu atau lebih zat bukan gula. Contohnya
amigdalin, oleh enzim emulsin akan terurai menjadi glukosa +
benzaldehida + asam biru ( sianida).
7. Enzim : adalah suatu biokatalisator yaitu senyawa atau zat yang berfungsi
mempercepat reaksi biokimia / metabolisme dalam tubuh
organisme. Sering mempunyai nama dengan akhiran ase, seperti :
Amilase, Penisilinase dan lain- lain. Daya kerjanya dibatasi oleh
suhu , dimana pada suhu 0
0
C tidak akan aktif dan diatas 60
0
C
akan mati.
8. Vitamin : adalah suatu zat yang dalam jumlah sedikit sekali diperlukan oleh
tubuh manusia untuk membentuk metabolisme tubuh. Tubuh
manusia sendiri tidak dapat memproduksi vitamin.
9. Hormon : adalah suatu zat yang dikeluarkan oleh kelenjar endokrin
yang mempengaruhi faal tubuh dan mempengaruhi besar bentuk
tubuh. Bahan organik asing, disingkat benda asing, adalah satu
atau keseluruhan dari apa yang disebutkan dibawah ini :
a. Fragmen bagian atau bagian tanaman asal simplisia selain bagian
tanaman yang disebutkan dalam paparan makroskopik atau bagian
sedemikian yang nilai batasnya disebut monografi
b. Hewan atau hewan asing berikut fragmennya, zat yang
dikeluarkan hewan, kotoran hewan, batu, tanah atau zat pengotor
lainnya
K. Budidaya Tanaman Obat
Berdasarkan kenyataan hingga sekarang sumber simplisia nabati sebagian
masih diperoleh dengan menebang atau memungut langsung dari tempat tumbuh
alami. Sedangkan pembudidayaan tanaman obat masih terbatas pada jenis-jenis
tertentu.
Penambangan simplisia tanpa pertimbangan atau pengelolaan yang baik
demi kesetimbangan alam, akan dapat mengakibatkan kelangkaan. Bahkan sering
terjadi, dengan pengenalan teknologi baru atau pengabaian lingkungan tumbuh,
dapat menimbulkan dampak (akibat) yang merugikan bagi kelestarian suatu
species. Adanya tindakan pembudidayaan, merupakan suatu tindakan pengadaan
atau penyediaan simplisia secara kontinyu dan teratur yang sekaligus dapat
merupakan suatu pelestarian nuftah. Pembudidayaan tanaman obat dapat pula
merupakan usaha utama atau sambilan yang dapat menambah pendapatan keluarga.
Dipekarangan pengembangan TOGA (tanaman obat keluarga) berarti
pendayagunaan lahan untuk untuk memenuhi nilai estetika maupun untuk keperluan
kesehatan. Umumnya simplisia hasil budidaya pedesaan mutunya belum tinggi. Hal ini
umumnya karena kurang intensifnya penanaman, meliputi cara bertanam,
pemeliharaan dan panen. Bahkan sering penentuan waktu panen lebih banyak
berorientasi kepada harga pasar dari pada stadia tumbuh yang erat hubungannya
dengan tingginya hasil dan kualitas.
Budidaya tanaman obat pada hakekatnya adalah suatu cara pengelolaan
sehingga suatu tanaman obat dapat mendatangkan hasil tinggi dan bermutu baik.
Keadaan ini bisa terjadi jika tanaman dapat tumbuh pada lingkungan yang sesuai ,
antara lain pada kesuburan tanah sepadan, iklim yang sesuai dengan teknologi tepat
guna.
Tahap pembudidayaan tanaman dilakukan sebagai berikut :
1. Pengelolaan tanah
Sebagian besar tanaman obat diusahakan di tanah kering. Pada dasarnya
pengolahan tanah bertujuan menyiapkan tempat atau media tumbuh yang serasi bagi
pertumbuhan tanaman. Pada kesuburan fisik dan kesuburan kimiawi. Jika kedua
macam kesuburan telah dipenuhi untuk jenis tanaman yang diusahakan., maka dapat
dikatakan tanah tersebut subur bagi tanaman tersebut. Kesuburan fisik sangat erat
hubungannya dengan struktur tanah yang menggambarkan susunan butiran tanah,
udara, dan air, sehingga dapat menjamin aktivitas akar dalam mengambil zat-zat yang
diperlukan tanaman. Sedangkan kesuburan kimiawi sangat erat hubungannya dengan
kemampuan tanah menyediakan kebutuhan nutrisi tanaman. Kedua kesuburan
tersebut saling berinteraksi dalam menentukan tingkat kesuburan bagi pertumbuhan
tanaman.
Di samping itu, pengolahan tanah mencakup pula menghilangkan gulma yang
merupakan saingan tanaman, menimbun dan meratakan bahan organik yang penting
bagi tanaman serta pertumbuhannya, saluran drainase untuk mencegah terjadinya
kelebihan air seperti dikehendaki oleh tanaman. Dalam pengolahan tanah memerlukan
waktu mengingat terjadinya proses fisik , kimia dan biologis dalam tanah sehingga
terbentuk suatu media yang baik bagi pertumbuhan tanaman.
Beberapa hal yang patut diperhatikan dalam pengolahan tanah bagi
tanaman obat antara lain :
a. Bagi tanaman obat yang dipungut hasilnya dalam bentuk umbi (tuber)
umumnya dikehendaki pengolahan-pengolahan tanah cukup dalam
(25 40 cm), struktur gembur sehingga pertumbuhan umbi atau rimpang dapat
berkembang dengan baik.
b. Menghindari tercampurnya bahan induk yang belum melapuk dalam daerah
pekarangan tanaman.Untuk itu perlu adanya waktu yang cukup untuk memberi
kesempatan terjadinya proses pelapukan, antara lain proses oksidasi, sehingga
akan terbentuk lapisan tanah yang menjamin pertumbuhan akar. Hal itu penting
yaitu pada waktu membuat lubang tanah (sedalam 40x 60) bagi tanaman obat
berbentuk pohon, seperti Cengkeh (Eugenia caryophyllata), Kola (Cola nitida).
c. Pembuatan teras teras apabila tanah terlalu miring,agar erosi dapat diperkecil,
misal dalam penanaman Sereh (Cymbopogon nardus ).
d. Pengolahan tanah intensif, diusahakan bebas gulma pada awal
pertumbuhan, yaitu untuk tanaman obat berhabitur perdu
seperti Kumis kucing (Orthosiphon stamineus), Mentol
(Mentha piperita), Timi (Thymus vulgaris)
e. Pembuatan guludan sering dilengkapi dengan saluran drainase yang baik,
terutama bagi tanaman yang tidak toleran terhadap genangan air .Seperti
Cabe ( Capsicum annuum ).
2. Penanaman
Dalam penanaman dikenal dua cara utama yaitu penanaman bahan
tanaman (benih atau stek ) secara langsung pada lahan dan disemaikan dahulu baru
kemudian diadakan pemindahan tanaman ke lahan yang telah disediakan atau
disiapkan. Umumnya persemaian diadakan terutama bagi tanaman yang pada waktu
masih kecil memerlukan pemeliharaan intensif. Tanpa perlakuan tersebut akan
mengakibatkan tingkat kematian yang tinggi. Disamping itu persemaian diperlukan
apabila benih terlalu kecil sehingga sulit untuk mengatur tanaman sesuai dengan
perkembangan teknologi tepat guna.
Tujuan lain dari adanya persemaian agar dapat memanfaatkan (menghemat)
waktu musim tanam tiba (umumnya pada awal musim hujan), sehingga pada saat
musim tiba tanaman telah mengawali tumbuh lebih dahulu. Contohnya temulawak
(Curcuma xanthorrhiza), rimpang ditunaskan lebih dahulu pada persemaian yang
lembab dan agak gelap, baru kemudian belahan rimpang dengan tunasnya ditanam di
lahan.
Hal-hal yang perlu mendapat pertimbangan pada penanaman tanaman obat
antara lain :
a. Mengingat pada umumnya penanaman pada lahan kering tanpa irigasi dan
cuaca cukup panas maka penanaman dilakukan pada awal musim hujan .
b. Penanaman dengan jarak atau baris teratur akan lebih baik dipandang dari segi
fisiologi tanaman pemeliharaan dan estetika.
c. Penanaman secara tunggal (monokultur) terutama bagi tanaman yang tidak
tahan cahaya matahari, misalnya Mentol (Mentha piperita).
d. Penanaman ganda dapat dilakukan pada tanaman yang memerlukan naungan
ataupun untuk pertumbuhannya dapat beradaptasi terhadap sinar matahari tidak
langsung, misalnya Kemukus (Piper cubeba) . Tanaman yang dapat saling
bertoleransi terhadap persaingan karena dapat memenuhi beberapa tujuan antara
lain : memperluas areal tanam (pada satu tempat dan waktu bersamaan ditanam
lebih dari satu macam tanaman), menghemat pemeliharaan, memperkecil resiko
kegagalan panen. Penggunaan alat penopang bagi tanaman obat yang berbatang
merambat dengan sistem tanaman ganda, tiang penopang dapat saja diganti
dengan tanaman tegak lalu yang dapat juga menghasilkan.
e. Populasi tanaman erat hubungannya dengan hasil, antara lain dipengaruhi oleh
terjadinya persaingan antara tanaman dan kesuburan tanah.
3. Pemeliharaan tanaman
Beberapa faktor penghambat produksi, misalnya gulma, hama penyakit
harus ditekan sehingga batas tertentu. Demikian pula faktor penghambat
lingkungan fisik dan kimia , seperti kekurangan air, tingginya suhu, kesuburan
tanah, hendaknya diperkecil pengaruhnya. Perlu dilakukan pemupukan, misalnya
pemupukan nitrogen pada kandungan alkaloida pada tanaman tembakau (
Nicotiana tobacum) . Demikian pula tindakan pemangkasan merupakan bentuk
pemeliharaan lain.
Beberapa tindakan pemeliharaan pada tanaman obat adalah :
a. Bibit yang mudah layu, perlu adanya penyesuaian waktu tanamnya sehingga
tidak mendapat sinar matahari berlebihan, misalnya penanaman Tempuyung
(Sonchus arvensis) hendaknya dilakukan pada sore hari dan diberi naungan
sementara.
b. Penyiangan yang intensif guna menekan populasi gulma disamping dapat
mengurangi kesempatan tumbuh tanaman usaha juga dapat mengganggu
kebersihan hasil pada saat panen ( misal pada tanaman Mentha arvensis)
c. Penimbunan dan penggemburan dilakukan agar memperbaiki sifat tanah
tempat tumbuh.
d. Perbaikan saluran drainase untuk mencegah terjadinya genangan atau kelebihan
air yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
e. Untuk mengurangi evaporasi (penguapan) air tanah, sehingga kelembaban
tanah dapat tetap sesuai , dilakukan pemberian mulsa. Misalnya pada tanaman
Jahe ( Zingiber officinale) pemberian mulsa jerami dapat menaikkan hasil
sebesar 35 % .
f. Pemangkasan bunga, yang berarti mencegah perubahan fase vegetatif ke
generatif yang banyak memerlukan energi, sehingga kandungan bahan
berkhasiat sebagai sumber energi tidak berkurang. Pada tanaman Dioscorea
compositae kandungan glikosida diosgenin dapat bertambah dengan dilakukan
pemangkasan bunga.
g. Pemangkasan pucuk batang akan menstimulir percabangan, sehingga dapat
menambah jumlah daun yang tumbuh serta kandungan alkaloida dalam akar
bertambah. Misalnya pada tanaman Kumiskucing ( Orthosiphon stamineus).
h. Pemupukan nitrogen dapat meningkatkan kandungan alkaloida dalam akar
Pule pandak ( Rauwolfia serpentina).
4. Pemungutan hasil ( panen)
Penentuan saat panen suatu tanaman obat hendaknya selalu diingat akan
kwantitas dan kwalitas simplisia. Hal ini mengingat jumlah zat berkhasiat dalam
tanaman tidak selalu konstan sepanjang tahun atau selama tanaman siklus
hidupnya, tetapi selalu berubah dipengaruhi oleh perubahan lingkungan. Misalnya
tanaman Kelembak ( Rheum officinale) tidak mengandung derivat antrakinon dalam
musim dingin, melainkan antranol, yang dirubah menjadi antrakinon pada musim
panas. Umur tanaman juga umumnya merupakan faktor penting dalam
akumulasi bahan yang diinginkan.
Beberapa penentuan (pedoman) saat panen :
a. Bagi tanaman Empon-empon (familia Zingiberaceae), panen dilakukan
umumya pada saat bagian tanaman diatas tanah menua atau kuning yang
biasanya terjadi pada musim kering,dan jika yang diambil akarnya . Misalnya
temulawak (Curcuma xanthorrhiza)
b. Daun dipungut sewaktu proses fotosintesa maksimal yaitu sebelum
pembentukan buah. Misal tanaman Saga (Abrus praecatorius) .
c. Bunga dipetik selagi masih kuncup (sebelum berkembang) misal pada
cengkeh (Eugenia caryophyllata).
d. Buah dipetik menjelang masak, misal Solanum laciniatum sedangkan adas
(Anethum graveolens) dipetik setelah masak benar.
e. Biji dipungut sebaiknya pada saat buah masak
f. Kulit diambil sewaktu bertunas
L. Pengolahan Simplisia
1. Pengeringan
Hasil panen tanaman obat untuk dibuat simplisia umumnya perlu segera
dikeringkan. Tujuan pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air, untuk menjamin
dalam penyimpanan, mencegah pertumbuhan jamur, serta mencegah terjadinya
proses atau reaksi enzimatika yang dapat menurunkan mutu.
Dalam pengeringan faktor yang penting adalah suhu, kelembaban dan aliran
udara ( ventilasi ). Sumber suhu dapat berasal dari matahari atau dapat pula dari suhu
buatan.
Umumnya pengeringan bagian tanaman yang mengandung minyak atsiri atau
komponen lain yang termolabil, hendaknya dilakukan pada suhu tidak terlalu tinggi
dengan aliran udara berlengas rendah secara teratur. Untuk simplisia yang
mengandung alkaloida, umumnya dikeringkan pada suhu kurang dari 70
0
C.
Agar dalam pengeringan tidak terjadi proses pembusukan , hendaknya
simplisia jangan tertumpuk terlalu tebal. Sehingga proses penguapan berlangsung
dengan cepat. Sering suhu yang tidak terlalu tinggi dapat menyebabkan warna
simplisia menjadi lebih menarik. Misalnya pada pengeringanTemulawak suhu awal
pengeringan dengan panas buatan antara 50
0
55
0
C.
2. Pengawetan
Simplisia nabati atau simplisia hewani harus dihindarkan dari serangga atau
cemaran atau mikroba dengan penambahan kloroform, CCl
4
, eter atau pemberian
bahan atau penggunaan cara yang sesuai, sehingga tidak meninggalkan sisa yang
membahayakan kesehatan.
3. Wadah
Wadah adalah tempat penyimpanan artikel dan dapat berhubungan langsung
atau tidak langsung dengan artikel. Wadah langsung (wadah primer) adalah wadah
yang langsung berhubungan dengan artikel sepanjang waktu. Sedangkan wadah yang
tidak bersentuhan langsung dengan artikel disebut wadah sekunder.
Wadah dan sumbatnya tidak boleh mempengaruhi bahan yang disimpan
didalamnya baik secara fisika maupun kimia, yang dapat mengakibatkan perubahan
kekuatan, mutu atau kemurniannya hingga tidak memenuhi persyaratan resmi.
Wadah tertutup baik : harus melindungi isi terhadap masuknya bahan padat
dan mencegah kehilangan bahan selama penanganan, pengangkutan, penyimpanan
dan distribusi.
4. Suhu penyimpanan
Dingin : adalah suhu tidak lebih dari 8
0
C, Lemari pendingin mempunyai suhu antara
2
0
C 8
0
C, sedangkan lemari pembeku mempunyai suhu antara -20
0
C dan -10
0
C.
Sejuk : adalah suhu antara 8
0
C dan 15
0
C. Kecuali dinyatakan lain, bahan yang harus
di simpan pada suhu sejuk dapat disimpan pada lemari pendingin.
Suhu kamar : adalah suhu pada ruang kerja. Suhu kamar terkendali adalah suhu
yang di atur antara 15
0
dan 30
0
.
Hangat : hangat adalah suhu antara 30
0
dan 40
0
.
Panas berlebih : panas berlebih adalah suhu di atas 40
0
.
5. Tanda dan Penyimpanan
Semua simplisia yang termasuk daftar narkotika, diberi tanda palang medali
berwarna merah di atas putih dan harus disimpan dalam lemari terkunci. Semua
simplisia yang termasuk daftar obat keras kecuali yang termasuk daftar narkotika, diberi
tanda tengkorak dan harus disimpan dalam lemari terkunci.
6. Kemurnian Simplisia
Persyaratan simplisia nabati dan simplisia hewani diberlakukan pada simplisia
yang diperdagangkan, tetapi pada simplisia yang digunakan untuk suatu pembuatan
atau isolasi minyak atsiri, alkaloida, glikosida, atau zat aktif lain, tidak harus memenuhi
persyaratan tersebut.
Persyaratan yang membedakan strukrur mikroskopik serbuk yang berasal dari
simplisia nabati atau simplisia hewani dapat tercakup dalam masing masing
monografi, sebagai petunjuk identitas, mutu atau kemurniannya.

7. Benda asing
Simplisia nabati dan simplisia hewani tidak boleh mengandung organisme
patogen, dan harus bebas dari cemaran mikro organisme , serangga dan binatang lain
maupun kotoran hewan . Simplisia tidak boleh menyimpang bau dan warna, tidak boleh
mengandung lendir , atau menunjukan adanya kerusakan. Sebelum diserbukkan
simplisia nabati harus dibebaskan dari pasir, debu, atau pengotoran lain yang berasal
dari tanah maupun benda anorganik asing.
Dalam perdagangan , jarang dijumpai simplisia nabati tanpa terikut atau
tercampur bagian lain , maupun bagian asing, yang biasanya tidak mempengaruhi
simplisianya sendiri. Simplisia tidak boleh mengandung bahan asing atau sisa yang
beracun atau membahayakan kesehatan. Bahan asing termasuk bagian lain tanaman
yang tidak dinyatakan dalam paparan monografi.

M. Pemalsuan Dan Penurunan Mutu Simplisia

Pemalsuan umumnya dilakukan secara sengaja, sedangkan penurunan mutu
mungkin dilakukan secara tidak sengaja.
Simplisia dianggap bermutu rendah jika tidak memenuhi persyaratan -
persyaratan yang telah ditetapkan, khususnya persyaratan kadarnya. Mutu rendah ini
dapat disebabkan oleh tanaman asal, cara panen dan pengeringan yang salah,
disimpan terlalu lama, kena pengaruh kelembaban, panas atau penyulingan.
Simplisia dianggap rusak jika oleh sebab tertentu, keadaannya tidak lagi
memenuhi syarat, misalnya menjadi basah oleh air laut, tercampur minyak pelumas
waktu diangkut dengan kapal dan lain sebagainya.
Simplisia dinyatakan bulukan jika kwalitasnya turun karena dirusak oleh bakteri,
cendawan atau serangga.
Simplisia dinyatakan tercampur jika secara tidak sengaja terdapat bersama-
sama bahan-bahan atau bagian tanaman lain, misalnya kuncup Cengkeh tercampur
dengan tangkai Cengkeh, daun Sena tercampur dengan tangkai daun.
Simplisia dianggap dipalsukan jika secara sengaja diganti, diolah atau
ditambahi bahan lain yang tidak semestinya. Misalnya minyak zaitun diganti minyak biji
kapas, tetapi tetap dijual dengan nama minyak Zaitun. Tepung jahe yang ditambahi
pati terigu agar bobotnya bertambah, ditambah serbuk cabe agar tetap ada rasa
pedasnya, ditambah serbuk temulawak agar warnanya tampak seperti keadaan semula.
N. Pemerian
Adalah uraian tentang bentuk, bau, rasa, warna simplisia, jadi merupakan
informasi yang diperlukan pada pengamatan terhadap simplisia nabati yang berupa
bagian tanaman ( kulit, daun, akar dan sebagainya ).
O. Isi Simplisia
Isi simplisia dibagi dalam dua kelompok, yaitu isi utama dan isi tambahan.
Keterangan tentang isi kadang-kadang malah merupakan kunci dalam sediaan-sediaan
galenik.
P. Pembuatan Serbuk Simplisia
Bersihkan simplisia dari bahan organik asing dan pengotoran lain secara mekanik atau
dengan cara lain yang cocok, keringkan pada suhu yang cocok, haluskan ,
ayak.Kecuali dinyatakan lain, seluruh simplisia harus dihaluskan sesuai derajat halus
yang ditetapkan..
Simplisia yang mengandung zat berkhasiat yang tidak tahan panas, dikeringkan pada
suhu serendah mungkin, jika perlu dengan pengurangan tekanan udara.
Pada pembuatan serbuk simplisia yang mempunyai persyaratan potensi dan kadar zat
tertentu, misalnya serbuk Digitalis dan serbuk Opium , boleh ditambahkan serbuk
sejenis yang mempunyai potensi atau kadar lebih rendah atau lebih tinggi, atau
ditambah bahan lain yang cocok, misalnya Laktosa, Pati beras, hingga hasil
pengolahan terakhir memenuhi persyaratan.
Q. Pengambilan Contoh Dan Metode Analisis Simplisia
Perlu dipastikan bahwa contoh suatu simplisia harus mewakili bets yang diuji,
untuk mengurangi penyimpangan yang disebabkan oleh kesalahan pengambilan contoh
terhadap hasil analisis baik kwalitatif maupun kwantitatif. Cara pengambilan contoh
berikut merupakan cara paling sederhana yang dapat diterapkan untuk bahan nabati.
Contoh dalam skala besar
Jika pada pengamatan bagian luar wadah, penandaan dan keterangan etiket
menunjukkan bahwa bets dapat dianggap homogen , ambil contoh secara
terpisah dari berbagai wadah yang dipilih secara acak sesuai ketentuan dibawah
ini. Jika bets tidak dapat dianggap homogen, bagi menjadi beberapa sub-bets yang
sehomogen mungkin, kemudian lakukan pengambilan contoh pada masing-masing
sub-bets seperti pada bets yang homogen.
Jumlah wadah dalam bets
(N)
Jumlah wadah yang harus diambil contohnya (n)
1 sampai
10
semua
11 sampai
19
11
>
19
n = 10 +
Catatan: Bulatkan harga n ke angka yang lebih tinggi.

Contoh bahan harus diambil pada bagian atas, tengah dan bawah dari setiap
wadah. Jika contoh bahan terdiri dari bagian bagian berukuran 1 cm atau lebih kecil
dan untuk semua bahan yang diserbukkan atau digiling, lakukan pengambilan contoh
dengan menggunakan suatu alat pengambil contoh yang dapat menembus bahan dari
bagian atas ke bagian bawah wadah, tidak kurang dari dua kali pengambilan yang
dilakukan pada arah yang berlawanan. Jika bahan berupa bagian dengan ukuran lebih
dari 1 cm, lakukan pengambilan contoh dengan tangan. Untuk bahan dalam wadah
atau bungkus yang besar pengambilan contoh harus dilakukan pada kedalaman 10 cm,
karena kelembaban bagian permukaan mungkin berbeda dengan bagian dalam.
Persiapkan contoh dalam skala besar dengan menggabungkan dan mencampurkan
setiap contoh yang telah diambil dari setiap wadah yang telah terbuka , dan jaga jangan
sampai terjadi kenaikan tingkat fragmentasi atau mempengaruhi derajat kelembaban
secara bermakna.
Contoh dalam skala laboratorium
Persiapkan contoh laboratorium dengan membagi contoh dalam skala besar
menjadi empat bagian (Catatan:cara membagi empat adalah dengan menempatkan
contoh , yang telah dicampur dengan baik, diratakan dalam bentuk tumpukan segi
empat dan sama rata , kemudian dibagi secara diagonal menjadi empat bagian sama .
Ambil kedua bagian yang berlawanan dan campur secara hati-hati . Ulangi proses ini
secukupnya sampai diperoleh jumlah yang diperlukan
Contoh untuk pengujian
Kecuali dinyatakan lain pada monografi , buat contoh pengujian sebagai
berikut :
Perkecil ukuran contoh dalam skala laboratorium dengan membagi empat, jaga agar
setiap bagian dapat mewakili. Pada bahan yang tidak digiling atau tidak diserbukkan,
giling contoh sehingga melewati pengayak nomor 20, dan campur hasil ayakan . Jika
bahan tidak digiling, perkecil sedapat mungkin sehingga menjadi lebih halus, campur
dengan menguling- gulingkan pada kertas atau kain, sebarkan menjadi lapisan tipis dan
ambil bagian untuk pengujian .
Bahan Organik Asing
Contoh untuk pengujian
Kecuali dinyatakan lain dalam monografi , timbang sejumlah contoh dalam skala
laboratorium seperti dibawah ini , usahakan agar bagian yang diambil mewakili (jika
perlu dibagi empat).
Akar, rimpang, kulit batang dan herba 500 g
Daun, bunga , biji dan buah 250 g
Potongan bagian tanaman (bobot rata-
rata setiap potongan kurang dari 500 mg) 50 g

Tebarkan contoh menjadi suatu lapisan tipis dan pisahkan bahan organik asing
dengan tangan sesempurna mungkin. Timbang dan hitung prosentase bahan organik
asing terhadap bobot contoh yang digunakan.
R. Penilaian Obat
Ada 5 macam cara pemeriksaan untuk menilai simplisia

1. Secara Organoleptik
Adalah cara pemeriksaan dengan pancaindera dan meliputi pemeriksaan
terhadap bentuk, bau, rasa pada lidah dan tangan, kadang- kadang pengamatan
dengan pendengaran, dalam hal ini diperhatikan bentuk, ukuran, warna bagian luar dan
bagian dalam, retakan- retakan atau gambarangambaran dan susunan bahannya
(berserat-serat, bergumpal,dan lain sebagainya). Pemeriksaan secara organoleptik
harus dilakukan lebih dahulu sebelum dilakukan pemerikaan dengan cara lain, karena
pada umumnya pemeriksaan baru dilanjutkan jika penilaian organoleptik memberikan
hasil baik . Pada simplisia bentuk serbuk, pemeriksaan secara mikroskopik dapat
dilakukan secara serentak dengan cara organoleptik .
2. Secara Mikroskopik
Umumnya meliputi pengamatan terhadap irisan melintang dan terhadap serbuk.
3. Secara Fisika
Meliputi penetapan daya larut , bobot jenis, rotasi optik, titik lebur, titik beku,
kadar air, sifat-sifat simplisia di bawah sinar ultra violet, pengamatan mikroskopik
dengan sinar polarisasi dan lain sebagainya.
4. Secara Kimia
Yang bersifat kwalitatif disebut identifikasi dan pada umumnya berupa reaksi
warna atau pengendapan. Sebelum reaksi-reaksi tersebut dilakukan terlebih dahulu
diadakan isolasi terhadap zat yang dikehendaki , misalnya isolasi dengan cara
pelarutan, penyaringan dan mikrosublimasi. Pemeriksaan secara kimia yang bersifat
kwantitatif disebut penetapan kadar.
5. Secara Hayati / Biologi
Pada umumnya bersifat penetapan potensi zat berkhasiat.
S. Beberapa Istilah Yang Ada Hubungannya Dengan Kegunaan Simplisia Dan
Nama Penyakit
1. Amara Menambah nafsu makan / pahitan
2. Anhidrotika Mengurangi keluarnya keringat
3. Stomakika Memacu enzim enzim pencernaan
4. Analgetika Mengurangi rasa nyeri
5. Antelmintika Membasmi cacing dari dalam tubuh manusia
6. Anti fungi Membasmi jamur, terutama jamur pada
kulit, misalnya panu .
7. Anti hipertensi Menurunkan tekanan darah.
8. Anti piretika Menurunkan suhu badan
9. Anti emetika Mencegah atau menghilangkan mual atau muntah
10. Anti diare Menghentikan buang air besar , mencret atau murus
11. Anti neuralgia Menghilangkan rasa sakit / nyeri di kepala
12. Anti reumatika Menghilangkan rasa sakit pada encok / rematik
13. Anti spasmodika Pereda / pelawan keadaan kejang pada tubuh (pereda
kejang)
14. Anti septika Membasmi kuman ( desinfektika )
15. Antidotum Penawar racun
16. Antitusif Pereda batuk
17. Ekspetoransia Mengurangi batuk berdahak
18. Anti diabetika Untuk mengobati kencing manis
19. Anti hemoroida Untuk mengobati wasir
20. Anti iritansia Mencegah perangsangan pada kulit dan selaput lendir
21. Astringensia Menciutkan selaput lendir atau pori / pengelat
22. Cardiaka Untuk jantung
23. Cardiotonika Untuk penguat kerja jantung
24. Cholagoga Membantu fungsi dari empedu
25. Dismenorrhoe Untuk mengobati nyeri haid
26. Diaforetika / Sudorifika Memperbanyak keluarnya keringat / peluruh keringat
27. Digestiva Merangsang pencernaan makanan
28. Diuretika Melancarkan keluarnya air seni / peluruh air seni
29. Dilatator Melebarkan pembuluh darah
30. Depuratif Pembersih darah
31. Emenagoga Memperbanyak keluarnya haid / peluruh haid
32. Emetika Menyebabkan muntah
33. Gonorrhoe Kencing nanah
34. Hair tonic Menguatkan atau menyuburkan rambut
35 Holitosis Menyegarkan nafas
36. Hemostatika Menghentikan perdarahan
37. Insektisida Membasmi serangga
38. Konstipasi Sembelit / susah buang air besar
39. Karminativa Mengeluarkan angin dari dalam tubuh manusia
40. Laktagoga Memperlancar air susu ibu
41. Laktifuga Menghentikan atau mengurangi air susu ibu
42. Litotriptika Menghancurkan batu pada kandung kemih
43. Laxantia, laksativa,
purgativa
Melancarkan buang air besar / pencahar
44. Skorbut Sariawan, gusi berdarah karena kekurangan vitamin C
45. Vasodilatansia Memperlebar pembuluh darah
46. Nephrolithiasis Penyakit kencing batu
47. Urolithiasis Adanya batu dalam saluran air kemih
48. Parkinson Penyakit dengan ciri adanya tremor (gemetar), tangan serta
kaki bergemetaran pada waktu
diam
49. Parkinsonisme Penyakit yang mirip parkinson
50. Parasimpatolitika Pelawan efek perangsang saraf parasimpatik
51. Pertusis Batuk rejan / batuk seratus hari
52. Roboransia / tonikum Obat kuat
53. Skabicida Obat kudis
54. Sedativa Obat penenang
55. Hipotiroidisme Kekurangan aktivitas dari kelenjar gondok
56. Trikhomoniasis Penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur yang hidup di atas
kulit (dermatofyt), jamurnya adalah Trichofyton
T. Bagian - Bagian dari Tanaman
Kormus ( tubuh tanaman ) umumnya dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu radix
(akar), caulis (batang) dan folium (daun). Di samping itu pada tanaman dapat
ditemukan gema (kuncup), flos (bunga), fructus (buah), semen (biji), tubera (umbi),
rhizoma (akar tinggal), bulbus (umbi lapis). Cortex (kulit bagian batang atau buah atau
buah yang dapat dikelupas), herba (bagian tanaman lunak di atas tanah), pulpa (daging
buah), kayu (lignum).
U. Uraian Tentang Simplisia
1. Buku buku yang digunakan :
a. Simplisia yang monografinya diuraikan di FI
b. Beberapa simplisia yang monografinya diuraikan di EFI dan dianggap masih
relevan untuk diketahui siswa.
c. Beberapa simplisia yang monografinya diuraikan dalam MMI (MateriaMedika
Indonesia )
d. Simplisia yang sediaan galeniknya diuraikan di FI
e. Simplisia di dalam bab-bab tertentu masih disebutkan oleh FI baik sebagai contoh
maupun keterangan lain.
2. Uraian masing-masing simplisia meliputi :
a. Nama dan sinonim / nama lain simplisia
b. Tanaman asal simplisia
c. Familia atau keluarga simplisia
d. Isi / zat berkhasiat utama dan persyaratan kadar
e. Penggunaannya
f. Pemerian
g. Bagian yang digunakan
h. Keterangan mengenai :
- Sediaan atau preparat yang terdapat di FI dan Form . Nas yang masih
digunakan
- Penyimpanan
- Jenis jenisnya
- Waktu panen / cara memproleh

You might also like