You are on page 1of 21

2.

1 Miopia
2.1.1 Definisi
Miopia adalah anomali refraksi pada mata dimana bayangan difokuskan di depan
retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Ini juga dapat dijelaskan pada
kondisi refraktif dimana cahaya yang sejajar dari suatu objek yang masuk pada mata akan
jatuh di depan retina, tanpa akomodasi. Miopia berasal dari bahasa Yunani muopia yang
memiliki arti menutup mata. Miopia merupakan manifestasi kabur bila melihat jauh, istilah
populernya adalah nearsightedness. Miopia adalah keadaan pada mata dimana cahaya
atau benda yang jauh letaknya jatuh atau difokuskan didepan retina. Supaya objek atau
benda jauh tersebut dapat terlihat jelas atau jatuh tepat di retina diperlukan kaca mata
minus.
Miopia atau sering disebut sebagai rabun jauh merupakan jenis kerusakan mata yang
disebabkan pertumbuhan bola mata yang terlalu panjang atau kelengkungan kornea yang
terlalu cekung. Miopia adalah suatu keadaan mata yang mempunyai kekuatan pembiasan
sinar yang berlebihan sehingga sinar sejajar yang datang dibiaskan di depan retina (bintik
kuning. !ada miopia, titik fokus sistem optik media penglihatan terletak di depan makula
lutea. "al ini dapat disebabkan sistem optik (pembiasan terlalu kuat, miopia refraktif atau
bola mata terlalu panjang. Miopia adalah suatu bentuk kelainan refraksi dimana sinar#sinar
sejajar yang datang dari jarak tidak terhingga oleh mata dalam keadaan tidak berakomodasi
dibiaskan pada satu titik di depan retina.
2.1.2 Klasifikasi
Secara klinis dan berdasarkan kelainan patologi yang terjadi pada mata, myopia dapat
dibagi kepada dua yaitu $
%. Miopia Simpleks
&erjadinya kelainan fundus ringan. 'elainan fundus yang ringan ini berupa kresen
miopia yang ringan dan berkembang sangat lambat. (iasanya tidak terjadi kelainan
organik dan dengan koreksi yang sesuai bisa mencapai tajam penglihatan yang normal.
(erat kelainan refraksi yang terjadi biasanya kurang dari #)*. 'eadaan ini disebut juga
dengan miopia fisiologi.
+. Miopia !atologis
*isebut juga sebagai miopia degeneratif, miopia maligna atau miopia progresif.
'eadaan ini dapat ditemukan pada semua umur dan terjadi sejak lahir. &anda#tanda
miopia maligna adalah adanya progresifitas kelainan fundus yang khas pada
pemeriksaan oftalmoskopik. !ada anak#anak diagnosis ini sudah dapat dibuat jika
terdapat peningkatan tingkat keparahan miopia dengan ,aktu yang relatif pendek.
'elainan refrasi yang terdapat pada miopia patologik biasanya melebihi #) * (Sidarta,
+--..
Menurut American Optometric Association (+--), miopia secara klinis dapat terbagi
lima yaitu$
%. Miopia Simpleks
Miopia yang disebabkan oleh dimensi bola mata yang terlalu panjang atau indeks bias
kornea maupun lensa kristalina yang terlalu tinggi.
+. Miopia /okturnal
Miopia yang hanya terjadi pada saat kondisi di sekeliling kurang cahaya. Sebenarnya,
fokus titik jauh mata seseorang ber0ariasi terhadap tahap pencahayaan yang ada.
Miopia ini dipercaya penyebabnya adalah pupil yang membuka terlalu lebar untuk
memasukkan lebih banyak cahaya, sehingga menimbulkan aberasi dan menambah
kondisi miopia.
1. !seudomiopia
*iakibatkan oleh rangsangan yang berlebihan terhadap mekanisme akomodasi
sehingga terjadi kekejangan pada otot 2 otot siliar yang memegang lensa kristalina. *i
Indonesia, disebut dengan miopia palsu, karena memang sifat miopia ini hanya
sementara sampai kekejangan akomodasinya dapat direlaksasikan. 3ntuk kasus ini,
tidak boleh buru 2 buru memberikan lensa koreksi.
4. Miopia *egeneretif
*isebut juga sebagai miopia degeneratif, miopia maligna atau miopia progresif.
(iasanya merupakan miopia derajat tinggi dan tajam penglihatannya juga di ba,ah
normal meskipun telah mendapat koreksi. Miopia jenis ini bertambah buruk dari ,aktu
ke ,aktu.
5. Miopia Induksi
Miopia yang diakibatkan oleh pemakaian obat 2 obatan, naik turunnya kadar gula
darah, terjadinya sklerosis pada nukleus lensa dan sebagainya.
'lasifikasi miopia berdasarkan ukuran dioptri lensa yang dibutuhkan untuk
mengkoreksikannya (Sidarta, +--. $
%. 6ingan $ lensa koreksinya -,+5 s7d 1,-- *ioptri
+. Sedang $ lensa koreksinya 1,+5 s7d ),-- *ioptri.
1. (erat $lensa koreksinya 8 ),-- *ioptri.
'lasifikasi miopia berdasarkan umur adalah
%. 'ongenital $ sejak lahir dan menetap pada masa anak#anak.
+. Miopia onset anak#anak $ di ba,ah umur +- tahun.
1. Miopia onset a,al de,asa $ di antara umur +- sampai 4- tahun.
4. Miopia onset de,asa $ di atas umur 4- tahun (8 4- tahun.
2.1.3 Patofisiologi
Miopia dapat terjadi karena ukuran sumbu bola mata yang relatif panjang dan disebut
sebagai miopia aksial. *apat juga karena indeks bias media refraktif yang tinggi atau
akibat indeks refraksi kornea dan lensa yang terlalu kuat. *alam hal ini disebut sebagai
miopia refraktif. Miopia degeneratif atau miopia maligna biasanya apabila miopia lebih
dari # ) dioptri (* disertai kelainan pada fundus okuli dan pada panjangnya bola mata
sampai terbentuk stafiloma postikum yang terletak pada bagian temporal papil disertai
dengan atrofi korioretina. 9trofi retina terjadi kemudian setelah terjadinya atrofi sklera
dan kadang#kadang terjadi ruptur membran (ruch yang dapat menimbulkan rangsangan
untuk terjadinya neo0askularisasi subretina. !ada miopia dapat terjadi bercak Fuch berupa
hiperplasi pigmen epitel dan perdarahan, atropi lapis sensoris retina luar dan de,asa akan
terjadi degenerasi papil saraf optik.
&erjadinya perpanjangan sumbu yang berlebihan pada miopia patologi masih belum
diketahui. Sama halnya terhadap hubungan antara elongasia dan komplikasi penyakit ini,
seperti degenerasi chorioretina, ablasio retina dan glaukoma. :olumbre melakukan
penelitian tentang penilaian perkembangan mata anak ayam yang di dalam pertumbuhan
normalnya, tekanan intraokular meluas ke rongga mata dimana sklera berfungsi sebagai
penahannya. ;ika kekuatan yang berla,anan ini merupakan penentu pertumbuhan okular
postnatal pada mata manusia, dan tidak ada bukti yang menentangnya maka dapat pula
disimpulkan dua mekanisme patogenesis terhadap elongasi berlebihan pada miopia.
9bnormalitas mesodermal sklera secara kualitas maupun kuantitas dapat
mengakibatkan elongasi sumbu mata. !ercobaan :olumbre dapat membuktikan hal ini,
dimana pembuangan sebagian masenkim sklera dari perkembangan ayam menyebabkan
ektasia daerah ini, karena perubahan tekanan dinding okular. *alam keadaan normal sklera
posterior merupakan jaringan terakhir yang berkembang. 'eterlambatan pertumbuhan
strategis ini menyebabkan kongenital ektasia pada area ini.
Sklera normal terdiri dari pita luas padat dari kumpulan serat kolagen, hal ini
terintegrasi baik, terjalin bebas, ukuran ber0ariasi tergantung pada lokasinya. 'umpulan
serat terkecil terlihat menuju sklera bagian dalam dan pada <ona ora ekuatorial. (idang
sklera anterior merupakan area potong lintang yang kurang dapat diperluas perunitnya dari
pada bidang lain. !ada test bidang ini ditekan sampai .,5 g7mm+.
&ekanan intraokular e=ui0alen %-- mm"g, pada batas terendah dari stress ekstensi
pada sklera posterior ditemukan empat kali daripada bidang anterior dan e=uator. !ada
batas lebih tinggi sklera posterior kira#kira dua kali lebih diperluas.!erbedaan tekanan
diantara bidang sklera normal tampak berhubungan dengan hilangnya luasnya serat sudut
jala yang terlihat pada sklera posterior. Struktur serat kolagen abnormal terlihat pada kulit
pasien dengan Ehlers-Danlos yang merupakan penyakit kalogen sistematik yang
berhubungan dengan miopia.
>ogt a,alnya memperluas konsep bah,a miopia adalah hasil ketidakharmonian
pertumbuhan jaringan mata dimana pertumbuhan retina yang berlebihan dengan bersamaan
ketinggian perkembangan baik koroid maupun sklera menghasilkan peregangan pasif
jaringan. Meski alasan >ogt pada umumnya tidak dapat diterima, telah diteliti ulang dalam
hubungannya dengan miopia bah,a pertumbuhan koroid dan pembentukan sklera diba,ah
pengaruh epitel pigmen retina. !andangan baru ini menyatakan bah,a epitel pigmen
abnormal menginduksi pembentukan koroid dan sklera subnormal. "al ini yang mungkin
menimbulkan defek ektodermal2mesodermal umum pada segmen posterior terutama <ona
oraekuatorial atau satu yang terlokalisir pada daerah tertentu dari posterior mata, dimana
dapat dilihat pada miopia patologis (tipestafiloma posterior. Meningkatnya suatu kekuatan
yang luas terhadap tekanan intraokular basal. :ontoh klasik miopia skunder terhadap
peningkatan tekanan basal terlihat padaglaukoma ju0enil dimana bah,a peningkatan
tekanan berperan besar pada peningkatan pemanjangan sumbu bola mata.Secara
anatomidan fisiologi, sklera memberikan berbagai respons terhadapinduksi deformasi.
Secara konstan sklera mengalami perubahan pada stres. 'edipan kelopak mata yang
sederhana dapat meningkatkan tekanan intraokular %- mm"g, sama juga seperti
kon0ergensi kuat dan pandangan ke lateral. !ada 0alsa0a manu0er dapat meningkatkan
tekanan intraokular )- mm"g. ;uga pada penutupan paksa kelopak mata meningkat sampai
.-#%%- mm"g. ?osokan paksa pada mata merupakan kebiasaan jelek yang sangat sering
diantara mata miopia,sehingga dapat meningkatkan tekanan intraokular. 3ntuk melihat
sesuatu objek dengan jelas, mata perlu berakomodasi. 9komodasi berlaku apabila kita
melihat objek dalam jarak jauh atau terlalu dekat.
@tiologi miopia dipengaruhi berbagai faktor, antara lain $
%. ?enetika ("erediter
!enelitian genetika menunjukkan bah,a miopia ringan dan sedang biasanya bersifat
poligenik, sedangkan miopia berat bersifat monogenik. !enelitian pada pasangan kembar
mono<igot menunjukkan bah,a jika salah satu dari pasangan kembar ini menderita
miopia, terdapat risiko sebesar .4 A pada pasangannya untuk menderita miopia juga
dengan perbedaan kekuatan lensa di ba,ah -,5 *.
+. /utrisi
/utrisi diduga terlibat pada perkembangan kelainan#kelainan refraksi. !enelitian di
9frika menunjukkan bah,a pada anak#anak dengan malnutrisi yang berat terdapat
pre0alensi kelainan refraksi (ametropia, astigmatisma, anisometropia yang tinggi.
1. &ekanan Intraokuler
!eningkatan tekanan intraokuler atau peningkatan tekanan 0ena diduga dapat
menyebabkan jaringan sklera teregang. "al ini ditunjang oleh penelitian pada monyet,
yang mana ekornya digantung sehingga kepalanya terletak di ba,ah. !ada monyet#
monyet tersebut ternyata timbul miopia.
2.1.4 Diagnosis
!asien dengan miopia akan menyatakan melihat jelas bila dekat malahan melihat
terlalu dekat, sedangkan melihat jauh kabur atau disebut pasien adalah rabun jauh. !asien
dengan miopia akan memberikan keluhan sakit kepala, sering disertai dengan juling dan
celah kelopak yang sempit. Seseorang miopia mempunyai kebiasaan memicingkan
matanya untuk mencegah aberasi sferis atau untuk mendapatkan efek lubang kecil.
!asien miopia mempunyai pungtum remotum yang dekat sehingga mata selalu dalam
atau berkedudukan kon0ergensi yang akan menimbulkan keluhan astenopia kon0ergensi.
(ila kedudukan mata ini menetap, maka penderita akan terlihat juling ke dalam atau
esoptropia. !ada pemeriksaan funduskopi terdapat miopik kresen yaitu gambaran bulan
sabit yang terlihat pada polus posterior fundus mata miopia, yang terdapat pada daerah
papil saraf optik akibat tidak tertutupnya sklera oleh koroid. !ada mata dengan miopia
tinggi akan terdapat pula kelainan pada fundus okuli seperti degenerasi makula dan
degenerasi retina bagian perifer.
!engujian atau test yang dapat dilakukan dengan pemeriksaan mata secara umum
atau standar pemeriksaan mata, terdiri dari $
%. 3ji ketajaman penglihatan pada kedua mata dari jarak jauh (Snellen dan jarak dekat
(;aeger.
+. 3ji pembiasan, untuk menentukan benarnya resep dokter dalam pemakaian kaca mata.
1. 3ji penglihatan terhadap ,arna, uji ini untuk membuktikan kemungkinan ada atau
tidaknya kebutaan.
4. 3ji gerakan otot#otot mata.
5. !emeriksaan celah dan bentuk tepat di retina.
). Mengukur tekanan cairan di dalam mata.
.. !emeriksaan retina.
2.1.5 Tatalaksana
'oreksi miopia dengan menggunakan lensa konkaf atau lensa negatif, perlu diingat
bah,a cahaya yang melalui lensa konkaf akan disebarkan. 'arena itu, bila permukaan
refraksi mata mempunyai daya bias terlalu besar, seperti pada miopia, kelebihan daya bias
ini dapat dinetralisasi dengan meletakkan lensa sferis konkaf di depan mata. (esarnya
kekuatan lensa yang digunakan untuk mengkoreksi mata miopia ditentukan dengan cara
trial and error, yaitu dengan mula#mula meletakkan sebuah lensa kuat dan kemudian
diganti dengan lensa yang lebih kuat atau lebih lemah sampai memberikan tajam
penglihatan yang terbaik.!asien miopia yang dikoreksi dengan kacamata sferis negatif
terkecil yang memberikan ketajaman penglihatan maksimal. Sebagai contoh bila pasien
dikoreksi dengan #1.-- dioptri memberikan tajam penglihatan )7), demikian juga bila
diberi sferis #1.+5 dioptri, maka sebaiknya diberikan koreksi #1.-- dioptri agar untuk
memberikan istirahat mata dengan baik setelah dikoreksi.
2.1.6 Komplikasi
%. 9blasio retina
6esiko untuk terjadinya ablasio retina pada - sampai (#4,.5 * sekitar
%7)))+.Sedangkan pada (# 5 sampai (#B,.5 * risiko meningkat menjadi %7%115.Cebih
dari (#%- * risiko ini menjadi %7%4D. *engan kata lain penambahan faktor risiko pada
miopia lebih rendah tiga kali sedangkan miopia tinggi meningkat menjadi 1-- kali.
+. Vitreal Liquefaction dan Detachment
(adan 0itreus yang berada di antara lensa dan retina mengandung BDA air dan +A serat
kolagen yang seiring pertumbuhan usia akan mencair secara perlahan#lahan, namun
proses ini akan meningkat pada penderita miopia tinggi. "alini berhubungan dengan
hilangnya struktur normal kolagen. !ada tahap a,al, penderita akan melihat bayangan#
bayangan kecil (floaters. !ada keadaan lanjut, dapat terjadi kolaps badan 0iterus
sehingga kehilangan kontak dengan retina. 'eadaan ini nantinya akan menimbulkan
risiko untuk terlepasnya retina dan menyebabkan kerusakan retina. Vitreus detachment
pada miopia tinggi terjadi karena luasnya 0olume yang harus diisi akibat memanjangnya
bola mata.
1. Miopik makulopati
*apat terjadi penipisan koroid dan retina serta hilangnya pembuluh darah kapiler pada
mata yang berakibat atrofi sel#sel retina sehingga lapangan pandang berkurang. *apat
juga terjadi perdarahan retina dan koroid yang bisa menyebabkan berkurangnya
lapangan pandang. Miopi 0askular koroid atau degenerasi makular miopia juga
merupakan konsekuensi dari degenerasi makular normal dan ini disebabkan oleh
pembuluh darah yang abnormal yang tumbuh di ba,ah sentral retina.
4. ?laukoma
6isiko terjadinya glaukoma pada mata normal adalah %,+A, pada miopia sedang 4,+A,
dan pada miopia tinggi 4,4A. ?laukoma pada miopia terjadi dikarenakan stres
akomodasi dan kon0ergensi serta kelainan struktur jaringan ikat penyambung pada
trabekula.
5. 'atarak
Censa pada miopia kehilangan transparansi. *ilaporkan bah,a pada orang dengan
miopia, onset katarak muncul lebih cepat.
(/urchali<a "a<aria Siregar, +--D
3.1 Miopia
3.1.1 Definisi
Miopia adalah anomali refraksi pada mata dimana bayangan difokuskan di depan
retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Ini juga dapat dijelaskan pada
kondisi refraktif dimana cahaya yang sejajar dari suatu objek yang masuk pada mata akan
jatuh di depan retina, tanpa akomodasi. Miopia berasal dari bahasa Yunani muopia yang
memiliki arti menutup mata. Miopia merupakan manifestasi kabur bila melihat jauh, istilah
populernya adalah nearsightedness. Miopia adalah keadaan pada mata dimana cahaya
atau benda yang jauh letaknya jatuh atau difokuskan didepan retina. Supaya objek atau
benda jauh tersebut dapat terlihat jelas atau jatuh tepat di retina diperlukan kaca mata
minus.
Miopia atau sering disebut sebagai rabun jauh merupakan jenis kerusakan mata yang
disebabkan pertumbuhan bola mata yang terlalu panjang atau kelengkungan kornea yang
terlalu cekung. Miopia adalah suatu keadaan mata yang mempunyai kekuatan pembiasan
sinar yang berlebihan sehingga sinar sejajar yang datang dibiaskan di depan retina (bintik
kuning. !ada miopia, titik fokus sistem optik media penglihatan terletak di depan makula
lutea. "al ini dapat disebabkan sistem optik (pembiasan terlalu kuat, miopia refraktif atau
bola mata terlalu panjang. Miopia adalah suatu bentuk kelainan refraksi dimana sinar#sinar
sejajar yang datang dari jarak tidak terhingga oleh mata dalam keadaan tidak berakomodasi
dibiaskan pada satu titik di depan retina.
2.1.2 Klasifikasi
Secara klinis dan berdasarkan kelainan patologi yang terjadi pada mata, myopia dapat
dibagi kepada dua yaitu $
1. Miopia Simpleks
&erjadinya kelainan fundus ringan. 'elainan fundus yang ringan ini berupa kresen
miopia yang ringan dan berkembang sangat lambat. (iasanya tidak terjadi kelainan
organik dan dengan koreksi yang sesuai bisa mencapai tajam penglihatan yang normal.
(erat kelainan refraksi yang terjadi biasanya kurang dari #)*. 'eadaan ini disebut juga
dengan miopia fisiologi.
4. Miopia !atologis
*isebut juga sebagai miopia degeneratif, miopia maligna atau miopia progresif.
'eadaan ini dapat ditemukan pada semua umur dan terjadi sejak lahir. &anda#tanda
miopia maligna adalah adanya progresifitas kelainan fundus yang khas pada
pemeriksaan oftalmoskopik. !ada anak#anak diagnosis ini sudah dapat dibuat jika
terdapat peningkatan tingkat keparahan miopia dengan ,aktu yang relatif pendek.
'elainan refrasi yang terdapat pada miopia patologik biasanya melebihi #) * (Sidarta,
+--..
Menurut American Optometric Association (+--), miopia secara klinis dapat terbagi
lima yaitu$
). Miopia Simpleks
Miopia yang disebabkan oleh dimensi bola mata yang terlalu panjang atau indeks bias
kornea maupun lensa kristalina yang terlalu tinggi.
.. Miopia /okturnal
Miopia yang hanya terjadi pada saat kondisi di sekeliling kurang cahaya. Sebenarnya,
fokus titik jauh mata seseorang ber0ariasi terhadap tahap pencahayaan yang ada.
Miopia ini dipercaya penyebabnya adalah pupil yang membuka terlalu lebar untuk
memasukkan lebih banyak cahaya, sehingga menimbulkan aberasi dan menambah
kondisi miopia.
D. !seudomiopia
*iakibatkan oleh rangsangan yang berlebihan terhadap mekanisme akomodasi
sehingga terjadi kekejangan pada otot 2 otot siliar yang memegang lensa kristalina. *i
Indonesia, disebut dengan miopia palsu, karena memang sifat miopia ini hanya
sementara sampai kekejangan akomodasinya dapat direlaksasikan. 3ntuk kasus ini,
tidak boleh buru 2 buru memberikan lensa koreksi.
B. Miopia *egeneretif
*isebut juga sebagai miopia degeneratif, miopia maligna atau miopia progresif.
(iasanya merupakan miopia derajat tinggi dan tajam penglihatannya juga di ba,ah
normal meskipun telah mendapat koreksi. Miopia jenis ini bertambah buruk dari ,aktu
ke ,aktu.
%-. Miopia Induksi
Miopia yang diakibatkan oleh pemakaian obat 2 obatan, naik turunnya kadar gula
darah, terjadinya sklerosis pada nukleus lensa dan sebagainya.
'lasifikasi miopia berdasarkan ukuran dioptri lensa yang dibutuhkan untuk
mengkoreksikannya (Sidarta, +--. $
%. 6ingan $ lensa koreksinya -,+5 s7d 1,-- *ioptri
+. Sedang $ lensa koreksinya 1,+5 s7d ),-- *ioptri.
1. (erat $lensa koreksinya 8 ),-- *ioptri.
'lasifikasi miopia berdasarkan umur adalah
%. 'ongenital $ sejak lahir dan menetap pada masa anak#anak.
+. Miopia onset anak#anak $ di ba,ah umur +- tahun.
1. Miopia onset a,al de,asa $ di antara umur +- sampai 4- tahun.
4. Miopia onset de,asa $ di atas umur 4- tahun (8 4- tahun.
2.1.3 Patofisiologi
Miopia dapat terjadi karena ukuran sumbu bola mata yang relatif panjang dan disebut
sebagai miopia aksial. *apat juga karena indeks bias media refraktif yang tinggi atau
akibat indeks refraksi kornea dan lensa yang terlalu kuat. *alam hal ini disebut sebagai
miopia refraktif. Miopia degeneratif atau miopia maligna biasanya apabila miopia lebih
dari # ) dioptri (* disertai kelainan pada fundus okuli dan pada panjangnya bola mata
sampai terbentuk stafiloma postikum yang terletak pada bagian temporal papil disertai
dengan atrofi korioretina. 9trofi retina terjadi kemudian setelah terjadinya atrofi sklera
dan kadang#kadang terjadi ruptur membran (ruch yang dapat menimbulkan rangsangan
untuk terjadinya neo0askularisasi subretina. !ada miopia dapat terjadi bercak Fuch berupa
hiperplasi pigmen epitel dan perdarahan, atropi lapis sensoris retina luar dan de,asa akan
terjadi degenerasi papil saraf optik.
&erjadinya perpanjangan sumbu yang berlebihan pada miopia patologi masih belum
diketahui. Sama halnya terhadap hubungan antara elongasia dan komplikasi penyakit ini,
seperti degenerasi chorioretina, ablasio retina dan glaukoma. :olumbre melakukan
penelitian tentang penilaian perkembangan mata anak ayam yang di dalam pertumbuhan
normalnya, tekanan intraokular meluas ke rongga mata dimana sklera berfungsi sebagai
penahannya. ;ika kekuatan yang berla,anan ini merupakan penentu pertumbuhan okular
postnatal pada mata manusia, dan tidak ada bukti yang menentangnya maka dapat pula
disimpulkan dua mekanisme patogenesis terhadap elongasi berlebihan pada miopia.
9bnormalitas mesodermal sklera secara kualitas maupun kuantitas dapat
mengakibatkan elongasi sumbu mata. !ercobaan :olumbre dapat membuktikan hal ini,
dimana pembuangan sebagian masenkim sklera dari perkembangan ayam menyebabkan
ektasia daerah ini, karena perubahan tekanan dinding okular. *alam keadaan normal sklera
posterior merupakan jaringan terakhir yang berkembang. 'eterlambatan pertumbuhan
strategis ini menyebabkan kongenital ektasia pada area ini.
Sklera normal terdiri dari pita luas padat dari kumpulan serat kolagen, hal ini
terintegrasi baik, terjalin bebas, ukuran ber0ariasi tergantung pada lokasinya. 'umpulan
serat terkecil terlihat menuju sklera bagian dalam dan pada <ona ora ekuatorial. (idang
sklera anterior merupakan area potong lintang yang kurang dapat diperluas perunitnya dari
pada bidang lain. !ada test bidang ini ditekan sampai .,5 g7mm+.
&ekanan intraokular e=ui0alen %-- mm"g, pada batas terendah dari stress ekstensi
pada sklera posterior ditemukan empat kali daripada bidang anterior dan e=uator. !ada
batas lebih tinggi sklera posterior kira#kira dua kali lebih diperluas.!erbedaan tekanan
diantara bidang sklera normal tampak berhubungan dengan hilangnya luasnya serat sudut
jala yang terlihat pada sklera posterior. Struktur serat kolagen abnormal terlihat pada kulit
pasien dengan Ehlers-Danlos yang merupakan penyakit kalogen sistematik yang
berhubungan dengan miopia.
>ogt a,alnya memperluas konsep bah,a miopia adalah hasil ketidakharmonian
pertumbuhan jaringan mata dimana pertumbuhan retina yang berlebihan dengan bersamaan
ketinggian perkembangan baik koroid maupun sklera menghasilkan peregangan pasif
jaringan. Meski alasan >ogt pada umumnya tidak dapat diterima, telah diteliti ulang dalam
hubungannya dengan miopia bah,a pertumbuhan koroid dan pembentukan sklera diba,ah
pengaruh epitel pigmen retina. !andangan baru ini menyatakan bah,a epitel pigmen
abnormal menginduksi pembentukan koroid dan sklera subnormal. "al ini yang mungkin
menimbulkan defek ektodermal2mesodermal umum pada segmen posterior terutama <ona
oraekuatorial atau satu yang terlokalisir pada daerah tertentu dari posterior mata, dimana
dapat dilihat pada miopia patologis (tipestafiloma posterior. Meningkatnya suatu kekuatan
yang luas terhadap tekanan intraokular basal. :ontoh klasik miopia skunder terhadap
peningkatan tekanan basal terlihat padaglaukoma ju0enil dimana bah,a peningkatan
tekanan berperan besar pada peningkatan pemanjangan sumbu bola mata.Secara
anatomidan fisiologi, sklera memberikan berbagai respons terhadapinduksi deformasi.
Secara konstan sklera mengalami perubahan pada stres. 'edipan kelopak mata yang
sederhana dapat meningkatkan tekanan intraokular %- mm"g, sama juga seperti
kon0ergensi kuat dan pandangan ke lateral. !ada 0alsa0a manu0er dapat meningkatkan
tekanan intraokular )- mm"g. ;uga pada penutupan paksa kelopak mata meningkat sampai
.-#%%- mm"g. ?osokan paksa pada mata merupakan kebiasaan jelek yang sangat sering
diantara mata miopia,sehingga dapat meningkatkan tekanan intraokular. 3ntuk melihat
sesuatu objek dengan jelas, mata perlu berakomodasi. 9komodasi berlaku apabila kita
melihat objek dalam jarak jauh atau terlalu dekat.
@tiologi miopia dipengaruhi berbagai faktor, antara lain $
%. ?enetika ("erediter
!enelitian genetika menunjukkan bah,a miopia ringan dan sedang biasanya bersifat
poligenik, sedangkan miopia berat bersifat monogenik. !enelitian pada pasangan kembar
mono<igot menunjukkan bah,a jika salah satu dari pasangan kembar ini menderita
miopia, terdapat risiko sebesar .4 A pada pasangannya untuk menderita miopia juga
dengan perbedaan kekuatan lensa di ba,ah -,5 *.
+. /utrisi
/utrisi diduga terlibat pada perkembangan kelainan#kelainan refraksi. !enelitian di
9frika menunjukkan bah,a pada anak#anak dengan malnutrisi yang berat terdapat
pre0alensi kelainan refraksi (ametropia, astigmatisma, anisometropia yang tinggi.
1. &ekanan Intraokuler
!eningkatan tekanan intraokuler atau peningkatan tekanan 0ena diduga dapat
menyebabkan jaringan sklera teregang. "al ini ditunjang oleh penelitian pada monyet,
yang mana ekornya digantung sehingga kepalanya terletak di ba,ah. !ada monyet#
monyet tersebut ternyata timbul miopia.
2.1.4 Diagnosis
!asien dengan miopia akan menyatakan melihat jelas bila dekat malahan melihat
terlalu dekat, sedangkan melihat jauh kabur atau disebut pasien adalah rabun jauh. !asien
dengan miopia akan memberikan keluhan sakit kepala, sering disertai dengan juling dan
celah kelopak yang sempit. Seseorang miopia mempunyai kebiasaan memicingkan
matanya untuk mencegah aberasi sferis atau untuk mendapatkan efek lubang kecil.
!asien miopia mempunyai pungtum remotum yang dekat sehingga mata selalu dalam
atau berkedudukan kon0ergensi yang akan menimbulkan keluhan astenopia kon0ergensi.
(ila kedudukan mata ini menetap, maka penderita akan terlihat juling ke dalam atau
esoptropia. !ada pemeriksaan funduskopi terdapat miopik kresen yaitu gambaran bulan
sabit yang terlihat pada polus posterior fundus mata miopia, yang terdapat pada daerah
papil saraf optik akibat tidak tertutupnya sklera oleh koroid. !ada mata dengan miopia
tinggi akan terdapat pula kelainan pada fundus okuli seperti degenerasi makula dan
degenerasi retina bagian perifer.
!engujian atau test yang dapat dilakukan dengan pemeriksaan mata secara umum
atau standar pemeriksaan mata, terdiri dari $
D. 3ji ketajaman penglihatan pada kedua mata dari jarak jauh (Snellen dan jarak dekat
(;aeger.
B. 3ji pembiasan, untuk menentukan benarnya resep dokter dalam pemakaian kaca mata.
%-. 3ji penglihatan terhadap ,arna, uji ini untuk membuktikan kemungkinan ada atau
tidaknya kebutaan.
%%. 3ji gerakan otot#otot mata.
%+. !emeriksaan celah dan bentuk tepat di retina.
%1. Mengukur tekanan cairan di dalam mata.
%4. !emeriksaan retina.
2.1.5 Tatalaksana
'oreksi miopia dengan menggunakan lensa konkaf atau lensa negatif, perlu diingat
bah,a cahaya yang melalui lensa konkaf akan disebarkan. 'arena itu, bila permukaan
refraksi mata mempunyai daya bias terlalu besar, seperti pada miopia, kelebihan daya bias
ini dapat dinetralisasi dengan meletakkan lensa sferis konkaf di depan mata. (esarnya
kekuatan lensa yang digunakan untuk mengkoreksi mata miopia ditentukan dengan cara
trial and error, yaitu dengan mula#mula meletakkan sebuah lensa kuat dan kemudian
diganti dengan lensa yang lebih kuat atau lebih lemah sampai memberikan tajam
penglihatan yang terbaik.!asien miopia yang dikoreksi dengan kacamata sferis negatif
terkecil yang memberikan ketajaman penglihatan maksimal. Sebagai contoh bila pasien
dikoreksi dengan #1.-- dioptri memberikan tajam penglihatan )7), demikian juga bila
diberi sferis #1.+5 dioptri, maka sebaiknya diberikan koreksi #1.-- dioptri agar untuk
memberikan istirahat mata dengan baik setelah dikoreksi.
2.1.6 Komplikasi
%. 9blasio retina
6esiko untuk terjadinya ablasio retina pada - sampai (#4,.5 * sekitar
%7)))+.Sedangkan pada (# 5 sampai (#B,.5 * risiko meningkat menjadi %7%115.Cebih
dari (#%- * risiko ini menjadi %7%4D. *engan kata lain penambahan faktor risiko pada
miopia lebih rendah tiga kali sedangkan miopia tinggi meningkat menjadi 1-- kali.
+. Vitreal Liquefaction dan Detachment
(adan 0itreus yang berada di antara lensa dan retina mengandung BDA air dan +A serat
kolagen yang seiring pertumbuhan usia akan mencair secara perlahan#lahan, namun
proses ini akan meningkat pada penderita miopia tinggi. "alini berhubungan dengan
hilangnya struktur normal kolagen. !ada tahap a,al, penderita akan melihat bayangan#
bayangan kecil (floaters. !ada keadaan lanjut, dapat terjadi kolaps badan 0iterus
sehingga kehilangan kontak dengan retina. 'eadaan ini nantinya akan menimbulkan
risiko untuk terlepasnya retina dan menyebabkan kerusakan retina. Vitreus detachment
pada miopia tinggi terjadi karena luasnya 0olume yang harus diisi akibat memanjangnya
bola mata.
1. Miopik makulopati
*apat terjadi penipisan koroid dan retina serta hilangnya pembuluh darah kapiler pada
mata yang berakibat atrofi sel#sel retina sehingga lapangan pandang berkurang. *apat
juga terjadi perdarahan retina dan koroid yang bisa menyebabkan berkurangnya
lapangan pandang. Miopi 0askular koroid atau degenerasi makular miopia juga
merupakan konsekuensi dari degenerasi makular normal dan ini disebabkan oleh
pembuluh darah yang abnormal yang tumbuh di ba,ah sentral retina.
4. ?laukoma
6isiko terjadinya glaukoma pada mata normal adalah %,+A, pada miopia sedang 4,+A,
dan pada miopia tinggi 4,4A. ?laukoma pada miopia terjadi dikarenakan stres
akomodasi dan kon0ergensi serta kelainan struktur jaringan ikat penyambung pada
trabekula.
5. 'atarak
Censa pada miopia kehilangan transparansi. *ilaporkan bah,a pada orang dengan
miopia, onset katarak muncul lebih cepat.
(/urchali<a "a<aria Siregar, +--D

You might also like