You are on page 1of 5

78

H
H
H
A
A
A
S
S
S
I
I
I
L
L
L


P
P
P
E
E
E
N
N
N
E
E
E
L
L
L
I
I
I
T
T
T
I
I
I
A
A
A
N
N
N




GIZI PADA IBU HAMIL DAN MENYUSUI

David H. Simanjuntak dan Etti Sudaryati

Staf Pengajar Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT
From nutritional point of view, pregnant women are group of people that have high
risk for many health problems. It can be seen from the high prevalence of
morbidity and mortality rates during pregnancy. Because of the high risk to the
health problems, they need additional nutrients during pregnancy in order to
increase their capability to protect themselves from many diseases, especially
nutritionrelated diseases. Pregnant women require energy that sufficient to
support the growth and development of their fetuses, as well as placenta, and
mammary gland. Also, energy is needed to maintain their health. However, the
quantity of food intake during pregnancy should not be excessive, because it has
negative effects for the mothers and fetuses health. With the same reasons,
lactating mothers need additional intake of protein, energy, fat, minerals, and
vitamins that are able to support the production of human milk and to maintain
their health.

Key words: Nutrition during pregnancy, Pregnant women, Lactating mothers, Fetus

PENDAHULUAN

Makanan ibu sewaktu hamil
hendaknya mengandung jumlah dan mutu
gizi yang baik. Bila ibu hamil makan
makanan yang rendah baik jumlah maupun
mutu gizinya, dapat menyebabkan
kemunduran kesehatan janin. Dalam keadaan
seperti ini mula-mula janin yang ada dalam
kandungan akan mengambil cadangan zat-zat
gizi yang ada dalam tubuh ibu, dan bila
keadaan ini berjalan cukup lama, janin akan
menggunakan zat-zat gizi yang ada dalam
jaringan tubuh ibunya. Akibatnya akan
mengkuatirkan kesiapan ibu sewaktu
melahirkan
Hasil penelitian Budijanto, dkk.
(2000) menunjukkan bahwa ibu yang
sewaktu hamil mempunyai status gizi yang
rendah dengan pertambahan berat badan 9
kg dan lingkar lengan atas kurang dari 22 cm
akan mempunyai risiko melahirkan bayi
dengan berat badan rendah (kurang dari 2,5
kg). Selain dari itu dikatakan pula bahwa
bayi yang dilahirkan dengan berat badan
rendah (< 2, 5 kg) mempunyai prestai belajar
yang lebih rendah bila dibandingkan dengan
bayi yang dilahirkan dengan berat badan
normal. Oleh karena itu dengan memperbaiki
jumlah dan mutu makanan sewaktu hamil
secara langsung akan meningkatkan berat
badan bayi yang akan dilahirkan dan secara
tidak langsung menyokong pertumbuhan sel-
sel otak bayi yang optimal. Dengan demikian
sudah selayaknya bila makanan ibu sewaktu
hamil perlu mendapat prioritas utama dalam
keluarga.

Kebutuhan Gizi Ibu Hamil
Seorang wanita dewasa yang tidak
hamil, keperluan gizinya dipergunakan untuk
kegiatan rutin dalam proses metabolisme
tubuh, aktivitas fisik, serta menjaga
keseimbangan segala proses dalam tubuh.
Sedangkan pada wanita dewasa yang sedang
hamil maka di samping untuk proses yang
rutin juga diperlukan energi dan gizi
tambahan untuk pembentukan jaringan baru,
yaitu janin, plasenta, uterus serta kelenjar
mamae.
Ibu hamil dianjurkan makan
secukupnya saja, bervariasi sehingga
Universitas Sumatera Utara
Gizi pada Ibu Hamil dan Menyusui (7882)
David H. Simanjuntak dan Etti Sudaryati
79
kebutuhan akan aneka macam zat gizi bisa
terpenuhi. Kebutuhan yang meningkat ini
untuk mendukung persiapan kelak bayi
dilahirkan. Cara makan yang berlebihan
harus dihindari, karena dapat merugikan
sendiri. Bagaimanapun juga penambahan
jumlah gizi harus disesuaikan dengan
keperluannya.
Kebutuhan lemak pada ibu hamil
tidak perlu dikurangi, apalagi sayur-sayuran
serta buah segar. Bila berat badan si ibu tetap
saja atau mungkin menurun, mka dianjurkan
mengkonsumsi semua jenis makanan.
Sebagai pedoman dalam pengawasan akan
kecukupan gizi ibu hamil adalah bagaimana
kenaikan pertambahan berat badan si ibu.
Sebagai standard kebiasaan kenaikan berat
badan pada ibu hamil menurut Committee on
Nutritional (1990) adalah sekitar 7 kg sampai
18 kg. Untuk ibu gemuk (BMI > 26-29
pertambahan berat badan sekitar 7kg -11,5
kg Untuk ibu normal (BMI 19,8-26) maka
pertambahan 11,5 kg 16 kg. Untuk ibu
kurus (BMI < 19,8 pertambahan berkisar
12,5 kg 18 kg. Dengan berpegangan pada
nilai ini maka jika terjadi kelebihan berat
badan maka dianjurkan untuk mengurangi
konsumsi karbohidrat serta gula-gula.
Pada ibu hamil yang kekurangan gizi
maka perlu pemberian kalori tambahan agar
tubuh segera mengalami kondisi yang ideal,
meskipun berbagai literatur menyebutkan
bahwa ibu hamil kurang gizi, bisa
melahirkan anak tanpa ada kelainan apapun.
Akan tetapi risiko kehamilan serta saat
melahirkan tentunya lebih tinggi
dibandingkan ibu hamil dengan kondisi gizi
yang sempurna.
Pada ibu hamil terutama pada
pertengahan usia kandungannya, sering
mengalami pembengkakan pada kakinya. Hal
ini bisa di atasi dengan mengurangi konsumsi
makanan yang mengandung ion Natrium dan
Klorida (Garrow and James, 1993).
Kebutuhan tambahan gizi pada ibu
hamil harus benar-benar diperhitungkan,
sehingga tidak mengakibatkan kelebihan
yang bisa berakibat merugikan. Adapun
makanan yang sangat dianjurkan pada masa
kehamilan adalah susu, telur, sayur, buah,
mentega, margarin, serta vitamin, utamanya
vitamin A, D dan C.
Jaminan terbaik dari konsumsi kalori
yang cukup selama hamil adalah peningkatan
berat badan sesuai dengan pertambahan usia
kehamilan, peningkatan berat badan optimal
tergantung pada tinggi badan ibu hamil,
struktur tulang dan status gizi sebelum hamil.
Pola peningkatan berat badan juga penting,
pola ideal dari peningkatan berat badan
selama hamil adalah adanya peningkatan 1
2 kg selama trimester pertama, diikuti
dengan peningkatan rata 0,4 kg per minggu
selama akhir dua semester. Selama trimester
kedua umumnya peningkatan berat badan
menandakan peningkatan volume darah,
pembesaran payudara, uterus (rahim) dan
berhubungan dengan jaringan dan cairan
serta simpanan lemak ibu hamil (Committee
on Nutritional, 1990).
Peningkatan berat badan yang tidak
sesuai (< 1 kg per bulan) selama trimester
dua dan tiga atau peningkatan berat badan
yang berlebihan (> 3 kg per bulan) harus
dievaluasi dan perlu mendapatkan konseling
nutrisi. Kekurangan atau kelebihan nutrisi
dapat menyebabkan kelainan yang tidak
diinginkan pada ibu hamil. Kekurangan
makanan dapat menyebabkan anemia,
abortus, partus prematour, insersia uteri,
hemorgia postpartum, sepsis puerperalis,
dan sebagainya. Sedangkan makan secara
berlebihan karena ibu hamil sering salah
mengerti dengan arti makan untuk dua
orang dapat menyebabkan bayi terlalu
besar. Sebaiknya ibu hamil makan
secukupnya sesuai dengan kebutuhan selama
kehamilannya. Makanan tidak perlu mahal
akan tetapi mengandung protein baik hewani
maupun nabati. Seperti diketahui kebutuhan
nutrisi selama kehamilan adalah meningkat.
Adapun kebutuhan tersebut digunakan untuk
pertumbuhan janin dan plasenta (ari-ari),
pertambahan volume darah, pertumbuhan
kelenjar susu sebagai persiapan untuk
menyusui dan metabolisme tubuh yang
meningkat.(Committee on Nutritional, 1995;
Soetjiningsih, 1995)
Makanan yang diperlukan untuk
pertumbuhan adalah makanan yang
mengandung zat pertumbuhan atau
pembangun yaitu protein, selama itu juga
perlu tambahan vitamin dan mineral untuk
membantu proses pertumbuhan itu. Sesuai
dengan usia pertumbuhan kehamilan mulai
dari trimester pertama hingga ketiga banyak
keluhan ibu hamil yang mempengaruhi
keinginan untuk makan.
Pada kehamilan trimester pertama
umur kehamilan 0-3 bulan umumnya timbul
Universitas Sumatera Utara
Gizi pada Ibu Hamil dan Menyusui (7982)
David H. Simanjuntak dan Etti Sudaryati
80
keluhan-keluhan seperti rasa mual, ingin
muntah, pusing-pusing, selera makan
berkurang sehingga timbul kelemahan dan
malas beraktivitas. Pada saat ini belum
diperlukan tambahan kalori, protein, mineral
serta vitamin yang berarti karena janin belum
tumbuh dengan pesat dan kebutuhan gizi
dapat disamakan dengan keadaan sebelum
hamil, tetapi yang perlu diperhatikan adalah
bahwa ibu hamil harus tetap makan agar
tidak terjadi gangguan pencernaan, bentuk
makanan biasa, dan untuk menghindari rasa
mual dan muntah posi makanan kecil akan
tetapi frekuensi makan sering. Energi serta
gizi pada saat seperti ini hanya diperlukan
untuk memelihara kesehatan serta vitalisnya,
disampng tentunya mensuplai kebutuhan
janin yang sedang diproses. Agar kecukupan
zat-zat gizi terpenuhi dapat diperhatikan hal-
hal seperti berikut:
- Makanan hendaknya dipilih yang mudah
dicerna. Buah-buahan segar dan sayuran
hijau biasanya dapat mengurangi rasa
mual.
- Posi makanan sedikit, tetapi dengan
frekuensi sering. Bila kurang selera
makan nasi, dapat diganti dengan
kentang, macaroni, mie atau jajanan lain
yang bergizi.

Pada trimester kedua mulai dibutuhkan
tambahan kalori untuk pertumbuhan serta
perkembangan janin serta untuk
mempertahankan kesehatan si ibu. Pada saat
ini muntah sudah berkurang atau tidak ada,
nafsu makan bertambah, perkembangan janin
sangat pesat bukan saja tubuhnya tetapi juga
susunan saraf otak (kurang lebih 90%). Oleh
karena pertumbuhan janin yang pesat di
mana jaringan otak menjadi perhatian utama
maka ibu hamil memerlukan protein dan zat
gizi lain seperti galaktosa yang ada pada susu
sehingga dianjurkan untuk minum susu 400
cc. Yang perlu diperhatikan pada trimester
kedua ini adalah:
- Hendaknya lebih banyak memakan
bahan makanan sumber protein (zat
pembangun), agar janin mengalami
pertumbuhan yang baik. Bahan makanan
sumber protein adalah ikan, daging,
telur, kacang-kacangan dan hasil
olahannya seperti tempe, tahu, dan lain-
lain.
- Selain zat pembangun, zat-zat pengatur
juga diperlukan. Vitamin dan mineral
merupakan zat pengatur yang banyak
terdapat pada buah dan sayuran.
- Perlu diperhatikan, bila ibu mengalami
bengkak-bengkak pada kaki, hendaknya
konsumsi garam dan makanan perlu
dikurangi. Bahan makanan yang banyak
mengandung garam antara lain Instansi
Noodle, Margarine, mentega, kecap, dan
lain-lain. Untuk itu bahan makanan
tersebut hendaknya dibatasinya.

Trimester ketiga, pada saat ini nafsu
makan sudah baik sekali cenderung untuk
merasa lapar terus menerus sehingga perlu
diperhatikan agar tidak terjadi kegemukan.
Pada masa ini diperlukan makanan dengan
nilai biologis yang tinggi serta memadai
untuk mencukupi segala yang dibutuhkan.
Secara garis besar makanan pada trimester
ketiga sama dengan makanan pada trimester
kedua, tetapi hendaknya jangan terlalu
banyak, agar ibu terhindar dari kegemukan.
Keperluan zat gizi tambahan yang
diperlukan pada kehamilan menurut risalah
Widya Karya Pangan dan Gizi VI (1998)
adalah:

Kalori 2200 + 285 kal
Protein 48 + 12 gr
Ca 500 + 400 mg
Fe 26 + 20 mg
Vit A 500 + 200 RE
Thiamin 1 + 0,2 mg
Riboflavin 1,2 + 0,2 mg
Niacin 9 + 1 mg
Vit C 60 + 10 mgr
Vit D - 5 + 10 g

Kebutuhan Gizi Ibu Menyusui
Kuantitas makanan untuk ibu yang
sedang menyusui lebih besar dibanding
dengan ibu hamil, akan tetapi kualitasnya
tetap sama. Pada ibu menyusui diharapkan
mengkonsumsi makanan yang bergizi dan
berenergi tinggi, seperti diisarankan untuk
minum susu sapi, yang bermanfaat untuk
mencegah kerusakan gigi serta tulang. Susu
untuk memenuhi kebutuhan kalsium dan
flour dalam ASI. Jika kekurangan unsur ini
maka terjadi pembongkaran dari jaringan
(deposit) dalam tubuh tadi, akibatnya ibu
akan mengalami kerusakan gigi.
Kadar air dalam ASI sekitr 88 gr %.
Maka ibu yang sedang menyusui dianjurkan
untuk minum sebanyak 22,5 liter air sehari,
di samping bisa juga ditambah dengan
minum air buah. Karena dengan minum air
Universitas Sumatera Utara
Gizi pada Ibu Hamil dan Menyusui (7882)
David H. Simanjuntak dan Etti Sudaryati
81
buah/sari buah ini setidaknya kebutuhan akan
air dan vitamin bisa terpenuhi (Committee on
Nutritional, 1990).
Ibu yang sedang laktasi dianjurkan
untuk tidak minum-minuman keras, apalagi
alkohol. Demikian pula terhadap obat-obatan
berikut, diuretik (mengurangi cairan tubuh
memperkecil produksi ASI secara tidak
langsung), pil anti hamil (mensupresi
produksi ASI) dan lain-lain.
Kebutuhan gizi tambahan pada ibu
menyusui menurut hasil Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi tahun 1998 adalah:

Menyusui: 0-6 bulan 7-12 bulan
Kalori + 700 kal + 500 kal
Protein + 16 gr + 12 gr
Ca + 400 mg + 400 mg
Fe + 2 mg + 2 mg
Vit A + 350 RE + 300 RE
Thiamin + 0,3 mg + 0,3 mg
Riboflavin + 0,4 mg + 0,3 mg
Niacin + 3 mg + 3 mg
Vit C + 25 mg + 10 mg
Vit D - + 10 g + 10 g

Air Susu Ibu (ASI) dibutuhkan
dalam proses tumbuh kembang bayi.
Kebutuhannya harus tetap terpenuhi sehingga
proses yang sedang berlangsung itu tidak
mengalami hambatan. Dengan makin
lengkapnya fasilitas dengan segala faktor
pendukungnya terutama dalam perawatan
postnatal dan laktasi ini diharapkan bayi
yang sedang tumbuh beradaptasi ini dapat
berkembang sesuai dengan kebutuhannya.
Beberapa keuntungan dan
keunggulan ASI adalah:
- ASI bersih
- Mengandung immunoglobulin (Ig)
terutama IgA
- Mengandung laktoferrin, suatu ikatan
protein dengan zat besi.
Dengan adanya ikatan tersebut maka
bakteri-bakteri yang berbahaya dalam
usus tidak dapat menggunakannya untuk
pertumbuhannya.
- Lysosim, suatu enzim dengan
konsentrasi beberapa ribu kali lebih
tinggi dibanding dengan yang ada pada
susu sapi. Enzym ini akan merusak
bakteri-bakteri yang berbahaya dan juga
berguna untuk melindungi bayi terhadap
berbagai jenis virus.
- Sel-sel darah putih selama minggu
pertama dan mingggu kedua ASI
mengandung lebih 4000 sel per cc. Sel-
sel ini mengahasilkan IgA laktoferrin,
Lysozim dan interferron. Interferon
adalah susu substansi yang dapat
menghalang-menghalangi kegiatan dari
berbagai virus.
- Bifidus faktor: suatu nitrogen Containing
Carbohydrat yang diperlukan oleh suatu
bakeri spesifik yang disebut Lactobacillus
bifidus untuk pertumbuhannya. Bakteri
ini dominan terhadap bakteri flora usus
ddan dapat memproduksi asam laktat
dari Laktose yang terdapat pada ASI.
Asam laktak ini nantinya akan
menghalangi pertumbuhan bakteri dan
parasit, dan menyebabkan kotoran
(feces) bayi menjadi asam.

Gizi Ibu Hamil dan Menyusui serta
Hubungannya dengan Produksi ASI
Selama kehamilan ibu harus
mendapat makanan tambahan setiap hari,
karena akan sangat besar peranannya dalam
mencegah malnutrisi pada janin yang
dikandungnya, serta menghindarkan bayi
dengan berat badan lahir rendah. Wanita
yang normal mendapat kenaikan berat
badannya sebesar 10-12 kg selama
kehamilannya. Setengah dari angka itu
digunakan untuk pertumbuhan janin dan
plasenta sementara setengahnya lagi untuk
mempersiapkan tubuh ibu sehingga mampu
memberikan air susu dengan memuaskan.
Demikian juga selama periode menyusui ibu
harus mendapatkan makanan tambahan
karena selama 6 bulan pertama sesudah
kelahiran, di mana air susu ibu merupakan
sumber makanan tunggal pertama bagi bayi,
jumlah dan kualitasnya yang dihasilkan harus
tetap cukup sesuai dengan kebutuhan bayi.
Menurut penelitian WHO mengenai nutrisi
selama kehamilan dan menyusui manyatakan
bahwa produksi ASI yang cukup adalah 850
cc per hari (Ebrahim, 1978).
Berhasil tidaknya pemberian ASI ini
dapat dinilai dengan mengamati
pertumbuhan bayi. Pertumbuhan dapat
diamati melalui penimbangan bayi yang
teratur, yang hasilnya dicatat melalui KMS
(Kartu Menuju Sehat). Kenaikan berat badan
sebanyak 800 gr per bulan selama 6 bulan
pertama atau kenaikan berat badan menjadi 2
kali lipat pada akhir bulan kelima,
merupakan tanda pertumbuhan yang
memuaskan. Untuk itu para ibu yang sedang
Universitas Sumatera Utara
Gizi pada Ibu Hamil dan Menyusui (7982)
David H. Simanjuntak dan Etti Sudaryati
82
menyusui bayinya supaya produksi ASI tetap
dapat dipertahankan, maka harus makan
lebih banyak dari biasanya. Selain energi,
maka tambahan protein dan kalsium
dibutuhkan oleh ibu untuk menambah
produksi ASI. Minum susu 1 gelas atau 2
gelas sehari sangat dianjurkan.

PENUTUP

Pada dasarnya pemenuhan kebutuhan
nutrisi pada masyarakat umum dan pada ibu
hamil dan menyusui khususnya banyak
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti faktor
sosial, psikologis, ekonomi, pengetahuan,
mitos, kebudayaan, dan keyakinan serta
khusus individual. Adanya mitos tertentu
terhadap makan dan makanan sering dimiliki
oleh kelompok tertentu terutama hubungannya
dengan kehamilan, sebagai contoh adanya
kebiasaan untuk melakukan pica yaitu makan
makanan yang tidak mengandung kadar gizi
sama sekali bahkan kadang-kadang bulan
merupakan bentuk makanan yang wajar
dengan tujuan atau maksud bahwa dengan
makan makanan tersebut akan terpenuhi
keinginan keluarga atau ibu untuk mempunyai
anak cantik atau untuk mengurangi
ketidaknyamanan selama hamil. Atau untuk
dapat melahirkan anak dengan kulit bercahaya
atau bayi agar mudah dilahirkan. Sedangkan
fakta budaya, agama dan keyakinan
seseorang menentukan pengalamannya
dengan makan dan makanan. Secara umum,
simbol ini berhubungan dengan pengalaman
selama atau sepanjang hidup seperti
melahirkan, mati dan pertumbuhan. Sebagai
faktor sosial meliputi kebiasaan saling
membagi, menciptakan kehangatan dan
menggambarkan kemampuan ibu dalam
memenuhi kebutuhan makana keluarga. Ibu
sangat berpengaruh dalam memenuhi
kebutuhan makan anaknya. Faktor ekonomi
dilihat dari taraf ekonomi keluarga yang
menentukan status gizi keluarga.
Ketidakmampuan keluarga dalam memenuhi
kebutuhan gizi yang cukup dapat
mempengaruhi keadaan nutrisi anggota
keluarganya, sehingga ibu hamil dan menyusui
dengan keluarga yang kurang mampu dalam
memenuhi kebutuhan gizi yang memadai
sering mempunyai risiko untuk kurang gizi dan
terhadap proses kehamilan dan persalinan.
Selain itu faktor pengetahuan tentang
komponen dasar keseimbangan makanan
yang diperlukan sangat penting. Sering
tingkat pendidikan berhubungan dengan
tingkat ekonomi, tetapi meskipun demikian
banyak juga keluarga dengan pendapatan
pas-pasan dapat menyediakan kebutuhan
makan yang seimbang bila pengetahuan
mereka tentang nutrisi baik. Dan yang tidak
kalah penting dalam mempengaruhi status
nutrisi adalah faktor psikologis. Emosi sangat
mempengaruhi keinginan dan status nutrisi
individu. Pada ibu hamil yang tidak
mempunyai masalah dalam penerimaan secara
psikologis terhadap kehamilannya mungkin
tidak mengalami gangguan psikis tetapi
sebaliknya ibu yang depresi atau yang tidak
menghendaki kehamilannya dapat
memanifestasikannya dengan perasaan hilang
selera makan atau makan makananyang tidak
sesuai dengan kebutuhan kehamilannya,
misalnya minum minuman keras.
Melihat pentingnya masalah gizi
baik ibu hamil dalam melewati masa
kehamilan dan menjelang menyusui maka
selain penting bagi ibu hamil itu sendiiri
untuk mengawasi keadaan kesehatannya
sendiri juga keluarga sangat berperan sebagai
pendukung dalam mempertahankan status
gizi ibu hamil tetap dalam tingkat sesuai
dengan usia kehamilan.

DAFTAR PUSTAKA

Budijanto, dkk. 2000. Risiko terjadinya Berat
Bayi Lahir Rendah (BBLR) di
Puskesmas Balorejo Kabupaten
Madiun. Medika No 9 Tahun XXVI.
September 2000; p 566-569
Committee on Nutritional. Nutrition During
Lactation. 1990. National Academy
Press. Washington DC.
Committee on Nutritional. Nutrition During
Pregnancy. 1990. National Academy
Press. Washington DC.
Ebrahim, G.J. 1978. Breast Feeding The
Biological Option. Air Susu Ibu.
Yayasan Essentia Medika.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 1998.
Risalah Widyakarya Pangan dan Gizi
VI. LIPI.
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak.
EGC. Pn. Buku Kedokteran. Jakarta.
Universitas Sumatera Utara

You might also like