You are on page 1of 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Bronkopneumonia adalah peradangan pada paru dimana proses
peradangannya ini menyebar membentuk bercak-bercak infiltrat yang berlokasi di
alveoli paru dan dapat pula melibatkan bronkiolus terminal.
B. Epidemiologi
Insiden penyakit ini pada negara berkembang hampir 30% pada anak-anak
di bawah umur 5 tahun dengan resiko kematian yang tinggi sedangkan di
!merika pneumonia menun"ukkan angka #3% dari seluruh penyakit infeksi pada
anak di bawah umur $ tahun. %neumokokus merupakan penyebab utama
pneumonia. %neumokokus dengan serotipe # sampai & menyebabkan pneumonia
pada orang dewasa lebih dari &0 % sedangkan pada anak ditemukan tipe #' # (
dan ).
!ngka ke"adian tertinggi ditemukan pada usia kurang dari ' tahun dan
mengurang dengan meningkatnya umur. %neumonia lobaris hampir selalu
disebabkan oleh pneumococcus ditemukan pada orang dewasa dan anak besar
sedangkan Bronkopneumonia lebih sering di"umpai pada anak kecil dan bayi.
C. Etiologi
Faktor Infeksi
. Bakteri
a. %neumococcus penyebab utama penumonia. %ada orang dewasa
disebabkan oleh penumokokus # * & +pada anak * anak tipe #' # ( ),.
Insiden meningkat pada usia lebih kecil dari #' tahun dan menurun dengan
meningkatnya umur.
#0
b. -treptokokus sering merupakan komplikasi dari penyakit virus lain
seperti morbili influen.a cacar air atau komplikasi dari bakteri lain
seperti pertusis pneumonia oleh pneumokokus.
!. "ir#s
/irus respiratori sinsial virus influen.a virus adeno virus situmegalik.
$. Aspirasi
0akanan kerosen +bensin dan minyak tanah, dan cairan amnion benda
asing.
%. Pne#monia &ipostatik
1isebabkan oleh tidur terlentang terlalu lama misalnya pada anak yang
sakit dengan kesadaran menurun penyakit lain yang harus istirahatn di
tempat tidur yang lama sehingga ter"adi kongesti pada paru belakang
bawah. 2uman yang tadinya komensal berkembang biak men"adi patogen
dan menimbulkan radang. 3leh karena itu pada anak yang menderita
penyakit dan memerlukan istirahat pan"ang seperti tifoid harus diubah *
ubah posisi tidurnya.
'. Jam#r
4. 5apsulatum. 5andida albikans Blastomycetes dermatitis
2oksidiomikosis !spergilosis dan !ktinimikosis.
(. Sindrom )oeffler
6tiologi oleh larva !. 7umbricoedes
-ecara klinis biasa berbagai etiologi ini sukar dibedakan. 8ntuk
pengobatan tepat pengetahuan tentang penyebab pneumonia perlu sekali
sehingga pembagian etiologis lebih rasional daripada pembagian anatomis.
o %ada neonatus 9 -treptokokus grup B :espiratory -incytial /irus
+:-/,.
o %ada bayi 9
/irus 9 /irus parainfluensa virus influen.a !denovirus :-/
5ytomegalovirus.
3rganisme atipikal 9 5hlamidia trachomatis %neumocytis.
##
Bakteri 9 -treptokokus pneumoni 4aemofilus influen.a
0ycobacterium tuberculosa B. pertusis.
o %ada anak-anak 9
/irus 9 %arainfluensa Influensa /irus !denovirus :-%
3rganisme atipikal 9 0ycoplasma pneumonia
Bakteri 9 %neumokokus 0ycobakterium tuberculosa.
o %ada anak besar * dewasa muda 9
3rganisme atipikal 9 0ycoplasma pneumonia 5. trachomatis
Bakteri 9 %neumokokus B. %ertusis 0. tuberculosis.

Faktor Non Infeksi.
;er"adi akibat disfungsi menelan atau refluks esophagus meliputi 9
#. Bronkopneumonia hidrokarbon 9
;er"adi oleh karena aspirasi selama penelanan muntah atau sonde
lambung + .at hidrokarbon seperti pelitur minyak tanah dan bensin,.
$. Bronkopneumonia lipoid 9
;er"adi akibat pemasukan obat yang mengandung minyak secara
intranasal termasuk "eli petroleum. -etiap keadaan yang mengganggu
mekanisme menelan seperti palatoski.ispemberian makanan dengan
posisi hori.ontal atau pemaksaan pemberian makanan seperti minyak ikan
pada anak yang sedang menangis. 2eparahan penyakit tergantung pada
"enis minyak yang terinhalasi. <enis minyak binatang yang mengandung
asam lemak tinggi bersifat paling merusak contohnya seperti susu dan
minyak ikan .
-elain faktor di atas daya tahan tubuh sangat berpengaruh untuk
ter"adinya Bronkopneumonia. 0enurut sistem imun pada penderita-
penderita penyakit yang berat seperti !I1- dan respon imunitas yang
belum berkembang pada bayi dan anak merupakan faktor predisposisi
ter"adinya penyakit ini.
#$
D. Klasifikasi
0enurut buku %neumonia 2omuniti %edoman 1iagnosis dan
%enatalaksanaan di Indonesia yang dikeluarkan %erhimpunan 1okter %aru
Indonesia $003 menyebutkan tiga klasifikasi pneumonia.
#. Berdasarkan klinis dan epidemiologis9
#. %neumonia komuniti +community-acquired pneumonia,.
$. %neumonia nosokomial +hospital-acquired pneumonia/nosocomial
pneumonia,.
3. %neumonia aspirasi.
'. %neumonia pada penderita immunocompromised.
$. Berdasarkan bakteri penyebab9
#. %neumonia bakteri=tipikal. 1apat ter"adi pada semua usia.
Beberapa bakteri mempunyai tendensi menyerang seseorang yang
peka misalnya klebsiella pada penderita alkoholik
staphyllococcus pada penderita pasca infeksi influen.a. %neumonia
!tipikal disebabkan mycoplasma legionella dan chalamydia.
$. %neumonia virus.
3. %neumonia "amur sering merupakan infeksi sekunder. %redileksi
terutama pada penderita dengan daya tahan lemah
+immunocompromised,.
3. Berdasarkan predileksi infeksi9
#. %neumonia lobaris pneumonia yang ter"adi pada satu lobus
+percabangan besar dari pohon bronkus, baik kanan maupun kiri.
$. %neumonia bronkopneumonia pneumonia yang ditandai bercak-
bercak infeksi pada berbagai tempat di paru. Bisa kanan maupun
kiri yang disebabkan virus atau bakteri dan sering ter"adi pada bayi
atau orang tua.
3. %neumonia interstisial.
#3
E. Patogenesis
%neumococcus masuk ke dalam paru melalui "alan pernafasan secara
percikan +droplet,. %neumokokus umumnya mencapai alveoli lewat percikan
mukus atau saliva. 7obus bagian bawah paru paling sering terkena efek gravitasi.
!gen-agen mikroba yang menyebabkan %neumonia memiliki 3 bentuk transisi
primer 9
#. !spirasi sekret yang berisi mikroorganisme patogen yang telah
berkolonisasi pada orofaring
$. Inhalasi aerosol yang infeksius
3. %enyebaran hematogen dari bagian ekstrapulmonal
!spirasi dan inhalasi agen-agen infeksius adalah dua cara tersering yang
menyebabkan pneumonia sementara penyebaran cara hematogen lebih "arang
ter"adi. !kibatnya faktor-faktor predisposisi termasuk "uga berbagai defisiensi
mekanisme pertahanan sistem pernafasan. 2olonisasi basilus gram negatif telah
men"adi sub"ek penelitian akhir-akhir ini.
0ekanisme daya tahan traktus respiratorius bagian bawah sangat efisien
untuk mencegah infeksi yang terdiri dari 9
#. -usunan anatomis rongga hidung
$. <aringan limfoid di nasofaring
3. Bulu getar yang meliputi sebagian besar epitel traktus respiratorius dan
sekret lain yang dikeluarkan oleh sel epitel tersebut
'. :efleks batuk
5. :efleks epiglotis yang mencegah ter"adinya aspirasi sekret yang terinfeksi
(. 1rainase sistem limfatis dan fungsi menyaring kelen"ar limfe regional
>. ?agositosis aksi limfosit dan respon imunohumoral terutama Ig !
&. -ekresi en.im-en.im dari sel-sel yang melapisi trakeo-bronkial yang
beker"a sebagai anti mikroba yang non spesifik.
#'
Bila pertahanan tubuh tidak kuat maka mikroorganisme dapat melalui
"alan nafas sampai ke alveoli yang menyebabkan radang pada dinding alveoli dan
"aringan sekitarnya. -etelah itu mikroorganisme tiba di alveoli mementuk suatu
proses peradangan yang meliputi empat stadium yaitu9
a. Stadi#m I *% + ! ,am pertama-kongesti.
1isebut hiperemia mengacu pada respon peradangan permulaan yang
berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi. 4al ini ditandai dengan
peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi. 4iperemia
ini ter"adi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast setelah
pengaktifan sel imun dan cedera "aringan. 0ediator-mediator tersebut mencakup
histamin dan prostaglandin. 1egranulasi sel mast "uga mengaktifkan "alur
komplemen. 2omplemen beker"a sama dengan histamin dan prostaglandin untuk
melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas kapiler paru.
4al ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang interstitium
sehingga ter"adi pembengkakan dan edema antar kapiler dan alveolus.
%enimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan "arak yang harus
ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini dalam darah
paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi oksigen
hemoglobin.
/. Stadi#m II *%0 ,am /erik#tn1a.
1isebut hepatisasi merah ter"adi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah
merah eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh pen"amu +host, sebagai bagian dari
reaksi peradangan. 7obus yang terkena men"adi padat oleh karena adanya
penumpukan leukosit eritrosit dan cairan sehingga warna paru men"adi merah
dan pada perabaan seperti hepar pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau
sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak. -tadium ini berlangsung
sangat singkat yaitu selama '& "am.

#5
2. Stadi#m III *$ + 0 3ari.
1isebut hepatisasi kelabu yang ter"adi sewaktu sel-sel darah putih
mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi. %ada saat ini endapan fibrin
terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan ter"adi fagositosis sisa-sisa sel.
%ada stadium ini eritrosit di alveoli mulai diresorbsi lobus masih tetap padat
karena berisi fibrin dan leukosit warna merah men"adi pucat kelabu dan kapiler
darah tidak lagi mengalami kongesti.
d. Stadi#m I" *4 + ! 3ari.
1isebut "uga stadium resolusi yang ter"adi sewaktu respon imun dan
peradangan mereda sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorbsi oleh
makrofag sehingga "aringan kembali ke strukturnya semula.
F. 5am/aran Klinis
Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian
atas selama beberapa hari. -uhu dapat naik secara mendadak sampai 3)*'0@5 dan
mungkin disertai ke"ang karena demam yag tinggi. !nak sangat gelisah dispnu
pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis di
sekitar hidung dan mulut. Batuk biasanya tidak di"umpai di awal penyakit anak
akan mendapat batuk setelah beberapa hari dimana pada awalnya berupa batuk
kering kemudian men"adi produktif.
%ada bronkopneumonia hasil pemeriksaan fisik tergantung pada luasnya
daerah yang terkena. %ada perkusi toraks sering tidak di"umpai adanya kelainan.
%ada auskultasi mungkin hanya terdengar ronki basah gelembung halus sampai
sedang. Bila sarang bronkopneumonia men"adi satu +konfluens, mungkin pada
perkusi terdengar suara yang meredup dan suara pernafasan pada auskultasi
terdengar mengeras. %ada stadium resolusi ronki dapat terdengar lagi. ;anpa
pengobatan biasanya proses penyembuhan dapat ter"adi antara $-3 minggu.
#(
5. Penegakan Diagnosis
1iagnosis ditegakkan berdasarkan ge"ala klinik yang sesuai dengan ge"ala
dan tanda yang diuraikan sebelumnya dan pemeriksaan fisik disertai pemeriksaan
penun"ang.
%emeriksaan fisik
%ada pemeriksaan fisik didapatkan 9
Inspeksi 9 pernafasan cuping hidung+A, sianosis sekitar hidung dan mulut
retraksi sela iga.
%alpasi 9 -tem fremitus yang meningkat pada sisi yang sakit.
%erkusi 9 -onor memendek sampai beda
!uskultasi 9 -uara pernafasan mengeras + vesikuler mengeras ,disertai ronki
basah gelembung halus sampai sedang.
%emeriksaan %enun"ang
o %emeriksaan 7aboratorium
#. Bambaran darah menun"ukkan leukositosis biasanya #5.000 *
'0.000= mm3 dengan pergeseran ke kiri. <umlah leukosit yang
tidak meningkat berhubungan dengan infeksi virus atau
mycoplasma.
$. Cilai 4b biasanya tetap normal atau sedikit menurun.
3. %eningkatan 761.
'. 2ultur dahak dapat positif pada $0 * 50% penderita yang tidak
diobati. -elain kultur dahak biakan "uga dapat diambil dengan
cara hapusan tenggorok +throat swab,.
5. !nalisa gas darah+ !B1! , menun"ukkan hipoksemia dan
hiperkarbia.%ada stadium lan"ut dapat ter"adi asidosis metabolik
o %emeriksaan :ontgen ;oraks
%ada bronkopneumonia bercak-bercak infiltrat didapati
pada satu atau beberapa lobus. ?oto rontgen dapat "uga
menun"ukkan adanya komplikasi seperti pleuritis atelektasis abses
#>
paru pneumotoraks atau perikarditis. Bambaran ke arah sel
polimorfonuklear "uga dapat di"umpai.
1iagnosis etiologi dibuat berdasarkan pemeriksaan mikrobiologi serologi
karena pemeriksaan mikrobiologi tidak mudah dilakukan dan bila dapat dilakukan
kuman penyebab tidak selalu dapat ditemukan. 3leh karena itu D43 menga"ukan
pedoman diagnosa dan tata laksana yang lebih sederhana. Berdasarkan pedoman
tersebut pneumonia dibedakan berdasarkan 9
%neumonia sangat berat 9
E bila ter"adi sianosis sentral dan anak tidak sanggup minum maka anak
harus dirawat di rumah sakit dan diberi antibiotika.
%neumonia berat 9
E bila di"umpai adanya retraksi tanpa sianosis dan masih sanggup
minum maka anak harus dirawat di rumah sakit dan diberi antibiotika.
%neumonia 9
E bila tidak ada retraksi tetapi di"umpai pernafasan yang cepat 9
- F (0 G=menit pada anak usia H $ bulan
- F 50 G=menit pada anak usia $ bulan * # tahun
- F '0 G=menit pada anak usia # * 5 tahun
Bukan %neumonia 9
E hanya batuk tanpa adanya tanda dan ge"ala seperti diatas tidak perlu
dirawat dan tidak perlu diberi antibiotika.
&. Diagnosis Banding
Bronkopneumonia
Bronkiolitis
I. Penatalaksanaan
;abel pemilihan antibiotika berdasarkan etiologi 9
0ikroorganisme
-treptokokus dan -tafilokokus0.
%neumonia
%enicilin B 50.000-#00.000 unit=hari I/
atau%enicilin %rokain (.000.000 unit=hari I0
#&
4. Influen.a
2lebsiella dan %. !eruginosa
atau
!mpicilin #00-$00 mg=kgBB=hari atau
5eftriakson >5-$00 mg=kgBB=hari
6ritromisin #5 mg=kgBB=hari
2loramfenikol 50-#00 mg=kgBB=hari
-efalosporin
Pen2ega3an6
%enyakit bronkopneumonia dapat dicegah dengan menghindari kontak
dengan penderita atau mengobati secara dini penyakit-penyakit yang dapat
menyebabkan ter"adinya bronkopneumonia ini.-elain itu hal-hal yang dapat
dilakukan adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh kaita terhadap berbagai
penyakit saluran nafas seperti 9 cara hidup sehat makan makanan bergi.i dan
teratur men"aga kebersihan beristirahat yang cukup ra"in berolahraga dll.
0elakukan vaksinasi "uga diharapkan dapat mengurangi kemungkinan
terinfeksi antara lain9
/aksinasi %neumokokus
/aksinasi 4. influen.a
/aksinasi /arisela yang dian"urkan pada anak dengan daya tahan tubuh rendah
/aksin influen.a yang diberikan pada anak sebelum anak sakit.
J. Komplikasi
1engan antibiotik komplikasi hampir tidak pernah di"umpai. 2omplikasi
yang dapat di"umpai 9 6mpiema 30! lompliasi lain ialah seperti 0eningitis
%erikarditis 3steomielitis peritonitis lebih "arang dilihat.
K. Prognosis
1engan penggunaan antibiotik yang tepat dan cukup mortalitas dapat diturunkan
sampai kurang dari # %. !nak dalam keadaan malnutrisi energi protein dan yang
datang terlambat menun"ukkan mortalitas yang lebih tinggi.
#)
%ada bronkopneumonia yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus, angka
kesembuhan penderita mengalami kema"uan besar dengan penatalaksanaan
sekarang angka mortalitas berkisar dari #0 * 30% dan bervariasi dengan lamanya
sakit yang dialami sebelum penderita dirawat umur penderita pengobatan yang
memadai serta adanya penyakit yang menyertai.
$0
DAFTA7 PUSTAKA

#. %usponegoro 41 dkk. -tandar %elayanan 0edis 2esehatan !nak. Ikatan
1okter !nak Indonesia9 <akarta. $00'.
$. 4asan : dkk. Ilmu 2esehatan !nak. ?akultas 2edokteran 8niversitas
Indonesia9 <akarta. $00$.
3. 0ans"oer ! dkk. 2apita -elekta 2edokteran. 0edia !esculapius ?akultas
2edokteran 8niversitas Indonesia9 <akarta. $000.
'. Behrman :6 2liegman : !rvin !0. Celson Ilmu 2esehatan !nak. 6B59
<akarta. $000.
5. %rice -! Dilson 70 #))5 Pathophysiology: Clinical Concepts of
Disease Processes +%atofisiologi9 2onsep 2linis %roses-%rose %enyakit, 6disi '
%enerbit 6B5 <akarta hal9 >0)->#$.
(. Behrman :6 /aughan /5 #))$ Nelson Ilmu Kesehatan Anak Bagian II
6disi #$ %enerbit 6B5 <akarta hal9 (#>-($&.
$#

You might also like