You are on page 1of 17

Anthony W. Solomon, M.B., B.S., Ph.D., Martin J. Holland, Ph.D.

,
Neal D.E. Alexander, Ph.D., Patrick A. Massae, D.C.E.H., Aura Aguirre, Ph.D.,
Angels Natividad-Sancho, M.Sc., Sandra Molina, M.Sc., Salesia Safari, M.D.,
John F. Shao, M.D., Ph.D., Paul Courtright, Dr.P.H., Rosanna W. Peeling,
Ph.D.,
Sheila K. West, Ph.D., Robin L. Bailey, F.R.C.P., Ph.D.,
Allen Foster, F.R.C.S., F.R.C.Ophth., and David C.W. Mabey, D.M., F.R.C.P.

Oleh:
Dwiarti Alfiandini 2004730021
Pembimbing : Dr. Hj. Hasri Darni,
Sp.M
Pengobatan Massal untuk Trakoma
dengan Dosis Tunggal Azytromycin
Latar Belakang

Trakoma adalah keratokonjungtivitis kronis
Disebabkan oleh Chlamydia trachomatis
Penyebab tersering kebutaan
Sampai 1990 Pengobatan dengan
antibiotik (sulfnamide & tetrasiklin) dinilai tidak
memuaskan
Penemuan terbaru efek azitromisin dosis
tunggal hampir sama dengan pemberian lama
tetrasiklin.
Metode
Lokasi Kahe Mpya subvillage, Rombo District
Tanzania
Pemilihan setiap residen berdasarkan
examined each consenting resident for trachoma
sistem sederhana WHO. Terdiri atas 5 tanda:
- Inflamasi trakoma follicular
- Inflamasi trakoma intense
- Parut trakoma
- Trakoma trikiasis
- Opasitas trakoma
Metode

Mengambil swab konjungtiva tarsal pada
mata kanan
Wanita tidak hamil dan anak usia 12 bulan
20 mg/kgBB azitromisin secara oral
Wanita hamil dan anak usia < 12 bulan 2
tubes salep mata tetrasiklin 1%, 2x/hari
selama 6 minggu
Penderita dengan penyakit aktif diberi salep
mata tetrasiklin bulan ke 6, 12 dan 18
(alasan etik)
Metode

Follow up bulan ke 2, 6, 12, 18 dan 24
Pemeriksaan DNA C. Trachomatis dengan
PCR
Analisis Statistik Stata 7 software
HASIL
Perubahan Prevalensi Infeksi

Prevalensi infeksi konjungtiva oleh
C.Trachomatis menurun secara signifikan
pada bulan ke 2, 6, 12, 18, dan 24 setelah
dimulai pengobatan. (P<0.001)
Perubahan Intensitas Infeksi

Kumpulan tertinggi Chlamydia group umur
termuda
The community burden of ocular
Infeksi C. trachomatis terus menurun pada
setiap hasil follow up di bulan ke 2 (13,9%),6
(8,7%), 12 (4,7%), 18 (3,6%), dan 24 (0,8%)
Perubahan Prevalensi Infeksi
Aktif

Pada baseline : 195 dari 956 penderita
Infeksi aktif
Secara keseluruhan prevalensi penyakit aktif
menurun secara signifikan pada setiap hasil
follow up dibanding pertama kali.
(P<0.001)
Puncak terjadinya infeksi aktif usia 1- 4
tahun

Intensitas Infeksi Pada SubGroup

Perhitungan jumlah penderita dengan gejala
klinis infeksi aktif kurang seimbang dengan
jumlah total infeksi chlamydia pada bulan ke
2, 6, dan 12, tetapi pada bulan ke 18 dan 24,
saat jumlah infeksi sangat sedikit, total infeksi
pada subgrup ini 100%.
Efek Antibiotik Terhadap Transmisi
Infeksi
Pemberian antibiotik Penurunan jumlah orang
yang terinfeksi
Kemungkinan transmisi berkurang
>90% beban infeksi dari orang yang positif
pada uji sebelumnya
<10% beban infeksi dari orang yang tidak dites
atau hasil tes sebelumnya (-)
DISKUSI
Pada komunitas Tanzanian (endemis
trakoma) prevalensi infeksi C. trachomatis
signifikan
Penurunan berlanjut selama 2 tahun 1 dari
842
Tidak sesuai dengan perkiraan keadaan
reinfeksi karena efek dari pengobatan dengan
azitromisin.
Orang dengan PCR (+) intensitas infeksi
rendah
Penurunan yang progresif ini mengesankan
bahwa transmisi infeksi berhenti pemberian
antibiotik dosis tinggi
KESIMPULAN
Prevalensi dan intensitas infeksi turun secara
dramatis dan tersisa sedikit selama 2 tahun
setelah pengobatan. Satu siklus pengobatan
azitromisin, yang mungkin dibantu oleh
penggunaan salep mata tetrasiklin secara
berkala untuk penderita dengan infeksi aktif,
dapat menghambat transmisi infeksi mata
oleh C.trachomatis.
DAFTAR PUSTAKA
Solomon, Anthony. Ph.D.,Hollan, Martin, Ph.D.,
Mass Treatment With Single Dose Azithromycin
for Trachoma. The New England Journal of
Medicine. 2004
TERIMA KASIH

You might also like